Evaluasi Boiler Wanson PPSDM Migas
Evaluasi Boiler Wanson PPSDM Migas
Oleh :
Nama : Wisnu Hilman Fadhli Rahman
NIM : 15421029
Program Studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Diploma : IV
Tingkat : 2 (Dua)
2017
LEMBAR PENCATATAN KEGIATAN PEMBIMBINGAN KKW
NIM : 15421029
Tingkat : II (Dua)
Menyetujui :
Pembimbing Kertas Kerja Wajib
Mengetahui :
Ketua Progam Studi
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja
Wajib dengan judul “EVALUASI KINERJA BOILER WANSON DI UNIT
UTILITAS KILANG PPSDM MIGAS CEPU” yang dilaksanakan di Kilang
PPSDM Migas Cepu dengan baik.
Penyusunan Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai syarat kelulusan program
diploma I pada Program Studi Produksi STEM Akamigas Cepu. Kertas Kerja
Wajib ini dapat diselesaikan juga berkat dorongan, saran, serta bantuan pemikiran
dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
WISNU HILMAN F.
NIM. 15421027
i
INTISARI
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
INTISARI.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Permasalahan ................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................... 2
II. ORIENTASI UMUM ............................................................................. 4
2.1 Sejarah Lapangan.......................................................................... 4
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................... 7
2.3 Struktur Organisasi ....................................................................... 8
2.4 Sarana dan Fasilitas ...................................................................... 8
III. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 12
3.1 Definisi Boiler ............................................................................ 12
3.2 Klasifikasi Boiler ........................................................................ 12
3.3 Prinsip Kerja Boiler .................................................................... 14
3.4 Peralatan Utama Boiler ............................................................... 15
3.5 Peralatan Pengaman Boiler ......................................................... 18
3.6 Peralatan Penunjang Boiler........................................................ 20
3.7 Efisiensi Boiler ........................................................................... 22
3.8 Bahan Bakar dan Panas Pembakaran .......................................... 25
3.9 Menentukan Jumlah Pemakaian Udara Pembakaran .................. 26
3.10 Menentukan Udara Pembakaran Teoritis ................................. 28
3.11 Menentukan Udara Sebenarnya ................................................ 28
3.12 Metode Perhitungan .................................................................. 29
IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 34
4.1 Hasil ............................................................................................ 34
4.2 Pembahasan ................................................................................ 37
V. PENUTUP ............................................................................................ 49
5.1 Simpulan ..................................................................................... 49
5.2 Saran .......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi Air Umpan Boiler .................................................... 21
Tabel 3.3 Neraca Panas Metode Heat Loss ................................................ 33
Tabel 4.1 Data Operasi per Januari 2017 ................................................... 36
Tabel 4.2 Neraca Komposisi Molekul Bahan Bakar .................................. 40
Tabel 4.3 Neraca Komposisi Molekul Flue Gas ........................................ 43
Tabel 4.4 Neraca Panas .............................................................................. 46
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Boiler Pipa Api ....................................................................... 13
Gambar 3.2 Steam or Air Atomizing Burner ............................................. 16
Gambar 3.3Pressure-Type Burner ............................................................. 17
Gambar 3.4 Neraca Panas Boiler Wanson ................................................. 30
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Table Heat of Combustion of Residual Fuel Oil
Lampiran 2 : Table Relationship Between Molal, Volumetric and other
Average Boilling Point as a function of ASTM slope
Lampiran 3 : Grafik Specific Heats of Hydrocarbon Liquids
Lampiran 4 : Steam Table
Lampiran 5 : Table Air Requeriments And Products of Combustion for Fuel
Gas
Lampiran 6 : Grafik Specific Heats of Gases at 1 atm
Lampiran 7 : Grafik Enthalpy of Flue Gas
Lampiran 8 : Steam Table
Lampiran 9 : Diagram Alir Boiler Plant
vi
I. PENDAHULUAN
mentah (Crude Oil) menjadi produk BBM dan Non-BBM memiliki salah satu
bagian yang sangat penting untuk kelancaran produksi yaitu bagian utilities.
Boiler adalah suatu alat untuk membangkitkan atau memproduksi uap air
mengubah air menjadi steam. Energi panas diperoleh dengan cara membakar
bahan bakar baik gas maupun minyak. Karena begitu pentingnya penggunaan
1.2 Permasalahan
Dari operasi boiler terjadi konversi energi kimia (bahan bakar) menjadi
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah agar penulis dan pembaca dapat
boiler yang terdapat di kilang PPSDM Migas Cepu dengan cara melakukan
Penulisan dan pembahasan di dalam Kertas Kerja Wajib ini dibagi dalam
- BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
Pada bab ini menjelaskan sejarah Kilang PPSDM Migas Cepu, struktur
Bab ini berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan objek
- BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan data desain boiler, data perhitungan, perhitungan
neraca panas terhadap rumus yang ada dan hasil perhitungan menggunakan
Metode Heat Loss, analisa faktor penyebab masalah, dan evaluasi hasil.
2
- BAB V PENUTUP
3
II. ORIENTASI UMUM
daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di daerah Cepu,
pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama Andrian Stoop
pada tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah yang terletak di perbatasan Jawa
Perkembangan sejarah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi,
telah mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai sekarang.
Pada awal berdirinya sekitar abad XIX tempat ini diberi nama DPM (Dordtsche
Petroleum Maarschappij).
tahun 2016 sampai sekarang berubah nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). Selain diterangkan di atas,
Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak di Jawa yaitu Kuwu, Merapen,
minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun 1870 oleh seorang Insinyur dari
4
Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi Semarang dengan mulai
Kecamatan Cepu Provinsi Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, dalam kota
kecil di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang bernama
Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB. Versteegh. Kemudian
di Surabaya. Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian
Stoop.
Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi menuju
Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat pabrik penyulingan
minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal
dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya, berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret
1923 DPM diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu
ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk menguasai
daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang dan
instalasi penting, terutama Kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju
5
serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah
tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat Indonesia yang
berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil dari
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa
dan pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak
(PTMN).
Indonesia (PTMRI).
e. Periode 1961 – 1966 dikelola oleh Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (PN
PERMIGAN).
f. Periode 1966 – 1978 dikelola oleh Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan
6
g. Periode 1978 – 1984 dikelola oleh Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan
i. Periode 2001 – 2016 dikelola oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan
bumi”
2.2.2 Fungsi
informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi;
7
d. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan
gas bumi;
Kilang PPSDM Migas Cepu terdiri dari beberapa proses utama yang ditunjang
8
2.4.1 Unit Distilasi
Unit distilasi PPSDM Migas Cepu merupakan salah satu jenis unit distilasi
atmosferi dengan mengolah crude oil yang berasal dari lapangan minyak Kawengan
dan Ledok menjadi produk-produk yang sesuai dengan persyaratan dan rancangan
unit tersebut. Kapasitas maksimum yang diolah di Kilang Pusdiklat Migas ini adalah
600 kl/day, tetapi karena keterbatasan dari crude oil maka kapasitas sekitar 300-
350 kl/day. Adapun produk-produk yang dihasilkan dari unit ini seperti Pertasol CA,
Pertasol CB, Pertasol CC, Solar, dan Residu. Minyak mentah (Crude oil) yang diolah
di kilang PPSDM Migas Cepu terdiri dari dua macam jenis, yaitu:
a. HPPO (High Pour Point Oil), bersifat parafinis berasal dari sumur Kawengan
b. LPPO (Light Pour Point Oil), bersifat aspaltis berasal dari sumur Ledok,
Unit Perencanaan dan Evaluasi Kilang dibagi menjadi 2 (dua) sub unit karya
a. Unit Laboratorium
produk yang dihasilkan unit kilang maupun utilitas agar tetap memenuhi
9
2) Laboratorium Analisis Air
air minum, air untuk pendingin di kilang, dan air untuk keperluan lainnya.
Jalannya operasi atau proses suatu kilang tidak hanya tergantung pada alat-alat
utama saja, tetapi juga tergantung pada sarana penunjang. Sarana penunjang
yang diperlukan tersebut adalah unit utilitas. Bagian – bagian unit utilitas terdiri dari:
a. Power Plant
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan air untuk kilang pemadam
c. Penyedia Steam
Unit ini berfungsi menyediakan kebutuhan steam yang dihasilkan oleh boiler
10
Unit ini berfungsi menyediakan kebutuhan udara bertekanan yang digunakan
Unit ini bertugas melindungi semua peralatan yang berhubungan dengan api
dan kebakaran serta bertindak langsung bila terjadi kebakaran di kilang maupun
diluar kilang serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar dari bahaya pencemaran.
11
III. TINJAUAN PUSTAKA
tinggi. Umpannya adalah air yang telah diolah melalui proses treatment lalu
diubah menjadi produk superheated steam dan saturated steam secara kontinyu
dengan suhu dan tekanan yang dikehendaki. Steam terbentuk karena adanya
perubahan fasa cair menjadi fasa uap dengan cara pendidihan (boiling).
Uap yang dihasilkan digunakan sebagai fluida kerja, media pemanas dan
Secara umum boiler dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : water
tube boiler dan fire tube boiler. Pada KKW ini penulis mengambil bahan evaluasi
12
Gambar 3.1 Boiler Pipa Api
Pada boiler jenis ini, nyala api dan gas yang dihasilkan dari hasil
pembakaran bahan bakar dilewatkan melalui tube untuk mentransfer panas kepada
air yang berada di sisi luar dari tube. Agar perpindahan panas dari gas atau api ke
air ini efektif, maka susunan tube di dalam boiler ini dapat dibuat pass per pass,
yang artinya gas atau api yang melewati tube dalam ketel arahnya dapat bolak-
balik terhadap burner-nya. Boiler jenis ini konstruksinya simple dan tidak
memerlukan pengolahan air umpan yang rumit, tetapi boiler ini hanya mampu
kg/cm2 sehingga jenis ini termasuk boiler tekanan rendah dan memerlukan waktu
lama untuk mencapai tekanan steam yang diakibatkan banyaknya volume air.
Boiler yang termasuk dalam golongan ini ialah ketel sederhana vertikal, ketel
Selain boiler dapat dibedakan secara umum, juga dapat kita bedakan
13
c. Fire and Water Tube Boiler
Boiler adalah sebuah bejana bertekanan yang berisi air yang dipanaskan
dalam keadaan tertutup rapat sehingga dengan demikian pemberian panas dari
dapur yang berasal dari pembakaran bahan bakar menghasilkan uap dengan
14
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Energi kimia dari bahan bakar
diubah menjadi energi panas yang terjadi di dalam dapur. Energi panas tersebut
digunakan untuk memanasi air hingga air tersebut berubah fasa menjadi uap.
economizer sebagai pemanas awal yang memanfaatkan panas dari flue gas. Steam
yang dihasilkan dikumpulkan di dalam sebuah steam drum yang dipanaskan dan
terjadi pemisahan antara air dan uap jenuh berdasarkan densitas. Lalu uap jenuh
tersebut akan dirubah menjadi uap lewat jenuh dengan cara dipanaskan kembali di
3.4.1 Superheater
furnace sehingga siap dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk
pembangkitan steam. Steam yang terdapat dalam steam drum masih bersifat jenuh
(saturated steam).
15
3.4.3 Stack
Komponen ini berguna sebagai saluran pembuangan gas. Suatu stack harus
3.4.4 Burner
Burner merupakan tempat pencampuran antara udara dan bahan bakar yang
pembakaran. Burner dapat dilengakapi dengan main burner tip, air register, wind
Pada burner yang menggunakan fuel oil sebagai bahan bakar dilengkapi
dengan peralatan atomisasi agar bahan bakar terbakar seluruhnya. Terdapat 2 jenis
burner.
atau steam dan minyak bakar untuk atomisasi. Nilai pembakaran berkisar antara
500 – 3500 lb bahan bakar per jam dengan suplai tekanan steam berkisar 20 - 70
psi dan suplai tekanan bahan bakar berkisar 100 – 140 psi. Udara digunakan saat
tidak ada steam, seperti pada saat start up boiler. Namun, penggunaan udara
16
Pressure-type burner tidak menggunakan steam untuk atomisasi minyak
bakar. Minyak mengalir dengan tekanan tinggi pada bagian tengah tube dan
keluar melalui pelat spray yang terdapat pada swirling chamber. Minyak yang
tangensial pada pelat spray dan menuju ruang orifice. Gaya sentrifugal memaksa
sejumlah minyak kembali ke suction dari pompa yang dikontrol oleh suatu return-
line control valve. Minyak yang tidak kembali menuju pelat orifice dan
17
3.4.5 Tube
tengahnya untuk mengalirkan fluida. Berbeda dengan pipa, tube ukurannya relatif
kecil, lebih fleksibel dan mudah untuk di bentuk karena diperuntukan untuk
3.4.6 Furnace
bagian dari furnace diantaranya refractory, ruang perapian, burner, exhaust for
bertujuan untuk jalan masuk dan keluar orang atau tangan pada saat dilakukan
Setiap boiler harus dilengkapi dengan alat pengaman dengan maksud agar
boiler dapat bekerja dengan aman dan sesuai dengan kondisi opereasi yang
dikehendaki. Alat pengaman yang umumnya ada pada boiler antara lain :
Alat yang berfungsi untuk mengetahui level air dalam boiler dan biasanya
dilengkapi dengan sistem alarm. Jika level air berlebih, air dapat mengalir menuju
tube. Jika level air rendah, tube akan mengalami overheat. Cara kerjanya
18
spesifikasi sebagai berikut (berdasarkan ASME Boiler and Pressure Vessel
Code):
a. Tekanan dibawah 400 psig, minimal memiliki satu gelas penduga (local-
reading).
b. Tekanan 400 psig atau diatasnya, minimal memiliki dua gelas penduga
penduga (remote-reading).
peringatan kepada operator yang sedang bekerja apabila permukaan air di dalam
3.5.3 Manometer
steam di dalam ketel. Alat ini dapat mengetahui boiler bekerja sesuai dengan
tekanan kerjanya atau tidak. Sebuah boiler harus memiliki minimal satu
manometer.
3.5.4 Termometer
Alat ini digunakan untuk mengukur yang ada dalam suatu sistem. Jenis
berdasarkan nilai emf yang timbul akibat perbedaan suhu pada junction.
19
3.5.5 Valve
Katup ini berfungsi untuk mengatur masukan air umpan boiler ke dalam
Katup ini dipasang pada steam drum, superheater, dan economizer. Katup
pengaman ini akan bekerja apabila tekanan boiler lebih tinggi dari set point.
d. Check Valve
Katup ini berfungsi untuk mencegah aliran balik bila suatu saat terjadi
masalah pada pompa umpan dan kebocoran pipa saluran air umpan.
a. Demineralizer
mineral yang terkandung di dalam air yang digunakan sebagai air umpan boiler.
Untuk mendapatkan uap bertekanan tinggi dan bermutu, air umpan boiler harus
20
Spesifikasi air umpan boiler dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Spesifikasi Air Umpan Boiler, Air Boiler, Uap lewat jenuh, dan Air
Demineralizer
b. Dearator
air umpan boiler. Kelarutan oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh kondisi
temperatur dan tekanan yang ada. Semakin tinggi temperatur air maka kelarutan
oksigen dalam air juga semakin kecil, sedangkan semakin tinggi tekanannya maka
kelarutan oksigen dalam air juga semakin besar. Sehingga pada proses deaerator
dibuat kondisi temperatur air umpan hingga mendekati titik didihnya sehingga
Pompa air umpan boiler berfungsi untuk memindahkan air umpan boiler
21
penggerak steam turbin dan 1 penggerak motor listrik). Dengan kapasitas pompa
d. Economizer
memanfaatkan gas panas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar di dapur
sebelum dibuang di cerobong asap, untuk meningkatkan efisiensi boiler. Air yang
e. Soot Blower
jelaga yang menempel pada dinding pipa boiler bagian luar. Jelaga ini dapat
menghambat proses perpindahan panas yang terjadi antara air dan udara panas
22
b. Perbandingan panas sebenarnya yang digunakan untuk memanasi air dan
Faktor-faktor ini diharapkan dapat dilakukan langkah pengaturan yang tepat untuk
temperatur gas mengindikasikan energi panas yang dibuang semakin besar pula,
dan diusahakan agar dibawah temperatur desain. Apabila temperatur flue gas
udara lebih maka debit gas buang semakin besar dan kerugian energi panas
pembakaran, sehingga setiap molekul dari bahan bakar akan tersedia sejumlah
meningkat, temperatur nyala akan menurun dan perpindahan panas dalam boiler
juga akan menurun. Hal ini akan meningkatkan temperatur gas buang (flue gas).
23
Excess air ini juga dipengaruhi oleh bahan bakar dan beban operasi Boiler.
relatif kecil), dan kandungan ini terlihat pada temperaturnya. Semakin tinggi
temperatur udara semakin banyak kandungan kalor yang masuk, dan semakin
sedikit kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur udara sampai ke titik
nyala bahan bakar, berarti semakin banyak energi kalor yang tersedia untuk
dimanfaatkan.
sedangkan yang bereaksipun tidak membentuk CO2, sehingga jumlah kalor yang
dihasilkan dalam proses pembakaran menjadi lebih sedikit dan suplai energi
menjadi berkurang.
terbakar pada abu serta kandungan CO pada gas terbuang. Penyebabnya bisa
e. Kelembaban
Kandungan kelembaban (uap H2O) pada gas buang disebabkan oleh 3 hal
yaitu hasil reaksi H2 (dari bahan bakar) dengan O2 , yang dibawa oleh udara, dan
f. Blowdown
Boiler menggunakan demin water untuk make up air umpan boiler. Umpan
24
ini akan menimbulkan akumulasi dari zat padat yang tidak terlarut (dissolved
solid). Ini terjadi akibat dari penguapan dan zat tidak terlarut akan tertinggal
dalam boiler yang konsentarasinya akan semakin tinggi di dalam boiler. Bila zat-
zat itu melampaui batas yang diizinkan, akan menimbulkan kesulitan dalam
operasi seperti terjadinya foaming dan carry over, oleh karena itu untuk mengatur
konsentrasi zat-zat yang ada dalam boiler, maka dilakukan pembuangan sebagian
Di dalam suatu unit boiler terdapat dua macam sistem blowndown, yaitu :
Yang termasuk dalam kerugian ini adalah energi kalor yang berpindah
panasnya melalui dinding ruang bakar dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi
menuju ke lingkungan sekitar. Kerugian ini tidak dapat dihindari, tetapi dapat
jelaga-jelaga yang menempel pada permukaan tube, jelaga ini akan menghambat
Bahan bakar adalah bahan yang dapat menghasilkan energi panas melalui
minyak dikilang pada umumnya adalah bahan bakar minyak (fuel oil) dan bahan
25
Dengan bahan bakar minyak (fuel oil) yang berisi kandungan air, ash, dan
sulfur perlu dikoreksi. Impurities lainnya seperti nitrogen atau oksigen mungkin
juga terdapat pada bahan bakar minyak namun biasanya proporsinya rendah dan
nilai kalori bahan bakar yang mengandung air, ash dan sulfur digunakan
...........................................................................................(3.a)
Dimana :
𝑄
� 𝑝� = Net heat of combustion pada tekanan konstan persatuan
26
empiris udara yang diperlukan dan produk pembakaran bahan bakar minyak
yang didasarkan pada harga “ API gravity dapat dilihat pada lampiran 10 “.
Untuk mengkoreksi nilai persentase carbon dan hidrogen dari kandungan sulfur,
air, dan ash yang terdapat pada lampiran 10, digunakan formula :
...........................................................................................(3.b)
C + O2 CO2
1 atom 1 mol 1 mol (dalam molekul)
12 lb 32 lb 44 lb (dalam berat)
1lb 8/3 lb 11/3 lb
b. Jika hydrogen dibakar dengan jumlah oksigen yang cukup:
H2 + 0,5O2 H2O
1 atom 0,5mol 1 mol (dalam molekul)
2 lb 16 lb 18 kg (dalam berat)
1lb 8 lb 9 lb
c. Jika sulfur dibakar dengan jumlah oksigen yang cukup:
S + O2 SO2
1 atom 1 mol 1 mol (dalam molekul)
32 lb 32 lb 64 lb (dalam berat)
1 lb 1 lb 2 lb
Dari persamaan reaksi pembakaran diatas, dapat diketahui berat oksigen
27
�
............................................................................................(3.c)
Keterangan :
Udara di atmosfir sebagian besar terdiri dari oksigen dan nitrogen (oksigen
� �
...........................................................................................(3.d)
Keterangan :
�
� � �
...........................................................................................(3.e)
Keterangan :
28
WA = Berat udara sebenarnya yang diperlukan, lb udara / lb bahan bakar
metode yaitu:
a. Metode input-output
Metode yang digunakan pada KKW ini adalah metode Heat Loss dimana
Efisiensi didapatkan dengan membandingkan panas yang masuk dan panas yang
hilang. Panas yang hilang dapat dihitung dengan menjumlahkan panas yang
masuk ke boiler dikurangi panas yang diserap oleh fluida. Panas yang hilang
berupa panas yang hilang melalui blowdown, flue gas, uap air dari fuel, uap air
29
Gambar 3.4 Neraca Panas Boiler Wanson
Formula Perhitungan :
……………………………(3.f)
30
Dimana : Mfuel = Massa fuel yang digunakan (lb/hr)
Dimana : Muap air = Massa H2O yang terbentuk pada fuel (lb/hr)
31
= Mas x HFas...........................................................................................( 3.7 )
= Mbd x Hfbd............................................................................................(3.10)
= Msteam x Hsteam.......................................................................................(3.11)
= Qmasuk - Qkeluar......................................................................................(3.12)
32
disusun dalam suatu neraca panas (heat balance) sebagai berikut
steam
33
IV. PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Unit utilitas PPSDM Migas Cepu memiliki tiga macam boiler, yaitu satu unit
boiler Wanson 550 MS dan dua unit boiler AL-LSB-6000, dengan perbedaan
kapasitas uap yang dihasilkan antara dua macam boiler tersebut. Tiga unit boiler ini
berfungsi untuk :
Cepu sendiri, seperti untuk kolom stripper, atomizing fuel di furnace, dan
Cepu, saat ini dioperasikan satu unit boiler Wanson yang dapat menghasilkan steam
sebesar 3 ton/jam dengan tekanan 3 kg/cm2 dan memiliki temperature sebesar 140-
150 oC.
Boiler ini merupakan jenis fire tube boiler dan termasuk juga low pressure
boiler. Pada boiler ini terdapat lorong api sebagai combustion chamber, kemudian
34
gas panas hasil pembakaran diteruskan menuju pass ke dua dan diputar balik ke pass
burner yang terdapat di ujung depan boiler. Bahan bakar utamanya adalah residu.
Efisiensi : 91%
35
4.1.3 Data Aktual
Data Perhitungan neraca panas pada KKW ini yaitu data kondisi operasi selama
- % O2 Excess
- Blowdown
Atomizing
Steam Produk Air Temp
Steam Blowdown
Excess Stack
Flow Temp Press Press
T/hr ˚C Kg/cm2 Kg/cm2 % Kg/hr ˚C
36
4.2 Pembahasan
= 347,784 lb/hr
NHVfo didapat dengan bantuan tabel hubungan API gravity dengan heating
value pada lampiran 1 dengan diketahui API gravity sebesar 23,4 maka
( ) ( ) ( )
Untuk satuan Btu/lb pada lampiran diukur pada SG 60/600F, X=40,5 dan
Y= 10,53 maka,
( ) ( )
( )
= 6.247.694,884 Btu/hr
Bahan bakar minyak yang dipakai diasumsikan sama dengan data gas oil
√
Maka didapat nilai = 11,59
Cp rata-rata = Btu/lb0F
Q2 = Mfo x Cp x ∆T
= 18.271,347 Btu/hr
HFfw didapat dengan menggunakan bantuan tabel uap jenuh pada lampiran
Q3 = Mfw x HFfw
= 763.805,333 Btu/hr
Q4 = 0 Btu/hr
masih perlu dikoreksi dari kandungan sulfur, air dan ash atau impurities
( )
( )
39
%H = 0,9948 x 12,296 = 12,232
bakar minyak.
= 303,431 lb/hr
= 42,54 lb/hr
-
Total 347,774
- 100
40
Kebutuhan O2 untuk bahan bakar minyak adalah:
( ) ( )
3.d:
Dari data yang ada udara excess sebesar 15% maka kebutuhan udara sebenarnya
WA = 5753,289 lb udara/jam
= 2610,385 kg udara/jam
41
Cprata-rata =
= 1,0057 kJ/kg
Q5 = MWA x Cp x ∆T
= 2.307,504 Btu/jam
12 lb C + 32 lb O2 44 lb CO2
H2 + 0,5 O2 H2 O
N2 77/100 x WA
4430,032 lb/jam N2
42
O2 Excess Udara excess/100 x Wo
S + O2 SO2
Cp uap air didapat dengan bantuan tabel heat capacity constant pressure
= 0,4525 Btu/lb0F
QA = Muap x Cp x ∆T
=54.398,663 Btu/hr
didapat :
44
Sehingga panas yang terbawa adalah:
Qb = Mkomponen x Hkomponen
berdasarkan fuel oil yang digunakan dan didapat NHV dari fuel oil :
17964,269 Btu/lb
= 269,464 Btu/lb
= 93.715,267 Btu/hr
45
=732,521 lb/hr
= 58,8 psia
Didapatkan dari tabel saturated steam pada lampiran 8 pada tekanan 58,8
QD = Mbd x Hfbd
= 191.012,176 Btu/hr
= 4377,144 lb/hr
= 58,8 psia
Didapatkan dari tabel saturated steam pada lampiran 8 pada tekanan 58,8
= 5.139.554,942 Btu/hr
4.2.3 Evaluasi
46
Dari perhitungan terhadap panas masuk dan panas keluar didapatlah neraca
Masuk
1. Q1 6.247.694,884 QA 54.398,663
2. Q2 18.271,347 QB 421.470,77
3. Q3 763.805,333 QC 93.715,267
4. Q4 0 QD 191.012,176
5. Q5 2.307,504 QE 5.139.554,942
6. QG 1.131.927,251
a. Heat Loss
Dari data diatas dapat diketahui bahwa Qmasuk sebesar 7.032.079,069 Btu/hr
berlaku azas black dimana Qmasuk = Qkeluar maka akan didapat panas yang
Heat loss = QA + QB + QC + QD + QG
47
= 1.892.524,127 Btu/hr
b. Efisiensi
kilang.
4) Efisiensi = 73,08%
48
49
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari evaluasi yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
b. Kebutuhan steam untuk Kilang PPSDM Migas Cepu tidak sebesar produksi
dari design boiler Wanson yaitu sebesar 2-3 Ton/jam, sedangkan produksi
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang ada saran yang paling efektif adalah penggantian
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9