Anda di halaman 1dari 4

A.

Sejarah Perkembangan
Teori konseling psikoanalisa (psychoanalysis) sering disebut psikoanalisis
dikembangkan oleh seorang neurolog dari Wina Sigmund Freud. Sigmund Freud
dilahirkan di Freiberg, Moravia, pada tanggal 6 bulan Mei 1856 yang menjadi wilayah
kekuasaan dari Austria-Hongaria. Freud sendiri adalah seorang yang berasal dari keluarga
Yahudi. Ayah Freud bernama Jacob Freud, seorang pedagang atau agen tekstil. Freud
belajar kedokteran di Wina dan bekerja di laboratorium Profesor Brücke. Penemuan
psikoanalisis telah memperkenalkan Freud menjadi seorang yang berpengaruh dalam
zamannya. Istilah psikoanalisis sendiri muncul pada tahun 1896. Latar belakang keluarga
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi formulasi teoritiknya dikemudian hari.
Freud adalah dokter yang memiliki minat kuat pada bidang neurologi. Pada tahun 1880 ia
belajar psikiatri pada Josef Breuer seorang ahli medis di Wina. Dari hasil kolaborasinya
dengan Breuer tersebut Freud menjadi semakin tertarik dengan gangguan psikologis dan
mulai belajar gangguan neurotik serta cara-cara menanganinya.
Freud menggunakan istilah psikoanalisis pertama kali pada tahun 1986 salah satu
aliran utama dalam sejarah psikologi Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah sebuah model
perkembangan kepribadian, filsafat tentang manusia, dan metode psikokonseling. Secara
historis, psikoanalisis adalah aliran utama psikologi, yang kedua adalah behaviorisme,
sedangkan yang ketiga disebut kekuatan ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.
Hasil kerja yang paling terkenal dari Freud adalah konstruksinya tentang teori
kepribadian yang menyatakan bahwa kepribadian terdiri dari tiga struktur yaitu Id, Ego
dan Superego. Kepribadia manusia termasuk di dalamnya prilaku sehat dan menyimpang
terbentuk dan berkembang dipengaruhi oleh interaksi dinamis dari ketiga struktur
kepribadian tersebut, khususnya dalam merespon dorongan-dorongan.
B. Psikoanalisis Sigmund Freud
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan
para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya
istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga
“psikoanalisis” dan “psikoanalisis Freud” sama artinya. Pendekatan psikoanalisis
menganggap bahwa tingkah laku abnormal di sebabkan oleh faktor-faktor intropsikis
(konflik tidak sadar, represi, kecemasan) yang menggangu penyesuaian diri. Menurut
Freud, esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar,
melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya. Freud beranggapan bahwa
gangguan jiwa pada orang dewasa, pada umumnya berasal dari pengalaman pada masa
kanak-kanak. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan terapi psikoanalisis
(psychonalysis teraphy) adalah teknik atau metode pengobatan yang dilakukan oleh terapis
dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil
serta memunculkan dorongan - dorongan yang tidak disadarinya selama ini.
Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis dapat
dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi,
psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi struktur,
dinamika, dan perkembangannya.
1. Struktur Kepribadian
Menurut pandangan Psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem, yaitu :
id, ego,dan super ego.
a. Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, tempat bersemayam naluri-naluri. Id
tidak bisa menoleransi ketegangan/kecemasan, bersifat tidak logis, amoral dan
didorong oleh satu kepentingan yaitu memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah
sesuai dengan prinsip kesenangan/pleasure principle dan bersifat nirsadar. Dorongan
naluriah dibedakan menjadi dua yakni neluria hidup (libido/eros) dan naluriah mati
atau naluriah merusak (tanatos). Naluri hidup merefleksikan kebutuhan Id untuk
mengejar kesenagan atau menghidari ketidaknyamanan/penderitaan.
b. Ego berfungsi sebagai ”polisi lalu lintas” yang memediasi naluri dengan lingkungan
sekitar. Ego diatur atas dasar prinsip realitas/reality principle.
c. Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Urusan utamanya
adalah apakah suatu tindakan itu baik atau buruk, benar atau salah. Superego
mempresentasikan hal-hal yang ideal dan untuk mencapai kesempurnaan/perfection.
Superego berfungsi sebagai penghambat impuls-impuls Id.
2. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan
serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena jumlah energi terbatas, maka
terjadi semacam persaingan dalam menggunakan energi tersebut.
Ada tiga macam kecemasan yaitu: kecemasan realitas yang bersumber pada ego,
kecemasan neurotis yang bersumber pada id, kecemasan moral yang bersumber pada
super ego. Kecemasan relitas yaitu takut terhadap bahaya-bahaya yang datang dari luar
individu. Kecemasan neurotis adalah kecemasan yang timbul apabila insting tidak
terkendalikan. kecemasan moral adalah kecemasan akibat dari rasa bersalah dan
ketakutan dihukum oleh nilai-nilai dalam hati nuraninya
3. Perkembangan Kepribadian
Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui 5 fase,
yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh
tertentu yang sensitive terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan kepribadian
adalah sebagai berikut (Kuntojo, 2005:172—173).
a. Fase oral (oral stage): 0 sampai dengan 18 bulan. Bagian tubuh yang sensitif terhadap
rangsangan adalah mulut.
b. Fase anal (anal stage): kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian
tubuh yang sensitif adalah anus.
c. Fase falis (phallic stage): kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang sensitif
pada fase falis adalah alat kelamin.
d. Fase laten (latency stage): kira-kira usia 6 sampai pubertas. Pada fase ini dorongan
seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
e. Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada
masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.

Dapus :

Fajar Nugroho, Anggit. 2018. TEORI-TEORI BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN (Teori
Psikoanalisis, Teori Berpusat Pada Klien dan Teori Behavioristik). Jurnal Tawadhu  Vol. 2 no. 1,
2018. Dari : http://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/TWD/article/download/6/5

Anda mungkin juga menyukai