LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N A
Umur : 17 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : SMA Lariang Sulawesi Barat
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Mamuju Utara Sulawesi Barat
Tanggal masuk RS : 22 Mei 2018
Tanggal Pemeriksaan : 28 Mei 2018
I. LAPORAN PSIKIATRI
A. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Gelisah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke RSD Madani Palu diantar oleh
keluarganya dengan keluhan gelisah, sulit tidur, sering berjalan tanpa tujuan, sering
marah dan bicara sendiri. Keluarga mengatakan bahwa pasien juga sempat mengamuk
dan menghancurkan barang-barang disekitarnya. Keluhan dialami semenjak +/- 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit dan memberat dalam 1 minggu terakhir. Menurut keluarga,
awalnya pasien marah akibat kebutuhan sekolah yang tidak terpenuhi. Pasien
mengatakan bahwa pasien mendengar suara-suara bisikan yang membuatnya takut.
Pasien juga terlihat gelisah dan sulit tidur beberapa hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien biasa tertidur 1-2 jam saja pada malam hari biasa tertidur pada pukul 24.00
WITA dan terbangun pukul 01.00 WITA dan tetap terjaga. Pasien juga tidak tertidur
disiang hari ataupun sore hari.
Menurut keluarga, sebelumnya pasien belum perah dirawat dengan keluhan yang
serupa. Sebelumnya, 1 tahun yang lalu menjelang ujian nasional SMP, pasien pernah
mengalami kegelisahan seperti ini, lalu dibawa untuk diperiksa pada dokter spesialis
jiwa dan diberikan obat. Setelah menjalani pengobatan, kondisi pasien membaik dan
pasien dapat mengikuti ujian nasional SMP dengan baik dan telah lulus hingga saat ini
melanjutkan sekolah SMA. Namun, pasien tidak rutin kontrol, keluhan kembali dialami
saat pasien berada di kelas 1 SMA. Sejak pasien sakit seperti ini, pasien tidak dapat
mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Menurut pengakuan keluarga pasien malas
makan dan minum.
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan bersama tiga adiknya. Menurut
keluarga, saat pasien memiliki permintaan pada kedua orang tuanya, pasien tidak
memaksa namun pasien merasa sering dibedakan dari saudara-saudaranya yang lain.
Pasien sering pulang larut malam, orang tua pasien sering melarang dan memarahi
pasien. Pasien merasa paling benar dan tidak suka apabila dimarahi. Menurut keluarga,
sebelum pasien sakit, pasien adalah seorang anak yang rajin belajar dan tergolong pada
anak yang pintar di sekolahnya.
3. Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
d) Riwayat Psikiatri :
Pasien belum pernah dirawat sebelumnya di RSD Madani.
8. Situasi Sekarang
Pasien tidak kooperatif saat dilakukan anamnesis, pasien tidak menjawab beberapa
pertanyaan yang diajukan. Pasien lebih sering terdiam dan sulit tidur. Pasien juga tidak
mau makan dan minum.
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
Meningeal Sign : (-)
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Kordinasi gait keseimbangan : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I :
AXIS II
Tidak ada
AXIS IV
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta menilai
efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat
yang diberikan.
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan
(over loaded ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari
selama berminggu – minggu atau berbulan – bulan terus menerus;
2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme;
3) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan
stupor; Furol diatasnya gaduh gelisa
4) Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.