Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
LAPORAN KMB
Oleh : Tirta Wiranda, S.Kep
NIM:736080719045
LAPORAN
PENDAHULUANPERIOPERATIF
(Pre, Intra & Post Operasi)
NIM:736080719032
A. Definisi
Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Kata perioperatif adalah gabungan dari tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu: pre operatif, intra operatif dan post operatif.
Dalam setiap fase tersebut dimulai dan diakhiri dalam waktu tertentu dalam urutan
peristiwa yang membentuk pengalaman bedah, dan masing-masing mencakup
rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat
dengan menggunakan proses keperawatan dan standar keperawatan (Brunner &
Suddarth, 2010).
Masing-masing tahap mencakup aktivitas atau intervensi keperawatan dan
dukungan dari tim kesehatan lain sebagai satu tim dalam pelayanan pembedahan
(Majid, 2011).
Peri0peratif merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai dari
prabedah (preoperatif), bedah (intraoperatif), dan pascabedah (postoperatif)
(Alimul Aziz, 2009).
B. Etiologi
Menurut Brunner dan Suddarth (2010), pembedahan dapat dilakukan untuk
berbagai alasan seperti:
a. Diagnostik seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi
b. Kuratif seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat apendiks
yang terjadi inflamasi.
c. Reparati seperti memperbaiki luka yang multipek.
d. Rekonstruktif atau Kosmetik seperti perbaikan wajah.
e. Paliatif seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau memperbaiki
masalah contoh ketika selang gastrostomi dipasang untuk
mengkompensasi terhadapkemampuan untuk menelan makanan
Pernapasan Pernapasan
Dapat bernapas dalam dan batuk 2 Batuk, menangis 2
Dangkal namun pertukaran udara Pertahankan jalan napas 1
adekuat 1 Perlu bantuan 0
Apnoea atau obstruksi 0
Kesadaran
Sirkulasi
Menangis 2
Tekanan darah < 20% dari 2 Bereaksi terhadap rangsangan 1
normal
Tekanan darah 20-50 % dari 1 Tidak bereaksi 0
normal
Tekanan darah > 50% dari 0
normal Jika jumlah > 5, penderita dapat
dipindahkan ke ruangan
Kesadaran
BROMAGE SCORE
(SPINAL ANASTESI) SKOR
Sadar, siaga dan orientasi 2
Bangun namun cepat kembali Penilaian :
1
tertidur Kriteria Nilai
Tidak ada respons 0
Gerakan penuh dari tungkai 0
Aktivitas Tak mampu ekstensi tungkai 1
Seluruh ekstremitas dapat
2 Tak mampu fleksi lutut 2
digerakkan
Dua ekstremitas dapat
1 Tak mampu fleksi
digerakkan 3
pergelangan kaki
Tidak bergerak 0
a. Pre-Operatif
1. Persiapan Fisik, mencakup :
a) Status kesehatan fisik umum
b) Status nutrisi
c) Keseimbangan cairan dan elektrolit
d) Pengosongan lambung dan colon
e) Personal hygiene
f) Pencukuran daerah operasi
g) Pengosongan kandung kemih
h) Kondisi fisiologis akan mempengaruhi proses pembedahan.
b. Intra Operatif
c. Post Operatif
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
Efektif keperawatan selama x Buka jalan napas dengan
diharapkan: teknik chin lift
Definisi Posisikan pasien untuk
Ketidakmampuan untukmembe- NOC memaksimalkan ventilasi
rsihkan sekresi atau obstruksi Status pernafasan Lakukan fisioterapi dada
saluran nafas untuk mem- Kepatenan jalan nafas sebagaimna mestinya
pertahankan bersihan jalan nafas Buang sekret dengan
Kriteria hasil : memotivasi pasien untuk
Batasan karakteristik Tingkat agitasi melakukan batuk atau
Dispneu Tingkat kecemasan menyedot lendir
Penurunan suara nafas Pencegahan aspirasi Motivasi pasien untuk
Orthopneu Respon ventilasi bernafas pelan
Sianosis mekanik Gunakan teknik yang
Kelainan suara nafas Status frekuensi nafas menyenangkan untuk
Kesulitan berbicara Kontrol gejala memotivasi bernafas dalam
Batuk- tidak efekotif atau Vital sign. kepada anak-anak
tidak ada Intruksikan bagaimana
Mata melebar cara batuk efektif
Produksi sputum Bantu dengan dorongan
Gelisah spirometer
Perubahan frekuensi dan irama Auskultasi suara napas,
nafas catat area yang
ventilasinya menurun atau
Faktor yang berhubungan tidak adanya suara napas
Obstruksi jalan nafas tambahan
Spasme jalan nafas Lakukan penyedotan
Sekresi tertahan melalui endotrakeal atau
Banyaknya mukus nasotrakea
Sekresi bronkus Kelola pemberian
Adanya eksudat di alveolus bronkodilator
Adanya benda asing di jalan Kelola oksigen yang
nafas dilembabkan
Ambil benda asing jika
terjadi sumbatan
NIC:
Airway Suction
Pastikan kebutuhan
oral/tracheal suctioning
Auskultasi suara napas
sebelum dan sesudah
suctioning
Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
suctioning
Minta klien napas dalam
sebelum suction
dilakukan.
Berikan O2 dengan
menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion
nasotrakeal
Gunakan alat yang steril
setiap melakukan tindakan
Anjurkan pasien untuk
istirahat dan napas dalam
setelah kateter dikeluarkan
dari nasotrakeal
Monitor status oksigen
pasien
Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
Hentikan suksion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013) Nursing Outcome
Fakultas Kedokteran UI. 2017. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FAK Kedokteran UI
Nurarif, Amin huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NC Jilid 2.
Yogyakarta : Media Action