1.1. Pendahuluan
Protein dan karbohidrat pada jaringan tubuh ikan merupakan salah satu
senyawa yang menentukan tekstur dari tubuh ikan dan penyedia enzyme
dalam proses biokimia pada jaringan tubuh ikan. Keberadaan protein dalam
dari daging ikan. Enzyme dari tubuh ikan berfungsi sebagai pemecah protein
factor utama (kimia, fisika dan biologi). Perubahan terhadap tubuh ikan
tahap pre rigor, rigor mortis dan terakhir adalah post rigor. Perubahan
ada di dalam tubuh ikan akan mulai memecah nutrisi di dalam tubuh ikan.
Pemecahan nutrisi pada tubuh ikan yang terjadi akibat enzim pada tubuh
memecah nutrisi dalam tubuh ikan mati terutama protein dan karbohidrat.
myosin pada tubuh ikan untuk berkontraksi sehingga tubuh ikan kaku.
Kekakuan pada tubuh ikan menandakan bahwa ikan masuk ke tahapan rigor
dari proses rigor mortis. Terjadi pemecah protein yang terdapat pada jaringan
daging ikan menjadi lebih sederhana sehingga pelunakan pada daging ikan
terjadi. Tubuh ikan akan berair dan tekstur menjadi lembek akibat pelepasan
air dalam jumlah besar. Akibat lain dari pemecahan protein adalah
ketersediaan media yang cukup dari proses perombakan yang dilakukan oleh
enzim (autolysis) selama fase pre rigor menuju rigor mortis. Aktivitas
sample pasar.
Tujuan dari praktikum market freshness test of raw crustacea adalah
sample pasar.
Tujuan dari praktikum freshness sensory test adalah agar praktikan
pendinginan sederhana.
Tujuan dari praktikum freshwater fish quality at ambient storage
adalah agar praktikan dapat mengetahui kualitas ikan air tawar pada
2. METODOLOGI
Alat - alat yang digunakan pada praktikum materi Market Freshness Test
Larutan
turunannya
turunannya
Dihaluskan
Ditambahkan 10 ml TCA 4%
Di saring
TVBN TMA
1 ml inner ring
1 ml sample + 1 ml
1 ml sample
1 ml K2SO3 jenuh 34% formaldehyde
Di inkubasi 2 jam
Formulasi TVBN/TMA
N = A x (B-C) x 14
TOTAL N = N x100
A adalah molaritas HCL ; B adalah volume tritasi HCl (ml) ; C adalah volume trita
freshness test of row fishery product, berdasarkan uji TMA yang diperoleh dari 20
kelompok dengan sampel yang digunakan yaitu ikan kembung, ikan nila, kerang,
Hasil uji TMA untuk ikan kembung hanpir semua sama yaitu 2,8 mg/100gr. Hasil
uji TMA untuk kerang hijau juga hampir semua sama yaitu 2,8 mg/100gr. Hasil
uji TMA tertinggi untuk ikan nila terdapat pada kelompok 4 yaitu sebesar 11,2
mg/100gr dan nilai terendah terdapat pada kelompok 8, 12, 16, 20 yaitu 2,8
mg/100gr. Hasil uji TMA tertinggi untuk udang vanamei terdapat pada kelompok 3
dan 7 yaitu 8,4 mg/100gr sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok 15
dan 19 yaitu 2,8mg/100gr. Ikan yang memiliki nilai TMA rendah dapat dikatakan
bahwa ikan tersebut memiliki kualitas kesegaran yang baik. Tingi rendahnya TMA
disebabkan oleh degradasi protein menjadi asam amino karena adanya aktivitas
enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Sedangkan nilai rendah nya TMA disebabkan
sampel ikan kembung adalah 7,3 mg/100gr dan standar deviasinya adalah 0,00
mg/100gr. Rata-rata nila TMA pada sampel ikan nila adalah 4,48 mg/100gr dan
standar deviasinya yaitu 3,76 mg/100gr. Rata-rata nila TMA pada sampel kerang
hijau yaitu 2,8 mg/100gr dan nilai deviasinya yaitu 0,00 mg/100gr. Serta rata-rata
nilai TMA pada sampel udang vanamei yaitu 7,3 mg/100gr dan nilai deviasinya
Jika dibandingkan dengan kadar TMA-N pada abalon segar yaitu 2,24
Menurut Pandit (2006), perbedaan kadar TMA ini disebabkan oleh perbedaan
ikan laut yang mengandung senyawa trimetilamin oksida (TMAO) dan senyawa
non protein nitrogen lainnya, kemudian oleh bakteri dan enzim direduksi menjadi
TMA. TMAO terdapat dalam jumlah banyak pada ikan laut, karena berperan
penurunan suhu menyebabkan enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
bakteri pada suhu beku dan reaktif dengan sangat cepat setelah prose yang
Herawati, D.P., YS. Darmanto., Romadhon. 2014. Pengaruh Cara Kematian dan
3(3); 23-31.
Karangan, J., Sugeng, B., Sulardi. 2019. Uji Keasaman Air dengan Alat Sensor
pH di STT Migas
Maryam, S. (2009). Ekstrak enzim bromelin dari buah nanas (Ananas sativus
Schult.) dan
Negeri Semarang).
Namaskara, F. S., Swastawati, F., & Anggo, A. D. (2018). Penambahan Asap Cair
Sebagai
7.
FISIKA-KIMIA
DAN SENSORIK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN