PENDAHULUAN
Sistem distribusi merupakan suatu bagian utama dari sistem tenaga listrik secara
keseluruhan. Bagian ini berfungsi untuk mendistribusikan daya listrik dari sisi pembangkit
sebagai pengirim ke sisi beban (konsumen) sebagai penerima. Daya listrik tersebut
disalurkan melalui peralatan sistem tenaga listrik dengan kapasitas tertentu. Jumlah energi
listrik yang sampai ke beban tidak sama dengan jumlah energi listrik yang dibangkitkan
Sistem distribusi tenaga listrik pada PT.PLN (persero) UP3 Merauke merupakan suatu
masalah yang terjadi di penyulang kota 1, contoh kasus sistem distribusi yang selalu
mengalami rugi-rugi daya listrik. Rugi-rugi daya tersebut tidak dapat dihindari, sementara
besar rugi-rugi tersebut belum diketahui, apakah masih dalam batas-batas yang diizinkan
atau melampaui batas standar yang telah ditentukan. Selain itu, level tegangan yang
dibangkitkan umumnya tidak sama dengan level tegangan di pelanggan. Pada titik tertentu
tidak tertutup kemungkinan terjadi rugi-rugi (losses) daya dan jatuh tegangan yang
melampaui batas-batas teknis yang dipersyaratkan berdasarkan SPLN 1978 yaitu sekitar 5
%.
Metode yang sering digunakan dalam studi aliran daya adalah Newton-Raphson.
Metode ini memiliki perhitungan yang lebih baik dibanding dengan metode Gauss-Seidel
bila untuk sistem tenaga yang lebih besar, karena lebih efisien dan praktis.
1
Dengan ini jumlah iterasi yang dibutuhkan untuk memperoleh pemecahan berdasarkan
ukuran sistem. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini akan mencoba untuk
menghitung rugi-rugi daya pada jaringan distribusi pada sistem Merauke. Dari uraian di
KOTA MERAUKE“.
Berdasarkan latar belakang di atas, rugi-rugi daya pada jaringan distribusi penyulang
kota 1 PT. PLN (Persero) UP3 kota Merauke yang sering terjadi drop tegangan, maka perlu
ditinjau kembali dan dianalisa tentang, bagaimana menentukan dan mengetahui penyebab
terjadinya rugi-rugi tegangan pada jaringan distribusi penyulang kota 1 PT. PLN (Persero)
1. Menghitung kelayakan panjang saluran kabel yang terpasang pada jaringan ditribusi
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan akhir ini adalah:
2
2. Mengetahui bagaimana cara menghitung besaran rugi-rugi daya pada penyulang
1. Sebagai bahan informasi bagi pengguna tenaga listrik, tentang peran (pengaruh)
rugi-rugi daya
2. Sebagai sumbangsi ilmu pengetahuan dari saya kepada jurusan Teknik Elektro
Sistematika penulisan skripsi adalah memberikan gambaran secara garis besar dalam
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini membahas tentang rugi-rugi daya dan penghantar (kabel) yang
3
BAB IV PENENTUAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
transformator, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban yang merupakan satu
kesatuan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem distribusi tenaga listrik
yang berfungsi untuk mensuplai tenaga dan mengalirkan listrik dari sumber tenaga listrik
(pembangkit, gardu induk, dan gardu distribusi) ke beban atau konsumen Oleh karena itu,
listrik banyak di manfaatkan untuk menunjang kehidupan, baik di rumah tangga, industri,
Perhitungan jumlah rugi-rugi energi yang tepat setiap bulan merupakan kebutuhan
pengoperasian sistem tenaga listrik yang paling mendesak. Perhitungannya sangat sukar
karena kondisi pembebanan sistem yang berbeda setiap saat sesuai dengan kebutuhan
konsumen sistem tenaga listrik. Dengan demikian besar rugi-ruginya berbeda dari waktu
ke waktu sehingga total rugi daya listrik setiap bulan berbeda-beda, karena itu dibutuhkan
suatu metode perhitungan yang akurat dan membuat kurva beban berdasarkan kelompok
beban pelanggan[1]
Untuk menghitung rugi-rugi saluran pada suatu sistem distribusi, maka terlebih
dahulu harus dilakukan studi aliran daya. Dalam hal ini analisis atau perhitungan dilakukan
terhadap tegangan, arus, daya dan rugi-rugi daya dalam suatu jaringan listrik pada berbagai
titik dengan kondisi operasi normal. Beberapa metode penyelesaian studi aliran daya telah
5
Sistem Jaringan distribusi adalah sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan
pelanggan, dan bertugas menyalurkan tenaga listrik dari stasiun-stasiun suplay tenaga
karena jumlah gangguan pada sistem distribusi relatif lebih banyak bila dibandingkan
dengan jumlah gangguan pada sisi pembangkit maupun transmisi dimana pemasangannya
harus sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan di dalam Persyaratan Umum Jaringan
Listrik (PUIL).
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
pelanggan.
sistem tenaga listrik senantiasa disertai upaya-upaya guna penyempurnaan operasi sistem
distribusi.
Sistem tenaga listrik merupakan sistem sarana penyaluran tenaga listrik dari titik
sumber ke titik pusat beban. Penyaluran tenaga listrik ini mempunyai peranan penting
4
Hal ini dikarenakan apabila terjadi gangguan pada penyaluran tenaga listrik maka
dapat mengakibatkan kerugian baik pada konsumen maupun pada PLN sendiri.
Jaringan distribusi dari gardu induk sampai ke kWh meter ditempat konsumen,
terdiri dari dua bagian yaitu jaringan distribusi primer atau yang dikenal dengan jaringan
tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan sekunder atau yang dikenal dengan
jaringan tegangan rendah (JTR). Jaringan tegangan menengah umumnya bekerja pada
tegangan 20 kV, sedangkan jaringan tegangan rendah umumnya bekerja pada tegangan
380/220 Volt. Jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan sekunder atau
yang dikenal dengan jaringan tegangan rendah (JTR). Jaringan tegangan menengah
umumnya bekerja pada tegangan 20 kV, sedangkan jaringan tegangan rendah umumnya
Pengelompokan ini didasarkan pada kebutuhan tenaga listrik yang berbeda dari
5
JTM
Gardu Induk
Jaringan
Tegangan Tinggi
3 :Generator 3 Fasa
:Pemutus Tenaga(PMT)
=Sircuit Breaker (CB)
:Pemutus Beban
(PMB) Load Break
Switch Trafo Distribusi
:Pemisah (PMS)
Isolating Switch
JTM :Jaringan Tegangan
Menengah Saluran
Distribusi
JTR :Jaringan Tegangan Sekunder
Rendah J.T.R
APP :Alat Pembatas &
Pengukur
IR : Instalasi rumah
A.P.P
I.R.
diatas yaitu dimulai dari pembangkitan tenaga listrik yaitu berupa generator 3 fasa
yang dilakukan di pusat listrik, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Sebelum
disalurkan, tegangan energi listrik dinaikkan terlebih dahulu menjadi tegangan transmisi.
Karena disalurkan melalui Jaringan Tegangan Tinggi, maka tegangannya dinaikkan dengan
menggunakan trafo step-up. Kemudian disalurkan menuju gardu induk pusat. Di gardu
induk pusat, tegangan diturunkan dengan menggunakan trafo step-down, untuk disalurkan
Tenaga listrik yang telah diturunkan tegangannya (menjadi 20 kV), kemudian disalurkan
Pada jaringan tegangan menengah terdapat alat pengaman atau proteksi berupa
Pemutus Tenaga (PMT) yang berfungsi untuk memutus arus gangguan, serta
6
Pemutus beban (PMB) yang berfungsi untuk memutus arus listrik yang disalurkan
pada beban. Kemudian pemisah (PMS) yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan
tegangan untuk memisahkan suatu peralatan listrik lainnya yang masih bertegangan dan
untuk mengamankan peralatan listrik dari sisa tegangan akibat induksi dari peralatan
distribusi primer (20 kV) menjadi tegangan rendah (380/220 V), yang didistribusikan
kekonsumen melalui Jaringan Tegangan Rendah. Konsumen tenaga listrik disambung dari
masuk ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP), yang berfungsi untuk membatasi daya
energi listrik dan mengukur pemakaian energi listrik oleh konsumen. Setelah dari APP
baru energi listrik tersebut dapat digunakan oleh konsumen melalui IR (Instalasi Rumah).
Sistem distribusi primer merupakan sistem yang berada diantara gardu induk dan
trafo distribusi. Sebuah sistem distribusi primer terdiri dari feeder utama berupa rangkaian
tiga fasa empat kawat atau tiga fasa tiga kawat, dan percabangan atau lateral, yang
biasanya berupa rangkaian satu fasa atau tiga fasa yang terhubung ke feeder utama.
Umumnya lateral atau sublateral yang berlokasi diperumahan atau pedesaan terdiri dari
penutup balik otomatis (PBO-automatic circuit recloser), Air Break Swicth (ABSW), atau
Load Break Swicth (LBS) pada beberapa lokasi agar ketika terjadi ganguan maka jaringan
yang mengalami ganguan tersebut dapat dipisahkan sehingga dapat pula meminimalisasi
7
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20 kV) dapat
dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung
(Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.
Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.2 merupakan salah satu bagian
dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau
konsumen.
Gardu Induk
Sekering TM
Trafo Distribusi
Saklar TR
Rel T.R
Sekering TR
Jaringan Tegangan Rendah
Gardu Distribusi
Sambungan
Rumah
Pelanggan
berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari
sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya
8
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup jatuh tegangan pada:
2. Transformator Distribusi
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi Rumah.
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan
yang diijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV ≥ 5%). Secara umum ΔV dibatasi sampai
dengan 3,5%.
Sistem distribusi adalah keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar ( seperti pada gardu
transmisi ) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk kedalam sistem
1. Gardu Induk
Gardu induk merupakan unit di dalam sistem distribusi yang berfungsi untuk
menerima daya dari sistem transmisi untuk kemudian diteruskan sistem distribusi. Didalam
Gardu Induk ini tegangan dari sistem (150kV-500kV) akan diubah tegangan untuk
9
2. Jaringan Subtransmisi
dari GI menuju gardu-gardu distribusi. Namun jaringan subtransmisi belum tentu ada
tegangan peralihan. Seandainya pada jaringan transmisi tegangan yang dipakai adalah 500
kV, maka setelah masuk GI tegangan menjadi 150 kV ( belum termasuk tegangan untuk
distribusi). Sehingga jaringan ini dinamakan subtransmisi karena masih bertegangan tinggi.
Gardu distribusi merupakan unit dalam sistem distribusi yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari GI atau jaringan subtransmisi untuk kemudian disalurkan kepada
5. Transformator Distribusi
10
6. Rangkaian Sekunder
distribusi.
Pada umumnya struktur jaringan distribusi dapat dibagi menjadi empat jenis, antara
lain :
1. Jaringan Radial
2. Jaringan Lingkaran
3. Jaringan Spindel
4. Jaringan Anyaman
Struktur jaringan distribusi radial adalah struktur jaringan yang paling sederhana,
11
Penyaluran tenaga listrik dari penyulang berada pada kondisi satu arah. Akibatnya
apabila terjadi gangguan pada salah satu titik pada rangkaian akan menyebabkan
tenaga listrik pada jaringan dengan struktur seperti ini sangat buruk. Karena apabila terjadi
perbaikan pada salah satu titik akan menyebabkan seluruh jaringan harus dipadamkan.
150 KV 20 KV
Trafo Distribusi
Trafo Daya
Trafo Trafo
Distribusi Distribusi
Untuk kontinuitas penyaluran yang lebih baik, maka struktur jaringan seperti ini
dikembangkan menjadi struktur jaringan radial ganda. Pada struktur jaringan radial ganda,
setiap gardu distribusi mendapat suplay dari dua penyulang radial yang berasal dari GI atau
dari gardu distribusi lainnya. Dalam keadaan iperasi normal, maka gardu hanya mendapat
12
20 KV Pemutus 20 KV
Pemutus Tenaga
Tenaga
PMT PMT
20 KV 20 KV
Gardu
Konsumen
Trafo Daya (kusus)
PMT PMT
Penyulang
150 KV 20 KV
Gardu Induk
tertutup yang dimulai dari sumber daya besar (GI) kemudian melewati beberapa gardu -
gardu distribusi kemudian kembali lagi menuju sumber semula. Kelebihan utama dari
struktur jaringan distribusi ini adalah apabila terjadi gangguan, maka gangguan tersebut
dapat diisolir sehingga tidak mengganggu jaringan distribusi secara keseluruhan. Hal ini
dapat terjadi karena pada struktur jaringan distribusi lingkaran ini terdapat dua titik yang
penyaluran sudah cukup baik. Walaupun apabila terjadi gangguan pada banyak titik pada
Saklar Saklar
20 KV
Seksi Seksi
Otomatis Otomatis
150 KV PMT Trafo Trafo Trafo
20 KV Distribusi Distribusi Distribusi
Pemutus
PMT PMT Saklar Beban
150 KV Saklar
150 KV Seksi
Seksi
Trafo Otomatis Trafo
Otomatis
Distribusi Distribusi
Trafo
Trafo
Distribusi
Distribusi
13
2.2.5.3 Struktur Jaringan Spindel
distribusi radial dan struktur jaringan distribusi lingkaran. Pada struktur jaringan spindel ini
penyulang utama yang dipakai bertambah banyak jumlahnya serta memiliki penyulang
cadangan. Konfigurasi yang umum dipakai untuk struktur jaringan distribusi spindel
adalah tujuh buah penyulang utama dan satu buah penyulang cadangan. Seluruh penyulang
ini bertemu pada satu titik yang menghubungkan seluruh penyulang penyulang utama
dilengkapi pemutus dan pemisah daya. Titik temu penyulang-penyulang utama dengan
penyulang cadangan berada pda sebuah gardu hubung. Penyulang cadangan berfungsi
sebagai penyalur tenaga listrik darurat apabila saluran penyulang utama ada yang
mengalami gangguan. Dalam keadaan operasi normal, maka penyulang cadangan ini tidak
20 KV
Pemutus
PMT Trafo Distribusi
Beban
20 KV
Trafo Distribusi
Trafo Daya
Penyulang Langsung
PMT
20 KV
Trafo Distribusi
Trafo Distribusi
14
2.2.5.4 Struktur Jaringan Anyaman
rumit apabila dibandingkan dengan struktur jaringan distibusi lainnya. Untuk setiap gardu
distribusi akan mendapat suplay tenaga listrik dari dua atau lebih penyulang, sehingga
kontinuitas penyaluran tenaga listriknya jauh lebih baik dibandingkan struktur jaringan
distribusi yang lain. Namun struktur jaringan distribusi jenis ini memiliki biaya investasi
yang lebih mahal dibandingkan dengan struktur jaringan distribusi lainnya. Struktur ini
biasanya digunakan untuk daerah yang memerlukan tingkat kontinuitas penyaluran tenaga
listrik yang tinggi seperti pada daerah industri yang memerlukan suplay konstan.
Trafo Distribusi
20 kv
PMT
20 kv
Trafo
Trafo Distribusi Distribusi
150 kv
Trafo Daya
Trafo Distribusi
PMT Trafo
PMT Distribusi
150 kv 20 Kv
Trafo
Distribusi
Pemutus
Beban
Penyulang
Cadangan
Terdapat dua cara dalam distribusi tenaga listrik ke daerah pemukiman, antara lain
15
a. Gardu Distribusi
fasa untuk jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR) dengan
transformator tiga fasa dengan kapasitas yang cukup besar. Jaringan tegangan rendah
ditarik dari sisi sekunder transformator untuk kemudian disalurkan kepada konsumen.
Sistem tiga fasa tersedia untuk seluruh daerah pelayanan distribusi, walaupun sebagian
besar konsumen mendapat pelayanan distribusi tenaga listrik satu fasa. Jaringan tegangan
menengah berpola radial dengan kawat udara sistem tiga fasa tiga kawat. Sementara
jaringan tegangan rendah berpola radial dengan sistem tiga fasa empat kawat dengan
netral.
b. Penyaluran Setempat
pada daerah-daerah dengan kondisi beban perumahan tidak terlalu besar, atau pada suatu
daerah dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi. Untuk jaringan tegangan
menengahnya menggunakan sistem tiga fasa dengan percabangan satu fasa. Sementara
untuk jaringan tegangan menengahnya menggunakan sistem satu fasa. Transformator yang
digunakan memiliki kapasitas yang kecil dan cenderung dekat dengan konsumen. Jaringan
tegangan menengah berpola radial dengan kawat udara sistem tiga fasa empat kawat
dengan netral. Sementara jaringan tegangan rendah berpola radial dengan sistem tiga fasa
Tegangan untuk jaringan distribusi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
16
A. Tegangan Menengah (TM)
menengah dipakai untuk penyaluran tenaga listrik dari GI menuju gardu-gardu distribusi
untuk penyaluran daya dari gardu gardu distribusi menuju pelanggan tegangan rendah.
Penyaluran dilakukan dengan menggunakan sistem tiga fasa empat kawat yang dilengkapi
besar tegangan antar fasa dan tegangan 220 V merupakan tegangan fasa –netral [3].
C. Tegangan Pelayanan
antara lain :
17
2.2.7 Daya Listrik
Beban merupakan bagian yang dilayani oleh sistem tenaga. Daya yang
beban. Daya yang diterima beban yakni daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dan diusahakan
memiliki tegangan tidak jauh dari ranting agar tidak merusak peralatan-peralatan atau
a. Pengertian Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga
listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.
Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan watt atau Horsepower (HP), Horsepower
merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara 746 watt atau lbft/second. Sedangkan
watt merupakan unit daya listrik dimana 1 watt memiliki daya setara dengan daya yang
dihasilkan oleh perkalian arus 1 ampere dan tegangan 1 volt (Laurentius, 2013).
b. Daya Aktif
Daya aktif (actif power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan
IP = arus perfase
18
Daya yang digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam
bentuk kerja.
c. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk membentuk medan magnet.
Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya
yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain-lain.
Q = √3 x VL x IP x Sin φ…………………………………………………..……..2.2
IP = arus perfase
d. Daya Semu
Daya semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan
arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri
daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA (Laurentius, 2013).
S=V.I
Q=V.I. Sinϕ
ϕ
P=V.I.Cosϕ
19
Hubungan ketiga besaran daya tersebut dinyatakan dengan:
S = P + jQ…………………………………………………………………………2.3
P = daya aktif
Q = daya reaktif
1. Hubungan Wye
R I p = I L
V p
V L
S
T
20
Bila IL adalah arus saluran dan IP adalah arus fase, maka akan berlaku
hubungan:
IL = IP
VL = √3.VP
2. Hubungan delta
R IL
Ip
Ip
VL = Yp
T S
Ip
IL
IL
IR = IS = IT = IL ; arus saluran
Bila VL adalah tegangan antara fase dan VP adalah tegangan fase maka berlaku
hubungan:
VL = VP
IL = √3.IP
21
2.2.8 Faktor Daya
Faktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif
(Watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam listrik arus bolak balik (AC) atau beda
sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ (Laurentius, 2013).
= kW / kVA
Dengan :
Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam
Tagihan listrik akan menjadi kecil (PLN akan memberikan denda jika pf lebih kecil dari
0,85).
Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan
berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya pf sistem
kelistrikan.
22
Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan diantaranya
(Laurentius, 2013):
Kapasitansi 18˚
Daya aktif
Reaktansi
Seperti terlihat pada gambar 2.12, daya reaktif yang dibutuhkan oleh induktansi
selalu mempunyai beda fasa 900 dengan daya aktif. Kapasitor menyuplai kVAr dan
melepaskan energi reaktif yang dibutuhkan oleh induktor. Ini menunjukkan induktansi dan
kapasitansi mempunyai beda fasa 1800 . Faktor daya sendiri terdiri dari dua sifat yaitu
Apabila arus mendahului tegangan, maka faktor daya ini dikatakan “leading”.
Faktor daya leading ini terjadi apabila bebannya kapasitif, seperti capacitor, synchronocus
23
Gambar 2. 13 Faktor daya leading
(Sumber : [1]
P (kw)
ø
(kvar)
S (kva)
Apabila tegangan mendahului arus, maka faktor daya ini dinyatakan “lagging”.
Faktor daya lagging ini terjadi apabila bebannya induktif, seperti motor induksi, AC dan
24
)
S (VA
Ԛ (VAR)
P (watt)
2.2.9 Rumus rugi-rugi daya, Rumus hambatan penghantar kabel, Diameter kabel.
P loss = 3 x I2 x R x L………………………………………...……….2.5
Sehingga:
I = P / ( √3 x cos ∅ )…………………….…………………….……...2.7
Dengan:
25
L = Panjang saluran (meter)
ni:
𝜏
𝑅=𝜌
𝐴
Keterangan:
q = ( L . N ) : ( y . ev . E )……………………………………….2.8
Dimana:
26
2.2.10 Beban Listrik
Dalam suatu rangkaian listrik selalu dijumpai suatu sumber dan beban. Bila
sumber listrik DC, maka sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena frekuensi sumber
DC adalah nol. Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol yang berarti bahwa induktor
Reaktansi kapasitif (XC) akan menjadi tak berhingga yang berarti bahwa kapasitif
tersebut akan open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban induktif dan beban
Beban resistif merupakan suatu resistor murni, contoh: lampu pijar, pemanas.
Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali.
I V
27
BAB III
METODE PENELITIAN
38
Adapun data primer diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada objek
penelitian dan Jurnal-jurnal ilmiah yang relevan, sedangkan data sekunder diperoleh
melalui studi literature yang bersumber dari data laporan, peraturan, buku-buku, artikel,
majalah dan referensi lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Jenis-jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah single line diagram
rugi-rugi daya pada jaringan distribusi penyulang kota 1 PT. PLN (persero) UP3 Kota
Merauke.
Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke
39
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan).
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan
transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil
kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah
a. Data primer Ialah diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada objek
lapangan.
b. Data sekunder Ialah diperoleh melalui studi literature yang bersumber dari data
diteliti.
40
3.5 Diagram Alir Penelitian
Star
Finish
41
Daftar Pustaka
42