Anda di halaman 1dari 6

1. Apa yang dimaksud dengan konseling ?

American Counseling Association mendefinisikan konseling sebagai hubungan profesional yang


memberdayakan keberagaman individu, keluarga, dan kelompok untuk mencapai kesehatan
mental, kesehatan, pendidikan, dan tujuan karir.

2. Bagimana setting konseling ?

Sebagaimana diketahui, bahwa sekolah merupakan seting utama untuk perkembangan profesi
konseling. Namun dalam duapuluh tahun terakhir di kalangan masyarakat peranan konselor
mulai bangkit. Seting yang paling dinamis bagi profesi konseling adalah konseling pada
masyarakat.

 Konseling di Masyarakat

Munculnya konseling ini disebabkan oleh perkembangan suatu pendidikan terhadap disain
program layanan yang disebut Psikologi Masyarakat. Awalnya dimulai sejak tahun 1960-an
dengan adanya laporan tentang kesehatan mental masyarakat dan legislasi untuk pendanaan bagi
pusat kesehatan mental untuk masyarakat. Gearakan kesehatan mental masyarakat berbeda dari
pemikiran tentang pemberian layanan kesehatan masyarakat. Pendekatan Psikologi masyarakat
dikatakan sebagai inovatif dalam beberapa hal: Pertama, pendekatan ini cendrung mengurangi
perhatian terhadap model intrapsikik yang diambil dari psikologi abnormal dan cendrung
memandang disfungsi psikologi sebagai sesuatu yang muncul dari respon yang dilakukan
seseorang terhadap persoalan dasar dalam kehidupan. Kedua, psikologi masyarakat bukan hanya
untuk menangani individu dalam masyarakat tetapi juga persoalan sosial yang sering
menimbulkan permasalahan individu. Ketiga, pendekatannya mempunyai perhatian terhadap
pencegahan. Konselor telah bergerak dalam bermacam agen masyarakat, ternyata konseling
cocok untuk program masyarakat. Keterampilan konselor dalam konseling pendidikan dan
vokasional telah memberikan kompetensi khusus yang tidak dimilki oleh profesional lain di
masyarakat.

 Konseling di Sekolah-sekolah
Bimbingan konseling di Amerika merupakan inovasi pendidikan yang khas. Dalam banyak hal,
keyakinan dasar dari konseling adalah hubungan dengan doktrin tentang penempatan perbedaan
individual sebagai pusat perencanaan program pendidikan. Namun konseling di sekolah juga
memiliki tantangan untuk mendapatkan tempat yang unik dan dihargai dalam organisasi sekolah.
Salah satu adalah usaha untuk memisahkan konseling dari profesi mengajar. Menurunnya
gerakan pendidikan yang progresif dan munculnya ide dari psikologi humanistik telah
mempengaruhi profesi konseling pada tahun 1950-an. Pada masa ini konseling dan mengajar
seakan merupakan dua hal yang berlawanan. Pada akhir 1950-an jumlah konselor di sekolah
bertambah, konflik tentang fungsi dan peranan juga meningkat. Konselor berusaha untuk lepas
dari tugas-tugas administrasi. Konflik peranan yang dihadapi konselor disebabkan karena belum
jelasnya konsepsi terhadap peranannya , karena ide dan sikap yang diajarkan dalam program
koselor lebih cocok untuk seting privat dari pada seting sekolah. Dan pada akhir tahun 1950-an
itu juga konselor ditugaskan untuk meningkatkan persentase siswa mengambil pelajaran
matematika dan sains. Namun satu dekade kemudian konselor dikritik, karena dianggap tidak
memperingatkan para siswa tentang kelebihan insinyur dan dokter.

 Konseling di Perguruan Tinggi

Konseling perguruan tinggi merupakan layanan tambahan yang diorganisir di luar administrasi
akademik. Model organisasi di perguruan tinggi telah membuat konseling berada di luar
pengajaran dan kehidupan akademik. Konsep konselingnya merupakan model klinis, yang
memberikan pelayanan pada orang-orang yang datang berupa layanan konseling dan psikoterapi.
Namun programnya berusaha berkolaborasi dengan pihak-pihak lain di kampus, dengan maksud
meningkatkan kualitas kampus. Kegiatan layanan konseling di kampus dewasa ini paling
bervariasi.

 Konseling Rehabilitasi

Tugas konselor dalam seting rehabilitasi membantu pasien untuk dapat menerima
“kecacatannya” serta bisa mengatasi masalah yang berhubungan dengan kecacatannya. Para
konselor juga dapat memberikan pendidikan dan vokasional bila pasien memerlukan perubahan
karir. Untuk itu konselor bekerja sama dengan dokter dan profesional lainnya. Selain
keterampilan konseling, ia juga memiliki keterampilan khusus yang berhubungan dengan aspek
medis dan cacat, serta konselor juga terampil dalam menilai vokasional dan psikologis.

 Konseling dalam Perawatan Kesehatan

Perkembangan terbaru dari profesional konseling adalah pemanfatan konselor di dalam


perawatan kesehatan. Konseling perawatan kesehatan dibangun berdasarkan beberapa asumsi
dasar: Pertama, karena sakit yang dederita akan dapat menimbulkan stress dan dapat
mempengaruhi emosional. Kedua, respon manusia terhadap sakit sebagai organisme yang utuh,
bukan hanya emosi atau fisik saja. Ketiga, sakit yang berkepanjangan akan menimbulkan
masalah baik bagi diri pasien maupun keluarganya. Aspek paling penting dan berkembang dari
konseling perawatan kesehtan adalah pencegahan penyakit melaui kebiasaan hidup sehat, seperti
menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi berat badan, dan kebiasaan berolah raga.

 Konseling dalam Praktek Privat

Walaupun praktek privat merupakan lahan yang relatif baru bagi profesi konseling, namun
jumlah konselor yang bergerak dalam bidang ini semakin banyak. Layanan diberikan kepada
kelompok/lembaga berdasarkan kontak, seperti layanan kepada lembaga bisnis untuk program
bantuan bagi pekerja, atau program seleksi pegawai. Persoalan besar di dalam konseling praktek
privat menyangkut tentang kepercayaan profesional. Konselor sekaligusssebagai psikolog
mungkin memperoleh lisensi demikian. Namun di beberapa negara bagian lisensi juga diberikan
kepada dokter dan pekerja sosial.

3. Apakah anda pernah memberikan,menyaksikan, atau mendapatkan konseling baik dalam


setting formal maupun informal ? ceritakanlah pengalaman anda

Pernah,ketika saya melihat sesi konseling merokok dan narkoba di grup skills lab saya pada blok
5.2

4. Siapa saja kah yang dapat menjadi seorang konselor ?


Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1(S1) dari jurusan psikologi pendidikan dan
bimbingan,bimbingan konseling,atau bimbingan penyuluhan,psikiater dan dokter

5. Apakah yang dilakukan konselor dalam sesi konseling ?

Seorang konselor harus mempunyi berbagai keterampilan dasar konseling sebagai fasilitator
penyelenggaraan konseling agar mencapai tujuan konseling yang efektif.

Keterampilan konseling meliputi :

a. Keterampilan attending : usaha konselor untuk membangun kondisi awal, mulai dari
upaya menunjukkan sikap empati, menghargai, dan mengetahui apa yang dibutuhkan
klien.17
b. Keterampilan mengundang pembicaraan yang terbuka : membantu memulai wawancara
serta menguraikan masalah.
c. Keterampilan parafrase : mengungkapkan kembali esensi atau inti dari ungkapan
konseling.
d. Keterampilan refleksi perasaan : merespon keadaan perasaan klien terhadap situasi yang
sedang dihadapi.
e. Keterampilan konfrontasi : untuk pemberian tanggapan terhadap pengungkapan
kontradiksi dari klien.

Tahap awal yakni pertama kalinya konselor bertemu klien melakukan pembicaraan. Konselor
melakukan pembicaraan dengan klien untuk membangun hubungan konseling. Hal-hal yang
dilakukan dalam tahap awal adalah pengungkapan masalah dan memperjelas masalah yang
dialami, kemudian konselor bisa merencanakan alternatif solusi yang akan diberikan kepada
klien hingga melakukan kontrak kegiatan konseling yang akan dilakukan. Tahap awal dikatakan
berhasil jika ada keterbukaan antara klien dan konselor pada masalah-masalah yang dialaminya.

Tahap awal menjadi bermakna dibantu dengan sikap konselor dalam menanggapi masalah klien,
yaitu sikap-sikap yang ditunjukkan agar klien merasa nyaman saat konseling seperti
menunjukkan rasa empati, bertanya untuk membuka pembicaraan, diam saat klien berbicara dan
memberikan gerak tubuh sebagai tanda setuju ataupun menghargai pembicaraannya. Pada tahap
ini konselor dapat memulai pembicaraan dengan memancing klien agar ia menceritakan masalah
yang dialami.

Tahap kedua yakni actionyaitu penjelasan masalah lebih luas yang dialami klien dan bantuan apa
yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajahi tentang
masalah klien. Memperjelas masalah yang dialami klien agar memberikan pemahaman baru,
alternatif baru yang mungkin berbeda dari sebelumnya. Dalam tahap ini, konselor melibatkan
klien yang mungkin bisa memberikan pemahaman baru terkait masalah dan menemukan
penyelesaian terhadap masalahnya dengan mandiri. Lanjutan dari tahap pertama ditandai dengan
terbukanya klien saat melakukan konseling dengan arti klien nyaman, terbuka dan dengan
semangat dalam proses konseling. Jadi pada tahap ini mulai menemukan sebuah penyelesaian
terhadap masalahnya.

Tahap ketiga yakni terminationyaitu tahap akhir dari proses konseling. Tahap terakhir ditandai
dengan kecemasan pada diri klien berkurang, mulai menemukan solusi untuk masalahnya dan
terjadinya perubahan sikap menuju yang lebih positif, tujuan dari hidupnya, dan rencana masa
depan yang akan dicapai. Tahap ketiga ditandai dengan adanya penutusan kontrak konseling
yaitu di akhirinya hubungan konselor dengan klien.

Dari tahapan proses konseling diatas, suatu konseling yang dilakukan tidak terlepas dari teknik-
teknik bagaimana seorang konselor menghadapi konseli. Teknik konseling adalah suatu cara
yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada klien untuk mengembangkan potensi dirinya
dalam menyelesaikan masalah dan tujuan hidupnya.

Cara yang dapat dilakukan oleh konselor adalah dengan menghargai klien saat berbicara yang
dapat dilakukan dengan memberikan gerak tubuh seperti senyum, anggukan kepala, posisi tubuh
konselor, diam, rasa empati saat mendengarkan curahan hati klien, dan pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan oleh konselor pada klien sehingga proses konseling bisa berjalan lancar. Selain
teknik-teknik tersebut penciptaan tempat, suasana, dan sirkulasi udara yang nyaman dapat
membantu lancarnya proses konseling. Jadi sebuah proses konseling bisa dilakukan dimanapun
yang dirasa dapat menunjang proses berjalannya konseling dengan lancar.

6. Apakah yang dilakukan pasien dalam sesi konseling ?


Mencurahkn isi hati dan pikirannya,melakukan sikap terbuka kepada konselor serta
mendengarkan konselor ketika berbicara,memahami solusi yang diberikan konselor

7. Apa sajakah sasaran yang dilakukan konseling ?

Tugas seorang “counselor” di antaranya adalah membimbing pasiennya membuat keputusan,


untuk memahami kebutuhan – kebutuhannya .sendiri serta cara memenuhi baik saat ini dan di
masa depan, dan mengatasi perasaan yang dapat menghambat tindakan seperti enggan, takut,
ragu – ragu, dan sebagainya. Dengan demikian, idealnya konseling memiliki beberapa tingkatan
yaitu:

a. Memperoleh informasi tentang: situasi dan kondisi, keinginan, kekhawatiran, dsb


b. Memahami hubungan antara informasi dan masalah, misalnya hubungan sebab – akibat
yang terkandung di dalamnya.
c. Menemukan alternatif keputusan yang mungkin untuk memecahkan masalah.
d. Memilih alternatif keputusan yang dianggap paling tepat.
e. Menumbuhkan niat untuk mencoba melaksanakan keputusan dengan rencana dan
langkah – langkah yang kongkrit.
f. Melaksanakan keputusan dengan menerapkan rencana dalam kehidupan sehari – hari.

Anda mungkin juga menyukai