Anda di halaman 1dari 16

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Daun (folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang.
Dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (axila). Daun biasanya berbentuk tipis melebar, kaya akan suatu zat
warna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang di tempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. (Anonim, 2017).
Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan
runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun
akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Daun
yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang
berbeda dengan daun yang masih segar. Perbedaan warna ini kita lihat pula bila
kita membandingkan warna antara daun yang masih muda dan daun yang sudah
dewasa. Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang
juga ungu atau kemerah-merahan. Sedangkan yang sudah dewasa biasanya
berwarna hijau sungguh. Daun yang runtuh selalu diganti dengan yang baru. Dan
biasanya jumlah daun yang baru terbentuk melebihi daun yang gugur, sehingga
pada tumbuhan yang semakin besar kita dapati jumlah daun yang besar pula,
sehingga suatu batang pohon nampak makin lama makin rindang. (Anonim,
2017).
Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih
dan melebar. Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun dan
helai daun. Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka di
sebut daun tidak lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat
berupih, bertangkai atau duduk langsung pada batang. (Anonim, 2017).
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali
jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun
yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang helai daun dan pertemuan
antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun.
2

Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan
helai daun dan warna serta bagian permukaannya. (Anonim, 2017).
Daun berasal dari promeristim titik tumbuh batang. Premordia daun
merupakan tonjolan pertama yang membulat atau persegi pada promoristim,
tonjolan tersebut diawali oleh pembelahan secara antiklinal dan periklinal. Pada
apical meristim. Pada daun angiospermae amat beragam struktur anatomi dan
morfologinya. Pada sebagian besar angiospermae dapat dibedakan dasar daun,
tangkai daun dan helai daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian tersebut
berguna dalam menentukan klasifikasi daun. Biasanya ada hubungan antara
anatomi buku dan stipula pada dikotil dan pelepah pada monokotil. Kebanyakan
tumbuhan yang memiliki buku (nodus) trilakuna juga memiliki stipula, sedangkan
yang bukunya bersifat multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah. (Anonim,
2017).

Rumus Daun 2/5


Rumus daun merupakan perbandingan banyaknya daun yang tegak lurus
yang dikelilingi garis spiral pada batang (a) dan jumlah daun yang dilewati (b) =
a/b. Rumus ini diperoleh dengan menentukan daun pertama sebagai patokan (∆o),
kemudian menentukan daun di atasnya yang persis tegak lurus dengan daun
pertama tadi , setelah dapat baru menghitung jumlah daun pertama sampai daun
yang tegak lurus tadi, pada bayam terdapat 5 daun yang melingkari batang
sebanyak 2 kali sehingga ditemukan rumus daunnya 2/5.(Anonim, 2017).
Dengan menggunakan rumus daun dapat menggunakan jarak sudut antara
dua daun yang berturut-turut yaitu dikali besarnya lingkaran = a/b x 360˚. Sudut
yang berdekatan antara dua daun ini disebut dengan sudut divergensi . Pada
ranting kembang sepatu sudut yang dibentuk antara dua daun yang berdekatan
yang besarnya selalu sama yaitu 144˚. (Anonim, 2017).
Rumus Daun 3/8
Rumus daun merupakan perbandingan banyaknya daun yang tegak lurus
yang dikelilingi garis spiral pada batang (a) dan jumlah daun yang dilewati (b) =
a/b. Rumus ini diperoleh dengan menentukan daun pertama sebagai patokan (∆o),
kemudian menentukan daun di atasnya yang persis tegak lurus dengan daun
pertama tadi , setelah dapat baru menghitung jumlah daun pertama sampai daun
3

yang tegak lurus tadi, tanaman pepaya memiliki tata letak daun tunggal tersebar
dan mempunyai rumus daun 3/8, yang mana untuk mempertemukan daun yang
satu dengan yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus
mengelilingi batang sebanyak 3 kali putaran dan pada saat melakukan tiga kali
putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah delapan dan
perhitungannya dimulai dari angka nol. Karena rumus daunnya didapatkan maka
dapat dihitung sudut divergensi 3/8 x 360 yaitu 135º. (Anonim, 2017).
4

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum Morfologi dan Anatomi Tumbuhan
adalah untuk mengetahui rumus pada daun.

Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dilakukannya praktikum Morfologi dan Anatomi
Tumbuhan yaitu sebagai gambaran dan acuan bagi mahasiswa untuk praktikum
selanjutnya.
5

TINJAUAN PUSTAKA

Rumus Daun
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau
cabangnya, ada kalanya daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada
pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah-pisah
dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan
daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang
dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau divergensi.
(Anonim, 2015).
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-
turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun pun tetap dan
besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut dengan sudut divergensi, ternyata
didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan
seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan bagan tata
letak daunnya. (Anonim, 2015).
a. Bagan Tata Letak Daun
Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar secara
silinder dan padanya digambar membujur orostik-orostiknya, demikian pula
pada buku-buku batangnya. (Anonim, 2015).
b. Diagram Tata Letak Daun
Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai
lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang-bidang datar,
maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran tadi. (Anonim,
2015).
c. Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan, garis-garis orostik yang biasanya tampak lurus ke
atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-
macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah orostik menjadi garis spiral
yang nampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral
genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti
6

orostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang diberi nama lain
spirostik. (Anonim, 2015).
Bagian tumbuhan yang tata letak daunnya cukup rapat, daun-daunnya
seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan
arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke
arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Garis-garis itu
disebut parastik. (Anonim, 2015).

Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)


Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Super :Spermatophyta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Subdivisi :Dilleniidae
Ordo :Malvales
Famili :Malvaceae
Genus :Hibiscus
Spesies :Hibiscus rosa-sinensis L.

Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki susunan daun


tunggal dengan tata letak daun tersebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk
batang bulat tingginya mencapai 3 meter bahkan lebih, upih daun tidak ada,
tangkai daun silindris, sisi atas tegak pipih dan menebal pada pangkalnya. Arah
tumbuh batang tegak menuju ke atas. Bunga pada tanaman ini tunggal,
berbentuk terompet, dan tmbuh padaketik daun. (Anonim, 2017).
Rumus tata letak daun : 2/5
Rumus daun merupakan perbandingan banyaknya daun yang tegak lurus
yang dikelilingi garis spiral pada batang (a) dan jumlah daun yang dilewati (b)
= a/b. Rumus ini diperoleh dengan menentukan daun pertama sebagai patokan
(∆o), kemudian menentukan daun di atasnya yang persis tegak lurus dengan
daun pertama tadi, setelah dapat baru menghitung jumlah daun pertama sampai
daun yang tegak lurus tadi, pada bayam terdapat 5 daun yang melingkari
7

batang sebanyak 2 kali sehingga ditemukan rumus daunnya 2/5. (Anonim,


2017).
Sudut divergensi : 2/5 x 360˚ = 144˚
Dengan menggunakan rumus daun dapat menggunakan jarak sudut
antara dua daun yang berturut-turut yaitu dikali besarnya lingkaran = a/b x
360˚. Sudut yang berdekatan antara dua daun ini disebut dengan sudut
divergensi . Pada ranting kembang sepatu sudut yang dibentuk antara dua daun
yang berdekatan yang besarnya selalu sama yaitu144˚.(Anonim, 2017).

Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Spesies : Allamanda cathartica L.

Morfologi daun, daun umumnya berbilangan 3 - 4 atau berhadapan


atau kadang-kadang dalam lingkaran. Ujung daun meruncing, pangkal
runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, bentuk daun memanjang. Di sisi
atas permukaan daun tampak mengkilat. Daun penumpu di ketiak,
berbentuk kelenjar. (Anonim, 2014).
Alamanda memiliki tata letak daunnya berkarang (tersusun dalam satu
lingkaran) karena pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Sehingga tidak memilki rumus daun karena duduk daunnya yang tidak
tersebar. (Anonim, 2014).
Pada tiap-tiap batang tanaman Allamanda cathartica L. terdapat empat
daun yang dengan demikian tata letak daun adalah berkarang. Oleh karenanya
tidak dapat menentukan rumus daun alamanda ini. Tata letak daun yang
8

demikian ini dinamakan: berkarang (folia verticillata), dapat a.l. ditemukan


pada pohon pulai (Alstonia scholaris R. Br.), alamanda (Allamanda cathartica
L.). oleander (Nerium oleander L.). Pada tumbuhan yang tata letak daunnya
berkarang tidak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi pada duduk batang
yang seperti ini dapat memperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang
menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.(Anonim, 2014).

Tanaman Pandan (Pandanus amaryllifolius)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius

Morfologi daun, pandan memiliki daun terkumpul rapat, dalam 3 baris


berbentuk spiral, duduk, dengan pangkal memeluk batang. Bagian daunnya
tidak lengkap, bentuk daun adalah garis serta pertulangan daun yang sejajar.
Bagian pangkal daun runcing dan ujungnya membulat. Tepi daun bergerigi
sedangkan urat daun menyirip. Tekstur daun licin, dan sewaktu rontok
meninggalkan bekas berbentuk cincin. (Anonim, 2014).
Daun pada pandan terletak melingkar mengikuti garis spiral yang
tampak melingkar pada batang, sehingga rumus tata letak daun sulit
ditentukan. Jadi letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah
berubah menjadi garis spiral yang diberi nama spirostik, pada tanaman
pandan sendiri memperlihatkan 3 spirostik. (Anonim, 2014).
Tulang daun pandan sejajar, panjang daun kira-kira 40-80 cm dengan lebar
3-5 cm dan berwarna hijau kekuning-kuningan. Tepi daun pandan merata jika
9

diremas daun ini beraroma wangi. Daun pandan ini juga terdiri dari susunan
beberapa garis spiral yang mencapai 3-4 garis. (Anonim, 2014).

Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus)


Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus spinosus
Morfologi daun, susunan daun bayam tunggal, tidak memiliki upih
daun, tangkai daun silindris, sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya. Helaian daunnya bulat telur dengan susunan tulang daun
menyirip, bagian pangkal daun tumpul dan bagian ujung terbelah dan pada
tepi daun tampak rata.
Bayam memiliki tata letak daun tersebar sehingga dapat ditentukan
rumus daunnya. Rumus daun bayam adalah a/b = 2/5, karena untuk
mencapai daun yang tegak lurus satu sama lain telah melewati b = 5 daun
dengan garis ortostik yang melingkari batang sampai a = 2 kali untuk
melewati 5 daun tersebut. Rumus daun tersebut didapat dengan mencari
daun yang sejajar, tetapi daun pertama dianggap sebagai nol (0), setelah itu
menghitung berapa kali mengelilingi lingkaran batang hingga mencapai
daun yang sejajar dengan daun pertama. Sedangkan jika diproyeksikan
pada bidang datar, jarak antar kedua daun berturut-turut (sudut disvergensi)
pun tetap dan besarnya adalah a/b x 360° = 144°. (Anonim, 2014).
10

METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktikum Morfologi dan Anatomi Tumbuhan dilaksanakan pada
hari Senin, 13 November 2018 dimulai pada pukul 15:40-17:00 WITA di
Laboratorium Tanah dan Konservasi Lingkungan, Fakultas Pertanian, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, buku gambar, pensil,
pensil warna, penggaris dan penghapus. Adapun bahan yang digunakan yaitu,
daun kembang sepatu, daun alamanda, daun pandandan daun bayam.

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum Morfologi dan Anatomi Tumbuhan
yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum.
2. Membagi buku gambar menjadi 2 kolom dengan menggunakan pensil dan
mistar, yaitu kolom untuk rumus daun bagan dan gambaran rumus daun
diagram.
3. Mengamati bentuk tata letakdari setiap jenis tanaman yang dibawa, kemudian
gambar bentuk-bentuk letak dauntersebut pada kolom-kolom yang sudah
dibuat tadi.
4. Memberi keterangan pada gambar berupa klasifikasi tanaman dan bagian-
bagiannya.
5. Mewarnai gambar batang dengan menggunakan pensil warna sesuai dengan
warna aslinya.
11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasi pengamatan Kembang sepatu (Hibicus rosa-sinensis L), Bayam duri
(Amaranthus spinosus), Pandan (Pandanus amaryllifolius) dan Alamanda
(Allamanda cathartica L).

No Gambar Keterangan

1. Kembang sepatu (Hibicus rosa- Rumus daun 2/5 karena dua kali
sinensis L) melewati batang daun dan daun
pertama sejajar dengan daun ke
enam.

2. Bayam duri (Amaranthus spinosus) Rumus daun3/8 karena tiga kali


melewati batang daun dan daun
pertama sejajar dengan daun ke
sembilan.
12

3. Pandan (Pandanus amaryllifolius) Tidak dapat di tentukan rumus


daunya dan termasuk daun yang
berkarang.

4. Alamanda (Allamanda cathartica L. Tidak dapat di tentukan rumus


daunya dan termasuk daun 3
sportisik.
13

Tabel 2. Tata Letak Daun Pada Batang Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.) dan Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus).

NO Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

1. Rumus Daun Lingkaran 2/5 Rumus Daun Batang 2/5

2. Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus)

Rumus Daun Lingkaran 3/8 Rumus Daun Batang 3/8


14

Pembahasan

1. Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)


Pada batang tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
memiliki susunan daun tunggal dengan tata letak daun tersebar. Tumbuhan ini
mempunyai bentuk batang bulat, upih daun tidak ada, tangkai daun silindris,
sisi atas tegak pipih dan menebal pada pangkalnya. Arah tumbuh batang tegak
menuju ke atas. Pada bayam terdapat 5 daun yang melingkari batang sebanyak
2 kali sehingga ditemukan rumus daunnya 2/5. Sudut divergensi : 2/5 x 360˚ =
144˚
2. Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Tanaman Alamanda memiliki daun yang ujungnya meruncing, pangkal
daun tumpul, tepi daun rata dan pada permukaan daunya licin. Tanaman
alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat
mencapai 2 meter. Pada tiap-tiap batang tanaman Allamanda cathartica L.
terdapat empat daun yang dengan demikian tata letak daun adalah berkarang.
Oleh karenanya tidak dapat menentukan rumus daun alamanda ini.
3. Tanaman Pandan (Pandanus spinosus)
Morfologi daun pandan yaitu daun dengan ujung segitiga lancip, tepi
daun dan lapisan bawah dari pada ibu tulang daun berduri tempel (emergensia),
berlilin dan hijau tua, daun bentuk pita berpelepah. Anggota tumbuhan ini
dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput),
seringkali tepinya bergerigi.Tata letak daun pada tanaman pandan mengikuti
garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang melingkari
batang atau dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang tidak
lurus melainkan memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar yang disebut
spirostik. Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik atau disebut
trispirotik. Oleh karena itu, tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus
daunnya.
4. Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus)
Daun pada tanaman bayam letaknya berselang-seling dan pada setiap
buku-buku batang tanaman ini hanya terdapat satu daun, sehingga tata letak
daun bayam adalah tunggal tersebar (folia sparsa). Batang basah dan berair
15

berbentuk bulat dan mempunyai permukaan batang yang licin, tangkai daun
silinder, sisi agak pipih, daun menebal pada pangkalnya.Untuk mencapai daun
yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang 3
kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 8 kali, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan 3/8, itulah rumus
daun divergensinya.
16

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwana hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis.Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melaksanakan hidupnya karena tumbuhan
adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Secara morfologi daun terdiri dari helaian daun (lamina),tangkai daun
(petiolus) dan pelepah daun (folius). Pada tumbuhan monokotil pangkal daun
pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Pada lembaran permukaaan daun
terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu
menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tata letak
daun(Phyllotaxis) adalah aturan tata letak daun pada batang dan tata letak daun
pada batang berlaku pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja, tiap
buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadapan dan setiap buku-buku
batang terdapat lebih dari dua daun. Daun-daun digambar sebagai penampang
melintang helaian daun yang kecil sedangkan untuk membuat diagram daun
Untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut
yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang
sempurna.

Saran
Sebelum memulai praktikum usahakan untuk memahami materi yang
dipraktikkan agar pada saat praktikum kita tidak menemui masalah yang bisa
menghambat kegiatan praktikum tersebut dan waktu praktikum sebaiknya lebih
diatur agar peserta melaksanakan praktikum secara serempak,selain itu diharapkan
sebelum praktikum peserta di beri arahan terlebih dahulu mengenai tata cara
praktikum.

Anda mungkin juga menyukai