Disusun oleh:
Harnita 180106005
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul “Bahan-bahan Beracun dan Berbahaya”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut serta dalam menyumbang pemikiran teori yang menunjang dalam pembuatan
tugas ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas
kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. Pengertian.............................................................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk kedalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, penyakit, bahkan bisa menyebabkan kematian. Umumnya berbagai
bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun telah diketahui.
Namun,tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan dan tumbuhan , termasuk
beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata dapat mengandung racun alami, walaupun
dengan kadar yang sangat rendah.(Ahmad Djaeni Sediaoetama, 2004)
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai
bidang maka produksi, distribusi dan penggunaan bahan berbahaya semakin meningkat
jumlahnya maupun jenisnya. Penggunaan bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan
peruntukannya dan penangananya dapat menimbulkan ancaman atau bahaya terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu upaya untuk menghindarkan atau
mengurangi resiko bahan berbahaya dilakukan melalui pemberian informasi yang benar
tentang Bahan Berbahaya Beracun ( B3 ) dan cara penanganannya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian
2. Klasifikasi Bahan Berbaya dan Beracun
3. Factor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya
4. Pengaruh Bahan Berbaya dan Beracun terhada kesehatan
5. MSDS dan Label (disertai dengan tanda atau poster)
6. Prinsip pengendalian Bahan Berbaya dan Beracun
7. Penanggulangan kecelakaan dan keadaan darurat
8. Ancaman Bahan Berbaya dan Beracun
C. Tujuan Makalah
Diharapkan peserta atau audience dapat mengerti dan memahami serta mampu
menyebutkan apa yang telah di paparkan di dalam makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makluk hidup lainnya.
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makluk hidup lainnya. 4. Simbol B3 adalah gambar yang
menunjukkan Klasifikasi B3.
Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
b. Nitrogen Oksida
1) Nama lain/sinonim : Azoto protossido, Dinitrogen monoxide, laughing gas,
Nitrogen monoxide, Nitrogenii monoxidum, Nitrogeni Oksidum, Nitogenium
Oksidulum, Oxide nitreux, Oxydum nitrosun, Protoxyde, Stick Oxidule
2) Rumus Kimia : N2O
3) Nama Dagang : Entonox
4) Pengantar
Nitrogen oksida merupakan gas yang lebih berat dari udara, tak berwarna
atau hampir tak berwarna; menyokong pembakaran. Dikemas dalam silinder
logam bertekanan; seluruh silinder diberi warna biru; warna dan symbol kimia
dari gas distensile pada cat, pada bahu silinder dan di cap secara jelas pada
katup silinder. Penyimpanan, silinder entonok (50% nitrogen oksida dan 50%
oksigen) yang dikirim pada musim panas harus diletakkan pada posisi
horizontal pada 5 derajat atau lebih selama paling sedikit 24 jam sebelum
digunakan, sebagaimana gas yang tidak mengandung jumlah oksigen yang
cukup. Jika siliner telah dingin, dapat diletakkan pada posisi vertical. Nitrogen
oksi adalah anastetika yang diberikan secara inhalasi; merupakan anastetika
lemah dengan nilai konsentrasi alveolar minimum (MAC=Minimum Alveolar
Concetration) 110%; bersifat analgesik kuat, tetapi menghasilkan sedikit
relaksasi otot. Bila diberikan tanpa udara atau Nitrogen, Nitrogen oksida akan
menghasilkan anesthesia yang dalam selama 1 menit, tetapi terjadi tanda-
tanda hipoksia, karena itu dalam prakteknya prosedur ini tidak digunakan.
Induksi dapat dilakukan pada dosis 20 % oksigen dan dipertahankan sampai
dosis 50%. Biasanya digunakan sebagai penyokong anastetika lain. Nitrogen
oksida 59% dengan oksigen digunakan secara luas untuk analgesia terutama
pada pembedahan. Campuran nitrogen dengan udara, sekarang jarang
digunakan.
5) Absorpsi dan Ekskresi Nitrogen oksida segera diabsopsi pada inhalasi,
koefisien partisi darah/gas rendah dan umumnya nitrogen oksida segera
dieliminasi melalui paru, meskipun sejumlah kecil terdifusi melalui kulit.
6) Pengukuran TWA (time Weighted Average) konsentrasinya lebih besar dari
25 ppm selama pemberian anestetika.
7) Efek Kesehatan
Komplikasi utama yang menyertai penggunaan nitrogen oksida adalah
bervariasi pada derajat hipoksia. Pemberian jangka panjang Nitrogen Oksida,
menimbulkan anemia megaloblastik pada penderita dan neuropati perifer.
Adanya risiko peningkatan tekanan dan volume rongga-rongga udara akibat
difusi nitrogen oksida. Sebagai limbah gas, batas pemajanan yang dianjurkan
oleh USA untuk nitrogen oksida adalah 25 ppm. Dampak lain terhadap
kesehatan menurunkan fertilitas pekerja wanita.
a. Efek Pada Darah Dilaporkan adanya perubahan hematologi akibat
nitrogen oksida setelah pemajanan jangka panjang yang dapat
menyebabkan perubahan seperti anemia megaloblastik dan leucopenia.
Saat ini, diperkirakan bahwa nitrogen oksida mengoksidasi dan
menghilangkan aktifitas vitamin B 12 (sebagai metilkobalamin). Pada
studi prospektif pada penderita yang mengalami pembedahan by pass
jantung, kedelapan penderita yang menerima campuran nitrogen Oksida
50% dan oksigen 50%, secara terus menerus selama 24 jam mengalami
perubahan megaloblastik pada sumsum tulang dan adanya abnormalitas
deoksinuri dan (indikasi adanya abnormalitas pada melabalsi (vitamin B
12). Dari 9 penderita yang sama yang menerima campuran oksigen
Nitrogen Oksida dengan oksigen selama operasi (5-12 jam), 3 orang
mengalami eritropoesis megaloblastik sedang, dan 2 diantaranya serta 10
orang penderita lainnya, mengalami abnormalitas deoksi yuridin.
Pemberiann hidroksicobalamin sebelum dan setelah operasi, pada seorang
penderita pada kelompok pertama tidak mencegah timbulnya perubahan
megaloblastik. Hal yang sama terjadi pada penderita sakit parah yang
menerima Nitogen Oksida, selama paling tidak 2 jam, mengalami
perubahan megaloblastik. Dilaporkan pula adanya hemopoisis
megaloblastik pada seorang penderita yang menerima 50 % campuran
nitrogen oksida per oksigen pada tahap pertama selama 15 sampai 20
menit, 3 kali sehari (dalam waktu pajanan 3 jam lebih selama 24 jam).
Dan pada tahap II selama 20 menit, 2 kali sehari (dengan waktu pajanan 9
jam lebih selama 14 hari).
b. Efek Pada suhu Tubuh Anak perempuan 11 tahun, dimana ayahnya telah
meninggal akibat hiperpireksia malignan, setelah anesthesia anak tersebut
mengalami hiperpireksia malignan. Dengan pemberiaan obat-obat ;
diazepam,tiopenton,nitrogen oksid dan oksigen, suhu tubuh turun dengan
kecepatan yang sama setelah pemberiaan deksametason secara intravena.
Dosis 1-2 mg/kg diperkirakan sebagai preferensi pada prokain.
8) Pencegahan Anestesia hipoksia berbahaya dan nitrogen oksida harus selalu
diberikan dengan oksigen. Nitrogen Oksida berdifusi kedalam rongga-rongga
tubuh dan perhatian khusus harus diberikan kepada penderita berisiko
terhadap difusi dimana terjadi distensi abdominal, pneumothorax atau rongga
tubuh yang sama seperti pericardium atau peritoneum. Perhatian khusus juga
perlu diberikan kepada penderita selama atau setelah ensephalografi udara
untuk anesthesia jangka panjang dengan nitrogen oksida, untuk mencegah
difusi hipoksia dimana konsentrasi oksigen alveolar dikurangi. Sebagai
tambahan, campuran dengan bagian yang sama nitrogen oksida dengan
oksigen tidak boleh diberikan pada penderita cedera kepala, gangguan
kesedaran, kerusakan daerah pipi atau sakit dekompresi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk kedalam tubuh dengan berbagai cara
yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, penyakit, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Bahan beracun dan berbahaya di klasifikasikan menjadi beberapa golongan yatu, Mudah
meledak (explosive), Pengoxidasi (oxidizing), Sangat mudah sekali menyala (extremely
flammable), Sangat mudah menyala (highly flammable), Mudah menyala (flammable),
Amat sangat beracun (extremely toxics), Sangat beracun (highly toxics), Beracun
(moderately toxics), Berbahaya (harmful), Korosif (corrosive), Bersifat iritasi (irritant),
Bebahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), Karsinogenik (carcinogenic),
Teratogenik (teratogenic), Mutagenik (mutagenic)
DAFTAR PUSTAKA
Djaeni Sediaoetama, Ahmad. 2004.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid 2. Jakarta :
DianRakyat.
Gintings, Perdana. 1992.Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri, Cetakan pertama,
CV Muliasari, Jakarta.
Suma’mur, P.K.1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haji Masagung,
Jakarta.