Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENELITIAN

PENEMPATAN LOKASI PERUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI


DINOYO KERAMIK
Mata Kuliah Ekonomi Perkotaan
Disusun oleh :
Muhammad Rasyid Ridho (135020101111012)
Padel Pamungkas (135020100111042)
Arafah Riska Syahputra (135020107111031)
Irza Azwardi Sabana (135020101111063)
Ekky Prista (135020100111033)

Program Studi Ekonomi Pembangunan


Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada
lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi
baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia awam masih
bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan
bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu
kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena
lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber
yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan
berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Secara umum, pemilihan
lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal
(local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan
(transferred input), dan permintaan luar (outside demand).

Kota Malang, dengan sekian banyak fasilitas yang mendukung industri dan perdagangan
sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya bangunan-bangunan industri. Dalam
hal ini, tahap penentuan lokasi industri yang didasarkan pada teori lokasi menjadi penting
karena keberadaan dari sebuah kawasan industri di suatu lokasi dapat berimplikasi pada
pemanfaat lahan yang ada di sekitarnya. Selain itu, adanya teori lokasi ini sangat penting
untuk dipahami karena suatu lokasi memiliki peranan yang berbeda-beda sehingga
penentuan lokasi untuk pelaksanaan suatu peruntukan, misalnya industri, dapat mendorong
dan menentukan arah pertumbuhan suatu daerah atau wilayah yang dijadikan lokasi.

1.2 Rumusan Masalah


Penentuan lokasi industri di Kota Malang tidak serta merta langsung didirikan disana,
tetapi juga melalui beberapa analisa, baik dari segi kedekatan dengan bahan baku,
kedekatan dengan pusat kota, dan lain sebagainya. Adapun hal-hal yang ingin dibahas
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa saja yang menjadi dasar-dasar teori penentu lokasi industri?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi kriteria penentuan lokasi suatu industri?

3. Bagaimanakah implikasi teori lokasi industri terhadap penentuan lokasi industri di Kota
Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebagai penerapan ilmu ekonomi perkotaan yang membahas
tentang mengapa suatu perusahaan berdiri di suatu daerah tertentu yang dilaksanakan
dengan tujuan :

1. Menyelesaikan tugas penelitian ekonomi perkotaan


2. Membahas dimana saja letak suatu perusahaan di kota Malang berada.
3. Membahas apa saja alasan berdirinya suatu perusahaan di daerah tersebut.

Penelitian ini berupaya menjelaskan tujuan-tujuan yang sudah disebutkan di atas.


Daerah penelitian ini adalah daerah kota malang yaitu :

1. Malang utara
2. Malang barat
3. Malang timur
4. Malang selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui dan meneliti apakah benar bahwa daerah tempat berdirinya
suatu perusahaan berhubungan erat dengan alasan berdirinya suatu perusahaan
tersebut.
2. Mengetahui apakah teori yang ada merupakan sesuai dengan kenyataan pada
yang terjadi di pasar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas teori tentang pilihan lokasi
perusahaan,dimana perusahaan akan berdiri menjadi pembahasan penting dalam bab ini
secara teoritis perusahaan akan berdiri mendekati bebrapa faktor dan aspek yang akan di
kemukakan dibawah mengenai masalah dimana perusahaan akan berdiri.

2.1 Faktor penentu pemilihan lokasi kegiatan ekonomi.


Formulasi teori lokasi dan analisa spasial dilakukan dengan memeperhatikan faktor-faktor
utama yang menentukan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi, baik pertanian, industri dan
jasa. Disamping itu, pada umumnya faktor yang dijadikan dasar perumusan teori adalah
yang dapat diukur agar menjadi lebih kongkrit dan operasional. Secara garis besar terdapat
6 faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yang masing-masing
diuraikan berikut ini.

A. Ongkos Angkut

Ongkos Angkut merupakan faktor atau variabel utama yang sangat penting dalam pemilihan
lokasi dari suatu kegiatan ekonomi. Alasannya adalah karena ongkos angkut tersebut
merupakan bagian yang cukup penting dalam kalkulasi biaya produksi. Hal ini terutama
sangat dirasakan pada kegiatan industri pertanian maupun pertambangan yang umumnya,
baik bahan baku dan hasil produksinya kebanyakan merupakan barang yang cukup berat
sehingga pengangkutannya memerlukan biaya yang cukup besar.

Untuk kemudahan perumusan Teori Lokasi, kebanyakan ongkos angkut ini diasumsikan
konstan untuk setiap kilometernya. Namun demikian, dalam realitanya hla ini tidak selalu
benar karena seringkali dalam angkutan dengan jarak lebih jauh akan mengahsilkan ongkos
angkut untuk setiap ton kilometernya yang lebih rendah. Dengan kata lain, dalam
kenyataanya sering terdapat penghematan angkut rata bila jarak yang ditempuh lebih jauh.

B. Perbedaan Upah Antar Wilayah

Sudah menjadi kenyataan umum bahwa upah buruh antar wilayah tidak sama. Perbedaan
ini dapat terjadi karena variasi dalam biaya hidup, tingkat inflasi daerah dan komposisi
kegiatan ekonomi wilayah. Bagi negara sedang berkembang, diamana fasilitas angkuttasi
msih belum tersedia keseluruh pelosok daerah dan mobilitas barang dan faktor produksi
antar wilayah belum begitu lancar, maka perbedaan upah antar wilayah akan menjadi lebih
besar. Upah yang dimaksudkan dalam hal ini bukanlah upah nominal, tetapi upah riil setelah
diperhitungkan produktivitas tenaga kerja.

Perubahan upah ini mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena tujuan utama
investor dan pengusaha adalah untuk mencari keuntungan secara maksimal. Bila upah di
satu wilayah lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain, maka pengusaha kan
cenderung memilih lokasi diwilayah tersebut karena akan dapat menekan biaya produksi
sehingga keuntungan menjadi lebih besar. Sebalinya, pengusaha akan cemderung tidak
memilih lokasi pada suatu wilayah bila upah buruhnya relatif lebih tinggi.

C. Keuntungan Aglomerasi

Faktor ketiga yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiattan ekonomi adalah besar kecilnya
keuntungan aglomerasi yang dapat diperoleh pada lokasi tertentu. Keuntungan aglomerasi
muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya terkonsentrasi pada
suatu tempat tertentu. Keterkaitan ini dapat berbentuk kaitan dengan bahan baku dan
kaitan dengan pasar (Forward Linckages). Bila keuntungan tersebut cukup besar, maka
pengusaha akan cenderung memilih lokasi kegiatan ekonomi terkonsentrasi dengan
kegiatan lainnya yang saling terkait. Pemilihan lokasi akan cenderung tersebar bila
keuntungan aglomerasi tersebut nilainya relatif kecil.

Keuntungan aglomerasi tersebut dapat muncul dalam 3 bentuk. Pertama, adalah


keuntungan skala besar yang terjadi karena baik bahan baku maupun pasar sebagian telah
tersedia pada perusahaan yang terkait yang ada pada lokasi tersebut. Kedua, adalah
keuntungan lokalisasi (Localisation Economies) yang diperoleh dalam bentuk penurunan
(penghematan) ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi bila memilih
lokasi pada konsentrasi tertentu. Ketiga, adalah keuntungan karena penggunaan fasilitas
secara bersama seperti listrik, gudang, armada angkatan, air dan lainnya. Biasanya
keuntungan ini diukur dalam bentuk penurunan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan
fasilitas tersebut secara bersama.

D. Konsentrasi Permintaan

Faktor keempat yang ikut pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah konsentrasi permintaan
antar wilayah (Spatial Demand). Dalam hal ini pemilihan lokasi akan cenderung menuju
tempat dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar. Bila suatu perusahaan
berlokasi pada wilayah dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar, maka
jumlah penjualan diharapkan akan dapat meningkat. Disamping itu, biaya pemasaran yang
harus dikeluarkan perusahaan menjadi lebih kecil karena pasar telah ada pada lokasi
dimana perusahaan berada. Keadaan ini selanjutnya akan dapat pula meningkatkan volume
penjualan yang selanjutnya akan dapat pula memperbesar tingkat keuntungan yang dapat
diperoleh oleh perusahaan bersangkutan.
Konsentrasi permintaan antar wilayah merupakan hal yang wajar terjadi. Untuk barang
konsumsi, keadaan ini terutama terjadi karena konsentrasi penduduk pada wilayah-wilayah
tertentu misalnya didaerah perkotaan, daerah pertambangan, pertanian, didekat pelabuhan
dan lainnya. Sedangkan untuk barang setengah jadi, konsentrasi prmintaan antar wilayah ini
menjadi karena adanya konsentrasi industri yang menggunakan barang setengah jadi
tersebut. Pada negara sedang berkembang, dimana fasilitas angkuttasi belum menyebar
luas keseluruh pelosok daerah, maka konsentrasi permintaan antar wilayah ini akan
cenderung lebih tinggi.

E. Kompetisi Antar Wilayah

Persaingan antar wilayah yang dimaksudkan disini adalah persaingan sesama perusahaan
dalam wilayah tertentu atau antar wilayah. Bila persaingan ini sangat tajam, seperti pada
pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung
terkonsentrasi dengan perusahaan lain yang menjual produk yang sama. Hal ini dilakukan
agar masing-masing perusahaan akan mendapatkan posisi yang sama dalam menghadapi
persaingan sehingga tidak ada yang dirugikan karena pemilihan lokasi perusahaan yang
kurang tepat. Sebaliknya, bilamana persaingan tidak tajam atau tidak ada sama sekali
seperti halnya pada pasar monopoli, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung
bebas, karena pembeli akan tetap datang dimana saja perusahaan beralokasi.

Persaingan dalam ilmu ekonomi dapat diukur dengan perbandingan harga jual produk yang
sama antar perusahaan yang bersaing. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai
daya saing tinggi bila harganya lebih rendah dari harga produk saingan dan sebaliknya.
Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut harga diamana, apakah harga pabrik atau harga di tempat
pembeli.

F. Harga dan Sewa Tanah

Faktor keenam yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tinggi
rendahnya harga atau sewa tanah. Dalam rangka memaksimalkan keuntungan, perusahaan
akan cenderung memilih lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih rendah. Hal ini
terutama akan terjadi pada perusahaan atau kegiatan pertanian yang memerlukan ttanah
relatif banyak dibandingkan dengan perusahaan inddustri atau perdagangan. Pemilihan
lokasi dalam hal ini menjadi penting karena harga tanah biasanya bervariasi antar tempat.
Harga tanah akan tinggi bila terdapat fasilitas angkuttasi yang memadai untuk angkutan
orang atau barang.

Disamping itu, khusus untuk daerah perkotaan, harga tanah bervariasi menurut jarak ke
pusat kota. Bila sebidang tanah beralokasi dekat dengan pusat kota, maka harga per meter
perseginya akan sangat mahal. Sebaliknya harga tanah tersebut akan jauh lebih murah bila
tanah tersebut terletak jauh dipinggir kota. Karena itu, faktor harga tanah ini juga merupakan
faktor penting dalam penentuan lokasi penggunaan tanah (land-use) untuk kegiatan
ekonomi dan perumahan di daerah perkotaan.

2.2. Perluasan Teori Weber

Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik secara
ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah memberikan
keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh dengan cara
mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di lapangan sulit
ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location dan
maksimum revenue location.

Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yang biayanya paling minimal (prinsip
least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu diasumsikan :

a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan dengan
ketrampilan).

b) Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja.

c) Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga.

d) Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut dan
dipindahkan.

e) Terdapatnya kompetisi antara industri.

f) Manusia itu berpikir rasional.

BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode yang berusaha memperoleh data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yangtelah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Informan utama yang
dibidik adalah orang-orang yang berjualan di daerah Keramik Dinoyo. Dalam tujuannya
untuk mengetahui dampak ekonomi masyarakat, penulis menggunakan masyarakat di
sekitar objek Keramik Dinoyo sebagai informan utama. Masyarakat tersebut berupa pemilik
usaha yang menjadikan rumah mereka sebagai tempat pengelolaan dan penjualan keramik.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara
dan observasi.

a. Wawancara
Pengertian wawancara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
tanya jawab denngan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal. Atau dengan kata lain wawancara dapat juga
dikatakan tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk meminta
keterangan atau pendapat tentang suatu hal untuk tujuan tertentu. Pihak yang
diwawancarai adalah beberapa pelaku usaha yang mendirikan usaha di daerah Keramik
Dinoyo
b. Observasi
Observasi berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu
masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi dilakukan di Kawasan
Keramik Dinoyo Malang.

BAB IV

HASIL PENELITIAN
1. Sentra Industri Keramik Dinoyo

Sentra Industri Keramik Dinoyo terletak di Jalan M.T. Haryono kelurahan Dinoyo
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Akses masuk ke lokasi Sentra Industri Keramik Dinoyo
melalui gang IX yang ditandai oleh gapura bertuliskan "Kampung Wisata Keramik Dinoyo".
Gang ini menghubungkan area sentra industri keramik dinoyo dengan jalan M.T. Haryono
yang merupakan jalan penghubung antara pusat Kota Malang dengan Kota Batu. Sentra
Industri Keramik ini terletak 100 meter dari gapura. Kios-kios dalam sentra industri ini selain
tempat untuk berjualan keramik juga menjadi tempat produksi keramik.

Pabrik keramik yang ada di sentra ini sudah tutup dikarenakan bangkrut akibat krisis
tahun 1998, kebangkruktan pabrik tidak membuat masyarakat yang menekuni bisnis ini ikut
gulung tikar tapi karena banyak masyarakat yang sudah bisa membuat keramik sendiri
maka ditiap rumah itu mereka membuat usaha kerajinan keramik yang bahan bakunya dari
pemerintah kota malang dan provinsi. Industri keramik ini laris manis ketika akan mendekati
bulan ramadhan dan ketika ada musim nikah.

Kualitas bahan dan teknik pembuatan keramik murah ini tetap diutamakan oleh
pengrajin. Hanya saja pengrajin ingin menghasilkan karya keramik murah dan berkualitas
yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Karena pengrajin yakin bahwa
konsumen menyukai keramik murah dan berkualitas baik.

Keramik murah ini ditawarkan dalam berbagai bentuk dan pilihan warna yang dapat
disesuaikan dengan selera konsumen. Range harga yang ditawarkan keramik murah ini pun
beragam, dari harga Rp 1500 hingga Rp 20.000 , yang jika dibandingkan dengan kerajinan
keramik lain, keramik dinoyo memang terkenal dengan keramik murah nya dengan kualitas
tinggi. Maka tak heran jika banyak masyarakat dari luar pulau jawa yang senang ‘berburu’
keramik murah di Kota Malang ini.

Dalam mempopulerkan keramik Dinoyo, pengrajin setempat yang ditergabung dalam


paguyuban pengusaha keramik dengan didukung oleh pemerintah Kota Malang, ingin
memanfaatkan keunggulan kerajinan keramik sebagai daya tarik wisatawan untuk
mendongkrak penjualan. Salah satu cara yang sudah dilakukan adalah menggelar acara
tahunan yang bertajuk Festival Keramik Dinoyo. Acara tersebut pertama kali diadakan pada
tahun 2011.

Acara festival tersebut bertujuan untuk mengenalkan produk keramik khas Dinoyo dan
sekaligus mempromosikan Kampung Keramik Dinoyo sebagai kampung wisata. Selain itu,
kegiatan ini juga untuk terus memotivasi para perajin untuk terus berinovasi mengingat
industri ini memiliki sejarah panjang, dimana industri keramik di Dinoyo telah berkembang
sejak tahun 1957. Festival Keramik Dinoyo merupakan festival keramik pertama yang
diselenggarakan di Indonesia.

Festival yang berlangsung selama sepekan ini mampu memberikan kesempatan bagi para
pengunjung untuk melihat berbagai kerajinan keramik dan gerabah di Kota Malang,
disamping itu berbagai pertunjukkan kesenian khas Kota Malang turut mewarnai festuval
tersebut seperti pertunjukan tari topeng, hidangan kuliner khas Kota Malang, dan lain-lain.
Untuk dapat menikmati festival tersebut pengunjung tidak dipugut biaya (free charge) dan
bisa dikunjugi oleh siapa saja.

Festival Keramik Dinoyo merupakan salah satu acara unggulan Dinas Pariwisata Kota
Malang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Acara ini juga sekaligus sebagai ajang
pertemuan untuk bertukar pikiran bagi pengrajin keramik se Indonesia bahkan internasional.
Namun, meskipun festival ini berhasil menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung, fastival
hanya bagian dari konsep turisme yang belum sempurna. Artinya adalah pengunjung hanya
akan menikmati suasana tersebut setahun sekali dan sifatnya yang terbatas.

Namun Festival Keramik Dinoyo hanya dilaksanakan dua kali saja yaitu pada tahun 2011
dan 2012 karena pada tahun 2013 dan 2014 peminat akan wisata keramik mulai menurun,
para pengrajin dan penjual keramik juga mulai menurun, penurunan tersebut menyebabkan
paguyuban masyarakat keramik dinoyo tidak sekompak dulu lagi.

2. Kesesuaian Pemilihan Lokasi Industri Keramik Dinoyo dengan Tinjauan


Pustaka

G. Ongkos Angkut

Berdasarkan hasil wawancara kami dengan penduduk setempat ongkos angkut


bahan baku keramik (tanah liat) relatif rendah karena ketika pabrik keramik di sekitar
sentra industri keramik dinoyo belum bangkrut akibat krisis 1998 penduduk atau
pengrajin setempat mendapatkan bahan baku keramik langsung dari pabriknya dan
itu membuat ongkos angkut relatif rendah karena berdekatan dengan sumber daya
dan membuat harga jual keramik menjadi murah, tapi setelah kebangkrutan pabrik
keramik tersebut para pengrajin mendapatkan bahan baku setengah jadi dari UPT
(Unit Pelaksana Teknis) Blimbing, Kecamatan Blimbing.
H. Perbedaan Upah Antar Wilayah

Karena pabrik keramik di dinoyo sudah bangkrut membuat para pengrajin mendirikan
tempat usaha keramik sendiri dan menjadikan rumah mereka menjadi tempat
pengolahan dan pembuatan keramik. Jadi menurut kami tidak ada perbedaan upah
antar wilayah karena industri keramik di malang dipusatkan di dinoyo dan para
pengrajin tidak bekerja di pabrik lagi, jadi yang ada hanyalah perbedaan omzet
perbulan/pertahun antar pengrajin.

I. Keuntungan Aglomerasi

Karena adanya aglomerasi untuk Industri Keramik di daerah Dinoyo, membuat


beberapa keuntungan salah satunya adalah akses lokasi yang mudah karena
kawasan industri keramik dinoyo berdekatan dengan jalan utama di Kecamartan
Lowokwaru.

J. Konsentrasi Permintaan

Untuk permintaan akan keramik sendiri menurut hasil wawancara kami, sang
pengrajin atau pemilik usaha tidak membuat minimum permintaan tapi sesuai
dengan permintaan si pemesan keramik. Permintaan keramik menjadi naik ketika
musim pernikahan dan akan mendekati hari lebaran Idul Fitri.

K. Kompetisi Antar Wilayah

Menurut Kelompok kami tidak ada kompetesi antar wilayah yang ada adalah
kompetesi antara pengrajin keramik di Dinoyo. Karena harga keramik di sentra
industri dinoyo hampir semuanya sama membuat kompetesi antara pedagang
tersebut menjadi kurang signifikan.

L. Harga dan Sewa Tanah

Hampir semua pengrajin melakukan pengolahan dan penjualan keramik di rumah


mereka sendiri, karena tempat pengolahan dan penjualan keramik di rumah sendiri
membuat harga keramik menjadi reltif murah dan para pengrajin dapat menghasilkan
profit yang maksimal.

BAB V
KESIMPULAN
Industri Keramik Dinoyo menurut teori pemilihan lokasi industri sudah sesuai karena
Industri Keramik Dinoyo menekankan pada 6 faktor yaitu Ongkos Angkut, Perbedaan Upah
antar wilayah, keuntungan aglomerasi, konsentrasi permintaan, kompetisi antar wilayah, dan
harga sewa tanah. Hal tersebut sangat menentukan besarnya profit pemilik usaha atau
pengrajin keramik. Sinergitas antara pengrajin keramik setelah kebangkrutan pabrik keramik
sangat membantu berkembang dan bertahannya industri keramik di tengah perkembangan
global.

SARAN

Para pemilik usaha keramik atau pengrajin keramik lebih melakukan inovasi
terhadap pengolahan keramik agar tidak kalah dengan produk-produk cina yang
menawarkan corak budaya mereka, menurut kelompok kami para pengrajin keramik mulai
mengadakan kembali festival keramik yang diadakan 1 tahun sekali yang sempat berhenti
pada tahun 2012, karena dengan adanya festival keramik akan membuat industri keramik
dinoyo malang lebih dikenal masyarakat sekitar.

LAMPIRAN
Peta dan Foto Industri Keramik Dinoyo

Anda mungkin juga menyukai