Abstrak Indo
Abstrak Indo
ABSTRAK
Pemberian makanan tambahan pada umur bayi yang terlalu dini, sulit dilakukan
dan juga dapat membahayakan bayi. Bayi dapat mengalami alergi terhadap salah
satu zat gizi, seperti muncul eksim, terhambatnya penyerapan zat besi dan gizi
lainnya dari ASI, kegemukan, dan bayi sangat rentan terhadap bahan-bahan
tambahan makanan (pengawet, perasa, pewarna) maupun faktor kebersihannya
(hiegine). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan makanan tambahan pada bayi
usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Indra Jaya. Desain penelitian
menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan
sampel 58 orang ibu yang memiliki bayi usia 0–6 bulan. Teknik pengambilan
sampel dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang
terdiri dari 23 item pertanyaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisa
univariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dan analisa
bivariate yang disajikan dalam tabel silang. Penelitian dilakukan di di gampong-
gampong wilayah kerja Puskesmas Indra Jaya pada tanggal 24 Juni s/d 6 Juli
2019. Hasil penelitian berdasarkan univariat didapatkan bahwa faktor
pengetahuan pada kategori baik (68,0%). faktor pendidikan pada kategori dasar
(46,6%), faktor budaya pada kategori baik (55,2%). Sedangkan secara analisa
bivariate diketahui ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan pemberian
makanan tambahan (p value = 0,000). ada hubungan antara faktor pendidikan ibu
dengan pemberian makanan tambahan (p value = 0,016). tidak ada hubungan
antara faktor budaya ibu dengan pemberian makanan tambahan (p value = 1,000).
Diharapkan kepada Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) agar dapat meningkatkan
program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) khususnya tentang makanan
pendamping ASI pada ibu-ibu hamil maupun ibu yang mempunyai bayi umur 0-6
bulan dan perlu adanya program pemberian makanan pendamping ASI secara
tepat sesuai dengan kebutuhan balita.