PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan hidup penduduk
Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67 tahun. Tetapi menurut
kajian WHO (1999) harapan penduduk Indonesia rata-rata 59,7 tahun, menempati
peringkat ke-103 dunia. Nomor satu adalah Jepang (74,5 tahun).
Keperawatan pada usia lanjut merupakan bagian dari tugas dan profesi
keperawatan yang memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan yang spesifik,
sehingga di bidang keperawatan pun saat ini ilmu keperawatan lanjut usia
berkembang menjadi suatu spesialisasi yang mulai berkembang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
TINJAUAN TEORITIS
1) Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses
penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di
wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh,
merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus
berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta
perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut
kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak
(Soejono, 2000). Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan
dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua
adalah fase akhir dari rentang kehidupan.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek
biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
2) Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980: 380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia, yaitu:
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu
seperti: lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada
mendengarkan pendapat orang lain.
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk.
3. Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
Teori Biologis
Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya
mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam
proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA
protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi
penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap
sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah
mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel
(Suhana, 1994; Constantinides, 1994).
Teori Nongenetik
Teori rantai silang (cross link theory). Teori ini menjelaskan bahwa
menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul
kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang
menyebabkan perubahan pada membrane plasma, yang mengakibatkan
terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses
menua.
a. Sel
b. Sistem Respirasi
c. Sistem Kardiovaskuler
d. Sistem Persarafan
2. Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap
harinya).
5. Defisit memori.
e. Sistem Pencernaan
2. Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi
indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah,
terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap
rasa asin, asam, dan pahit.
3. Esofagus melebar.
f. Sistem Genitourinaria
3. Pembesaran prostat. Kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun.
g. Sistem Muskuloskeletal
5. Kifosis.
12. Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi
lamban, otot kram, dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup rumit dan
sulit dipahami).
h. Sistem Penglihatan
i. Sistem Pendengaran
2. Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat pula
menggigil, pucat, dan gelisah.
3. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.
k. Sistem Reproduksi
Wanita
3. Atrofi payudara.
4. Atrofi vulva.
Pria
l. Sistem Endokrin
7. Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate) dan daya pertukaran zat
menurun.
m. Sistem Integumen
1. Sistem Pernapasan
a. Emfisema
b. Asma
c. Pneumonia
d. Bronkitis
2. Sistem Kardiovaskuler
a.Hipertensi
c.Gagal Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada umur 65 tahun atau lebih, dan
insiden meningkat pada lansia yang berumur lebih dari 70 tahun. Keadaan
ini merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah sesuai kebutuhan
fisiologis. Angka rawat inap gagal jantung pada pasien lansia semakin
bertambah dalam 20 tahun terakhir. Gagal jantung pada usia tua biasanya
disebabkan hipertensi arterial yang memengaruhi pemompaan darah yang
akhirnya menyebabkan gagal jantung atau terjadi akibat PJK. Hipertensi
dan PJK juga mengganggu curah jantung. Kelainan katup menyebabkan
gangguan ejeksi, pengisisan dan preload kronis yang diakhiri dengan gagal
jantung.
3. Sistem Persarafan
a. Penyakit Alzheimer
b. Stroke
Stroke terjadi bila aliran darah ke otak mendadak terganggu atau
jika pembuluh darah di otak pecah sehingga darah mengalir keluar ke
jaringan otak disekitarnya. Sel-sel otak akan mati jika tidak
mendapatkan oksigen dan makanan atau akan mati akibat perdarahan
yang menekan jaringan otak sekitar. Stroke dapat dibagi atas 2 kategori
besar, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Yang pertama terjadi
akibat penyumbatan aliran darah sedangkan yang kedua karena
pecahnya pembuluh darah. Delapan puluh persen kasus stroke
disebabkan oleh iskemia dan sisanya akibat perdarahan.
c. Penyakit Parkinson
a. Inkontinensia Alvi
b. Diare
5. Sistem Perkemihan
PEMBAHASAN
Nama : Ny. T
Umur : 60 tahun
endidikan : SR
Pekerjaan : IRT
B. Struktur Keluarga
D. Riwayat Penyakit Keluhan utama saat ini: Klien mengeluh seluruh tubuhnya terasa
kaku. Klien tidak bisa miring kanan/ kiri dan duduk sendiri. Kedua ekstremitas bawah
ka/ki kaku dan tidak bisa lurus. Tekanan darah 140 / 80 mmHg. Pada bagian bokong
klien nampak kemerahan. Apa yang dipikirkan saat ini: Pasien mengatakan
memikirkan penyakitnya mengapa tidak sembuh-sembuh dan bagaimana supaya bisa
cepat sembuh. Padahal tingkat ekonomi klien tergolong pas-pasan. Siapa yang paling
dipikirkan saat ini: Dirinya sendiri. Riwayat penyakit dahulu: Klien mengatakan
menderita Hipertensi sejak ± 13 tahun yang lalu, pada awalnya klien rutin kontol ke
dokter dan minum obat secara teratur. Namun karena keterbatasan ekonomi dan tidak
punya dana lagi untuk pengobatan, klien akhirnya tidak control dan minum obat lagi.
Pada bulan Juli tahun 1997 klien mengalami stroke yang pertama kalinya. Klien
mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kiri. Namun klien dapat sembuh kembali
dengan minum obat tanpa perawatan di rumah sakit. Pada bulan Desember tahun
1998 klien mengalami stroke kembali untuk kedua kalinya dan dirawat di Rumah
Sakit Murangan selama ± 5 hari. Setelah serangan tersebut klien dapat sembuh
kembali dengan gejala sisa (klien berjalan dengan kakinya diseret-seret). Dan Pada
Bulan April 2003 klien mengalami serangan kembali untuk yang ketiga kalinya,
sampai saat ini klen masih terbaring kaku di tempat tidur.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Vol. 3. Jakarta:
EGC.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Pudjiastuti, Sri Surini dan Budi Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta:
EGC.
OLEH :
D0SEN PENGAMPU :
ADIL CANDRA.,S.Kep.,Ners.,M.Kep
TAHUN 2019/2020