Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Topik :TAK Persepsi Perilaku Kekerasan

Sesi : I ( Mengenal perilaku Kekerasan yang Biasa di lakukan )

Terapis :Mahasiswa Akper Baiturrahmah Padang

Sasaran : 6 – 8 orang

A. Tujuan

1. Umum

Klien mampu mengenal periaku kekerasan yang biasa di lakukan

2. Khusus

a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahan nya

b. Klien dapat menyebutkan respon yang di rasakan saat marah ( tanda

dan gejala marah )

c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang di lakukan saat marah

d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

B. LandasanTeoritis

Terapi Aktifitas Kelompokmerupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat pada sekelompok klien yangmempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dankelompok


digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004). Di dalam

kelompokterjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling

membutuhkan dan menjadi tempatuntuk klien berlatih perilaku yang baru

untuk memperbaiki perilaku yang lama yangmaladaptif (Keliat & Akemat,

2005) TAK di bagi empat yaitu: TAK stimulasikognitif/persepsi, TAK

stimulasi sensori, TAK orientasi realita dan TAK sosialisasi.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan

perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

Prilaku kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Prilaku kekerasan dapat di

lakukan secara verbal, di arahkan pada diri sendiri,orang lain dan

lingkungan.(modul MPKPT).

Penyebab Prilaku kekerasan

Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.

Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut ; (Keliat, 1997, hlm 6)

a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain,

atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.


b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.

Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman

tersebut dapat menimbulkan kemarahan.

c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang

dialami.

d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh

individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia

berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan

sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.

e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control

diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang

lain.

Proses Marah

Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus

dihadapi oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan pemicu kemarahan.stressor

yang kuat dapat menyebabkan mekanisme koping seseorang tak adekuat sehingga

terjadi penyimpangan perilaku kekerasan pada seseorang.

Gejala Marah

Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan

pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.

Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan

marah diantaranya sebagai berikut :


a. Perubahan Fisioligik : tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan

meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air besar

meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.

b. Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi wajah

tampak tegang, bila mengamuk kehilangan control diri.

c. Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga,

mengamuk, nada suara keras dan kasar.

Perilaku Marah

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)

Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom bereaksi

terhadap sekresi

b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)

Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya

yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku asertif adalah cara yang

terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa

marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. Di samping itu

perilaku ini dapat juga untuk mengembangkan diri klien.

c. Memberontak (acting out)

Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku “acting out” untuk

menarik perhatian orang lain.

d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungan.

Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan

strees, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan

yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998, hlm 33)

Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya

ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk

melindungi diri antara lain ( Maramis, 1998, hlm 83 ) :

a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk

suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal. Misalnya

seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti

meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya, tujuannya adalah untuk

mengurangi ketagangan akibat rasa marah.

b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang

tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai

perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya

tersebut mencoba merayu, mencumbunya.

c. Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam

sadar. Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak

disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,

sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya.

d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan

melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai

rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan

memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

e. Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan, pada obyek

yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi itu.

Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari

ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-

perangan dengan temannya.

C. Kriteria Anggota Kelompok

a. Klien yang kooperatif

b. Klien dapat berkonsentrasi kurang lebih 45 menit

D. Proses Seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.


d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan

aturan main dalam kelompok.

E. Uraian Struktur Kegiatan

1. Hari /Tanggal : Jumat 24 Januari 2020

2. Tempat Kegiatan : Ruangan TAK Wisma Dahlia

3. Waktu Kegiatan : 45 menit

4. Metode kegiatan : Diskusi dan Tanya jawab

Mengenal perilaku kekerasan yang biasa di

lakukan

5. Anggota Kelompok :1)

2)

3)

4)

5)

6)

F. MekanismeKegiatan TAK

No Waktu Kegiatanterapis Kegiatanpeserta

1 5 menit Pelaksanaan

a. Orientasi: - Menjawab salam

1) Salam terapeutik - Mendengarkan dan


- Terapis memperhatikan

memberikan salam

- Memperkenalkan

terapis dan

pembimbing

2) Evaluasi/ validasi - Menjawabpertanyaan

- Menanyakan

perasaan klien saat

ini

3) Kontrak - Mendengarkan dan

- Menjelaskan tujuan memperhatikan

kegiatan

- Membuat kontrak

waktu kegiatan

- Menjelaskan aturan

main

2 15 menit B. kerja

1) Mendiskusikan penyebab

marah

 Terapis

menjelaskan

kegiatan yang akan


dilaksanakan yaitu

tanyakan

pengalaman tiap

klien

2) Mendiskusikan tanda dan

gejala yang di rasakan

klien saat terpapar oleh

penyebab marah sebelum

PK terjadi

 Tanyakan perasaan

tiap klien saat

terpapar oleh

peneyebab (tanda

dan gejala)

3) Mendiskusikan PK yang

pernah dilakukan klien

(verbal,merusak

lingkungan,mencederai/me

mukul orang lain dan diri

sendiri)

 Tanyakan perilaku

yang di lakukan
saat marah

4) Membantu klien memilih

salah satu PK yang paling

sering di lakukan atau di

peragakan

5) Melakukan bermain

peran/stimulasi untuk PK

yang tidak berbahaya

6) Menanyakan perasaan

klien setelah bermain

peran/stimulasi

7) Mendiskusikan dampak

atau akibat PK

8) Memberikan reinforcement

pada peran serta klien

9) Dalam menjalankan 1-

8,upayakan semua klien

terlibat

10) Berikan kesimpulan

penyebab,tanda dan

gejala,PK, dan akibat PK

11) Menanyakan kesedian


klien untuk mempelajari

cara baru yang sehat untuk

menghadapi kemarahan

3 5 menit C. Terminasi:

1. Evaluasi pencapaian tujuan - Mengungkapkan

- Terapis menanyakan pendapat

perasaan klien setelah

mengikuti TAK

- Terapis memberi - Menyetujui atau memberi

pujian atas pendapat tentang rencana

keberhasilan selanjutnya

kelompok.

2. Memberikan rencana

tindak lanjut

- Terapis menganjurkan

pasien untuk

mengingat penyebab:

tanda dan gejala,PK

dan akibatnya yang

belum di ceritakan

3. Kontrak TAK berikutnya


- Menyepakati TAK

yang akan datang

yaitu belajar cara

baru yang sehat

untuk mencegah

PK

- Menyepakati waktu

dan tempat.

G. Pengorganisasian Kelompok

Leader : Ayu sandra saskia

Co-Leader : Lola marlin

Observer : wahyu teguh prasetio

Fasilitator : riva syafsila putri

: fitra lisma

Perilaku Pemimpin /Terapis Yang Diharapkan

1. Leader

 Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

 Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

 Memimpin diskusi kelompok.

2. Co. Leader
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

 Mengingatkan leader tentang kegiatan jika ada yang tidak

sesuai

 Membantu memimpin jalannya kegiatan

 Menggantikan leader jika terhalang tugas

3. Fasilitator

 Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

 Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok

untuk aktif mengikuti jalannya therapy.

4. Observer

 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format

yang tersedia).

 Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,

proses, hingga penutupan.

H. Media Dan Alat

- Kasur/bantal

- Buku catatan dan pulpen

- Jadwal kegiatan klien


I. Setting Tempat

Keterangan :

= Pasien = Fasilitator

= Leader = Observer

= Co leader

J. Proses Evaluasi

1. Evaluasi Strukur

- Diharapkansetting tempat TAK sesuai dengan yangdirencana


- Diharapkan kelengkapan media dan alat.

- Diharapkan penyelenggaraan TAK dilaksanakan di ruang TAK Dahlia

2. Proses

- Diharapkan peserta antusias dalam mengikuti TAK.

- Diharapkan pasien tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan

berlangsung

- Diharapkan terapis berfungsi sesuai dengan tugas dan peranan masing-

masing

- Diharapkan terapi dilaksanakan sesuai dengan susunan acara yang

telah di tentukan

3. Evaluasi Hasil

- Diharapkan pasien mampu melakukan kegiatan 75 % - 100 %.

- Diharapkan pasien mampu menggambar sampai selesai 80 % - 100 %.

- Diharapkan pasien mampu menyebutkan apa yang digambardan

pendapatnya tentang gambar 80 % - 100 %.

- Diharapkan pasien mampu menceritakan makna gambar 80 % - 100%.


K. Penutup

Demikianlah proposal ini kami buat, semoga dapat dilaksanakan

sesuai dengan rencana.

Padang, 24 januari 2020

Ketua kelompok

(Wahyu Teguh Prasetio)

Disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Hj,Dalina Gusti,SKM,M.Kes) (Ns. Risa Aderina,S.Kep)


FORMAT EVALUASI

SESI 1: TAK

PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan psikologis

No Nama klien Penyeba PK Mmebrikan tanggapan tentang

Tanda dan PK Akibat PK

gejala PK

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

menggambar, menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri

tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal TAK ini telah disetujui pada :

Hari/Tanggal : Jum’at/24 Januari 2020

Judul : Persepsi PK sesi 1

Tempat : Ruang Cendrawasih RSJ Prof. HB Saanin Padang

Anggota Kelompok :

1. Ayu sandra saskia

2. Lola marlin

3. Riva syafsila putri

4. Fitra lisma

5. Wahyu teguh prasetio

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Hj,Dalina Gusti,SKM,M,Kes) (Ns,Risa Aderina,S.Kep)

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“ STIMULASI SENSORI SESI 2 MENGGAMBAR”


Kelompok3 :

Ayu sandra saskia

Lola marlin

Riva syafsila putri

Fitra lisma

Wahyu teguh prasetio

AKADEMI KEPERAWATAN BAITURRAHMAH

PADANG

2019/2020

Anda mungkin juga menyukai