Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur Kelompok ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan RahmatNya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan ‘’Makalah Keperawatan Medical Bedah tentang Dengue Haemoragic
Fever’ ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah dan
dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Ucapkan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan maklaah ini secara umum dan kepada dosen mata kuliah
Komunikasi.

Penulis menyadarai dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan


karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kami tetap berharap agar
tugas ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya,untuk itu kami ucapkan
terimakasih.

Padang, 25 desember 2019

Kelompok

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB IPENDAHULUAN

I.ILatar Belakang............................................................................................................3

I.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep DHF

2.1.1 Defenisi DHF........................................................................................................5

2.1.2Etiologi DHF..........................................................................................................5

2.1.3 Patofisiologi DHF.................................................................................................6

2.1.4WOC DHF.............................................................................................................7

2.1.5Manifestasi Klinis DHF.........................................................................................8

2.1.6Pemeriksaan Penunjang DHF................................................................................8

2.1.7Penatalaksanaan DHF..........................……………………….................…….....9

2.1.8 Komplikasi DHF........................……………………………….................…….9

2.1.9 Dampak ..............................................................................................................10

2.2Asuhan Keperawatan Teoritis DHF

2.2.1 Pengkajian……………………………………………………..................….....11

2.2.2 Diagnosa keperawatan………………………………………….........................13

2.2.3 Intervensi………………………………………………………...................…..13

Daftar pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Suriadi (2000), DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty.Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian, terutama anak serta sering menimbulkan wabah.

Menurut Soegijanto (2006), Sampai sekarang penyakit demam berdarah


dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit dengue
hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada tahun di 1954, sedangkan di
Indonesia penyakit demam berdarah dengue pertama kali ditemukan pada tahun 1968
di Surabaya mencatat 58 kasus DHF dengan 24 kematian dan sekarang menyebar
keseluruh propinsi di Indonesia.

Data kementerian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat jumlah


kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu.
Angka ini cenderung stabil pada tahun 2010, sehingga kasus demam berdarah dengue
di Indonesia belum bisa dikatakan berkurang. Demikian juga dengan tingkat
kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89%. Pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada
pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat demam berdarah dengue
pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010.

1.2 Tujuan Penulisan

a.Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Hipertermipada


penyakit Dengue Hemoragic Fever.

3
b.Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami tinjauan teoritis penyakit DHF


2. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian pada pasien hipertermi pada penyakit
DHF
3. Mahasiswa mampu menegakkan Diagnosa pada pasien hipertermi pada penyakit
DHF
4. Mahasiswa mampu menyusun Intervensi pada pasien hipertermi pada penyakit
DHF

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Hipertermi Pada Penyakit DHF


1. Pengertian
Menurut Christine Efendy (1995), DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong virus arbovirus dan mauk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Sedangkan menurut Mansjoer
(2000), DHF adalah penyakit demam akut dengan cirri cirri demam , manisfestasi
pendarahan yang dapat menyebabkan kematian. Sudoyo (2010) juga berpendapat
bahwa DHF adalah penyakit infwksi yg disebkan oleh virus dengue dengan
manifestasu klinis demam , nyeri otot nyeri sendi
Hipertermia (demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di
hipotalamus (Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi
lebih dari 37,5 ºC (Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari
dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Noer, Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom
akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran
(dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah
tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan
penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan
maka rasa demam bertambah pada pasien.

2. Etiologi
Menurut Muwarni (2011), Penyebab penyakit Dengue Hemoragic fever (DHF) atau
demam berdarah adalah virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan dari vector nyamuk Aedesaegypti.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu
arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Vector utama
penyakit DBD adalah nyamuk aedes gypti Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang
jernih dan tergenang, telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila
kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk

5
menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah
menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100 butir.
Hipertermi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pada pasien DHF, hipertermia
disebabkan oleh karena adanya proses penyakit ( infeksi virus dengue) didalam tubuh
yang yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegepty (PPNI, 2016).

3. Patofisiologi
Arbovirus masuk melalui gigitan nyamuk aedes aegepty pada tubuh manusia
yang beredar dalam aliran darah sehingga terjadi infeksi virus dengue yang
menyebabkan pengaktifan sistem komplemen ( zat anafilatoksin) yang membentuk
dan melepaskan zat C3a, C5a dan merangsang PGE2 yang selanjutnya akan
meningkatkan seting point suhu di hipotalamus. Kenaikan seting pint ini akan
menyebabkan perbedaan suhu seting lebih tinggi darpada suhu tubuh. Untuk
menyamakan perbedaan ini, suhu tubuh akan meningkat sehingga akan terjadi
hipertermi. Hipertermi menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na dan H2O sehingga
permiabilitas membran meningkat. Meningkatnya permeabilitas membran
menyebabkan cairan dari intravaskular berpindah ke ektravaskular sehingga terjadi
kebocoran plasma. Kebocoran plasma akan mengakibatkan berkurangnya volume
plasma sehingga terjadi hipotensi dan kemungkian terjadi syok hipovolemik ( Nurarif
dan kusuma, 2015).

6
4. WOC

7
5. Manifestasi Klinis
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu:demam tinggi dan
mendadak yang dapat mencapai 40⁰C atau lebih dan terkadang disertai dengankejang,
demam, sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri
perut kanan atasatau seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun
hanya berupa ujitourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar
atau juga berupa pendarahanspontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh,
dan muka, sampai epistaksis dan pendarahan gusi.Sementara pendarahan
gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi padakasus
dengan syok yang berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi.
Pendarahan lainseperti pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada
masa konvalisen seringkaliditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali.Hepatomegali
biasanya dapat diraba padapermukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar
dengan beratnya penyakit.Nyeri tekanseringkali ditemukan tanpa ikters maupun
kegagalan pendarahan.
6. Pemeriksaan penunjang
a.Pemeriksaan Laboratorium :
1. Trombosit menurun
2. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
3. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
4. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
5. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
6. Hiponatremia( NA rendah )
b. Pemeriksaan RadiologiPada foto trorax( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II) di
dapatkan efusi pleura

8
7. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari

8. Komplikasi
Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2006: 23) adalah:
1. Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit
dan koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit
muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi
perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan
perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7 yang
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran
plasma, efusi cairan serosa ke ronnga pleura dan peritoneum, hiponatremia,
hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mngekaibatkan berkurangnya alran balik
vena, penurunan volume sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi 13
disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan hemeostasis
yang mengakibatkan aktivitas dan integritas sistem kardiovaskular, perfusi
miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemi
jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible, terjadi
kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam wakti 12-24 jam .
3. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan
dengan nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel
kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih
banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.

9
4. Efusi Pleura Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga
pleura dan adanya dipsnea .

9. Dampak
Salah satu dampak terjadinya hipertermi adalah dehudrasi. Dimana terjadinya
dehidrasi disebabkan oleh adanya peningkatan penguapan cairan tubuh saat demam
atau hipetermi, sehingga dapat mengalami kekurangan cairan dan merasa lemah.
( Nurarif & Kusuma, 2015)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipertermi pada Penyakit
DHF

1. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, peker
jaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama
Pasien DHF dengan masalah keperawatan hipertermi adalah pasien mengeluh
badannya demam atau panas.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Suhu tubuh meningkat, mukosa mulut kering, terdapat ruam pada kulit.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Berisikan riwayat penyakit yang pernah dialami klien ,dan pada anak yang
menderita DHF biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus
lain.
e. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan Menggambarkan informasi atau
riwayat pasien mengenai status kesehatan dan praktek pencegahanpenyakit,
keamanan/proteksi, tumbuh ke kemmbang, riwayat sakit yang lalu, perubahan
status kesehatandalam kurun waktu tertentu
f. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi makanan
dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen, vitamin

10
makanan.dan biasanya klien bermasalah dalam nafsu makan,mual, rasa panas
diperut, lapar dan haus berlebihan.
g. EliminasiMenggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,
BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
h. Aktivitas – Latihan Meliputi informas iriwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan
energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau tempat
sakit.
i. Istirahat tidur Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi
periode istirahat tidur, penggunaan obattidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah yang
dirasakan saat tidur.
j. Kognitif- perceptualMeliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori,
kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif, statuspendengaran, penglihatan, masalah dengan
pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal,kesemutan
k. Konsep diri-persepsi diriMeliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga
dan peran social, kepuasan dan ketidakpuasandengan
peranv Seksual reproduksiMeliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual Koping toleransi stress Meliputi informasi
riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau koping terhadap
stressv Nilai kepercayaan Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai,
tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihanmembuat keputusan
kepercayaan spiritual

11
2. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi b/d proses infeksi virus dengue
2. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya cairan tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang tidak adekuat
akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
3. Intervensi

N Diagnosa NOC NIC


o Keperawatan

1 Hipertermi b/d NOC: NIC:


. proses infeksi Thermoreguration Fever treathment
virus dengue : - Monitor suhu
Setelah dilakukan - Monitor warna kulit
tindakan apakah ada sianosis
keperawatan atau tidak
selama 2x24 jam - Monitor tekanan darah,
dengan Kriteria nadi dan RR
Hasil : - Monitor penurunan

- Suhu tubuh dalam tingkat kesadaran

rentang normal (37’C) - Monitor WBC, Hb dan


- Nadi dan RR dalam Hct perhari

rentang normal (60- - Monitor tanda-tanda

100x/i) hipertermi dan

- Tidak ada perubahan hipotermi

warna kulit dan tidak - Anjurkan klien banyak

ada pusing, merasa minum

nyaman - Kolaborasi pemberian


anti piretik

2 Risiko NOC NIC:


. terjadisyok hypo Keparahan Manajeman
volemic berhub syok:Hipovolemi hipovolemi
ungan k - Monitor adanya
dengan kurangn

12
ya volume caira Setelah dilakukan tanda-tanda dehidrasi
n tubuh tindakan - Monitor adanya
keperawatan sumber-sumber
selama 2x24 jam kehilangan cairan
dengan Kriteria - Tawarkan pilihan
Hasil : minum setiap 1-2 jam

- Ttv dalam batas saat terjaga,jika tidak

normal adakontra indikasi

- Tidak ada pucat - Monitor rongga mulut

- Tidak ada kehausan dari kekeringan

- Tidak ada Lesu dan/atau membran


mukosa yang pecah
- Sediakan cairan oral
sesring mungkin
untuk memelihara
integritas membran
mukosa mulut

3 ketidakseimbangan NOC: NIC:


. nutrisi kurang dari Nutritional status: Nutrition
kebutuhan tubuh b/ food and fluid management
d intake nutrisiyang intake - Anjurkan makan
tidak adekuat
Setelah dilakukan sedikit tapi sering
akibat mual dan
tindakan - Anjurkan klien makan
nafsu makan yang
keperawatan selagi hangat
menurun
selama 2x24 jam - Kaji adanya alergi
dengan kriteria makanan
hasil: - Kolaborasi dengan

- Adanya ahli gizi dalam

peningkatan berat pemberian makanan

badan - Anjurkan pasien

- Berat badan ideal untuk meningkatkan

sesuai dengan protein vit C

13
tinggi badan - Monitor jumlah
- Mampu nutrisi
mengidentifakasi
kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
- Tidak terjadi
penurunan berat
badan

14
BAB III
PENUTUP

Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus


(Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC
(Oswari, E, 2006). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan
melalui nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi,
syok serta dapat menimbulkan kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah
dengan memberantas sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur
atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan
(fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan demam berdarah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andarmayo,Sulistyo &Andoko Sayudi J.2013.Hubungan Pengetahuan Keluarga tentang


penyakit DHF dengan skap keluarga dalampencegahan penyakit DHF.Jurnal
Florence vol.V1 No.2 Julu 2013

Garna,Herry.2013.Buku Ajar Devisi infeksi dan Penyakit Tropis.Jakarta:Sagung Seto

Rohadi.2007.Peran kadar hematokrit,jumlah trombositdan serologi IgG-IgM anti DHF dalam


memprediksi terjadinya syok pada pasien Demam berdarah dengue DBD di
Rumah sakit Islam siti HajarMataram.Jurnal Penyakit dalam,Volume8 Nomor 2
2007

Soedarmo,Soemorno Sunaryo Poorwo.2005.Demam berdarah pada anak


.Jakarta:Universitas Indonesia

Soedarto.2012.Demam berdarah Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever.Jakarta:Sagung


Seto

Dipkes RI.2015.Demam Berdarah biasanya mulai meningkat di Januari.Diakses :12


ei 2015.www.Dipkes.go.id.

16
17

Anda mungkin juga menyukai