Anda di halaman 1dari 15

Nama : YUMNA SALVATIRA BIBI/041811333029

Kelas : Pengauditan 2 / M

Perbandingan sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo


dan untuk pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi.
Dalam mengatasi risiko sampling, auditor dapat menggunakan metode nonstatistik atau statistik atas
ketiga jenis pengujian tersebut.

perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas
rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor. Auditormelaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi :

untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah

untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya mengurangi pengujian atas rincian saldo

untuk perusahaan publik berukuran besar, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi
secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas laporan keuangan.

Sampling nonstatistik
langkah-sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo

Merencanakan sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
3. Mendefinisikan salah saji
4. Mendefinisikan populasi
5. Mendefinisikan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi
7. Menetapkan resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah
8. Mengestimasi salah saji dalam populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit


1. Memilih sampel
2. Melaksanakan prosedur audit
Mengevaluasi hasil
1. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
2. Menganalisis salah saji
3. Memutuskan akseptabilitas populasi
4. Langkah-sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

Merencakan sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian
4. Mendefinisikan populasi
5. Mendefinisikan unit sampling
6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat di toleransi
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima akibat ketergantungan yang berlebihan
8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit


1. Memilih sampel
2. Melaksanakan prosedur audit

Mengevaluasi hasil
1. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
2. Menganalisis pengecualian
3. Memutuskan akseptabilitas populasi
4. Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpulan mengenai
populasi berdasarkan sampel.
5. Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi di definisikan sebagai item yang membentuk
populasi dolar yang tercatat. Populasi yang tercatat mengandung lebih saji atau kurang saji.

Sampling berstratifikasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum
menerapkan sampling audit. Di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata. Untuk sampling audit non
statistik, dalam pengujian atas rincian saldo, unit sampling hampir selalu merupakan item yang
membentuk saldo akun.

Salah saji yang dapat di toleransi. Penerapan materialitas kinerja terhadap prosedur sampling tertentu.
Salah saji yang dapat ditoleransi mungkin sama nilainya dengan materialitas kinerja, atau mungkin lebih
rendah jika populasi asal sampel dipilih lebih kecil ketimbang saldo akun
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah. Risiko sampel yang dipilih mendukung
kesimpulan bahwa saldo akun yang tercatat tidak mengandung salah saji yang material ketika dinyatakan
salah saji secara material. Untuk memperoleh kepastian yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo,
auditor akan menetapkan ARIA yang lebih rendah. Faktor penting yang mempengaruhi keputusan auditor
mengenai ARIA adalah penilaian risiko pengendalian dalam model risiko audit.

 Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi


Biasanya auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan
klien dan menilai risiko inheren dengan mempertimbangkan hasil:
a. Pengujian pengendalian
b. Pengujian substantif atas transaksi
c. Prosedur analitis yg telah dilaksanakan
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengujian atas rincian saldo:

 Menentukan Ukuran Sampel


Jika menggunakan sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel awal
dengan mempertimbangkan faktor – faktor seperti di Tabel 17-3.
Jika menggunakan sampling berstratifikasi, auditor harus mengalokasikan ukuran
sampel di antara strata yg ada, biasanya dengan menggunakan bagian item sampel yg
lebih besar ke item populasi yg lebih besar.
 Memilih Sampel
Untuk sampling nonstatistik, standar auditing mengizinkan auditor untuk
menggunakan metode pemilihan mana pun yg dibahas pada Bab 15 (Pemilihan Sampel
Sembarangan dan Pemilihan Sampel Blok).
Untuk sampling berstratifikasi, auditor memilih sampel secara independen dari
setiap strata.
 Melaksanakan Prosedur Audit
Auditor menerapkan prosedur audit yg tepat pada setiap item sampel untuk
menentukan apakah item tsb mengandung salah saji. Jika terjadi nonrespons, mereka
akan menggunakan prosedur alternatif.
 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas
Populasi
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan:
a. Memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi
b. Mempertimbangkan kesalahan sampling serta risiko sampling (ARIA)
Langkah Pertama adalah menghitung titik estimasi dengan mengasumsikan
bahwa salah saji populasi yang belum diaudit adalah proporsional dengan salah saji
sampel. Perhitungan dilakukan untuk setiap strata dan kemudian dijumlahkan.
Auditor yg menggunakan sampling nonstatistik tidak dapat mengukur secara
formal kesalahan sampling, sehingga harusmempertimbangkan secara subjektif
kemungkinan bahwa salah saji populasi yang sebenarnya melampaui jumlah yang dapat
ditoleransi dengan mempertimbangkan:
1. Perbedaan antara titik estimasi dan salah saji yang dapat ditoleransi.
2. Sejauh mana item dalam populasi telah diaudit 100%.
3. Apakah salah saji cenderung mengoffset / hanya bersifat satu arah.
4. Jumlah salah saji material.
5. Ukuran sampel.
Semakin besar ukuran sampel, semakin yakin auditor bahwa titik estimasi
mendekati nilai populasi yang sebenarnya.
 Menganalisis Salah Saji
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yg ditemukan
dalam pengujian atas rincian saldo. Auditor juga harus menganalisis salah saji untuk
memutuskan apakah setiap modifikasi model risiko audit memang diperlukan.
 Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak
Populasi ditolak = Salah saji dalam suatu populasi mungkin lebih besar dari salah saji yg
dapat ditoleransi setelah mempertimbangkan kesalahan sampling.
1. Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit lainnya telah
selesai
Auditor harus mengevaluasi apakah salah saji dalam salah satu akun akan
membuat laporan keuangan menjadi menyesatkan meskipun ada salah saji yang
mengoffset.
2. Melaksanakan pengujian audit yg diperluas pada bidang tertentu
Jika analisis salah saji menunjukkan bahwa sebagian besar salah saji
merupakan jenis khusus, mungkin perlu membatasi upaya audit tambahan pada
bidang yg menjadi masalah.
3. Meningkatkan ukuran sampel
Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan sampling akan
dikurangi jika tingkat salah saji sampel yg diperluas, jumlah dolarnya, dan
arahnya serupa dengan sampel awal.
4. Menyesuaikan saldo akun
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun mengandung salah saji yg
material, klien mungkin ingin menyesuaikan nilai buku berdasarkan hasil sampel.
5. Meminta klien untuk mengoreksi populasi
Dalam beberapa khasus, catatan klien sangat tidak memadai sehingga
populasi harus dikoreksi secara keseluruhan sebelum audit dapat diselesaikan.
Jika klien mengubah penilaiannya atas beberapa item dalam populasi, hasilnya
harus diaudit lagi.
6. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
Jika auditor yakin bahwa jumlah yg tercatat dalam suatu akun tidak
dinyatakan secara wajar, auditor harus mengikuti setidaknya 1 prosedur alternatif
sebelumnya atau mengkualifikasi laporan audir dengan cara yg tepat.
SAMPLING UNIT MONETER
Sampling Unit Moneter (Monetary Unit Sampling = MUS) merupakan metode
sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena
memiliki kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang
diekspresikan dalam dollar atau mata uang lainnya.
 Perbedaan antara MUS dan Sampling Non-Statistik
1. Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual. Dengan berfokus pada
dollar individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan menekankan
unit fisik yang memiliki saldo tercatat yang lebih besar. Karena sampel dipilih
berdasarkan dollar individual, akun dengan saldo yang besar memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk dimasukkan.
2. Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat. Metode pemilihan sampel
dalam MUS, yang akan dibahas nanti tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemungkinan belum tercatatnya item populasi.
3. Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
4. Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS (Probability
Proportional to Size sample selection). Sampel PPS diperoleh dengan
menggunakan perangkat lunak computer atau teknik sampling sistematis. Salah
satu masalah dalam pemilihan PPS adalah bahwa item populasi dengan saldo
tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih melalui pemilihan sampel PPS,
walaupun mungkin mengandung salah saji.
5. Auditor Menggunakan dari Sample ke Populasi dengan Menggunakan Teknik
MUS

 Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS


Auditor membandingkan batas salah saji yang telah dihitung itu dengan salah saji
yang dapat ditoleransi. Jika salah saji melebihi batas salah saji melebihi salah saji yang
dapat ditoleransi, populasi itu dianggap tidak dapat diterima.
Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS.
1. Menentukan ARIA (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance). ARIA merupakan
penilaian auditor atas tingkat assurance yang dibutuhkan bagi aplikasi sampling.
2. Nilai Populasi yang Dicatat (Recorded Population Value). Nilai dollar populasi
diambil dari catatan klien.
3. Salah Saji yang Dapat Di Toleransi (tolerable misstatement). Umumnya sama
dengan materalitas kinerja, namun auditor dapat mengurangi jumlah salah saji
yang dapat ditoleransi jika populasi yang diuji kurang dari 100 persen.
4. Salah saji yang dapat ditoleransi sebagai presentase nilai populasi. Auditor
menghitung salah saji yang dapat ditoleransi sebagai presentase nilai populasi
yang tercatat.
5. Estimasi salah saji populasi. Estimasi salah saji populasi biasanya didasarkan
pada hasil sampel tahun sebelumnya.
6. Rasio estimasi salah saji populasi terhadap salah saji yang dapat ditoleransi.
Auditor menghitung rasio estimasi salah saji yang dapat ditoleransi.
7. Faktor keyakinan (Confidence Factor). Auditor menggunakan table untuk
menentukan faktor keyakinan yang tepat berdasarkan pertimbangan auditor atas
ARIA dan rasio salah saji yang diharapkan terhadap salah saji yang dapat
ditoleransi.
8. Ukuran sampel (Sample Size). Ukuran sampel yang tepat kemudian dihitung
sebagai faktor keyakinan dibagi dengan salah saji yang dapat ditoleransi sebagai
presentase dari nilai populasi.
9. Interval sampling. Interval sampling yang tepat dapat dihitung sebagai jumlah
populasi yang tercatat dibagi dengan ukuran sampel

 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Apabila Tidak Ada Salah Saji yang
Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Auditor memproyeksikan salah saji sampel terhadap populasi dan menghitung
penyisihan untuk risiko sampling apabila menggunakan MUS. Jika seluruh sampel telah
diuji dan tidak ada salah saji , auditor dapat membuat kesimpulan tanpa melakukan
perhitungan tambahan bahwa jumlah populasi yang tercatat tidak mengandung lebih saji
yang lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi menurut risiko spesifik penerimaan
yang salah. Batas atas apabila tidak ada salah saji yang ditemukan merupakan faktor
keyakinan untuk ketiadaan salah saji yang ditemukan merupakan faktor keyakinan untuk
ketiadaan salah saji dikalikan dengan panjang interval sampling.

 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Apabila Salah Saji Ditemukan dengan


Menggunakan MUS
Pengujian batas atas salah saji itu melibatkan tiga langkah:
a. Menghitung presentase salah saji bagi setiap salah saji
b. Memproyeksikan salah saji sampel dengan mengalikan salah saji presentase
dengan panjang interval sampling
c. Menambahkan penyisihan untuk risiko sampling berdasarkan faktor-faktor
keyakinan bagi jumlah salah saji actual dan risiko yang dapat diterima atas
penerimaan yang salah.
 Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS
Disini membahas bagaimana auditor mengurangi risiko deteksi hingga ke tingkat
yang direncanakan dengan melaksanakan pengujian substantive atas transaksi, prosedur
analitis substantive, dan pengujian atas rincian saldo. Sementara itu, MUS akan
digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian saldo. Karena itu, auditor harus
memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen itu dalam model risiko audit,
ditambah prosedur analitis dan pengujian substantive atas transaksi dengan ukuran
sampel untuk penhujian atas rincian saldo.
 Audit dengan Menggunakan Sampling Unit Moneter
MUS memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor :
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dollar yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistic dan bukan kesimpulan nonstatistik
Terdapat dua kelemahan utama MUS:
a. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan oleh auditor. Hal ini disebabkan karena metode evaluasi
tersebut secara inheren bersifat konservatif ketika salah saji ditemukan dan sering
kali menghasilkan batas yang jauh melampaui materalitas. Untuk mengatasi ini,
dibutuhkan sampel yang besar
b. Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.

SAMPLING VARIABEL
Sampling variabel merupakan metode statistik yang digunakan oleh auditor bertujuan
untuk mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika auditor menentukan bahwa jumlah salah
saji melebihi jumlah yang bisa ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan melakukan
tindakan tambahan.
 Distribusi Sampling
Asumsikan auditor mengambil ribuan sampel yang berulang dengan ukuran yang
sama dari suatu populasi data akuntansi yang memiliki nilai rata-rata 𝑋̅. Untuk setiap
sampel, auditor menghitung nilai rata-rata item dalam sampel sebagai berikut:
∑ 𝑥𝑗
𝑋̅ =
𝑛
Keterangan:
𝑋̅ = nilai rata-rata item sampel
𝑥𝑗 = nilai setiap item sampel individual
𝑛 = ukuran sampel
Setelah menghitung 𝑋̅ untuk setiap sampel, auditor memplotnya ke dalam
distribusi frekuensi. Selama memiliki karakteristik kurva normal: (1) kurva simetris, dan
(2) rata-rata sampel berada dalam bagian distribusi sampling yang jelas di sekitar rata-
rata atau mean dari mean tersebut, yang diukur oleh jarak di sepanjang sumbu horizontal
dalam istilah deviasi standar, maka distribusi rata-rata sampel merupakan hal normal.
Lebih lanjut, rata-rata dari rata-rata sampel (titik tengah distribusi sampling) sama
dengan rata-rata populasi, sementara deviasi standar distribusi sampling/ kesalahan
𝑆𝐷
standar rata-rata (SE) sama dengan yang diketahui SD sebagai standar deviasi populasi
√𝑛
dan n adalah ukuran sampel. Dari informasi tersebut, auditor dapat menyusun tabulasi
distribusi sampling.

 Inferensi Statistik
Pengetahuan mengenai distribusi sampling akan memungkinkan auditor untuk
menarik kesimpulan statistik (inferensi statistik), mengenai populasi. Mereka harus
berhati-hati untuk menghindari kesimpulan yang tidak benar karena nilai populasi yang
sebenarnya selalu tidak diketahui. Logika yang diperoleh dari mempelajari distribusi
sampling yaitu sebagai berikut:
𝐶𝐼𝑋̅ = 𝑋̅̂ ± 𝑍 . 𝑆𝐸
Keterangan:
𝐶𝐼𝑋̅ = interval keyakinan uuntuk rata-rata populasi
𝑋̅̂ = titik estimasi dari rata-rata populasi
𝑍 = koefisien keyakinan
1 = tingkat keyakinan 68,2%
2 = tingkat keyakinan 95,4%
3 = tingkat keyakinan 99,7%
SE = kesalahan standar rata-rata
Z.SE = interval presisi

 Metode Variabel
Auditor menggunakan proses inferensi statistik sebelumnya bagi semua metode sampling
variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur.
a. Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan untuk mengukur estimasi
jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang
diaudit bagi setiap item sample, yang hampir selalu terjadi dalam audit. Estimasi
perbedaan seringkali menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan setiap metode lainnya, dan relatif lebih mudah digunakan.
b. Estimasi Rasio
Auditor menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta
memproyeksikan hal ini dengan populasi untuk mengestimasi total salah saji
populasi. Jadi, auditor dapat menghitung batas keyakinan total salah saji bagi
estimasi rasio melalui perhitungan yang serupa dengan yang ditunjukkan untuk
estimasi perbedaan.
c. Estimasi Rata-Rata per Unit
Auditor berfokus pada nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji
setiap item dalam sampel. Kecuali untuk definisi definisi apa yang sedang diukur,
estimasi rata-rata per unit dihitung dengan cara yang persis sama seperti estimasi
perbedaan. Titik estimasi yang diaudit sama dengan rata-rata nilai item yang
diaudit dalam sampel dikalikan dengan ukuran populasi. Perhitungan interval
persis dilakukan berdasarkan nilai item sampel yang diaudit dan bukan salah saji.
Jika auditor telah menghitung batas keyakinan atas dan bawah, mereka akan
memutuskan akseptabilitas populasi dengan membandingkan jumlah tersebut
dengan nilai buku yang tercatat.

 Metode Statistik Berstatifikasi


Sampling berstatifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam total
populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap subpopulasi lalu diuji secara
independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian digabung menjadi
satu estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan populasi secara
menyeluruh. Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasis perbedaan, rasio, dan rata-rata
per unit, tetapi paling sering digunakan dengan estimasi rata-rata per unit.

 Resiko Sampling
Setelah melaksanakan pengujian audit dan menghitung hasil statistik, auditor
harus menyimpulkan apakah populasi mengandung salah saji yag material atau tidak.
Auditor menggunakan risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA)
serta risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah (ARIR).
a. ARIA
ARIA adalah risiko statistik bahwa auditor telah menerima populasi yang
dalam kenyataannya mengandung salah saji yang material. ARIA mendapat
perhatian yang besar dari auditor karena memiliki implikasi hukum yang serius
dalam menyimpulkan bahwa saldo akun telah dinyatakan secara wajar padahal
sebenarnya mengandung salah saji dalam jumlah yang material. Saldo akun dapat
dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak keduanya. Oleh karena
itum ARIA merupakan pengujian statistik satu arah. Karena itu, koefisien
keyakinan untuk ARIA berbeda dengan tingkat keyakinan.
b. ARIR
ARIR adalah risiko statistik bahwa auditor telah menyimpulkan suatu
populasi mengandung salah saji yang material padahal sebenarnya tidak. ARIR
hanya akan mempengaruhi tindakan auditor jika mereka menyimpulkan bahwa
populasi tidak dinyatakan secara wajar. Jika ARIA selalu dianggap penting, ARIR
baru dianggap penting jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan
ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya.

Koefisien Keyakinan Untuk Tingkat Keyakinan, ARIAs, ARIRs

Tingkat Keyakianan ARIA (%) ARIR Koefisien


(%) (%) Keyakianan

99 0,5 1 2,58

95 2,5 5 1,96
90 5 10 1,64

80 10 20 1,28

75 12,5 25 1,15

70 15 30 1,04

60 20 40 0,84

50 25 50 0,67

40 30 60 0,52

30 35 70 0,39

20 40 80 0,25

10 45 90 0,13

0 50 100 0,0

ARIA dan ARIR


Keadaan Aktual Populasi

Keputuan Audit Aktual Salah Saji secara Material Salah Saji yang Tidak Material
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang benar – Kesimpulan yang tidak benar –
mengandung salah saji yang tidak ada risiko risikonya adalah ARIA
material.
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang tidak Kesimpulan yang benar – tidak
tidak mengandung salah saji benar – risikonya adalah ada risiko
yang material. ARIA
Sampling variabel adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor. Memiliki tujuan
untuk mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Sampling variabel disebut sebagai beberapa
teknik sampling akan membentuk metode kelas umum. Penggunaan metode variabel memiliki
banyak kemiripan dengan sampling nonstatistik. Ke-14 langkah yang ada dalam sampling
nonstatistik harus dilakukan pada metode variabel, dan sebagian besar tidak jauh berbeda.
Auditor menggunakan proses inferensi statistik sebelumnya bagi semua metode sampling
variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur. Berikut merupakan tiga
metode variabel yaitu.
 Estimasi perbedaan, auditor menggunakan estimasi perbedaan untuk mengukur estimasi
jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang diaudit
bagi setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam audit. Estimasi perbedaan
sering kali menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan setiap
metode lainnya, dan relatif mudah digunakan. Karena itu, estimasi perbedaan dianggap
sebagai metode variabel yang paling disukai.
 Estimasi rasio, estimasi rasio serupa dengan estimasi perbedaan kecuali auditor
menghitung rasio salah saji dan nilai tercatatnya serta memproyeksikan hal ini dengan
populasi untuk mengestimasi total salah saji populasi. Estimasi rasio dapat menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil dibanding estimasi perbedaan jika ukuran salah saji
populasi proposional dengan nilai tercatat item populasi dan bisa juga apabila ukuran
salah saji bersifat independen dengan nilai tercatat. Tetapi sebagian besar auditor lebih
menyukai estimasi perbedaan karena dalam menghitung interval keyakinan lebih
sederhana.
 Estimasi rata-rata per unit, dalam estimasi rata-rata per unit dalam metode ini auditor
berfokus pada nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji setipa item dalam
sampel. Kecuali untuk definisi apa yang sedang diukur, estimasi rata-rata per unit
dihitung dengan cara yang persis seperti estimasi perbedaan. Estimasi rata-rata per unit
jarang digunakan dalam praktik karena ukuran sampel umumnya jauh lebih besar
ketimbang untuk dua metode sebelumnya

Dalam sampling variabel, auditor menggunakan ARIA serta ARIR.


 Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA)
ARIA adalah risiko statistik bahwa auditor trlah menerima populasi yang dalam
kenyataanya mengandung salah saji yang material.
ARIA mendapat perhatian yang besar dari auditor karena memiliki implikasi
hukum yang serius dalam menyimpulkan bahwa saldo akun telah dinyatakan secara wajar
padahal sesungguhnya mengandung salah saji dalam jumlah yang material.
 Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah (ARIR)
ARIR adalah risiko statistik bahwa auditor telah menyimpulkansuatu populasi
mengandung salah saji yang material padahal tidak. ARIR hanya mempengaruhi tindakan
auditr jika menyipulkan bahwa populasi tidak dinyatakan secara wajar. Jika menemukan
suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, auditor pada umumnya akan meningkatkan
ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai