Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019

PENGARUH PEMBERIAN INTERVENSI SENAM PEREGANGAN DI TEMPAT


KERJA TERHADAP PENURUNAN GANGGUAN MSDs DAN KADAR ASAM URAT
DARAH

Priyoto1), Binar Wahyuning W2)


Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Bhakti Husada Mulia, Email : priyo2014@gmail.com
Alamat Korespondensi : STIKES Bhakti Husada Mulia, Jl. Taman Praja No.25, Mojorejo, Taman, Kota
Madiun, Jawa Timur 63139, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRAK

Article History : Latar Belakang : Pekerja merupakan kelompok berisiko tinggi


Received: Sept, 7th, 2018 terhadap berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh
Revised form: Sept-Dec, 2018 proses kerja, lingkungan kerja serta perilaku kesehatan pekerja.
Accepted: Dec, 17th, 2018 Untuk menurunkan resiko cedera di tempat kerja, Kemenkes RI
Published: Jan, 14th, 2019 mencanangkan program peregangan di tempat kerja. Peregangan
diantara waktu bekerja merupakan pembiasaan aktivitas fisik di
Kata Kunci : tempat kerja untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga
Senam Peregangan, MSDs, membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot
Kadar Asam Urat Darah agar lebih kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisa efektivitas senam peregangan
di tempat kerja terhadap kondisi kesehatan. Metode : Desain
penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimen dengan
pendekatan prepost control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh staf dosen dan tenaga kependidikan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Pengumpulan data
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum melakukan senam
peregangan di tempat kerja (pretest) dan setelah melakukan
senam peregangan di tempat kerja selama kurun waktu 1 bulan
(posttest). Analisa data dilakukan menggunakan analisa bivariate
dan analisa univariate. Uji analisa yang digunakan adalah paired
sampel t-test dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Hasil : Dari
hasil uji paired t test didapatkan nilai signifikasi pada kelompok
kontrol sebesar 0,019 > kelompok perlakuan sebesar 0,005
sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi senam
peregangan ditempat kerja efektif untuk menurunkan nyeri
akibat gangguan MSDs (Muskuloskeletal Disorders). Dari hasil
uji paired t test nampak bahwa nilai sig (2-tailed) pada kelompok
perlakuan (0,001) < nilai sig (2-tailed) pada kelompok perlakuan
(0,003) sehingga dapat dinyatakan bahwa senam peregangan
ditempat kerja yang dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama
kurun waktu 1 bulan efektif untuk membantu penurunan kadar
asam urat darah pada staf dosen dan tenaga kependidikan di
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Kesimpulan : Senam
peregangan ditempat kerja adalah tindakan peregangan diantara
waktu bekerja (merupakan pembiasaan aktivitas fisik di tempat
kerja) untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga membantu
mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot agar lebih
kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja.

@2019 Jurnal Keperawatan


Penerbit : LPPM Dian Husada Mojokerto

Halaman | 53
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
PENDAHULUAN pertengahan tahun 2005 adalah sakit punggung,
Salah satu masalah kesehatan di Indonesia yaitu sekitar 22% dari 1.900.000 kasus. Bahkan di
yang dihadapi saat ini adalah semakin Indonesia sendiri, penyakit nyeri punggung ini
meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian juga menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan.
akibat penyakit tidak menular (PTM) serta Penelitian yang dilakukan Kelompok Studi Nyeri
perubahan perilaku yang menjadi risiko timbulnya PERDOSSI pada bulan Mei 2002 terhadap 14
PTM. Dalam hal ini, ASN merupakan kelompok rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan
berisiko tinggi terhadap berbagai masalah jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25%
kesehatan yang disebabkan oleh proses kerja, dari total kunjungan) dimana 1.598 orang (35,86%)
lingkungan kerja serta perilaku kesehatan pekerja di antaranya adalah penderita nyeri punggung
(Depkes RI, 2016). Salah satu permasalahan yang bawah (NPB) (Permana, 2010). Selain nyeri
dihadapi pekerja baik di sektor swasta ataupun punggung, resiko penyakit degeneratif juga
negeri adalah terkait aspek ergonomi. Di Indonesia merupakan ancaman yang serius bagi para pekerja.
masalah ketidaksesuaian aspek ergonomi antara Data dari Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa
sarana kerja dengan manusia serta pengaruhnya prevelansi hipertensi pada umur 18 tahun sebesar
terhadap kesehatan belum mendapatkan perhatian 25,%, prevelansi DM tahun 2013 adalah 2,1%
yang serius. Hal ini terbukti dengan masih lebih tinggi dari tahun 2007 (1,1%). Prevelansi
banyaknya tempat-tempat kerja yang tidak dan cedera karena kelalaian / ketidaksengajaan pada
belum berpedoman dengan kaidah ergonomi dalam pegawai sebesar 94,6%. Sementara peningkatan
hal penyediaan peralatan kerja bagi pekerjanya. prevelansi cedera tahun 2007 sebesar 7,5%
Secara lebih luas, dalam sudut pandang ergonomi meningkat menjadi 8,2% pada tahun 2013 (Depkes
disebutkan bahwa antara tuntutan tugas dengan RI, 2016).
kapasitas kerja harus selalu berada dalam garis Fakta dilapangan terutama dalam institusi
keseimbangan artinya tuntutan tugas pekerjaan pendidikan, sangat jarang sekali ditemukan adanya
tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga kebiasaan untuk melakukan peregangan. Kegiatan
tidak boleh terlalu berlebihan (overload) dari yang bersifat fisikpun terkadang hanya dilakukan
kapasitas kerja sehingga dapat tercapai sebuah setiap jumat pagi. Stikes Bhakti Husada Mulia
performansi kerja yang optimal. Demikian juga Madiun merupakan salah satu lembaga tinggi
kesesuaian antara anthropometri pekerja dengan penyelenggara pendidikan di bidang kesehatan.
peralatan kerja yang digunakan akan sangat beberapa program studi yang dikelola diantaranya
berpengaruh terhadap sikap kerja, tingkat adalah Profesi Ners, Program Studi Farmasi,
kelelahan, kemampuan kerja, sampai pada Program Studi Keperawatan, Program Studi
produktivitas kerja (Tarwaka, 2004 dalam Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kebidanan,
Permana, 2010). serta Program Studi Perekam dan Informasi
Duduk yang dilakukan dalam jangka waktu Kesehatan. Dari hasil studi awal yang dilakukan
lama dan dalam posisi statis dapat menimbulkan oleh peneliti pada staf karyawan dan dosen, dari 10
berbagai gangguan kesehatan. Karena pada sikap staf, 9 orang mengeluhkan mengalami gangguan
kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan muskuloskeletal. Mereka juga mengemukakan
lama tanpa ada kesempatan pemulihan yang bahwa selama 6 bulan terakhir tidak pernah
memadai. Selain itu aliran darah ke otot juga melakukan pengecekan pada kondisi asam urat,
mengalami hambatan. Umumnya gangguan yang tekanan darah, kadar gula darah dan kadar
muncul adalah gangguan pada leher, bahu, kolesterol pada tubuh mereka. Hal ini
punggung, dan lengan. Dari gangguan-gangguan menunjukkan bahwa kesadaran pekerja untuk
tersebut akan muncul keluhan rasa nyeri dan pegal- memperhatikan kesehatan yang dimiliki masih
pegal pada beberapa otot tubuh (Suma’mur, 1991 rendah meskipun area pekerjaan berada pada area
dalam Permana, 2010). Salah satu masalah pendidikan kesehatan. Salah satu upaya untuk
kesehatan yang dapat ditimbulkan karena sikap menurunkan resiko terjadinya gangguan kesehatan
kerja duduk adalah nyeri punggung bawah. Sakit (gangguan musculoskeletal (leher, bahu,
punggung sangat umum terjadi, sekitar 30-40 % pergelangan, tulang belakang dan siku),
masyarakat di dunia menderita sakit punggung dan peningkatan kadar asam urat darah, peningkatan
antara 80-90 % mengalaminya suatu saat dalam kadar kolesterol, peningkatan kadar gula darah dan
hidup mereka. Keadaan ini bisa menyerang pria kenaikan tekanan darah) adalah dengan melakukan
maupun wanita dari semua usia tetapi umumnya senam peregangan di tempat kerja.
terjadi pada usia menengah. Data yang dikeluarkan Peregangan adalah bentuk dari penguluran
oleh National Safety Council (NSC) menunjukkan atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota
bahwa penyakit akibat kerja yang frekuensi badan agar dalam setiap melakukan kegiatan
kejadiannya paling tinggi di Amerika sepanjang terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak

Halaman | 54
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
cedera yang sangat rentan, meningkatkan setiap melakukan kegiatan terdapat kesiapan
fleksibilitas atau kelenturan tubuh, serta serta untuk mengurangi dampak cedera yang
merelaksasi otot yang stress. Latihan peregangan sangat rentan, meningkatkan fleksibilitas atau
sederhana dapat dilakukan di mana saja. Latihan kelenturan tubuh, serta merelaksasi otot yang
peregangan membantu menggerakkan bagian- stress. Latihan peregangan sederhana dapat
bagian tubuh dan melawan rasa sakit dalam tubuh, dilakukan di mana saja. Latihan peregangan
dapat menyembuhkan sakit otot dengan latihan membantu menggerakkan bagian-bagian tubuh
peregangan sederhana selama 15 menit (Yusnani, dan melawan rasa sakit dalam tubuh, dapat
2012). Peregangan diantara waktu bekerja menyembuhkan sakit otot dengan latihan
merupakan pembiasaan aktivitas fisik di tempat peregangan sederhana selama 15 menit
kerja untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga (Yusnani, 2012). Peregangan diantara waktu
membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan bekerja merupakan pembiasaan aktivitas fisik di
melatih otot agar lebih kuat sehingga tidak mudah tempat kerja untuk melancarkan sirkulasi darah
lelah saat bekerja. Upaya yang dilakukan sehingga membantu mengendurkan ketegangan
merupakan bagian dari implementasi Kesehatan syaraf dan melatih otot agar lebih kuat sehingga
dan Keselamatan Kerja (K3) di perkantoran. Hal tidak mudah lelah saat bekerja. Upaya yang
ini sejalan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 dilakukan merupakan bagian dari implementasi
tentang Kesehatan yaitu, upaya kesehatan kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja perkantoran. Hal ini sejalan dengan amanat UU
agar dapat bekerja secara sehat agar tidak No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu,
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan
masyarakat sekitar (Depkes RI, 2016). Sebagai pada setiap tempat kerja agar dapat bekerja
upaya untuk meningkatkan kesehatan staf yang secara sehat agar tidak menimbulkan penyakit
dimiliki, dalam Kementerian Kesehatan Republik bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar (Depkes
Indonesia dan beberapa lembaga yang lain sudah RI, 2016)
mulai diterapkan program peregangan 2 kali Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
selama di tempat kerja yaitu pada jam 10.00 dan bahwa senam peregangan di tempat kerja
jam 14.00. Hal ini dilakukan untuk merupakan bentuk latihan fisik yang melibatkan
mensosialisasikan program melakukan senam gerakan-gerakan terpilih dan terencana yang
peregangan dan sebagai upaya untuk dilakukan pada saat jam kerja yang bermanfaat
meningkatkan kualitas pekerja yang dimiliki. untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga
membantu mengendurkan ketegangan syaraf
TUJUAN PENELITIAN dan melatih otot agar lebih kuat sehingga tidak
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mudah lelah saat bekerja
menganalisa efektivitas senam peregangan di 2. Manfaat Senam Peregangan Di Tempat Kerja
tempat kerja untuk menurunkan gejala gangguan Gerakan – gerakan senam sengaja
MSDs dan hiperurisemia (kadar asam urat darah) diciptakan untuk menciptakan tujuan tertentu
yang tersusun secara sistematis yang berguna
KAJIAN LITERATUR bagi kesehatan tubuh. Sutrisno dan Khafadi
1. Definisi Senam Peregangan Di Tempat Kerja (2010) menyatakan, “Manfaat senam yaitu
Senam dengan istilah lain disebut seseorang dapat memiliki bentuk tubuh yang
Gymnastic dari asal kata Yunani purba gymnos ideal, diantaranya indah, bugar,dan kuat”.
yang berarti telanjang, karena pada zaman itu Sedangkan Mahendra (2000) menyatakan,
orang – orang melakukan olahraga tidak “Manfaat senam meliputi manfaat fisik dan
berpakaian. Margono (2009) mengemukakan mental serta sosial”. Pendapat tersebut
bahwa, “Senam adalah latihan tubuh yang menunjukan bahwa, melalui senam akan
dipilih dan diciptakan dengan berencana, bermanfaat untuk menambah rasa percaya diri
disusun secara sistematis dengan tujuan dan memiliki sikap kesadaran yang sangat baik
membentuk dan mengembangkan pribadi secara dan dapat hidup sehat secara jasmani dan
harmonis”. Seperti dikemukakan Sutrisno dan rohani. Oleh karena itu, dalam mengikuti senam
Khafadi (2010) menyatakan, “Senam adalah harus mampu menggunakan kemampuan
bentuk latihan fisik yang disusun secara berpikirnya secara kreatif melalui pemecahan
sistematis dengan melibatkan gerakan – masalah – masalah gerak. Dengan demikian
gerakan yang terpilih dan terencana untuk akan berkembang kemampuan mentalnya.
mencapai tujuan tertentu. Peregangan adalah Selain itu, melalui senam akan memberikan
bentuk dari penguluran atau peregangan pada sumbangan yang sangat besar dari program
otot-otot di setiap anggota badan agar dalam senam dalam meningkatkan self-concept

Halaman | 55
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
(konsep diri). Ini biasa terjadi karena kegiatan dengan posisi tegak, Pandangan lurus ke
senam menyediakan banyak pengalaman depan, Tangan diletakkan di paha, Telapak
dimana akan mampu mengontrol tubuhnya kaki menempel di lantai, Atur napas sesuai
dengan keyakinan dan tingkat keberhasilan gerakan yang akan dilakukan. Sebisa
yang tinggi, sehingga memungkinkan mungkin saat melakukan gerakan senam
membantu membentuk konsep yang positif peregangan sepatu yang dipakai dilepas
Menurut Depkes RI (2016), senam terlebih dahulu. Hal ini untuk menciptakan
peregangan ditempat kerja merupakan kondisi rileks pada kaki
implementasi dari Kesehatan dan Keselamatan b. GERAKAN PEREGANGAN MATA
Kerja (K3) di perkantoran. Dalam PMK Nomor - Tutup mata dengan relaks dan tahan pada
48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan hitungan 1 sampai 4
Dan Kesehatan Kerja Perkantoran, - Buka mata dengan pandangan jauh ke
dikemukakan bahwa setiap pengelola suatu depan dan tahan pada hitungan 5 sampai
institusi / lembaga / organisasi wajib 8
mengupayakan tindakan untuk terciptanya Gerakkan buka dan tutup mata secara
kesehatan kerja. Kesehatan Kerja adalah upaya bergantian mengikuti hitungan 1 sampai 8
peningkatan dan pemeliharaan derajat c. GERAKAN PEREGANGAN BAHU
kesehatan yang setinggitingginya bagi - Gerakkan putar bahu ke belakang 2 kali
karyawan di semua jabatan, pencegahan pada hitungan 1 sampai 4
penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh - Gerakkan putar bahu ke depan 2 kali
kondisi karyawan, perlindungan karyawan dari pada hitungan 5 sampai 8
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, Saat melakukan gerakan peregangan bahu,
penempatan dan pemeliharaan karyawan dalam pastikan telapak tangan tetap berada di atas
suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi paha
antara karyawan dengan manusia dan manusia d. GERAKAN PEREGANGAN LENGAN
dengan jabatannya. Dalam hal ini juga diatur - Angkat kedua lengan lurus ke depan
mengenai interaksi kompleks antara aspek setinggi dada, lalu turunkan ke posisi
pekerjaan yang meliputi peralatan kerja, semua
tatacara kerja, proses atau sistem kerja dan - Lakukan gerakan ini bergantian 4 kali
lingkungan kerja dengan kondisi fisik, pada hitungan 1 sampai 8
fisiologis dan psikis manusia karyawan untuk Saat mengangkat lengan tarik nafas, pada
menyesuaikan aspek pekerjaan dengan kondisi saat menurunkan lengan hembuskan nafas
karyawan dapat bekerja dengan aman, nyaman - Angkat kedua lengan lurus ke depan
efisien dan lebih produktif. Hal ini sejalan setinggi dada, tahan pada hitungan 1
dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 tentang sampai 4
Tenaga Kesehatan yaitu, upaya kesehatan kerja - Turunkan kedua lengan secara perlahan
wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja ke posisi semua pada hitungan 5 sampai
agar dapat bekerja secara sehat agar tidak 8
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan Posisi semula yang dimaksudkan dalam
masyarakat sekitar. Beberapa manfaat dari gerakan ini adalah posisi tangan (jari berada
melakukan senam peregangan di tempat kerja di samping luar paha)
diantaranya adalah : - Angkat kedua lengan keatas kepala,
a. Menurunkan resiko terjadinya gangguan kaitkan jari-jari tangan, lalu dorong
musculoskeletal (leher, bahu, pergelangan, lengan lurus keatas dan tahan pada
tulang belakang dan siku) hitungan 1 sampai 8
b. Meningkatkan konsentrasi akibat adanya - Lepaskan kaitan jari-jari tangan dan
perbaikan aliran darah karena melakukan turunkan lengan secara perlahan pada
tindakan senam peregangan posisi semula
c. Meminimalisir terjadinya resiko kecelakaan Atur nafas anda
di tempat kerja - Angkat kedua lengan ke belakang badan,
3. Gerakan Senam Peregangan Di Tempat Kerja kaitkan jari-jari tangan, lalu dorong
Secara umum senam peregangan di lengan lurus ke belakang dan tahan pada
tempat kerja terbagi menjadi beberapa bagian hitungan 1 sampai 8
(Kemenkes RI, 2015), diantaranya adalah : - Lepaskan kaitan jari-jari tangan dan
a. POSISI AWAL kembalikan lengan pada posisi semula
Untuk melakukan senam peregangan yaitu diatas paha
ditempat kerja, posisikan diri untuk duduk

Halaman | 56
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
Untuk gerakan lengan dibelakang badan, g. GERAKAN PEREGANGAN POSISI
telapak tangan tidak perlu dibalik, cukup BERDIRI
dengan hadapkan telapan tangan pada posisi Untuk melakukan gerakan ini, beranjaklah
punggung dari tempat duduk. Posisi Awal : Berdiri
e. GERAKAN PEREGANGAN PINGGANG tegak, pandangan lurus ke depan, kedua
DAN PAHA lengan disamping badan, tangan dibuka,
- Angkat kaki kanan ke atas paha kaki kiri, kedua telapak kaki sejajar
letakkan tangan kiri di lutut kanan - Kepalkan kedua tangan, lalu tekuk
- Badan menghadap ke kanan, tangan lengan ke atas.
kanan diletakkan diatas sandaran kursi - Turunkan lengan kebawah sambil
- Tarik lutut kanan ke kiri sampai terasa membuka kepala tangan
tarikan di pinggang. Tahan pada hitungan Lakukan gerakan ini bergantian 4 kali pada
1 sampai 8 hitungan 1 sampai 8
Jika kursi dimana anda duduk tidak ada - Kedua tangan diletakkan di pinggang,
sandaran tangan, maka letakkan telapak angkat kedua tumit sampai posisi jinjit,
tangan diatas paha lalu turunkan ke posisi semua
Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada - Lakukan gerakan ini bergantian 4 kali
sisi sebaliknya pada hitungan 1 sampai 8
- Angkat kaki kiri ke atas paha kaki kanan, h. GERAKAN PEREGANGAN
letakkan tangan kanan di lutut kiri PENUTUPAN
- Badan menghadap ke kiri, tangan kiri - Angkat perlahan kedua lengan lurus ke
diletakkan diatas sandaran kursi atas, sambil menarik nafas melalui
- Tarik lutut kiri ke kanan sampai terasa hidung pada hitungan 1 sampai 4
tarikan di pinggang. Tahan pada hitungan - Turunkan perlahan kedua lengan sambil
1 sampai 8 menghembuskan nafas melalui mulut
f. GERAKAN PEREGANGAN TUNGKAI pada hitungan 5 sampai 8
BAWAH Lakukan gerakan peregangan penutup ini
Untuk melakukan gerakan ini, posisikan sebanyak 2 kali untuk mempertahankan rasa
telapak tangan tetap berada di atas paha rileks setelah melakukan gerakan
- Luruskan tungkai kanan dengan telapak peregangan di tempat kerja
kaki menghadap ke atas
- Turunkan ke posisi semua. Lakukan METODE PENELITIAN
gerakan ini bergantian 4 kali pada Desain penelitian yang digunakan adalah
hitungan 1 sampai 8 quasy experimen dengan pendekatan one group pre
Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada test and post test design. Rancangan penelitian
kaki sebaliknya yang digunakan adalah rancangan penelitian
- Luruskan tungkai kiri dengan telapak kuantitatif dimana proses penggalian informasi
kaki menghadap ke atas diwujudkan dalam bentuk angka sebagai alat untuk
- Turunkan ke posisi semua. Lakukan menemukan keterangan mengenai apa yang ingin
gerakan ini bergantian 4 kali pada diketahui. Peneliti menggunakan jenis penelitian
hitungan 1 sampai 8 yang bersifat kuantitatif asosiatif, sebab dalam
Selanjutnya, lakukan kembali gerakan diatas penelitian ini penulis ingin menggali lebih jauh
namun kali ini telapak kaki di tahan tingkat keefektivitasan senam peregangan di
- Luruskan tungkai kanan dengan telapak tempat kerja terhadap kondisi kesehatan (studi
kaki menghadap ke atas. Tahan pada kasus pada staf dosen dan tenaga kependidikan
hitungan 1 sampai 4 Stikes Bhakti Husada Mulia). Populasi dalam
- Turunkan tungkai perlahan-lahan pada penelitian ini adalah seluruh staf dosen dan tenaga
hitungan 5 sampai 8 kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia
Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada Madiun sebanyak 72 orang. Variabel yang diamati
kaki sebaliknya dalam penelitian ini adalah kondisi kesehatan staf
- Luruskan tungkai kiri dengan telapak dosen dan tenaga kependidikan di STIKES Bhakti
kaki menghadap ke atas. Tahan pada Husada Mulia Madiun. Lokasi penelitian ini
hitungan 1 sampai 4 dilakukan di STIKES Bhakti Husada Mulia
- Turunkan tungkai perlahan-lahan pada Madiun selama kurun waktu 3 bulan.
hitungan 5 sampai 8 Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar
observasi. Data awal penelitian dikumpulkan
dengan melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan

Halaman | 57
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
yang dimiliki oleh staf dosen dan tenaga scoring dan tabulating. Sebelum pengujian
kependidikan. Hasil pemeriksaan selanjutnya hipotesis data diuji menggunakan uji normalitas
direkap dalam lembar observasi. Intervensi berupa data dan homogenitas sampel. Selanjutnya data
senam peregangan di tempat kerja dilakukan setiap dilakukan analisis bivariate dan analisis univariate.
hari kerja sebanyak 2 kali yaitu pada jam 10.00 Untuk analisa univariate uji analisa yang
WIB dan pada jam 14.00 WIB. Setelah 3 bulan digunakan adalah uji Paired Sample T-test. Uji ini
berjalan peneliti melakukan pemeriksaan kondisi dilakukan dengan program SPSS 17.0 secara
kesehatan staf dosen dan tenaga kependidikan. komputerisasi dan hasil dinyatakan bermakna
Hasil pengumpulan data selanjutnya apabila (p) < 0,05. Hasil penelitian selanutnya
ditabulasi untuk dilakukan analisa. Pengolahan disajikan menggunakan tabel distribusi frekuensi
data dilakukan dengan tahap editing, coding, sebagai hasil pelaksanaan kegiatan penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Gangguan muskulosketal pada staf dosen dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan gangguan muskuloskeletal (pre-test) pada staf dosen
dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Kel. kontrol Kel. Perlakuan
No Nyeri muskuloskeletal
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Tidak ada nyeri 0 0,0% 0 0,0%
2 Nyeri ringan 3 8,3% 6 16,7%
3 Nyeri sedang 31 86,1% 27 75,0%
4 Nyeri parah 2 5,6% 3 8,3%
5 Nyeri tak tertahankan 0 0,0% 0 0,0%
Jumlah 36 100% 36 100%
Sumber : data primer penelitian, 2018

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan gangguan muskuloskeletal (post-test) pada staf dosen
dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Kel. kontrol Kel. Perlakuan
No Nyeri muskuloskeletal
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Tidak ada nyeri 0 0,0% 0 0,0%
2 Nyeri ringan 3 8,3% 4 11,1%
3 Nyeri sedang 33 91,7% 31 86,1%
4 Nyeri parah 0 0,0% 1 2,8%
5 Nyeri tak tertahankan 0 0,0% 0 0,0%
Jumlah 36 100% 36 100%
Sumber : data primer penelitian, 2018

Tabel 3. Efektivitas senam peregangan di tempat kerja terhadap gangguan muskuloskeletal pada staf
dosen dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Nyeri muskuloskeletal Nyeri muskuloskeletal
kelompok kontrol (pretest) – kelompok perlakuan (pretest) –
(posttest) (posttest)
Z -2,342 -2,801
Asymp Sig (2-tailed) 0,019 0,005
Sumber : data primer penelitian, 2018

Dari pengumpulan data awal (pretest), kelompok perlakuan, diberikan intervensi


pada kelompok kontrol sebagian besar berupa senam peregangan yang dilakukan
mengalami gangguan muskuloskeletal dengan sebanyak 2 kali dalam 1 hari kerja selama kurun
skala nyeri sedang (VAS=3) sebanyak 31 waktu 1 bulan. Selanjutnya dilakukan
responden (86,1%) dan pada kelompok pengumpulan data kembali. Hasil pengumpulan
perlakuan sebagian besar mengalami gangguan data akhir (posttest), pada kelompok kontrol
muskuloskeletal dengan skala nyeri sedang sebagian besar mengalami gangguan
(VAS=3) sebanyak 27 responden (75,0%). Pada muskuloskeletal dengan skala nyeri sedang

Halaman | 58
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
(VAS=3) sebanyak 33 responden (91,7%) dan tubuh, serta merelaksasi otot yang stress.
pada kelompok perlakuan sebagian besar Latihan peregangan sederhana dapat dilakukan
mengalami gangguan muskuloskeletal dengan di mana saja. Latihan peregangan membantu
skala nyeri sedang (VAS=3) sebanyak 31 menggerakkan bagian-bagian tubuh dan
responden (86,1%). Dari hasil uji normalitas melawan rasa sakit dalam tubuh, dapat
didapatkan bahwa data berdistribusi tidak menyembuhkan sakit otot dengan latihan
normal sehingga uji beda digunakan uji peregangan sederhana selama 15 menit
wilcoxon. Dari hasil uji wilcoxon dengan (Yusnani, 2012). Peregangan diantara waktu
signifikasi sebesar 0,05 pada kelompok kontrol bekerja merupakan pembiasaan aktivitas fisik di
didapatkan nilai Z sebesar -2,342 dan Asymp tempat kerja untuk melancarkan sirkulasi darah
Sig (2-tailed) sebesar 0,019. Untuk kelompok sehingga membantu mengendurkan ketegangan
perlakuan dari hasil uji paired t test dengan syaraf dan melatih otot agar lebih kuat sehingga
signifikasi sebesar 0,05 pada kelompok kontrol tidak mudah lelah saat bekerja. Upaya yang
didapatkan nilai Z sebesar -2,801 dan Asymp dilakukan merupakan bagian dari implementasi
Sig (2-tailed) sebesar 0,015. Dari hasil uji Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
paired t test didapatkan nilai signifikasi pada perkantoran. Hal ini sejalan dengan amanat UU
kelompok kontrol sebesar 0,019 > kelompok No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu,
perlakuan sebesar 0,005 sehingga dapat upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan
disimpulkan bahwa pemberian intervensi senam pada setiap tempat kerja agar dapat bekerja
peregangan ditempat kerja efektif untuk secara sehat agar tidak menimbulkan penyakit
menurunkan nyeri akibat gangguan MSDs bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar (Depkes
(Muskuloskeletal Disorders). RI, 2016)
Nyeri merupakan suatu kondisi yang Nyeri muskuloskeletal atau lebih dikenal
lebih dari sekedar sensasi tunggal yang dengan nyeri sendi merupakan gangguan yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri muncul akibat memposisikan diri dalam kondisi
bersifat subyektif dan sangat bersifat individual. yang tidak ergonomis dalam kurun waktu yang
Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang lama. Nyeri muskuloskeletal dapat dialami oleh
bersifat fisik dan/atau mental, sedangkan pekerja kantor dalam hal ini adalah dosen dan
kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual tenaga kependidikan. Dosen dan tenaga
atau pada fungsi ego seorang individu (Potter, kependidikan seringkali menghabiskan
P. 2005). Nyeri sendi adalah suatu peradangan waktunya / melakukan aktivitas pekerjaan
sendi yang ditandai dengan pembengkakan dengan cara duduk 6-8 jam sehari, berada di
sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan ruangan yang sejuk, berada di depan komputer
terjadinya gangguan gerak (Handono, 2013). dalam waktu yang cukup lama dan kurang
Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri yang berasal mengkosumsi air minum. Dalam posisi yang
dari sistem musculoskeletal, yang terdiri dari demikian, meski menempati kursi dan meja
tulang, sendi dan jaringan lunak pendukung paling nyaman sekalipun, akan muncul
yaitu otot, ligamen, tendo dan bursa. Sejumlah gangguan pada otot, tendon, saraf, dan
penelitian menunjukkan penyebab nyeri yang persendian yang menimbulkan rasa nyeri dan
sering terjadi mulai dari yang paling sering tak nyaman, terutama di punggung dan leher.
terjadi, yaitu fibromyalgia, gout, neuropati Posisi bekerja yang tidak ergonomis akan
(diabetik, postherpetik), osteoartritis, memicu terjadinya kekakuan pada pundak, siku
osteoporosis dan fraktur, serta polimialgia terasa nyeri, pergelangan tangan terasa ngilu
rematik. Salah satu teknik terapi komplementer atau jari terasa kesemutan. Para ahli kesehatan
yang dipercaya dapat menurunkan nyeri sendi / menamakan gejala ini sebagai Musculosketel
muskuloskeletal adalah senam peregangan di disorders atau MSDs. Merujuk Occupational
tempat kerja. Sutrisno dan Khafadi (2010) Health and Safety Council of Ontario
menyatakan, “senam adalah bentuk latihan fisik (OHSCO) tahun 2007, MSDs bisa muncul
yang disusun secara sistematis dengan bahkan dari gaya ringan atau postur kerja yang
melibatkan gerakan – gerakan yang terpilih dan nyaman bagi tubuh. Faktor kuncinya adalah
terencana untuk mencapai tujuan tertentu. karena aktivitas tersebut dilakukan secara
Peregangan adalah bentuk dari penguluran atau kontinyu, konsisten, dan dalam jangka waktu
peregangan pada otot-otot di setiap anggota yang lama. Pegal-pegal di area leher hingga
badan agar dalam setiap melakukan kegiatan punggung menunjukkan otot, saraf, tendon,
terdapat kesiapan serta untuk mengurangi ligament, persendian, kartilago, dan discus
dampak cedera yang sangat rentan, invertebralis kita sedang mengalami gangguan.
meningkatkan fleksibilitas atau kelenturan Gangguan tersebut dapat berupa ketegangan

Halaman | 59
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
otot, inflamasi (peradangan), degenerasi bertambahnya usia. MDSs juga akan mudah
(penuaan). Kadang MSDs juga disebabkan oleh muncul bagi orang dengan ukuran tubuh dan
tulang yang terpelintir, mikro faktur, memar, kemampuan fisik kecil namun diberi beban
atau patah. kerja yang tinggi. Ini dikarenakan kebiasaan
MDSs juga bisa diakibatkan berada di tersebut dapat menurunkan kapasitas paru-paru
ruangan bersuhu dingin atau lazim disebut sehingga mengurangi kemampuannya
sebagai mikrolimat. Paparan suhu dingin yang mengelola oksigen. Oksigen yang berkurang
berasal dari pendingin ruangan (AC) memang dalam tubuh berkontribusi besar untuk
membuat staf dosen dan tenaga kependidikan membuat otot gampang nyeri, terutama jika
merasa nyaman, tetapi bisa jadi bumerang seorang staf dosen dan tenaga kependidikan
sebab dapat menurunkan kelincahan, kepekaan, melakukan kerja berat atau dalam waktu yang
dan kekuatan staf dosen dan tenaga lama/lembur.
kependidikan. Pergerakan staf dosen dan tenaga Senam peregangan di tempat kerja yang
kependidikan menjadi lamban dan dilakukan secara rutin sama dengan seseorang
mengakibatkan menurunnya kekuatan melakukan latihan streching. Latihan streching
otot. Perbedaan suhu yang besar antara itu sendiri merupakan salah satu bagian dari
lingkungan dan suhu tubuh berdampak teknik relaksasi. Streching atau peregangan
teralihnya energi di dalam tubuh untuk yang dilakukan selama melakukan aktivitas
beradaptasi dengan suhu ruangan. Jika tubuh pekerjaan menjadi ketegangan otot berkutang,
tak diberi asupan energi yang cukup, suplai memperluas rentang gerak dan dapat
energi di otot juga berkurang drastis. menurunkan resiko cedera. Salah satu gerakan
Ketika terjadi penegangan pada otot-otot senam peregangan di tempat kerja adalah
akibat kegiatan yang berlebihan dan dilakukan gerakan peregangan pinggang dan paha.
secara terus-menerus, nadi akan tertekan. Gerakan ini mampu mengaktifkan sendi
Peredaran darah ke jaringan akan terhambat pergelangan kaki, sendi pada tungkai, sendi
termasuk transportasi oksigen dan nutrisi, pada lutut, otot paha, dan otot serta sendi yang
sehingga akan terjadi mekanisme anaerob yang berada pada pinggang. Aktivasi otot dan sendi
menghasilkan asam laktat. Penimbunan asam pada pinggang dan paha dapat meningkatkan
laktat ini akan menyebabkan keletihan otot sirkulasi darah pada perut, pinggang dan kaki.
yang menjadi salah satu penyebab Semakin normal aliran darah yang mengalir
Musculoskeletal disorders. Dalam sejumlah pada bagian tubuh, maka resiko untuk
catatan statistik, MDSs banyak dirasakan oleh terjadinya pembengkakan pada sendi tubuh dan
orang usia produktif (25-65 tahun). Namun, mencegah terjadinya cedera pada otot. Selain
keluhan atas rasa nyeri di sepanjang leher itu senam yang dilakukan secara teratur akan
hingga punggung rata-rata muncul makin sering mampu menurunkan nyeri akibat gangguan
di usia 35 tahun dan makin meningkat intensitas muskuloskeletal.
rasa sakit maupun kemunculannya seiring

2. Kadar asam urat darah pada staf dosen dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan kadar asam urat darah (pre-test) pada staf dosen dan
tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Kel. kontrol Kel. Perlakuan
No Kadar asam urat darah
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Normal 22 61,1% 24 66,7%
2 Hiperurisemia 14 38,9% 12 33,3%
Jumlah 36 100% 36 100%
Sumber : data primer penelitian, 2018
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan kadar asam urat darah (post-test) pada staf dosen dan
tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Kel. kontrol Kel. Perlakuan
No Kadar asam urat darah
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Normal 21 41,7% 29 80,6%
2 Hiperurisemia 15 58,3% 7 19,4%
Jumlah 36 100% 36 100%
Sumber : data primer penelitian, 2018

Halaman | 60
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
Tabel 6. Efektivitas senam peregangan di tempat kerja terhadap perubahan kadar asam urat darah
pada staf dosen dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Sig (2-
Mean Std Deviation t df
tailed)
Pair 1 Kadar asam urat 0,10833 0,20336 3,196 35 0,003
darah kelompok
kontrol (pretest) –
(posttest)
Pair 2 Kadar asam urat 0,12500 0,20336 3,688 35 0,001
darah kelompok
Perlakuan (pretest) –
(posttest)
Sumber : data primer penelitian, 2018

Hasil penelitian didapatkan pada Dari hasil uji korelasi antara kadar asam
pengumpulan data awal (pretest), untuk urat darah pretest dan posttest pada kelompok
kelompok kontrol sebagian besar memiliki kontrol didapatkan nilai korelasi sebesar 0,991
kadar asam urat darah normal (pada laki-laki dan signifikasi (probabilitas) sebesar 0,000
antara 3,0-7,0 mg/dL dan pada perempuan sedangkan pada kelompok perlakuan
antara 2,5-7,0 mg/dL) sebanyak 22 responden didapatkan nilai korelasi sebesar 0,989 dengan
(61,1%) dan pada kelompok perlakuan sebagian signifikasi (probabilitas) sebesar 0,000. Hasil
besar memiliki kadar asam urat darah normal ini menyatakan bahwa korelasi antara kadar
sebanyak 24 responden (66,7%). Selanjutnya asam urat darah pada pengukuran sebelum
pada kelompok perlakuan diberikan intervensi (pretest) dan setelah (posttest) berhubungan
berupa senam peregangan di tempat kerja secara nyata karena nilai probabilitas < 0,05.
selama kurun waktu 1 bulan dan kemudian Dari hasil analisa multivariate pada
dilakukan pengukuran kadar asam urat darah kelompok kontrol didapatkan t hitung sebesar
kembali. Hasil pengumpulan data (posttest) 3,196 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,003
didapatkan bahwa pada kelompok kontrol lebih sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar asam
dari separuh responden memiliki kadar asam urat darah pada kelompok kontrol tidak sama
urat darah normal sebanyak 21 responden atau berbeda nyata. Pada kelompok perlakuan
(58,3%) dan untuk kelompok perlakuan didapatkan t hitung sebesar 3,688 dengan nilai
sebagian besar memiliki kadar asam urat darah sig (2-tailed) sebesar 0,001 sehingga dapat
dalam kondisi normal sebanyak 29 responden disimpulkan bahwa kadar asam urat darah pada
(80,6%) kelompok kontrol setelah diberikan intervensi
Dari hasil analisa bivariate pada senam peregangan ditempat kerja tidak sama
kelompok kontrol, rerata kadar asam urat darah atau berbeda nyata. Dari hasil uji paired t test
(pretest) sebesar 6,06 dengan standar deviasi nampak bahwa nilai sig (2-tailed) pada
1,51. Setelah 1 bulan dilakukan pengukuran kelompok perlakuan (0,001) < nilai sig (2-
kadar asam urat darah kembali dan didapatkan tailed) pada kelompok perlakuan (0,003)
rerata kadar asam urat darah (posttest) sebesar sehingga dapat dinyatakan bahwa senam
5,96 dengan standar deviasi 1,48. Pada peregangan ditempat kerja yang dilakukan
kelompok perlakuan, rerata kadar asam urat sebanyak 2 kali sehari selama kurun waktu 1
darah (pretest) sebesar 5,58 dengan standar bulan efektif untuk membantu penurunan kadar
deviasi 1,32. Selanjutnya pada kelompk asam urat darah pada staf dosen dan tenaga
perlakuan diberikan intervensi senam kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia
peregangan di tempat kerja sebanyak 2 kali/hari Madiun
selama 30 hari. Setelah 1 bulan dilakukan Asam urat adalah hasil pemecahan
pengukuran kadar asam urat darah kembali dan metabolisme purin. Prekursor asam urat adalah
didapatkan rerata kadar asam urat darah xantin, yang dimetabolisme menjadi asam urat
(posttest) sebesar 5,46 dengan standar deviasi oleh xantin oksidase atau isoformnya, xantin
1,35. Dari hasil ini diketahui bahwa untuk dehidrogenase. Sekitar dua pertiga dari total
kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam asam urat tubuh dihasilkan secara endogen,
urat darah dengan rerata penurunan sebesar yakni dari metabolisme sel-sel tubuh, dan
0,10 dan pada kelompok perlakuan terjadi sisanya didapat dari purin eksogen yang berasal
penurunan kadar asam urat darah dengan rerata dari makanan. Purin adalah senyawa
penurunan sebesar 0,12. heterosiklik aromatik yang merupakan

Halaman | 61
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
gabungan dari cincin pirimidin dan imidazol. baik yang ganas maupun jinak. Trombositosis
Ekspresi purin paling banyak ditemukan dalam dan penyakit autoimun juga berhubungan
bentuk deoxyribonucleic acid (DNA) dan dengan hiperurisemia. Pola makan juga
ribonucleic acid (RNA). DNA dan RNA merupakan salah satu faktor yang
mengandung purin bentuk adenin dan guanosin. mempengaruhi produksi asam urat serum. Hal
Purin rentan terhadap katabolisme enzimatik, ini berkaitan dengan meningkatnya purin
yakni purin yang terdapat dalam GMP dan eksogen yang dimetabolisme oleh tubuh.
IMP. Lain halnya dengan purin pada AMP, Karbohidrat, protein, dan lemak memiliki
karena AMP tidak terpengaruh aktivitas enzim- pengaruh terhadap kadar asam urat serum.
enzim nukleotidase. AMP dapat diubah menjadi Kadar asam urat serum yang tinggi berkaitan
IMP oleh aktivitas enzim adenilat deaminase dengan asupan protein, IMT yang lebih tinggi,
untuk kemudian didegradasi lebih lanjut. serta kadar albumin, kreatinin, dan fosfor yang
Guanosin diubah menjadi guanin, dan inosin tinggi. Diet yang kaya akan protein biasanya
diubah menjadi hipoxantin. Kedua reaksi mengandung banyak purin. Asam urat adalah
tersebut dimediasi oleh enzim nukleosida hasil pemecahan metabolisme purin. Prekursor
fosforilase. Guanin dan hipoxantin dikonversi asam urat adalah xantin, yang dimetabolisme
menjadi xantin, berturut-turut oleh enzim menjadi asam urat oleh xantin oksidase atau
guanin deaminase dan xantin oksidase. isoformnya, xantin dehidrogenase. Sekitar dua
Kemudian, enzim xantin oksidase pertiga dari total asam urat tubuh dihasilkan
mengkonversi xantin langsung menjadi asam secara endogen, yakni dari metabolisme sel-sel
urat. Asam urat diekskresi dari tubuh melalui tubuh, dan sisanya didapat dari purin eksogen
saluran pencernaan dan ginjal. Saluran yang berasal dari makanan. Turunnya ekskresi
pencernaan mengekskresi sekitar 20-30% asam asam urat merupakan penyebab dari 90%
urat. Mekanisme transpor asam urat ke saluran kejadian hiperurisemia. Yang bersifat primer
cerna melibatkan sekresi eksokrin (seperti biasanya diturunkan secara genetik dan
saliva, sekret lambung, dan sekret pankreas) berkaitan dengan transporter asam urat, sebagai
dan sekresi asam urat langsung ke usus, yang contoh pada penyakit multiple cystic kidney
melibatkan transporter ATP-binding cassette disease (MCKD). Penurunan ekskresi asam urat
transporter G2 (ABCG2). Transporter ini juga sekunder disebabkan oleh berbagai kondisi
berperan dalam ekskresi asam urat melalui yang dapat mengakibatkan retensi nefrogenik
ginjal. Asam urat yang diekskresikan ke saluran asam urat. Kondisi yang berkaitan di antaranya
cerna akan didegradasi oleh flora normal usus. gangguan ginjal akut atau kronik, efek racun
Normalnya, tubuh manusia mengatur kadar dan obat, serta berbagai penyakit sistemik yang
asam urat serumnya sehingga tetap stabil pada mengacaukan pengaturan ekskresi asam urat
level tertentu. Nilai normal pada pria antara 3,0- baik secara langsung maupun tidak langsung.
7,0 mg/dL dan pada perempuan antara 2,5-7,0 Terdapat berbagai penyakit yang
mg/dL. Kadar asam urat serum yang melebihi berkaitan dengan kondisi hiperurisemia. Selain
normal disebut hiperurisemia. Terdapat dua arthritis gout, atau penumpukkan kristal urat di
mekanisme yang dapat mengakibatkan persendian jari, hiperurisemia juga merupakan
hiperurisemia, yaitu kelebihan produksi dan faktor risiko dari berbagai macam penyakit
menurunnya ekskresi asam urat. Keduanya kardiovaskuler seperti hipertensi dan stroke.
dapat bersifat primer maupun sekunder Selain itu, diduga hiperurisemia juga
Kelebihan produksi asam urat yang merupakan faktor risiko dari sindroma
bersifat primer biasanya diturunkan secara metabolik. Sebuah penelitian menunjukkan
genetik. Misalnya adalah enzim phosporibosyl bahwa kondisi hiperurisemia berkaitan dengan
pyrophospate (PRPP) sintase yang hiperaktif, meningkatnya risiko rawat inap akibat
sehingga meningkatkan produksi PRPP dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
mempercepat biosintesis purin. Contoh lainnya hiperurisemia, ginjal, dan kardiovaskuler.
adalah sindrom Lesch-Nyhan dan sindrom Kondisi ini membutuhkan perhatian, sebab
KelleySeegmiller, dimana keduanya berkaitan angka kejadian hiperurisemia masih cukup
dengan defisiensi HGPRT1. Sementara tinggi. Gout, kondisi yang sangat erat
kelebihan produksi asam urat yang bersifat hubungannya dengan hiperurisemia, mengenai
sekunder berkaitan dengan kondisikondisi yang 1-2% populasi penduduk di dunia. Secara
meningkatkan kecepatan pergantian sel, yang global, hiperurisemia lebih banyak ditemukan
secara otomatis meningkatkan produksi dan di benua asia. Di Indonesia, angka prevalensi
pemecahan purin. Misalnya pada penyakit hiperurisemia mencapai 18%. Angka kejadian
eritropoietik, limfopoietik, dan myelopoietik, hiperurisemia meningkat seiring dengan

Halaman | 62
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
meningkatnya usia. Prevalensi terendah terkait satu sama lainnya (Wratsongko, 2006
ditemukan pada kelompok usia 65 tahun. Pria dalam Fatimah, 2017).
lebih berisiko terkena hiperurisemia Gerakan dalam senam peregangan di
dibandingkan wanita. Prevalensi hiperurisemia tempat kerja adalah gerakan yang efektif,
ditemukan lebih banyak pada individu dengan efisien dan logis karena rangkaian gerakannya
IMT yang tinggi, hipertensi, atau hiperlipidemia merupakan rangkaian gerak yang dilakukan
Untuk pencegahan asam urat, dokter oleh manusia sejak dahulu. Senam dapat
biasanya menyarankan diit rendah purin dan langsung membuka, membersihkan dan
memberikan obat – obatan seperti obat anti – mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh
inflamasi dan allopurinol. Diit yang efektif seperti kardiovaskular, perkemihan dan sistem
sangat penting untuk menghindari komplikasi reproduksi. Gerakan senam ergonomik
dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan merupakan perpaduan aktivitas otot dan teknin
diit sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat pernafasan. Setiap gerakan senam diawali
melebihi 7 mg/dl ( Ahmad, 2011). Selain itu dengan menarik nafas dan menggunakan teknik
untuk pencegahan asam urat juga bisa nafas dada. Tujuannya adalah untuk
dilakukan dengan jangan meminum aspirin mengembangkan paru-paru secara optimal agar
(bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih dapat menghimpun oksigen lebih banyak.
jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum Senam ergonomik bermanfaat bagi tubuh.
air putih terutama bagi penderita yang Melakukan senam peregangan di tempat kerja
mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan secara rutin dapat meningkatkan kekuatan otot
kristal asam urat di tubuh, makan makanan dan efektifitas fungsi jantung, mencegah
yang mengandung postasium tinggi seperti : pengerasan pembuluh arteri dan melancarkan
sayuran dan buah – buahan, kentang, alpukat, sistem pernafasan. Gerakan fisik teratur dapat
susu dan yogurt, pisang, makan buah – buahan meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang
kaya vitamin C, terutama jeruk dan stawberry, betmanfaat bagi kesehatan jantung dan
aktif secara seksual (seks bisa memperlancar pembuluh darah. Senam peregangan di tempat
produksi urin sehingga menurunkan kadar asam kerja juga dapat menurunkan glukosa darah,
urat), konsumsi salah satu produk alami seperti mencegah osteoporosis dan penyakit lainnya.
sidaguri, habbatussauda, brotowali, teh hijau Senam peregangan di tempat kerja sangat
(Ahmad, 2011). efektif dalam memelihara kesehatan karena
Terapi farmakologi yang dilakukan oleh gerakannya anatomis, sederhana dan tidak
penderita hiperurisemia seringkali mengalami berbahaya sehingga dapat dilakukan oleh semua
kegagalan dikarenakan ketidakpatuhan orang dari anak-anak hingga lanjut usia
penderita untuk teratur mengkonsumsi obat dan terutama dilakukan oleh seorang pekerja yang
menjalani terapi diit. Senam peregangan di cenderung menghabiskan waktu bekerjanya di
tempat kerja merupakan bagian dari senam tempat duduk. Hasil penelitian menunjukkan
ergonomik yang bertujuan untuk bahwa senam peregangan di tempat kerja
mengoptimalkan posisi tubuh pada ruang kerja efektif untuk menurunkan kadar asam urat.
dan mengurangi atau menghilangkan kelelahan. Penurunan kadar asam urat disebabkan karena
Posisi tubuh tersebut antara lain posisi tulang senam ergonomik merupakan kombinasi
belakang, posisi penglihatan (jarak dan gerakan otot dan teknik pernapasan. Teknik
pencahayaan), posisi jangkauan (berdiri atau pernapasan yang dilakukan secara sadar dan
duduk), keselarasan tangan kanan dan kiri dan menggunakan diafragma memungkinkan
posisi benda kerja sehingga diperoleh abdomen terangkat perlahan dan dada
kenyamanan dan produktivitas yang tinggi. mengembang penuh. Teknik pernapasan
Senam peregangan di tempat kerja yang tersebut mampu memberikan pijatan pada
dilakukan secara rutin bermanfaat untuk jantung akibat dari naik turunnya diafragma,
mengembalikan atau membetulkan posisi dan membuka sumbatan-sumbatan dan
kelenturan sistem saraf serta aliran darah, memperlancar aliran darah ke jantung dan
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga
membuka sistem kecerdasan, keringat, memperlancar pengangkatan sisa pembakaran
termoregulasi, pembakaran asam urat, seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke
kolesterol, gula darah, asam laktat, Kristal ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam
oksalat, kesegaran tubuh dan imunitas. Senam bentuk urine dan feses. Berolahraga secara
ergonomik merupakan senam yang gerakan teratur akan dapat memberi rangsangan kepada
dasarnya terdiri atas lima gerakan yang masing- semua sistem tubuh sehingga dapat
masing memiliki manfaat berbeda tetapi saling mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan

Halaman | 63
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
sehat. Olahraga yang baik adalah olahraga yang akomodasi yang maksimal, otot mata akan
dilakukan secara teratur dengan memperhatikan menjadi cepat lelah. Otot siliaris yang berada
kemampuan tubuh dan sesuai dengan takaran dalam mata akan mengontrol bentuk lensa
berolahraga. mata. Hal ini memungkinkan seseorang untuk
Gerakan pertama pada senam peregangan memusatkan penglihatan pada benda yang
ditempat kerja yaitu posisi awal. Untuk dilihat. Kontraksi otot pada mata yang terus
melakukan senam peregangan ditempat kerja, menerus akan memicu terjadinya sakit kepala.
posisikan diri untuk duduk dengan posisi tegak, Selain itu otot lain yang berada di sekitar mata
Pandangan lurus ke depan, Tangan diletakkan mungkin juga dapat mengalami ketegangan,
di paha, Telapak kaki menempel di lantai, Atur termasuk pada otot bagian leher yang kemudian
napas sesuai gerakan yang akan dilakukan. menyebabkan sakit kepala dan muncul rasa
Sebisa mungkin saat melakukan gerakan senam nyeri pada bagian mata. Gerakan membuka dan
peregangan sepatu yang dipakai dilepas terlebih menutup mata pada senam peregangan di
dahulu. Hal ini untuk menciptakan kondisi tempat kerja dapat membantu menurunkan
rileks pada kaki. Saat kondisi mulai rileks maka ketegangan pada otot mata dan menurunkan
tubuh akan terasa nyaman dan siap untuk resiko terjadinya kelelahan mata
melakukan rangkaian gerakan senam Gerakan ketiga adalah gerakan
peregangan di tempat kerja. peregangan bahu. Untuk melakukan hal ini,
Gerakan kedua adalah gerakan dalam posisi duduk di atas kursi, letakkan
peregangan mata. Untuk melakukan gerakan telapak tangan pada paha kaki. Selanjutnya
ini, tutup mata dengan relaks dan tahan hingga lakukan gerakan memutar bahu kebelakang 2
hitungan 1 sampai 4. Selanjutnya buka mata kali pada hitungan 1 sampai 4 dan selanjutnya
dan kemudian pandang jauh kedepan sambil lakukan gerakan memutar bahu kedepan 2 kali
ditahan pada hitungan 5 sampai 8. Lakukan pada hitungan 5 sampai 8. Saat melakukan
gerakan buka dan tutup mata mengikuti gerakan peregangan bahu, pastikan telapak
hitungan 1 sampai 8. Lakukan gerakan ini tangan tetap berada di atas paha. Pada saat
sebanyak 3 kali hitungan. Gerakan ini termasuk gerakan ini dilakukan maka otot dan sendi yang
dalam kategori low impact (gerakan lambat). terletak pada bahu akan diaktifkan dan
Mata yang digunakan untuk melihat dapat diafragma pada bagian dada akan membuka dan
mengalami kelelahan mata atau ketegangan menutup. Selain itu otot dan sendi pada bagian
pada mata yang disebabkan oleh penggunaan punggung juga akan diaktifasi.
indera penglihatan saat bekerja dan Gerakan keempat adalah gerakan
membutuhkan kemampuan untuk melihat peregangan lengan. Untuk melakukan gerakan
dalam jangka waktu yang lama. ini angkat kedua lengan lurus ke depan setinggi
Kecenderuangan yang ada, kelelahan mata dada, lalu turunkan ke posisi semua. Lakukan
disertai dengan kondisi pandangan yang tidak gerakan ini bergantian 4 kali pada hitungan 1
nyaman. Kelelahan mata dapat terjadi jika mata sampai 8. Saat mengangkat lengan tarik nafas,
berfokus pada jarak objek yang dekat dalam pada saat menurunkan lengan hembuskan nafas.
waktu yang lama karena otot-otot mata harus Selanjutnya lakukan gerakan mengangkat kedua
bekerja lebih keras untuk melihat obejk. lengan lurus ke depan setinggi dada, tahan pada
Kelelahan mata juga dapat terjadi karena iritasi hitungan 1 sampai 4. Kemudian turunkan kedua
yang disertai dengan lakrimasi, pandangan lengan secara perlahan ke posisi semua pada
ganda, sakit kepala, daya akomodasi dan hitungan 5 sampai 8. Posisi semula yang
konvergensi berkurang serta terjadinya dimaksudkan dalam gerakan ini adalah posisi
penurunan pada ketajaman visual karena tangan (jari berada di samping luar paha).
sensitivitas terhadap kontras dan kecepatan Berikutnya angkat kedua lengan keatas kepala,
berkurang. Kelelahan mata menggambarkan kaitkan jari-jari tangan, lalu dorong lengan
seluruh gejala yang terjadi akibat ketegangan lurus keatas dan tahan pada hitungan 1 sampai
otot siliaris yang berakomodasi saat mata 8. Lepaskan kaitan jari-jari tangan dan turunkan
memandang objek yang sangat kecil dalam lengan secara perlahan pada posisi semula. Saat
jarak yang sangat dekat. Gejala umum yang melakukan hal ini, lakukan pengaturan nafas.
ditemui akibat terjadinya kelelahan mata adalah Tahap selanjutnya angkat kedua lengan ke
sakit kepala, sakit pada bagian punggung, belakang badan, kaitkan jari-jari tangan, lalu
pinggang dan vertigo (Hanum, 2008 dalam dorong lengan lurus ke belakang dan tahan pada
Sulistiyani, 2013). Kemampuan mata untuk hitungan 1 sampai 8. Lepaskan kaitan jari-jari
memfokuskan suatu obyek disebut dengan daya tangan dan kembalikan lengan pada posisi
akomodasi. Apabila mata bekerja dalam semula yaitu diatas paha. Untuk gerakan lengan

Halaman | 64
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
dibelakang badan, telapak tangan tidak perlu Tahan pada hitungan 1 sampai 4, kemudian
dibalik, cukup dengan hadapkan telapan tangan turunkan tungkai perlahan-lahan pada hitungan
pada posisi punggung. Saat melakukan gerakan 5 sampai 8. Peregangan pada tungkai bawah
ini beberapa sendi dan otot yang diaktifasi akan merangsang otot dan sendi paha, lutut,
adalah leher, pundak, bahu, lengan, pergelangan tumit, pergelangan kaki dan kaki. Efek yang
tangan, jari tangan, abdomen, punggung dan muncul dari melakukan gerakan ini seperti efek
pinggang. refleksiologi. Refleksiologi yang baik akan
Gerakan kelima adalah gerakan membuat rileks dan melancarkan peredaran
peregangan pinggang dan paha. Untuk darah. Lancarnya peredaran darah karena
melakukan gerakan ini angkat kaki kanan ke tarikan pada otot dan sendi akibat melakukan
atas paha kaki kiri, letakkan tangan kiri di lutut gerakan senam peregangan di tempat kerja,
kanan. Posisikan badan menghadap ke kanan, memungkinkan darah mengantar lebih banyak
tangan kanan diletakkan diatas sandaran kursi. oksigen dan gizi ke sel-sel tubuh, sekaligus
Tarik lutut kanan ke kiri sampai terasa tarikan membawa lebih banyak racun untuk
di pinggang. Tahan pada hitungan 1 sampai 8. dikeluarkan. Gerakan senam yang dilakukan
Jika kursi dimana anda duduk tidak ada pada bagian tungkai bawah akan memberikan
sandaran tangan, maka letakkan telapak tangan rangsangan pada titik-titik saraf yang
diatas paha. Berikutnya lakukan gerakan yang berhubungan dengan pankreas agar menjadi
sama pada sisi sebaliknya. Angkat kaki kiri ke aktif sehingga menghasilkan insulin melalui
atas paha kaki kanan, letakkan tangan kanan di titik-titik saraf yang berada di telapak kaki
lutut kiri. Posisikan badan menghadap ke kiri, (Mangoenprasodjio & Hidayati, 2005 dalam
tangan kiri diletakkan diatas sandaran kursi. Oktaviah dan Hasneli, 2015). Selain itu, tarikan
Tarik lutut kiri ke kanan sampai terasa tarikan yang diberikan pada tungkai bawah akan
di pinggang. Tahan pada hitungan 1 sampai 8. meredakan ketegangan yang dialami oleh kaki
Pada saat melakukan gerakan ini, otot dan sendi dan menurunkan resiko terjadinya kesemutan
pada leher, punggung, pinggang, paha, lutut, dan nyeri pada kaki.
pergelangan kaki dan kaki diaktifasi. Sensasi Gerakan ketujuh adalah gerakan
tarikan akibat melakukan gerakan senam peregangan posisi berdiri. Untuk melakukan
merupakan hal yang wajar untuk terjadi karena gerakan ini, beranjaklah dari tempat duduk.
pada dasarnya tujuan senam peregangan adalah Posisi Awal : Berdiri tegak, pandangan lurus ke
untuk memicu elastisitas dari sendi dan otot depan, kedua lengan disamping badan, tangan
agar tertarik secara maksimal dan kembali lagi dibuka, kedua telapak kaki sejajar. Kepalkan
dalam posisi rileks. Sensasi tarikan pada otot kedua tangan, lalu tekuk lengan ke atas.
dan sendi akan merangsang peredaran darah Turunkan lengan kebawah sambil membuka
untuk bisa bekerja dengan optimal dan kepala tangan. Lakukan gerakan ini bergantian
mengurangi resiko terjadinya penyempitan pada 4 kali pada hitungan 1 sampai 8. Saat
pembuluh darah. melakukan ini otot dan sendi pada tangan
Gerakan ke enam adalah gerakan diaktifasi. Selanjutnya kedua tangan diletakkan
peregangan tungkai bawah. Untuk melakukan di pinggang, angkat kedua tumit sampai posisi
gerakan ini, posisikan telapak tangan tetap jinjit, lalu turunkan ke posisi semua. Lakukan
berada di atas paha. Luruskan tungkai kanan gerakan ini bergantian 4 kali pada hitungan 1
dengan telapak kaki menghadap ke atas. sampai 8. Dalam posisi berdiri, seluruh saraf
Turunkan ke posisi semula. Lakukan gerakan menjadi satu titik pusat pada otak. Pusat otak
ini bergantian 4 kali pada hitungan 1 sampai 8. bagian atas dan bawah dipadukan membentuk
Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada satu tujuan. Tubuh akan merasa dibebaskan dari
kaki sebaliknya. Luruskan tungkai kiri dengan beban, karena pembagian beban yang sama
telapak kaki menghadap ke atas. Kemudian pada kedua kaki. Pada waktu berdiri, kedua
turunkan ke posisi semua. Lakukan gerakan ini kaki harus dalam posisi tegak sehingga
bergantian 4 kali pada hitungan 1 sampai 8. menekan seluruh titik saraf di telapak kaki yang
Selanjutnya, lakukan kembali gerakan diatas sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Posisi
namun kali ini telapak kaki di tahan. Luruskan yang demikian akan membuat punggung lurus
tungkai kanan dengan telapak kaki menghadap dan bermanfaat untuk memperbaiki postur
ke atas. Tahan pada hitungan 1 sampai 4. tubuh. Pada saat tangan di tekuk keatas sembari
Turunkan tungkai perlahan-lahan pada hitungan mengepalkan jari-jari tangan, seluruh fungsi
5 sampai 8. Berikutnya lakukan gerakan yang organ akan aktif karena seluruh saraf menarik
sama pada kaki sebaliknya. Luruskan tungkai tombol-tombol kesehatan yang tersebar di
kiri dengan telapak kaki menghadap ke atas. seluruh tubuh. Gerakan ini seolah-olah

Halaman | 65
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
membangkitkan biolistrik di dalam tubuh, tempat kerja yang dilakukan minimal 2 kali
sekaligus terjadi sirkulasi udara/oksigen sehari akan menarik ujung-ujung urat saraf,
sehingga tubuh akan merasa segar karena mengembalikan posisi saraf, memberi tekanan
adanya tambahan energi. lebih ke pembuluh darah halus di kepala,
Gerakan kedelapan dan merupakan mengisi/mensirkulasikan oksigen lewat aliran
gerakan terakhir dari senam peregangan di darah ke otak, mengakitifkan kelenjar keringat,
tempat kerja adalah gerakan peregangan sistem pemanas tubuh dan sistem saraf lainnya.
penutupan. Untuk melakukan geraka ini angkat Senam peregangan di tempat kerja secara
perlahan kedua lengan lurus ke atas, sambil teratur dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan
menarik nafas melalui hidung pada hitungan 1 kelenturan sendi serta memperkecil resiko
sampai 4. Kemudian turunkan perlahan kedua terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi.
lengan sambil menghembuskan nafas melalui Senam peregangan di tempat kerja ini juga
mulut pada hitungan 5 sampai 8. Lakukan dapat memberikan efek menghangatkan tubuh
gerakan peregangan penutup ini sebanyak 2 kali sehingga mengurangi rasa nyeri dan mencegah
untuk mempertahankan rasa rileks setelah pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh
melakukan gerakan peregangan di tempat kerja yang dingin karena kurangnya pasokan darah.
Di pangkal setiap ruas jari manusia, Sustrani, dkk (2006) mengemukakan senam
sebenarnya terdapat tombol tekukan yang yang dilakukan oleh seseorang memiliki banyak
berguna untuk membuang energi negatif atau manfaat untuk tubuh dan pikiran. Salah satunya
sampah bio-elektrik yang berlebihan dari setiap untuk mencegah dan mengatasi penyakit asam
organ tubuh manusia. Listrik negatif ini jika urat. Bagi penderita asam urat relaksasi saraf
terlalu banyak / overload akan menyebabkan sel yang terjadi saat olahraga dapat bermanfaat
tubuh menjadi bengkak, urat saraf meregang untuk mengatasi nyeri akibat asam urat,
dan lama kelamaan akan mengganggu fungsi memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan
otak yang mengendalikan semua aktifitas tubuh sendi serta memperkecil resiko terjadinya
manusia. Kekacauan bio-elektrik ini akan kerusakan sendi akibat radang sendi. Senam
memicu seseorang untuk mudah mengalami peregangan di tempat kerja yang dilakukan
gangguan kesehatan. Setiap sendi dan otot secara rutin akan memperlancar sirkulasi darah
dalam tubuh manusia, harus selalu dibersihkan dan mengatasi penyumbatan pada pembuluh
dari pengapuran dan harus dijaga darah. Kondisi ini akan berpengaruh positif
kelenturannya. Setiap sendi dan otot dalam bagi tubuh, karena dengan berolahraga pikiran
tubuh manusia ini banyak yang mati rasa akan menjadi rileks sehingga stres dapat
terutama pada orang yang terkena stroke, dikurangi dan dikendalikan serta sistem
penyakit leukemia, alergi, atau tombol-tombol metabolisme akan berjalan lancer sehingga
ini tidak lentur lagi karena penuh oleh proses distribusi dan penyerapan nutrisi dalam
pengapuran atau asam urat dan rematik. Energi tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem
negatif tersebut akan keluar dari otot dan sendi metabolisme yang berjalan lancar akan
jika melakukan gerakan senam peregangan mengurangi resiko menumpuknya asam urat di
secara rutin selama 15-20 menit. Begitu berdiri, dalam tubuh.
kaki kita akan kesemutan dan terasa keluar Untuk mencegah munculnya nyeri otot,
percikan/partikel elektrik seperti ujung jarum Badan Kesehatan Dunia (WHO) menekankan
yang jumlahnya tidak terhitung. Energi di tubuh pentingnya keseimbangan antara aktivitas
kita sifatnya abadi dan hanya terjadi konversi. bekerja dan istirahat. Jika staf dosen dan tenaga
Jika energi negatif telah keluar dari setiap organ kependidikan hanya duduk diam saat bekerja,
tubuh, tubuh kita akan menjadi relaks dan siap maka cara istirahatnya dengan bergerak
untuk melakukan aktifitas pekerjaan secukupnya. Begitu juga sebaliknya. Jika
Gerakan senam peregangan di tempat pekerjaan di kantor menuntut seseorang banyak
kerja merupakan gerakan senam lambat atau beraktivitas, istirahat disaat lelah dan pada jam-
low impact. Gerakan ini memang sedikit jam yang teratur bisa bermanfaat bagi kesehatan
membosankan namun bila dilakukan dengan tubuh dalam jangka panjang. Jika mulai muncul
sempurna dan secara kontinu akan memberikan tanda-tanda punggung lelah, leher kaku, atau
manfaat yang angat banyak diantaranya adalah pundak berat, segera bangkit dari kursi.
melenturkan tulang punggung sehingga seluruh Lakukan peregangan secara pelan-pelan tanpa
saraf akan bekerja optimal terutama aliran bio- perlu kejutan. Kunci dari peregangan yang baik
listrik sangat cepat, dan juga gerakan ini adalah dengan merasakan betul regangan pada
menarik otot-otot paha, perut dan pinggang otot sampai sedikit melewati titik rasa sakit
secara optimal. Gerakan senam peregangan di (ingat, bukan sampai terasa sakit yang ekstrem).

Halaman | 66
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
Lakukan beberapa kali dengan fokus peregangan di tempat kerja dapat membentu
peregangan pada otot leher, pundak, dan perut untuk menurunkan resiko terjadinya gangguan
bagian samping kanan-kiri selama 20-25 detik. MSDs dan menurunkan kadar asam urat darah.
Jangan lupa bernafas secara normal. Dari hasil Diharapkan pegawai dalam hal ini staf dosen
riset yang dilakukan Lestari tentang pengaruh dan tenaga kependidikan atau pekerja kantor
peregangan untuk menanggulangi keluhan yang lebih banyak menghabiskan waktu
muskuloskeletal, faktor kenyamanan dalam bekerjanya dengan posisi duduk dapat
aktivitas peregangan otot merupakan hal yang melakukan senam peregangan di tempat kerja
penting untuk menjadi perhatian. Tidak perlu minimal 2 kali sehari untuk menghindarkan diri
melakukan peregangan yang terlalu ekstrem dari resiko terjadinya gangguan MSDs dan
yang justru membuat otot makin nyeri. Hiperurisemia. Implementasi senam peregangan
Peregangan-peregangan tipe ini biasanya tidak di tempat kerja juga dapat diaplikasikan kepada
dilakukan dengan pelan, namun dalam gerakan- masyarakat terutama sebagai bagian dari
gerakan yang drastis dan tiba-tiba. Jika pelaksanaan tridharma perguruan tinggi melalui
peregangan dilakukan secara benar, gerakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
yang dilakukan dan dipertahankan selama sebagai upaya untuk pencapaian tujuan
beberapa detik itu justru akan meredakan otot Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs
yang tegang. Kuncinya adalah menikmati (Sustainable Development Goals) – Good
proses peregangan, bukan dilaksanakan seperti Health and Well-Being.
orang sedang lomba. Setiap orang memiliki 2. Bagi peneliti selanjutnya
ketegangan dan titik regang yang berbeda, Hasil penelitian yang dilakukan dapat
maka lakukan sesuai kebutuhan masing-masing. dikembangkan dengan menyertakan variabel
Jangan lupa pula untuk mengatur nafas secara yang belum diangkat dalam pelaksanaan
perlahan dan teratur (di bawah kendali) agar penelitian ini
kegiatan peregangan makin manjur. Peregangan
dalam penelitian mampu meningkatkan range DAFTAR PUSTAKA
of motion (ROM) atau rentang gerak sebesar 17
persen dan berkurangnya kekakuan Depkes RI. (2016). Bangun ASN Yang Sehat
muskuloskeletal unit (MTU) sebanyak 47 Dengan Olahraga Dan Rajin Makan Buah
persen. MDSs juga berkaitan dengan pendingin Dan Sayur. Diakses dari :
ruangan. Karena itu, atur suhu ruangan dengan http://www.depkes.go.id/article/print/16071
tidak terlalu ekstrem. Sesuaikan dengan suhu 500004/ bangun-asn-yang-sehat-dengan-
tubuh sehingga nyaman untuk bekerja tanpa olahraga-dan-rajin-makan-buah-dan-
perlu menggigil dan mempertahankan jaket di sayur.html
tubuh. Jika perlu, pindah ke ruangan tanpa AC Fatimah, N. (2017). Efektifitas Senam Ergonomik
namun memiliki sirkulasi udara yang lancar. Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada
Berhenti merokok adalah solusi preventif yang Lanjut Usia dengan Arthritis Gout (Doctoral
baik. Akan lebih baik lagi jika bekerja di dissertation, Universitas Islam Negeri
ruangan tanpa AC tapi juga tanpa perokok lain. Alauddin Makassar).
Handono, S., & Richard, S. D. (2013). Upaya
KESIMPULAN Menurunkan Keluhan Nyeri Sendi Lutut
1. Pemberian intervensi senam peregangan Pada Lansia Di Posyandu Lansia
ditempat kerja efektif untuk menurunkan nyeri Sejahtera. Jurnal Stikes, 6(1).
akibat gangguan MSDs (Muskuloskeletal Kemenkes RI. (2011). Promosi Kesehatan Di
Disorders). Daerah Bermasalah Kesehatan, Panduan
2. Senam peregangan ditempat kerja yang bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas.
dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama kurun Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan,
waktu 1 bulan efektif untuk membantu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
penurunan kadar asam urat darah pada staf Kemenkes RI. (2015). Peregangan Di Tempat
dosen dan tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Kerja. Diakses dari : https://www.youtube.
Husada Mulia Madiun com/watch?v=UR1yZ6lqM5Q
Lestari, S. M. Pengaruh Stretching Terhadap
SARAN Keluhan Muskuloskeletal Pada
1. Bagi pekerja / staf dosen dan tenaga Perawat. Coping (Community of Publishing
kependidikan in Nursing), 2(3).
Hasil penelitian yang dtelah dilakukan
membuktikan bahwa melakukan senam

Halaman | 67
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019
Mahendra, Agus. (2000). Senam. Jakarta : Sulistiyani, A. T. (2013). Efektivitas Senam Mata
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Untuk Mengurangi Tingkat Kelelahan Mata
Menengah Departemen Pendidikan Nasional Pada Pekerja Bulu Mata Palsu Di Desa
Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Pengadegan Kecamatan Pengadegan
Press Kabupaten Purbalingga (Doctoral
Oktaviah, D., & Hasneli, Y. (2015). Efektifitas dissertation, Universitas Muhammadiyah
Senam Kaki Diabetik dengan Bola Plastik Purwokerto).
terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki pada Sutrisno, Budi. Khafadi, Muhammad Bazin.
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan 2. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Keperawatan Universitas Riau, 1(1), 1-9. Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahta, A., & Upoyo, A. S. (2009). Analisis Faktor-
Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Urat pada Pekerja Kantor di Desa Karang
Perkantoran Turi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten
Permana, D. R., & Wahyuni, I. (2010). Perbedaan Brebes. Jurnal Keperawatan
Nilai Kesegaran Punggung Sebelum dan Soedirman, 4(1), 25-31.
Sesudah Pemberian Stretching Mc. Kenzie Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Extension pada PekerjaWanita Pengepak Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
Jamu PT. X Semarang. Media Kesehatan Yusnani, S. (2012). Perbedaan Keluhan
Masyarakat Indonesia, 9(1), 18-26. Muskuloskeletal Sebelum dan Sesudah
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Pemberian Perlakuan Latihan Peregangan
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. pada Petugas Kesehatan Gigi di Puskesmas
Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta Kecamatan Medan Area Tahun
2012. Lingkungan dan Kesehatan
Kerja, 1(1)

Halaman | 68

Anda mungkin juga menyukai