2019
MODUL I
KELOMPOK VI
NIM : 102217044
Kelas : ME-2
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
PERTUMBUHAN LAPISAN BATAS ( BOUNDARY LAYER ) PADA
PIPA
Rafid Hibatulloh, M. Farras Ghozy, Yafendra Arie Saputra, Imam Prasetyo, Reza
Pratama, Putri Aulia Nabila.
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pertamina
Corresponding author : nbllptrr@yahoo.com
Abstrak
Pada fluida pasti akan mengalami tegangan geser ( shear strees ) , pada tegangan geser
yang terjadi mengakibatkan pertumbuhan lapisan batas. Lapisan batas sendiri memiliki dua
jenis, yaitu laminar dan turbulen. Praktikum ini bertujuan untuk memahami pertumbuhan
lapisan batas pada pipa. Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah hanya ada sedikit
perbedaan skala pada setiap perlakuan.
Kata kunci : fluida, tegangan stress, lapisan batas, laminar dan turbulen, hasil.
Abstract
In the fluid will definitely experience shear stress (shear strees), the shear stress that
occurs resulting in the growth of boundary layers. The boundary layer itself has two types,
namely laminar and turbulent. This practicum aims to understand the growth of the
boundary layer on the pipe. The results obtained in this practicum is that there is only a
slight difference in the scale of each treatment.
Keywords : fluid, stress stress, boundary layer, laminar and turbulent, yields.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau mengikuti bentuk wadahnya. Zat
yang termasuk fluida ialah zat cair dan gas. Pada aliran fluida terjadi tegangan geser
antar fluida, tegangan geser ini yang menyebabkan terjadi pertumbuhan lapisan
batas. Lapisan batas ini memiliki dua jenis, yaitu laminar dan turbulen, masing-
masing jenis memliki spesifikasi dan besar yang berbeda.
Jika laminar memiliki angka dibawah 500.000 dan demikian sebaliknya
turbulen memiliki angka > 500.000. Pada aliran laminar partikel fluida dalam
aliran tidak saling silang sedangkan pada aliran turbulen saling silang dalamaliran
fluida. Tegangan geser pada aliran laminar tergantung pada viskositas dan tidak
bergantung pada kepadatan, sedangkan aliran turbulen sebaliknya.
.
2. Rumusan Masalah
Apa saja perbedaan antara aliran laminar dengan aliran turbulen?
Apa saja yang mempengaruhi kecepatan pembentukan lapisan batas
pada pipa?
3. Tujuan
Mengamati fenomena pertumbuhan lapisan batas (bundary layer) pada
pipa.
4. Teori Dasar
Lapisan batas sendiri memiliki definisi sebagai daerah aliran yang tipis
di dekat permukaan dimana aliran diperlambat oleh engaruh gesekan antara
permukaan dengan aliran. Yang dapat dinyatakan dengan tegangan geser (shear
stress)
Sumber : google.com/image/boundarylayer
Adapula istilah shear stress thickness adalah suatu jarak dari permukaan
hingga suatu tempat di dalam aliran dimana pengaruh tegangan geser dapat
diabaikan.
Proses pembentukan lapisan batas bisa dengan memvisualisasikan
dengan aliran sepanjang pelat rata. Lapisan batasmenebal dalam arah yang sama
dengan arah aliran. Akibatnya perubahan kecepatan dari nol di permukaan plat.
Tebal lapisan batas yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa
parameter, yaitu :
Characteristic lenght (L)
Kinematic viscosity
𝜇
𝑣=
𝜌
Tebal yang dipengaruhi oleh jenis dari fluidanya, yang juga beriterasi
dengan permukaan benda, atau dapat diartikan dengan berbanding lurus
dengan lapisan tebal.
Lapisan fluida ataupun lapisan batas laminar bergerak secara halus satu
sama lain, terjadi gesekan yang diakibatkan oleh velocity gradient yang juga
diakibatkan oleh viskositas fluida itu sendiri.
Contoh lapisan batas terbentuk seperti pada teori aliran yang mengalir
semuanya adalah laminar. Namun keyataanya aliran yang mendapatkan banyak
hambatan gesekan permukaan secara terus-menerus akan berubah menjadi
aliran turbulen. Semakin aliran turbulen terus terjadi akan menyebabkan
terjadinya vorteks, vorteks sendiri merupakan fenomena alamiah yang terjadi
akibat tornado.
Pada perhitungan perbedaan tekanan dan head membutuhkan besara
tekaan hidrostatik. Tekanan hidrostatik dapat menggunakan persamaaan berikut:
P = 𝜌. 𝑔. ℎ
Dan dibutuhkan juga persamaan perbedaan tekaan pada dua level yang
berbeda, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
∆𝑝 = 𝜌. 𝑔. ℎ∆ℎ
∆𝑝 = 𝜌𝑔 (𝑋1 − 𝑋2)
∆ℎ = (𝑥1− 𝑥2 )𝑐𝑜𝑠𝜃
Atau
∆𝑝 = 𝜌𝑔 (𝑥1 − 𝑥2 )
Keteragan :
P = tekanan
𝜌 = massa jenis (𝑘𝑔/𝑚3)
h = jarak vertikal dari titik tengah kepermukaan air
g = gravitasi (𝑚/𝑠2)
METODE PENELITIAN
2. Cara Kerja
Sebelum praktikum memastikan nozzle inlet standar (besar) yang
berukuran 54mm, 294mm, 774mm, 1574mm, dan 2534mm terpasang dengan
benar. Lalu, memastikan juga plat orifice tidak terpasang. Setelah itu,
memasang tabung pitot pada posisi 1 (paling dekat dengan inlet pipa) dan
menyambungkan selang dari outlet tabung pitot ke manometer. Selanjutnya,
menyambungkan selang outlet tekanan dingding posisi 1 pada manometer di
sebelah tabung manometer sebelumnya. Memosisikan ujung inlet tabung pitot
pada bagian tengah pipa dan nyalakan kipas dengan katup throttle tertutup.
Lalu, jika sudah lakukan pembukaan katup throttle secara perlahan untuk
menjaga tinggi air pada manometer tidak melebihi batas atas atau bawah skala.
Mengusahakan posisi throttle ideal dimana level perbedaan manometer antara
tekanan dinamik dan statik sekitar 2/3 dari jangkauan skala yang tersedia. Jika
hal tidka tercapai sampai throttle sudah terbuka penuh, maka tabung manometer
harus dimiringkan hingga rasio tersebut tercapai. Lalu, merekam sudut
manometer jika kemiringan manometer diperlukan. Selanjutnya melakukan
pengukuran yang sama pada posisi ketinggian tabung pitot. Lakukan hingga
posisi inlet tabung pitot sudah mendekati dinding pipa. Lalu langkah terakhir
yang harus dilakukan adalah merekam temperatur dan tekanan udara luar.
Titik A : 54 mm, Titik B: 294 mm, Titik C : 774 mm, Titik D : 1574 mm, Titik E
: 2534 mm, V : 1,2 m/s
B. Pembahasan
Perhitungan pada titik A pada skala 35
∆𝐻 = t. pembacaan – pitot
= 0,092 - 0,080
= 0,012
∆𝑃 = 𝜌(𝑀𝐹). 𝑔. ∆𝐻
781,648𝑘𝑔
= (9,81)(0,012)
𝑚3
= 92,01560256
2∆𝑃
V = √𝜌(𝑎𝑖𝑟) dimana ∆𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ, oleh karena itu diperoleh perhitungan sebagai
berikut :
2∆𝑃
V = √𝜌(𝑎𝑖𝑟)
2.(92,01560256)
=√
1,184 𝑘𝑔/𝑚³
= 12,46722748
∆𝑃 = 𝜌(𝑀𝐹). 𝑔. ∆𝐻
781,648𝑘𝑔
= (9,81)(0,044)
𝑚3
= 337,3905427
2∆𝑃
V=√ dimana ∆𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ, oleh karena itu diperoleh
𝜌 (𝑎𝑖𝑟)
2.(337,3905427)
=√ 𝑘𝑔
1,184 3
𝑚
= 23,8729231
∆𝑃 = 𝜌(𝑀𝐹). 𝑔. ∆𝐻
781,648𝑘𝑔
= (9,81)(0,045)
𝑚3
= 345,0585096
2∆𝑃
V = √ dimana ∆𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ, oleh karena itu diperoleh
𝜌(𝑎𝑖𝑟)
2.(345,0585096)
=√ 𝑘𝑔
1,184 3
𝑚
= 24,14268221
∆𝐻 = t.pembacaan – pitot
= 0,134 – 0,086
= 0,048 m
∆𝑃 = 𝜌(𝑀𝐹). 𝑔. ∆𝐻
781,648𝑘𝑔
= (9,81)(0,048)
𝑚3
= 441,0702
2∆𝑃
V = √ dimana ∆𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ, oleh karena itu diperoleh
𝜌(𝑎𝑖𝑟)
2∆𝑃
V =√
𝜌(𝑎𝑖𝑟)
2.(441,0702)
=√ 𝑘𝑔
1,184 3
𝑚
= 26,44698
∆𝐻 = t.pembacaan – pitot
= 0,142 – 0,086
= 0,056 m
∆𝑃 = 𝜌(𝑀𝐹). 𝑔. ∆𝐻
781,648𝑘𝑔
= (9,81)(0,056)
𝑚3
= 429,4061
2∆𝑃
V = √ dimana ∆𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ, oleh karena itu diperoleh
𝜌(𝑎𝑖𝑟)
2∆𝑃
V =√
𝜌(𝑎𝑖𝑟)
2.(429,4061)
=√ 𝑘𝑔
1,184 3
𝑚
= 26,93229
Grafik data ∆ℎ dan 𝑉 pada titik A-E
Apa saja yang mempengaruhi kecepatan pembentukan lapisan batas pada pipa?
Dapat dilihat dari persamaan
V = √2∆𝑝/𝜌 yang mana sama dengan V = √2. 𝜌. 𝑔. ℎ /𝜌 . dan 𝜌 disitu bisa
dicoret. Oleh karena itu besarnya ∆𝑝 mempengaruhi kecepatan pembentukan
lapisan batas. Semakin besar ∆𝑝 semakin besar kecepatan.
KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh pada praktikum pertumbuhan lapisan batas (boundary
layer) pada pipa adalah pada aliran fluida dapat terjadi tegangan geser, tegangan geser
tu sendiri memiliki dua jenis yaitu, laminar dan turbulen yang dimana masing-masing
jenis itu memilki spesifikasi masing-masing yang berbeda. Pada praktikum kali ini
menggunakan alat air flow studies, termometer dan barometer. Pada praktikum kali ini
juga dilakukan 5 kali percobaan pada 5 titik dengan skala 0-35, yang memiliki hasil
yang tidak terlalu signifikan antar skala, yang bisa dilihat pembahasan tiap-tiap titik
pada bab Hasil dan Pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sardjadi, Djoko. Mekanika Fluida. Bandung: Art Pro Bandung, 2003.
2. Schlicting, H Boundary Layer Theory 4th edtion. New York : McGraw-Hill,1960.
3. Fluid Mechanics Fundamentals and Application 3th Edition. New York: The McGraw-
Hill Companies
LAMPIRAN