Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320726822

Monitoring Pergerakan Massa Batuan Dengan Metode Terestris Menggunakan


Total Station Dan Metode Fotogrametri Di Kaliwadas, Kebumen, Jawa Tengah
(Monitoring of Rock Mass Displacemen...

Conference Paper · October 2017

CITATIONS READS

0 387

1 author:

Masagus ahmad Azizi


Universitas Trisakti
20 PUBLICATIONS   48 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penelitian muka airtanah Kaliwadas View project

Open Pit Slope Design and Evaluation at Gold Mine View project

All content following this page was uploaded by Masagus ahmad Azizi on 31 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Monitoring Pergerakan Massa Batuan Dengan Metode Terestris Menggunakan
Total Station Dan Metode Fotogrametri Di Kaliwadas, Kebumen, Jawa Tengah

(Monitoring of Rock Mass Displacement Using Terresterial Aproach With Total


Station and Photogrametry)
Alvin T. SUTJIPTO1, Taat T. PURWIYONO2*, Masagus A. AZIZI1
1)
Program Studi Teknik Pertambangan FTKE Unversitas Trisakti Jakarta 11440

Sari
Adanya rekahan yang semakin melebar di lereng perbukitan Batugamping di Kaliwadas, Kecamatan Karangsambung, Jawa Tengah
berpotensi menimbulkan bencana. Salah satu komponen utama dalam proses identifikasi potensi bencana adalah data spasial.
Penelitian dilakukan secara detail untuk membandingkan data spasial hasil pengukuran terestris menggunakan Total Station dengan
hasil pengukuran metode fotogrametri menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Data spasial metode terestris diperoleh dari
pengukuran koordinat menggunakan Total Station. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan perbedaan koordinat dianalisa
untuk mendapatkan arah dan resultan pergerakan. Data spasial metode fotogrametri diperoleh dari pemotretan udara. Pemotretan
dilakukan sebanyak dua kali data dan hasil pengolahan berupa Digital Elevation Model (DEM) dan Orthomosaic di-digitize dan di-
overlay untuk mendapatkan resultan pergerakan. Pengukuran terestris yang dilakukan pada interval 16 November 2016, 19
Desember 2016 dan 01 Februari 2017, menunjukkan massa batuan bergerak sebesar 0.099 meter dalam waktu 77 hari, dengan
kecepatan pergerakan sebesar 0.524 meter/tahun. Pengukuran fotogrametri yang dilakukan pada interval 16 November 2016 dan 01
Februari 2017, menunjukkan massa batuan bergerak sebesar 0.124 meter dalam waktu 77 hari, dengan kecepatan pergerakan
sebesar 0.589 meter/tahun. Berdasarkan klasifikasi kecepatan pergerakan Varnes dan Peraturan Menteri PU no. 22 tahun 2007,
kecepatan pergerakan hasil pengukuran terestris dan fotogrametri termasuk dalam kategori sangat lambat. Perbedaan hasil
pengukuran dari kedua metode tersebut adalah 24.6%.

Kata-kata kunci: data spasial, kecepatan pergerakan, terestris, fotogrametri, UAV

Abstract
The appearance of wide and deep cracks on limestone natural slope in Kaliwadas, Kebumen, Central Java, could be resulted a
potentialy disaster ie that is a slope failure. One of the major components in identifying slope problems is spatial data. The study was
conducted in detail to compare spatial data of terrestrial measurement results using total station with photogrammetric method using
UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Spatial data of terrestrial methods are obtained from total station. Measurements were made three
times and the coordinate differences were analyzed to obtain the direction and resultant movement. Spatial data of photogrammetric
method are obtained from aerial photography. Photo shooting done twice as much data and processing results in the form of Digital
Elevation Model (DEM) and Orthomosaic, were digitized and overlayed to get a resultant movement.
The terrestrial measurement resulted rockmass movement was 0.099 meters in 77 days with a movement speed in 0.524 meters per
year. While the photogrammetry measurement resulted rockmass movement was 0.124 meters in 77 days with a movement speed in
0.589 meters per year.
Based on movement speed classification by the Varnes (1978) and ministry of public works regulation no. 22 (2007), the velocity of
rockmass movement using both terrestrial measurement results and photogrammetry method included in the category is very slow.
The difference of measurement results of both methods is 24.6%.

Keywords: spacial data, velocity of movement, terresterial, photogrametry, UAV

*Penulis untuk korespondensi (corresponding author):


E-mail: masagus.azizi@trisakti.ac.id
Tel: +62-21-5663232 Ext.8513

1
I. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini, ada dua metode yang akan
Ditemukan suatu rekahan yang semakin bertambah digunakan. Metode yang pertama adalah
lebar di sekitar lereng perbukitan Batugamping di pengukuran terestris menggunakan Total Station,
Kaliwadas, Karangsambung yang berpotensi sedangkan metode yang lain adalah (fotogrametri)
menimbulkan bahaya longsor. Hingga pada waktu menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle).
laporan ini ditulis, lebar rekahan dapat mencapai 3 Fotogrametri merupakan salah satu metode
meter dengan panjang sekitar 88 meter dan penginderaan jauh yang mampu mengambil data
kedalaman 15 meter. Penelitian perlu segera spasial obyek melalui foto. Tidak hanya
dilakukan untuk mengetahui kecepatan pergerakan mempercepat pengambilan data, fotogrametri juga
massa batuan agar dapat memperkirakan tingkat dapat memproses data secara cepat dan berkualitas.
bahaya potensi longsoran dan data hasil penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah kecepatan pergerakan massa batuan berdasarkan
sehingga dapat dirumuskan langkah – langkah pengukuran terestris dan fotogrametri serta
untuk menanggulangi potensi bencana tersebut. mempelajari keunggulan metode fotogrametri.

Gambar 1. Retakan pada Jalan Gambar 2. GPS Geodetik Epoch 10 L1

II. METODE DAN DATA poligon. Tabel 1 menunjukkan koordinat masing –


2.1. Pengukuran Koordinat Patok Secara masing BM yang telah dikoreksi.
Terestris
Tabel 2 menunjukkan koordinat patok yang diukur
Penelitian dimulai dengan menentukan daerah yang
pada 3 interval pengukuran menggunakan
stabil dan tidak stabil. Ini dilakukan dengan
koordinat Bench Mark dan titik bantu yang sudah
observasi lokasi bagian jalan yang retak (ditandari
dikoreksi. Pengukuran terestris dilakukan
oleh lingkaran merah pada Gambar 1.)
menggunakan Total Station CX-107.
Langkah ini diikuti dengan pemasangan Bench
Mark (BM) di lokasi yang stabil berupa pipa PVC
berukuran 30cm yang sudah dicor dan koordinat
BM diukur dengan GPS Geodetik Epoch 10 L1. 2.2. Uji Statistik Pergerakan Patok
Sedangkan di lokasi yang tidak stabil, dipasang Pergerakan patok dihitung dan diuji secara statistik
sehingga resultan dan arah pergerakan dapat
patok untuk memonitor pergerakan massa batuan.
ditentukan. Selanjutnya, dilakukan uji Chi-Squared
Koordinat BM digunakan sebagai acuan Goodness of Fit (GoF) Test untuk mengetahui
pengukuran titik bantu dan patok. Setelah distribusi yang paling sesuai dengan data.
melakukan pengukuran, dilakukan koreksi
koordinat BM dan titik bantu menggunakan metode
Normal. Hasil rekapitulasi data menunjukkan
Dari uji statistik dan Chi-Squared GoF Test yang
dalam 38 hari, rata – rata patok bergerak ke arah
sudah dilakukan, diketahui bahwa data arah
198.50 dengan nilai pergerakan sebesar 0.055
pergerakan mengikuti distribusi Lognormal
meter.
sedangkan resultan pergerakan mengikuti distribusi

Tabel 1. Koreksi Koordinat Bench Mark dan Titik Bantu

Coordinates Before Adjustment Coordinates After Adjustment


Point Description
Northing Easting Elevation Northing Easting Elevation
2 9159805.511 353181.382 100.315 9159805.504 353181.385 100.304 GPS 2
1 9159790.873 353186.151 98.888 9159790.873 353186.151 98.888 GPS 1
502 9159739.279 353191.863 86.12 9159769.176 353186.113 93.805 TS 2
503 9159762.301 353175.962 91.614 9159739.279 353191.86 86.141 TS 3
Tabel 2. Koordinat Patok Pada Setiap Interval Pengukuran

Koordinat
Patok 16-Nov-16 19-Dec-16 1-Feb-17
Northing Easting Elevation Northing Easting Elevation Northing Easting Elevation
C2 9159785.7 353163.6 94.7 9159785.7 353163.6 94.6 9159785.6 353163.6 94.6
C3 9159781.0 353167.1 94.1 9159781.0 353167.0 94.1 9159780.9 353167.0 94.1
C4 9159771.3 353164.8 92.2 9159771.2 353164.8 92.1 9159771.2 353164.8 92.1
C5 9159767.8 353172.4 92.7 9159767.7 353172.4 92.7 9159767.6 353172.4 92.7
C7 9159757.9 353178.2 89.7 9159757.8 353178.3 89.6 9159757.8 353178.3 89.6
C8 9159754.9 353179.7 89.2 9159754.9 353179.7 89.2 9159754.8 353179.7 89.2
C9 9159752.9 353181.6 87.9 9159752.9 353181.5 87.9 9159752.8 353181.5 87.9
C10 9159749.7 353181.2 87.4 9159749.7 353181.2 87.4 9159749.6 353181.2 87.4
C11 9159745.7 353182.7 86.6 9159745.6 353182.7 86.6 9159745.6 353182.7 86.6
C12 9159741.6 353183.2 86.0 9159741.6 353183.2 85.9 9159741.5 353183.2 85.9
C13 9159738.9 353185.0 85.7 9159738.8 353184.9 85.7 9159738.7 353184.9 85.6
C14 9159735.8 353185.4 84.2 9159735.8 353185.4 84.2 9159735.7 353185.4 84.1
C15 9159732.5 353187.3 83.3 9159732.4 353187.2 83.2 9159732.3 353187.2 83.2
C16 9159731.6 353190.8 83.1 9159731.5 353190.8 83.1 9159731.3 353190.8 82.9
C17 9159730.8 353195.2 83.3 9159730.9 353195.1 83.2 9159730.9 353195.2 83.2
C18 9159728.7 353198.0 82.6 9159728.7 353198.0 82.6 9159728.7 353198.0 82.6
C19 9159723.8 353202.3 81.8 9159723.8 353202.3 81.7 9159723.8 353202.3 81.7
C20 9159722.0 353204.0 81.7 9159722.0 353204.0 81.7 9159722.0 353204.0 81.7
C21 9159720.5 353206.3 81.5 9159720.5 353206.3 81.5 9159720.5 353206.4 81.5

Tabel 3. Arah Pergerakan Patok Pengukuran


(16 Nov 2016 – 19 Des 2016 dan 19 Des 2016 – 01 Feb 2017)

Azimuth
Distribution: Normal Distribution: Lognormal Distribution: Logistic
Log likelihood: -133.863 Log likelihood: -131.893 Log likelihood: -133.314
Domain: Inf < y < Inf Domain: Inf < y < Inf Domain: Inf < y < Inf
Mean: 198.54 Mean: 198.53 Mean: 195.15
Variance: 862.22 Variance: 771.09 Variance: 825.52
S.D 29.36 S.D 27.77 S.D 28.73
Coeff of Var 0.15 Coeff of Var 0.14 Coeff of Var 0.15
Gambar 3. Uji Chi-Squared GoF Test Arah Pergerakan Patok Pengukuran
(16 Nov 2016 – 19 Des 2016 dan 19 Des 2016 – 01 Feb 2017)

Tabel 4. Uji Chi – Squared Goodness of Fit (GoF) Data Azimuth Pergerakan Pengukuran (16 Nov 2016 – 19 Des 2016 dan 19 Des
2016 – 01 Februari 2017)
Expected Value [E(x)]
x xi Observed Value [O(x)]
Normal Lognormal Logistic

160X180 170 0.01429 0.008473 0.009765 0.008896


180X 190 0.01607 0.013024 0.014635 0.015373
X 210 0.00714 0.012589 0.012204 0.012780
220X 230 0.00893 0.007652 0.006633 0.056700
X 250 0.00179 0.002925 0.002587 0.018500
260X 270 0.00000 0.000703 0.000792 0.000550
X 290 0.00179 0.000106 0.000201 0.000158

O(x) - E(x) [O(x)-E(x)]2 X2


Normal Lognormal Logistic Normal Lognormal Logistic Normal Lognormal Logistic
0.005813 0.004521 0.005390 0.000034 0.000020 0.000029 0.003988 0.002093 0.003266
0.003047 -0.001436 0.000699 0.000009 0.000002 0.000000 0.000713 0.000141 0.000032
-0.005447 0.005061 -0.005637 0.000030 0.000026 0.000032 0.002356 0.002099 0.002486
0.001277 -0.002296 -0.047771 0.000002 0.000005 0.002282 0.000213 0.000795 0.040249
-0.001139 0.000801 -0.016714 0.000001 0.000001 0.000279 0.000444 0.000248 0.015101
-0.000703 0.000792 -0.000550 0.000000 0.000001 0.000000 0.000703 0.000792 0.000550
0.001679 -0.001585 0.001628 0.000003 0.000003 0.000003 0.026551 0.012529 0.016819
 0.034968 0.018696 0.078503
Tabel 5. Resultan Pergerakan Patok Pengukuran
(16 Nov 2016 – 19 Des 2016 dan 19 Des 2016 – 01 Feb 2017)
Resultan
Distribution: Normal Distribution: Lognormal Distribution: Logistic
Log likelihood: 65.4703 Log likelihood: 65.8771 Log likelihood: 64.702
Domain: Inf < y < Inf Domain: Inf < y < Inf Domain: Inf < y < Inf
Mean: 0.0552929 Mean: 0.0559322 Mean: 0.0537445
Variance: 0.00056504 Variance: 0.000762932 Variance: 0.000618954
S.D 0.02377057 S.D 0.027621224 S.D 0.024878786
CoV 0.43 CoV 0.49 CoV 0.46

Gambar 4. Uji Chi – Squared GoF Test Resultan Pergerakan Patok Pengukuran
(16 Nov 2016 – 19 Des 2016 dan 19 Des 2016 – 01 Feb 2017

Tabel 6. Uji Chi – Squared Goodness of Fit (GoF) Data Resultan Pergerakan Pengukuran
(16 Nov 2016 – 19 Des 2016 dan 19 Des 2016 – 01 Feb 2017)
Expected Value [E(x)]
x xi Observed Value [O(x)]
Normal Lognormal Logistic
X 0.01 1.78571 2.733000 0.219200 2.772000
0.02X 0.03 10.71430 9.531760 15.546000 9.315000
X 0.05 19.64290 16.372100 17.079500 17.890900
X 0.07 7.14286 13.859400 9.455960 13.073100
X 0.09 8.92857 5.774760 4.332000 4.518000
X 0.11 1.78571 1.186220 1.886000 1.167000

O(x) - E(x) [O(x)-E(x)]2 X2


Normal Lognormal Logistic Normal Lognormal Logistic Normal Lognormal Logistic
-0.947290 1.566510 -0.986290 0.897358 2.453954 0.972768 0.328342 11.195044 0.350926
1.182540 -4.831700 1.399300 1.398401 23.345325 1.958040 0.146710 1.501693 0.210203
3.270800 2.563400 1.752000 10.698133 6.571020 3.069504 0.653437 0.384731 0.171568
-6.716540 -2.313100 -5.930240 45.111910 5.350432 35.167746 3.254968 0.565826 2.690085
3.153810 4.596570 4.410570 9.946518 21.128456 19.453128 1.722412 4.877298 4.305694
0.599490 -0.100290 0.618710 0.359388 0.010058 0.382802 0.302969 0.005333 0.328022

  6.40884 18.52993 8.05650
2.3. Pengukuran Fotogrametri
Pengukuran Fotogrametri diawali dengan pembuatan
Ground Control Points (GCP) berupa markah X
berwarna merah sepanjang 1 x 1 meter.

Gambar 7. Posisi Ground Control Points (GCP)

Gambar 5. Ground Control Points (GCP)

GCP dipasang di 8 titik yang berjauhan dan


koordinatnya diukur menggunakan GPS Geodetik.
Setelah itu dilakukan perencanaan terbang dengan
elevasi penerbangan 80 meter dan overlapping gambar
80%.

Gambar 8. GCP Drone vs GPS Geodetik

Oleh sebab itu, harus dikalibrasi menggunakan


koordinat GCP yang sudah diukur menggunakan GPS
Geodetik yang relatif lebih akurat. Ini dilakukan
dengan menggerakan coordinate marker drone ke
markah X merah yang terdapat di foto udara. Langkah
ini dilakukan di setiap foto udara yang terdapat markah
X merah. Gambar 9 memperlihatkan langkah
pencocokan koordinat.

Gambar 6. Perencanaan Terbang (Flight Plan)

Pengambilan foto udara dilakukan menggunakan UAV


(Unmanned Aerial Vehicle) berupa drone DJI Phantom
3 Standard. Gambar 6 menunjukkan posisi kamera
pada saat pengambilan foto udara. Posisi GCP yang
dipasang di seluruh lokasi penelitian dapat dilihat pada
gambar 7. Gambar 9. Koordinat GCP yang sudah dicocokkan
Sebenarnya foto udara yang diambil menggunakan
drone sudah memiliki koordinat karena drone sudah 2.4. Fotogrametri Digital
dilengkapi dengan GPS. Namun koordinat ini tidak Setelah pencocokan koordinat GCP, langkah
akurat. Ketidakakuratan koordinat titik yang difoto selanjutnya adalah pembentukan model tiga dimensi
oleh drone dapat dilihat di gambar 8. Dari gambar (3D Modelling). Pembentukan model tiga dimensi
tersebut, terlihat koordinate titik GCP yang akurat dilakukan dengan menggunakan software Agisoft
adalah markah X berwarna merah. Hasil pengolahan Photoscan 1.2.6. 3D modelling secara garis besar
data fotogrametri (markah berwarna hijau) tidak tepat mencakup tiga proses utama, yakni: pengaturan posisi
berada di markah X tersebut.
foto (align photos), pembuatan dense cloud dan mesh
(mesh build) dan tekstur (texture build).
Pengaturan posisi foto adalah proses dimana foto yang
sudah diambil diatus sesuai dengan koordinatnya. Pada
tahap ini proses overlapping akan terjadi antar foto
yang saling berdekatan.

Gambar 12 Pembuatan Mesh Tampak Samping

Gambar 10. Photos Alignments


Setelah pengaturan posisi foto, setiap titik koordinat
harus dikondensasikan sehingga titik tersebut semakin
repat. Proses ini dinamakan pembuatan dense cloud.
Pembuatan mesh adalah proses dimana rekonstruksi
gambar tiga dimensi mulai terjadi. Tujuan proses ini Gambar 13. Pembuatan Tekstur
adalah membuat interpolasi dalam bentuk TIN
(Triangular Irregular Network) dari dense cloud yang
diekstraksi dari proses sebelumnya. Gambar 11 dan 12 2.5. Produk Fotogrametri
menunjukkan pembuatan mesh tampak atas dan Produk dari fotogrametri adalah Digital Elevation
samping. Model (DEM) dan Orthophoto. DEM adalah model
yang menunjukkan elevasi setiap titik pada citra yang
sudah diproses. Gambar 14 menunjukkan DEM yang
dibuat.

Gambar 14. Digital Elevation Model (DEM)

Orthophoto adalah suatu produk fotografi yang


menunjukkan suatu objek pada keadaan sebenarnya.
Orthophoto berbeda dari foto biasa karena efek
pergerakan kamera (camera tilt) dan relief sudah
Gambar 11 Pembuatan Mesh Tampak Atas
dihilangkan oleh proses rektifikasi.
Tahap akhir 3D modelling adalah pembuatan tekstur.
2.6. Pergerakan Massa Batuan
Proses ini adalah tahap dimana pixel warna
Pergerakan massa batuan dapat diukur menggunakan
diimplementasikan ke dalam foto udara. Gambar 13
metode fotogrametri dengan cara digitasi Orthomosaic
menunjukkan proses pembuatan tekstur tiga dimensi.
dan kemudian di- overlay. Gambar 16 dan 17
menunjukkan orthomosaic yang didapat dari
pengukuran pada 16 November 2016 dan 01 Februari
2017 yang sudah di-digitasi.
III. DATA DAN DISKUSI
Dari hasil pengukuran terestris dan fotogrametri,
kecepatan pergerakan massa batuan dapat diketahui
dengan membagi jarak dengan waktu. Dari data yang
sudah diolah, maka kecepatan pergerakan hasil
pengukuran terestris adalah 0.524 meter/tahun
sedangkan kecepatan pergerakan hasil pengukuran
fotogrametri adalah 0.589 meter/tahun.
Dari hasil pengukuran ini diperoleh ada perbedaan
sebesar 24.6% dalam hasil pengukuran terestris dan
fotogrametri.
Dengan menganggap pengukuran terestris adalah hasil
sesungguhnya, berarti pengukuran fotogrametri cukup
Gambar 15. Orthomosaic
akurat. Selain akurasi yang baik, ada berbagai
keuntungan penggunaan fotogrametri antara lain adalah
harga yang relatif murah, penggunaan waktu yang
efisien karena pengambilan dan proses olah data
spasial memakan waktu yang jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan pengukuran terestris serta
mampu menjangkau daerah yang sulit dijangkau.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan
adalah:
1. Kecepatan pergerakan massa batuan hasil
Gambar 16. Orthomosaic 16 November 2016 pengukuran terestris adalah 0.524 meter/tahun.
2. Kecepatan pergerakan massa batuan hasil
pengukuran fotogrametri adalah 0.589
meter/tahun.
3. Perbedaan pengukuran adalah sebesar 24.6%
4. Berdasarkan klasifikasi Varnes dan Peraturan
Menteri PU no 22 tahun 2007, kecepatan
pergerakan dapat dikategorikan sebagai sangat
lambat.
5. Keunggulan UAV fotogrametri adalah murah,
efisiensi waktu yag baik serta dapat membuat
Digital Elevation Model (DEM) dan Orthomosaic

Gambar 17. Orthomosaic 01 Februari 2017 UCAPAN TERIMA KASIH


Laporan ini hanya dapat direalisasikan dengan bantuan
Kedua orthomosaic yang sudah di-digitasi ini di- dari Ir. Taat Tri Purwiyono, M.T. dan Dr. Ir. Masagus
overlay dan kemudian pergerakan massa batuan dapat Ahmad Azizi, M.T. sebagai pembimbing tugas akhir,
dihitung. Overlay Orthomosaic dapat dilihat di gambar serta Pak Sodik dan Ir. Didin Hadian, M.T. sebagai
18. pembimbing lapangan.
Gambar 18. Overlay Orthomosaic
DAFTAR PUSTAKA
1. Amrullah C., dkk, 2016. Product Accuracy Effect of
Oblique and Vertical Non – Metric Digital Camera
Utilization in UAV – Photogrammerty to Determine
Fault Plane. ISPRS Annals of the Photogrammetry,
Remote Sensing and Spatial Information Services,
Volume III – 6, 2016 XXIII ISPRS Congress,
Prague,Czech Republic.
2. Atkinson, 1996. Close Range Photogrammetry and
Machine Vision. Whittles Publishing, Scotland,
UK.
3. Bird, Bevan. 2009. Analysis of Survey Point
Dari pengukuran fotogrametri didapatkan pergerakan
Displacement Using Total Station Measurements.
massa batuan sebesar 0.124 meter selama 77 hari.
Skripsi. Program Studi Teknik Geomatrik British
Columbia Institute of Technology, Canada.
4. Sturzenegger, M. Dkk. 2010. Multi-Scale
Characterization of Rock Mass Discontinuities and
Rock Slope Geometry Using Terrestrial Remote
Sensing Techniques. Tesis. Program Studi Earth
Sciences. Simon Fraser University, Canada
5. Slaker, B. Dkk. 2015. Monitoring Underground
Mine Displacement Using Photogrammetry and
Laser Scanning. Disertasi. Program Studi Teknik
Pertambangan Virginia Polytechnic Institute and
State University, Blacksburg.
6. Suryono, S dan Takasaki, M. 1983. Pengukuran
Topografi dan Teknik Pemetaan, Pradnya Paramita,
Jakarta.
7. Soejitno, T., 1995. Teknik dan Aplikasi Geologi
Foto. PT. Rosda Jayaputra, Jakarta.
8. Varnes, D. J. 1978. Slope movement types and
processes. In: Special Report 176: Landslides:
Analysis and Control. Transportation and Road
Research Board, National Academy of Science,
Washington D. C.
9. Wolf, P.R., 1974. Elements of Photogrammetry. 4th
Edition. Madison: McGraw-Hill

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai