Anda di halaman 1dari 39

\oBAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen
(N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk
senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau
dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk
membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan
dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang perannya
dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan
sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup
yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari mineral ?
2. Mendeskripsikan klasifikasi mineral ?
3. Apa saja Jenis – jenis mineral makro dan mikro serta gangguannya ?
4. Proses metabolism mineral makro dalam tubuh ?
5. Bagaimana peran mineral mikro dan makro esensial dalam tubuh ?
6. Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan kepada pasien terhadap
penyakit gangguan mineral?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui Mineral Mikro dan makro.
2. Berusaha membuka wawasan mengenai konsep Mineral Mikro.
3. Mengetahui asuhan keperawatan kepada pasien terhadap penyakit
gangguan mineral
4. Memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mineral


Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh
manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah
> 100 mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg
per hari. Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya
masing-masing seperti kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang
& gigi, natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga
kalsium yang berfungsi untuk memperlancar peredaran darah.

2.2 Klasifikasi Mineral


Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi :
1. Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita
peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan,
telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
2. Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan
lain.

Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :


1 Mineral Makro
Contohnya: Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Klorida, Kalium.
2 Mineral Mikro
Contohnya: Besi, Seng, Iodium, Selenium, Tembaga, Mangan, Kromium,
Fluor.

3
2.3 Jenis Mineral Mikro dan Makro Serta Gangguannya
2.3.1 Mineral Mikro
Mineral Mikro merupakan mineral yang jumlah kebutuhannya kurang dari
(<100 mg per hari) atau lebih sedikit di bandingkan dengan mineral
makro.Yang termasuk mineral mikro antara lain:
1. Besi
Zat besi merupakan salah satu mineral yang dapat membuat tubuh sehat Tubuh
manusia mengandung lebih kurang 3,5 - 4,5 gram zat besi, di mana dua per tiganya
ditemukan di dalam darah, sementara sisanya ditemukan di dalam hati, sumsum
tulang, otot. Peranannya dalam produksi sel darah merah sudah sangat terkenal,
terutama untuk kaum wanita.
Beberapa gejala kekurangan zat besi adalah: kesulitan bernafas (nafas terengah-
engah), jantung yang berdetak lebih cepat, kelelahan, kesulitan memusatkan
perhatian, tidur yang tidak pulas, sakit saat menstruasi, ujung bibir yang pecah-
pecah, iritasi mata, dan bahkan kerontokan rambut.
Sumber-sumber alami za besi adalah: daging sapi, daging ayam, dan sayur-
sayuran berwarna hijau tua.

2. Zinc/Seng
Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan
dalam golongan trace mineral. Namun bagi manusia, arti penting zat seng
sebenarnya baru terungkap pada tahun 1956. Fungsi seng terbilang sangat vital bagi
kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara bagi
lebih 70 macam enzim dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim sendiri
berperan dalam metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-
enzim tidak terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain itu, seng
berperan pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada DNA.
Berikut adalah tanda-tanda bila mengalami kekurangan seng :
1. Rata-rata pertumbuhan yang lambat.
2. Tidak ada selera atau nafsu makan.
3. Penyembuhan luka yang lambat, muncul lesi pada kulit dan infeksi yang tak
kunjung sembuh.

4
4. Kelelahan yang hebat.
5. Kerontokan pada rambut.
6. Ketidaknormalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau.
7. Kesulitan dalam melihat dikegelapan.
8. Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas).

3. Yodium/iudium
Jenis mineral ini, selalu dihubung-hubungkan dengan garam. Bahkan
WHO, lembaga kesehatan dunia milik PBB, pernah mencanangkan gerakan
konsumsi garam beryodium di negara berkembang. Sebenarnya yodium hanyalah
mineral yang 'dititipkan' pada garam. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
masyarakat di dunia menggunakan garam untuk memasak. Namun, sumber yodium
terbesar adalah seafood, seperti: kerang, udang, rumput laut dan aneka ikan serta
hasil olahannya. Peran yodium bagi tubuh Yodium tergolong sebagai mikro mineral
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan
oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang agak besar dan berada di leher depan bagian
bawah). Oleh kelenjar tiroid, yodium digunakan untuk memproduksi tiroksin.
Tiroksin adalah hormon yang mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol
pertumbuhan, membantu proses metabolisme, bahkan menentukan berapa lama
seseorang bertahan untuk hidup.Jika persediaan yodium di dalam tubuh sangat
rendah maka kelenjar tiroid akan membesar sehingga membentuk benjolan pada
leher yang biasanya disebut penyakit hipotiroid. Meski sama-sama mengalami
pembengkak pada bagian leher, hipotiroid berbeda dengan penyakit gondok (goitre)
yang disebabkan karena virus.Jika tidak segera diobati, penderita hipotiroid akan
mengalami anemia, sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang,
sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung.
Pada ibu hamil, kekurangan hormon tiroid, dikhawatikan bayinya akan
mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah ukuran normal (cebol) yang
disertai dengan keterlambatan perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan.Tanda-
tanda lain akibat hipotiroid ialah kelopak mata tampak lebih cembung, muka
kelihatan suram, lesu, rambut kasar, lidah bengkak dan suara parau.

5
Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid.
Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin.
Biasanya ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering
berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari
tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi
bertambah cepat dan tidak beraturan.Untuk memenuhi kecukupan yodium
sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan bahan bahan pangan yang berasal
dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan.
Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai
umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan
menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/
hari.
4. Selenium
Selenium telah menunjukkan diri sebagai salah satu dari agen-agen
antikanker yang lebih kuat. Apabila ia digabungkan dengan vitamin E, efektivitas
keduanya terhadap kanker akan sangat meningkat. Mereka bersama-sama bekerja
sebagai antikanker yang kuat, sistem antipenuaan yang disebut glutation
peroksidase (GSH). Kombinasi ini membentuk satu antioksidan yang paten, dan
karenanya, pemakan radikal bebas ini melindungi membran-membran sel dari
serangan radikal bebas. GSH oleh beberapa orang dilukiskan menyerupai miniatur
kekuatan polisi yang mencari dan menghancurkan sel-sel pemberontak dan radikal-
radikal bebas dalam tubuh. Tidak usah ditanyakan lagi bahwa mereka merupakan
senjata penting bagi tubuh untuk mencegah kanker. Jumlah vitamin E dalam diet
seseorang mempengaruhi kadar GSH di dalam tubuh.

Sejumlah kemampuan murni lainnya yang ditunjukkan oleh selenium:


1. Selenium meningkatkan efisiensi sehingga DNA dapat memperbaiki dirinya
sendiri. Pada kadar tinggi selenium bersifat langsung sebagai racun terhadap
sel-sel kanker.
2. Selenium menghambat pertumbuhan tumor dalam jaringan payudara manusia.

6
3. Selenium dapat mendeaktivasi toksisitas radiasi di dalam tubuh.
4. Selenium bekerja membersihkan darah dari efek kemoterapi dan malfungsi
liver.
5. Selenium merupakan stimulan yang paten bagi sistem kekebalan.
Jadi betapa pentingnya mineral ini bagi pejuang kanker. Para ilmuwan telah
memperhatikan adanya hubungan langsung antara insiden kanker dan kadar
selenium di dalam tanah di berbagai negara yang berbeda. Bilamana kadarnya
lebih rendah, insiden kanker pada populasi tersebut meningkat.

5. Tembaga
1. Sumber makanan utama : Daging, tiram, kacang-kacangan, tanaman polong
yang dikeringkan, gandum.
2. Fungsi utama dalam tubuh :
1. Komponen enzim
2. Pembentukan sel darah merah
3. Pembentukan tulang
3. Akibat Dari Kekurangan & Kelebihan :
1. Kekurangan : Anemia pada anak² yg menderita malnutrisi.
2. Kelebihan : Pengendapan tembaga dalam otak, kerusakan hati.
4. Kebutuhan Harian Dewasa :
Dibutuhkan 2 miligram pada orang-orang yang menderita kanker telah didapati
kekurangan tembaga. Oleh karenanya, tembaga tercakup dalam suplemen-
suplemen lainnya disamping mineral-mineral cairan.

6. Mangan
1. Sumber makanan utama : Gandum, buah-buahan yg dikeringkan.
2. Fungsi utama dalam tubuh : Komponen enzim
3. Akibat Dari Kekurangan & Kelebihan :
1. Kekurangan : Penurunan berat badan, iritasi kulit, mual & muntah,
perubahan warna rambut, pertumbuhan rambut yg lambat
2. Kelebihan :Kerusakan saraf.
4. Kebutuhan Harian Dewasa : Dibutuhkan 3,5 miligram.

7
7. Chromium
Chromium adalah sejenis mineral mikro yang esensial bagi tubuh. Esensial
dalam hal ini berarti tidak bisa diproduksi oleh tubuh dan harus didapatkan dari
sumber luar (seperti makanan dan suplementasi). Fungsinya hampir sama dengan
insulin yang diproduksi oleh tubuh yaitu untuk mendorong glukosa (karbohidrat)
ke dalam sel untuk dijadikan energi. Asupan chromium yang optimal tampaknya
menurunkan jumlah insulin yang diproduksi agar tidak terlalu banyak menjaga
kadar gula darah.
Di dalam tubuh manusia dewasa pada umumnya mengandung 0,4 mg hingga 6
mg Chromium, dengan kadar yang lebih rendah umumnya dimiliki oleh individu
yang berusia lanjut. Dalam beberapa studi kesehatan berdasarkan variasi geografis
(tempat tinggal), ditemukan adanya hubungan yang kuat antara asupan gizi
Chromium dengan penyakit diabetes dan jantung. Di tempat yang masyarakatnya
mengkonsumsi cukup Chromium, jumlah penderita diabetes dan jantung jauh lebih
sedikit daripada tempat yang masyarakatnya tidak mengkonsumsikan cukup
Chromium.
Sumber alami Chromium: Gandum, kuning telur, bayam, daging sapi, susu dan
kacang hijau.

8. Fluor
Sudah ada kontroversi tentang fluor yang ditambahkan ke dalam air. Walaupun
tidak begitu diperlukan, fluor terbukti dapat melindungi lubang gigi saat
dikonsumsi dalam jumlah menengah (di bawah 4 mg/l). Fluor bertanggung jawab
terhadap pencegahan kerusakan gigi yang terjadi di Amerika Serikat mulai
pertengahan tahun 1980-an. Tindakan khusus harus dilakukan saat jumlah fluor
yang dikonsumsi oleh anak-anak. Tingkat fluor diatas 2mg/l dapat merusak
pertumbuhan gigi orang dewasa sebelum menjadi gigi tetap Sumber fluor di
antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak.
Sedangkan fungsi fluor di antaranya adalah :
1. Untuk pertumbuhan dan pembentukkan struktur gigi.
2. Untuk mencegah karies gigi.

8
2.3.2 Mineral Makro
Mineral terbagi dua, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang
dari 100 mg sehari.Berikut ini akan dibahas mengenai mineral makro antara lain:

1. Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat
dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan
pancreas mengandung banyak natrium.
Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain
berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan
garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit
natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan
laut lainnya.

Fungsi dari natrium antara lain :


1. Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.
2. Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah
dan masuk ke dalam sel.
3. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi
zat-zat yang membentuk asam.
4. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
5. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain
melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa
natrium.
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Akibat kekurangan natrium adalah sebagai
berikut:
1. Menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan.

9
2. Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah
natrium.
Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan
akut menyebabkan edema dan hipertensi.

2. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor tertinggi
adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung
dan pancreas.
Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran
dan buah juga mengandung klor.

Fungsi dari klorida ini antara lain :


1. Berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
cairan ekstraseluler.
2. Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang
diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.
3. Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur
pembentuk asam lainnya
4. Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke
dalam plasma darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-
paru dan keluar dari tubuh.
5. Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur
keseimbangan cairan tubuh.
Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat
berlebihan. Dan jika kelebihan juga bisa membuat muntah. Jadi AKG minimum
klor sehari sebesar 750 mg.
Klor diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat. Kehilangan
klor mengikuti kehilangan natrium.

3. Kalium (K)

10
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel dan
cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber
utama adalah makanan segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-
kacangan.
Fungsi dari kalium ini antara lain :
1. Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam dan basa bersama natrium.
2. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
3. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologi, terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
4. Berperan dalam pertumbuhan sel.
Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran
cerna atau ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi karena
muntah-muntah, diare kronis atau kebanyakan menggunakan obat pencuci perut.
Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena penggunaan obat diuretic
terutama untuk pengobatan hipertensi. Kekurangan kalium menyebabkan lesu,
lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melebihi 12 g/ m2 permukaan
tubuh sehari tanpa diimbangi oleh kenaikan eksresi. Hiperkalemia akut dapat
menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium dapat
terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi melalui
urin, feses, keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh
ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengarbsorpsi kembali dan
mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam
bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di
dalam tubula ginjal.

4. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam
jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler,
kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf,

11
kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas membrane sel.
Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan.
Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan
dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang,
kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun
lamtoro.
Fungsi utama dari kalsium antara lain :
1. Pembentukan tulang dan gigi.
2. Kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang
dan sebagai tempat menyimpan kalsium.
3. Mengatur pembekuan darah.
4. Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim
pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan
dan pemecahan asetilkolin.
5. Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan
myosin.
6. Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan.
7. Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan
transmisi ion melalui membrane organel sel.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan
pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut
terjadi osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress. Dapat juga terjadi
pada perokok dan pemabuk. Selain itu dapat juga menyebabkan osteomalasia yaitu
riketsia pada orang dewasa dan terjadi karena kekurangan vitamin D. kadar kalsium
darah yang rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.
Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal,
gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi.
Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang terjadi di
bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat
berada dalam kondisi terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif
dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalisum. Absorpsi pasif terjadi
pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya bias diabsorpsi bila terdapat dalam

12
bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsure makanan lain. Kalsium yang
tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium dapat terjadi
melalui urin, sekresi cairan yang masuk saluran cerna serta keringat.

5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat
badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai
fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat
organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau
pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein,
seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia.
Fungsi dari fosfor antara lain :
1. Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang.
2. Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan
vitamin B.
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer.
4. Bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan
fosfolipid.
5. Mengatur keseimbangan asam basa.
Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat antacid untuk
menetralkan asam lambung, yang dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat
diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga terjadi pada penderita yang kehilangan banyak
cairan melalui urin. Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan
gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga
dapat menimbulkan kejang.
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah
dihidrolisis dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa
usus halus dan diabsorpsi secara aktif yang dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan

13
difusi pasif. Kadar fosfor dalam darah diatur oleh hormone paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormone kalsitonin serta vitamin D, untuk
mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, jumlah
yang dibebaskan dan disimpan dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor
oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan eksresi fosfat oleh ginjal.

6. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan interselular.
Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam
tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam
darah manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses
metabolisme.
Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh
lainnya.
Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dn
kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat merupakan sumber
magnesium yang baik.
Magnesium berperan penting dalam system enzim dalam tubuh. Magnesium
berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologic termasuk metabolisme energi,
karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan
stabilitas bahan gen DNA di dalam semua sel jaringan lunak.
Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi
otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium berlawanan dengan kalsium.
Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam
email gigi.
Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta
berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan
fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut
(intravena).
Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika
(perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium.

14
Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan,
gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan
system saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan
magnesium terjadi pada penyakit gagal ginjal.

7. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan
biotin serta asam amino metionin dan sistein.
Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama
lain sehingga membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam menstabilkan
molekul protein.
Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang
mengandung berprotein.
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung
sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi
oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone insuline serta membantu
detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga bias
dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan
mukopolisakarida.
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui
adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup mengandung
protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein.
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada hewan
yang akan menghambat pertumbuhan.

15
2.4 Asuhan Keperawatan Anemia

BAB I PENDAHULUAN

Kondisi medis dapat memperburuk kehamilan. Kondisi medis yang paling sering
muncul ialah anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi atau
asam fola, penyakit atau galur sel sabit (sickle cell trait) dan talasemia. Gangguan
autoimun, pulmoner, saluran cerna, integument, dan neorologi juga dapat
ditemukan. Aspek – aspek terkait kehamilan pada kondisi ini dibahas dalam bagian
berikut. Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nosional
65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia, gangguan medis
yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya
20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih
tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen.
Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung.
Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular.
Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya,
preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada
saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia
berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil
merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%)
sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat,
termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit dan talasemia.

BAB II KONSEP ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI

16
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi
oksigan dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi
dan biasanya disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah
sebalumnya atau asupan besi yang tidak a jarang dekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan
yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah,
bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita yang
tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

B. ETIOLOGI

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan


perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin,
2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai
berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

C. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai


berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi

17
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan
dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta
500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang
lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil
setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan
3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi 3 perhari.
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita
hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik

18
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulosi.
3. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-
kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia
hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat
membantu penderita ini.

D. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL

Gejala anemia pada kehamilan yaitu:


· Ibu mengeluh cepat lelah,
· Sering pusing,
· Mata berkunang-kunang,
· Malaise,
· Lidah luka,
· Nafsu makan turun (anoreksia),

19
· Konsentrasi hilang,
· Nafas pendek (pada anemia parah); dan
· Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

E. GAMBARAN KLINIS

A. Riwayat
1. Mentruasi berlebihan
2. Kehilangan darah kronik
3. Riwayat keluarga
4. Diet yang tidak adekuat
5. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
6. Anemia pada kehamilan sebelumnya
7. Pika ( nafsu makan terhadap bahan bukan makanan )
B. Tanda dan Gejala
1. Keletihan, malaise, atau mudah megantuk
2. Pusing atau kelemahan
3. Sakit kepala
4. Lesi pada mulut dan lidah
5. Aneroksia,mual, atau muntah
6. Kulit pucat
7. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
8. Dasar kuku pucat
9. Takikardi

F. TES LABORATORIUM

Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia
selama kehamilan dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau
11 gr/100 ml dan hematokrit kurang dari pada 30% sampai 33% . Apusan darah tepi
memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis leukosit dan perkiraan
keadekutan trombosit.

20
G. DIAGNOSA ANEMIA

Anemia hipokrom mikrositik: produksi eritrosit norma,tetapi sintesis hemoglobin


terganggu. Defiesiensi besi dipengaruhi oleh sintesis hemetalasemia lemah dalam
mensientesis globulin. Sel-sel kecil, dengan penurunan dengan konsentrasi
hemoglobin. Nilai besi serum (serum iron) membantu mambedakan dua kelaianan
: besi serum menurun pada defisiensi besi dan normal ( atau meningkat ) pada
talasemia.
Anemia megaloblastik makrositik disebabkan oleh gangguan apa pun yang
mempengaruhi sintesis DNA sel, tetepi membiarkan hemoglibinasi normal .
Anemia normokrom normositik disertai dengan perdarahan berlebihan atu gagalnya
aktivitas sumsum tulang.

H. PENATALAKSANAAN

A. Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien


1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit,
anemia glukosa6-fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik
herediter lain.
2. Kaji riwayat keluarga
B. Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan awal.
1. Morfologi
a. Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan
matang
b. SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat besi
c. SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa
2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan
a. Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat
menunjukkanhipovolemia. Waspada dehidrasi dan preklamsi
b. Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang
normal dan sehat.

21
c. Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang
rendah, namun masih normal.
d. Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia
1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau keduanya
2) Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul
timerelease, seperti Slow-Fe setiap hari
e. Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia
megaloblastik.
1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.
2) Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325 mg per oral,
2 atau 3 kali/hari.
f. Kadar Hb <9g/dl dengan Ht <27% atau anemia yang tidak berespon
terhadap pengobatan di atas, diperlukan langkah-langkah berikut:
1) Periksa adanya pendarahan samara tau infeksi.
2) Pertimbangkan untuk melakukan uji laboratorium berikut:
(a) Hb dan Ht (untuk meyingkirkan kesalahan laboratorium)
(b) Kadar kosentrasizat besi serum
(c) Kapasitas pegikat zat besi
(d) Hitung jenis sel (SDP dan SDM)
(e) Hitung retikulosit (untuk megukur produksi eritrosit)
(f) Hitung trombosit
(g) uji guaiac pada feses untuk medeteksi pendarahan samar
(h) Kultur feses untuk memeriksa telur dan parasit
(i) Skrining G6PD (lahat panduan untuk anemia: Hemolitik didapat)
bila klien keturunan Afika-Amerika.
3) Konsultasikan dengan dokter
4) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi.
C. Bila pasien hamil, periksa kadar hematokrin pda awal kunjungan , yaitu 28
minggu kehamilan dan 4 minggu setelah memulai terapi.
1. Atasi tanda-tanda anemia (sesuai informasi sebelumnya pada poin
IVPenatalaksanaan B2).
2. Konsultasikan ke dokter bila:

22
a. Terdapat penurunan Ht yang menetap walaupun sudah mendapat terapi
b. Terdapat penurunan yang signifikan, dibandingkan dengan hasil
sebelumnya (singkirkan kesalahan labotaturium).
c. Tidak berespons trhadap terapi setelah 4-6 minggu
d. Kadar Hb <9,0 g/dl atau Ht <27%.

I. AKIBAT LANJUTAN

Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami:


1. Keguguran.
2. Lahir sebelum waktunya.
3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4. Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan.
5. Dapat menimbulkan kematian.

ANEMIA: DEFISIENSI ZAT BESI

I. Definisi dan Etiologi


A. Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang paling umum saat
kehamilan, sekitar 95% anemia terkait kehamilan tergolong anemia
defisiensi zat besi.
B. Morfologi terdiri dari SDM hipokrom mikrositik.
C. Zat besi serum menurun dan kapasitas pengikat zat besi meningkat.
II. Gambaran Klinis
A. Curigai adanya anemia defisiensi zat besi bila terdapat:
1. Satu atau lebih factor-faktor predisposisi anemia
2. Kadar Ht < 30%
B. Konfirmasi diagnosis sebagai anemia defisiensi zat besi bila terdapat:
1. Morfologi menunjukkan SDM hipokrom mikrositik
2. Saturasi zat besi serum <15% setelah terapi zat besi pasien dihentikan
selama satu minggu.

23
III. Penatalaksaan
A. Skrining rutin
1. Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah
pembekuan darah sebelumnya.
2. Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.
3. Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi).
4. Periksa ulang Ht pada 28 minggu kehamilan.
B. Terapi anemia:
1. Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-
fero bisitrat.
2. Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:
a. Berikan konseling gizi.
(1) Tinjau diet pasien.
(2) Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet.
(3) Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat
besi.
(4) Rujuk ke ahli gizi.
b. Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal.
Kebutuhan zat besi saat kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.
(1) Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih
mahal. Setiap sediaan garam zat besi standar sudah mencukupi
kebutuhan zat besi.
(2) Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.
(3) Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong.
Minum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudahnya.
(4) Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai
jus yang tinggi vitamin C atau tablet vitamin C.
(5) Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbs zat besi.
(6) Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan
daripada tidak mengkonsumsi sama sekali.
3. Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik.
Kelola pasien ini menurut panduan terapi anemia.

24
4. Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan
pemberian cairan IV atau heparin lock saat persalinan.
5. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1
g%/bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada
pemberian preparat Na-fero bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat.
6. Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50µg asam
folat untuk profilaksis anemia.
7. Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan
Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g%. Pemberian parenteral ini mempunyai
indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal, anemia yang berat, dan
kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi,
dapat diberikan seluruh dosis.

ANEMIA: MEGALOBLASTIK

I. Definisi dan Etiologi

Anemia megaloblastik adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah


SDM (sel darah merah) dan hipokrom makrositik. Umumnya terkait dengan anemia
defisiensi zat besi. Jarang dijumpai kasus anemia megaloblastik saja. Anemia
megaloblastik berhubungan dengan kurangnya sayuran segar atau protein hewani
dalam diet.

II. Gambaran klinis

A. Gejala
1. Mual dan muntah
2. Anoreksia
B. Morfologi
1. SDM hipokrom makrositik

25
2. Kadar Hb dan Ht rendah serta tidak berespon terhadap terapi zat besi
C. Riwayat diet menunjukkan asupan rendah sayuran segar, protein hewani, atau
keduanya.

III. Penatalaksanaan

A. Suplemen
1. Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi
2. Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens
asam folat.
3. Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang
terjadi tanpa anemia defisiensi zat besi.
B. Konseling gizi
1. Kaji diet pasien
2. Rekomendasikan sumber-sumber asam folat dalam diet
3. Rujuk ke ahli gizi
C. Hitung darah lengkap
1. Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.
2. Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam 2-3
minggu, dan sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.

ANEMIA: HEMOLITIK DIDAPAT (ACQUIRED HEMOLYTIC ANEMIA)

I. Definisi.
Suatu defek enzimatik yang terkait-kromosom X dan diturunkan, yang
ditandai dengan ketidak mampuan tubuh memproduksi enzim G6PD,
yaitu enzim yang berfungsi sebagai katalis penggunaan glukosa secara
aerob oleh SDM. Anemia ini dapat ditemukan pada keturunan Afrika-
Amerika, Asia, dan Mediterania.
II. Insidens.
Dua persen dari semu wanta keturunan Afrika-Amerika menderita
penyakit ini.

26
III. Etiologi.
dan beberapa obat oksidik pada kondisi defisiensi G6PD akan memicu
hemolisis SDM yang megakibatkan anemia hemolitik ringan sampai
berat.
IV. Penatalaksanaan
A. Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia
atau kerap mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus
menjalani skrining G6PD.
B. Terapi
1. Resepkan 1 mg asam folat setiap hari.
2. Berikan daftar obat-obatan yang perlu dihindari.
3. Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and
sensitivity, C&S) urine bulanan.
4. Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis
atau mengalami anemia berat.
C. Pengobatan: Pasien harus menghindari obat-obat berikut:
1. Aldomet
2. Asam askorbat (dosis besar)
3. Asam nalidiksik
4. Asam para-aminosalisilat
5. Aspirin
6. Diafenilsulfon
7. Fenasetin
8. Isoniazid
9. Kloramfenikol
10. Kuinakrin (atabrine)
11. Kuinidin
12. Kuinin
13. Kuinosid
14. Methylene blue

27
ANEMIA: PERNISIOSA

I. Defisiensi dan Etologi


a) Anemia pernisiosa disebabkan kekurangan faktor intrinsik pada asam
lambung, yang diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dari makanan . karena
B12 tidak dapat diabsorbsi, SDM tidak matang dengan normal.
b) Kasus ini jarang dijumpai pada individu dibawah usia 35 tahun.
II. Gambaran Klinis
a) Anemia pernisiosa ditandai dengan SDM makrositik, yang bias juga
normokrom atau hipekrom.
b) SDMpada anemia sulit dibedakan dengan SDM pada defisiensi asam folat.
c) Terapi asam folat dapat menyamarkan anemia pernisiosa karena SDM
menjadi normositik, meskipun penyakit ini masih ada.
III. Diagnosis
a) Curigai adanya anemia pernisiosa bila setelah terapi asam folat, morfologi
SDM menjadi normal, namun hematokrit tdak meningkat.
b) Diagnosis ditegakkan bila terjadi perbaikan setelah percobaan terapi dengan
1000 mg vitamin B12 per parenteral selama 3 bulan.
IV. Penatalaksanaan
a) Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang
sumbersumber vitamin B12 berikan konseling gizi.
b) Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.
c) Tawarkan rujukan ke ahli gizi.
d) Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.
1. Kondisinya membaik bila:
a. Morfologi normal
b. Kadar Ht meningkat
2. Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.

ANEMIA: SEL SABIT

I. Definisi dan Etiologi

28
a) Jenis
1. Pada sifat (trait) sel sabit, ada satu gen normal dan satu gen Hb-S. gejala
tidak tampak kecuali pada keadaan deprivasi oksigen berat.
2. Pada penyakit sel sabit, kedua gen adalah Hb-S. penyakit ini kronik dan
melemahkan. Angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi.
b) Insidens
1. Satu dari 12 keturunan Afrika-Amerika membawa sifat sel sabit.
2. Satu dari 500 keturuna Afrika-Amerika menderita penyakit ini.

II. Penatalaksanaan

a) Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:


1. Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.
2. Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.
3. Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke
dokter.
4. Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara
normal selama kehamilan dan persalinan.
b) Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan
resiko ISK selama kehamilan.
c) Beri konseling kepada pasien:
1. Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.
2. Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada
kemungkinan bayinya menderita penyakit ini.
3. Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN


ANEMIA

29
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi
terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia,
tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat,
dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas
EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva,
mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera
: biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).

30
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat,
tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat
dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit :
buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan
glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah
; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.
Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik :
hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-
lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan

31
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat
terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.
Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan
panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak
adekuat (mis: penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon
inflamasi)
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.

32
B. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan/Krit Intevensi Rasi


Keperawatan eria hasil onal
1. Intoleransi Melaporkan 1. Kaji 1. Mempengaruhi
aktivitas peningkatan kemampuan pasien pilihan
berhubungan toleransi untuk melakukan intervensi/bantuan
dengan aktivitas(ter untuk melakukan 2. Menunjukkan
ketidakseimb masuk tugas/AKS normal. perubahan neurologi
angan antara aktivitas 2. Kaji karena defesiensi
suplai dan sehari-hari. kehilangan/ganggu vitamin B12
kebutuhan an keseimbangan mempengaruhi
oksigen. gaya jalan, keamanan
kelemahan otot. pasien/resiko cedera.
3. Awasi tekanan 3. Manifestasi
darah, nadi, kardiopulmonal dari
pernapasan selama upaya jantung dan
dan sesudah paru untuk
aktivitas. membawa jumlah
4. Berikan oksigen adekuat ke
lingkungan tenang. jaringan.
5. Ubah posisi 4. Meningkatkan
pasien dengan istirahat untuk
perlahan dan pantau menurunkan
terhadap pusing. kebutuhan oksigen
6. Anjurkan tubuh dan
pasien untuk menurunkan
menghentikan regangan jantung dan
aktivitas bila paru.
palpitasi.

33
5. Hipotensi
postural atau
hipoksia serebral
dapat menyebabkan
pusing, berdenyut
dan peningkatan
resiko cedera.
6. Regangan/stres
kardiopulmonal
berlebihan/stres
dapat menimbulkan
kegagalan.

2. Ketidakseimb Menunjukk 1. Kaji riwayat 1.


angan nutrisi: an nutrisi, termasuk Mengidentifikasi
kurang dari peningkatan makanan yang defisiensi, menduga
kebutuhan berat badan disukai. 2. kemungkinan
tubuh atau berat Observasi dan catat intervensi. 2.
berhubungan badan stabil masukan makanan Mengawasi masukan
dengan dengan nilai pasien. 3. kalori atau kualitas
ketidakmamp laboratoriu Timbang berat kekurangan
uan untuk m normal. badan tiap hari. 4. konsumsi makanan.
mencerna Berikan makan 3. Mengawasi
makanan. sedikit dan penurunan berat
frekuensi sering badan atau
dan/atau makan efektivitas intervensi
diantara waktu nutrisi. 4. Makan
makan. 5. sedikit dapat
Observasi dan catat menurunkan
kejadian kelemahan dan
mual/muntah, flatus meningkatkan
dan gejala lain yang pemasukan juga

34
berhubungan. 6. mencegah distensi
Berikan dan bantu gaster. 5. Gejala
hygiene mulut yang GI dapat
baik sebelum dan menunjukkan efek
sesudah makan, anemia (hipoksia)
gunakan sikat gigi pada organ. 6.
halus untuk Meningkatkan nafsu
penyikatan yang makan dan
lembut. Berikan pemasukan oral,
pencuci mulut yang menurunkan
diencerkan bila pertumbuhan bakteri,
mukosa oral luka. 7. meminimalkan
Kolaborasi : kemungkinan
1.Berikan obat infeksi. Teknik
sesuai indikasi, perawatan mulut
mis.Vitamin dan khusus mungkin
suplemen mineral, diperlukan bila
seperti jaringan
sianokobalamin rapuh/luka/perdaraha
(vitamin B12), n dan nyeri berat. 7.
asam folat Kolaborasi :
(Flovite); asam 1. Kebutuhan
askorbat (vitamin penggantian
C), 2.Besi dextran tergantung pada tipe
(IM/IV.) anemia dan/atau
adanya masukan oral
yang buruk dan
defisiensi yag
diidentifikasi. 2.
Diberikan sampai
defisit diperkirakan
teratasi dan disimpan

35
untuk yang tak dapat
diabsorpsi atau terapi
besi oral, atau bila
kehilangan darah
terlalu cepat untuk
penggantian oral
menjadi efektif.

3. Resiko infeksi Mngidentifi 1. Tingkatkan 1. Mencegah


berhubungan kasi cuci tangan yang kontaminasi silang.
dengan perilaku baik oleh oemberi 2. Menurunkan
pertahanan untuk perawatan dan resiko infeksi
tubuh mencegah/ pasien. 2. bakteri. 3.
sekunder menurunka Pertahankan teknik Membantu dalam
yang tidak n resiko aseptic ketat pada pengenceran secret
adekuat (mis: infeksi. prosedur/ pernafasan untuk
penurunan perawatan luka. 3. mempermudah
hemoglobin, Tingkatkan pengeluaran dan
eukopenia, masukan cairan mencegah statis
supresi/penur adekuat. 4. cairan tubuh. 4.
unan respon Pantau suhu, catat Adnya proses
inflamasi). adanya menggigil inflamasi/infeksi
dan takikardia membutuhkan
dengan atau tanpa evaluasi/pengobatan.
demam 5. 5. Mungkin
Kolaborasi: berikan digunakan secara
antiseptic topical, propilaktik untuk
antibiotic sistemik. menurunkan
kolonisasi atau untuk
pengobatan proses
infeksi local.

36
4. Konstipasi Membuat/k 1. Observasi 1. Membantu
berhubungan embali pola warna feses, mengidentifikasi
dengan normal dari konsistensi, penyebab/ factor
perubahan fungsi usus. frekuensi, dan pemberat dan
pada pola jumlah. 2. intervensi yang tepat.
makan. Auskultas bunyi 2. Bunyi usus secara
usus 3. Awasi umum meningkat
masukan dan pada diare dan
haluaran dengan menurun pada
perhatian khusus konstipasi. 3. Dapat
pada mengidentifikasi
makanan/cairan. 4. dehidrasi, kehilangan
Kaji kondisi kulit berlebihan atau alat
perianal dengan dalam
sering. 5. mengidentifikasi
Kolaborasi: berikan defisiensi diet. 4.
obat anti diare, Mencegah ekskoriasi
misalnya: kulit dan kerusakan
difenoxsilat kulit. 5.
hidroklorida. Menurunkan
multilitas usus bila
diare terjadi.

D. EVALUASI
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi, pernapasan, dan
TD masih dalamrentang normal pasien.
2. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.
3. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan/atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
4. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi.
5. Fungsi usus mulai kembali normal.

37
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
pengendalian komposisi cairan tubuh 65%. Untuk pemeliharaan fungsi tubuh,
manusia memerlukan mineral dalam jumlah tertentu. Mineral yang dibutuhkan
tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama mineral makro dan mineral mikro.Intake
(asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia mendapatkan zat yang
diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena tubuh hanya memerlukan
dalam jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah yang memang sangat kecil, tapi
sudah mencukupi bagi tubuh.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro.

3.2 Saran
1. Bagi seluruh Civitas Akademik untuk terus menambah wawasan
pengetahuan mengenai Mineral Mikro.
2. Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan
selalu menjaga kesehatan.
3. Mineral Mikro walaupun sedikit asupannya bagi tubuh,tetapi perlu terus di
jaga agar tubuh tidak mengalami defisiensi mineral.
Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca dapat
memahami akan pentingnya mineral miro dalam kehiduan sehari-hari.

38
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: http://ketutardika.blogspot.com/2011/11/-tentang-mineral.html

Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.
Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.

Taber Ben-zion,M,D.1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan


Ginekologi.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2006. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal
dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka. Doenges, Marilynn
E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Nanda.2009. Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta:EGC

39

Anda mungkin juga menyukai