Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah "Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali" mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan lancar.

Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Hal ini mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, sehingga dapat menjadikan makalah ini lebih baik.

Pacitan, 4 Desember 2019

Penyusun Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………...3

1. Latar Belakang………………………………………………………….3

2. Rumusan Masalah………………………………………………………4

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………..5

1. Perkembangan Sejarah Kejayaan Islam Pada Masa Dinasti Ummayah dan


Abbasiyah……………………………………………………………..5
2. Kontribusi Bani Umayyah dan Abbasiyah Terhadap Perkembangan
Peradaban Islam………………………………………………………….15
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………..18
1. Kesimpulan……………………………………………………………18
2. Lampiran………………………………………………………………20
3. Daftar Pustaka…………………………………………………………21

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu


pengetahuan, dan peradabannya yang tinggi ( Jacques C. Reister).
Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak
dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban
Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. (Montgomery
Watt).
Peradaban berhutang besar pada Islam (Barack Obama).
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa siapapun sesungguhnya
tak akan bias mengelak untuk mengakui keagunga peradaban Islam pada
masal lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat, yang
denyutnya masih tersasa hingga hari ini. Meski banyak yang ditutup-tutupi,
pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.
Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini?
Islam pada masa lalu yang gemilang, yang telah banyak
memengaruhi peradaban umat manusia di dunia ini. Memang merupakan
sebuah realitas sejarah. Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan
dulu, diharapkan umat Islam secara sadar dan jujur akan mampu melihat
kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus mengembalikan
potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang untuk kedua
kalinya. Karena itu, selain memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali
masa depan peradaban Islam di tengah-tengah hegemoni peradaban Barat
sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu sekarang sesungguhnya mulai tampak
kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda kemundurannya.

2. Rumusan Masalah

3
1) Bagaimana perkembangan sejarah kejayaan Islam pada massa Dinasti
Umayyah dan Abbasiyah?

2) Apakah kontribusi peradaban Dinasti Umayyah dan Abbasiyah untuk


perkembangan peradaban Islam?

BAB 2

4
PEMBAHASAN

1. Perkembangan Sejarah Kejayaan Islam Pada Masa Dinasti Ummayah


dan Abbasiyah
A. Bani Ummayah

Setelah masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir, maka


pemerintahan umat Islam dilanjutkan oleh Daulah Bani Umayyah. Bani
Umayyah adalah salah satu kabilah dalam struktur masyarakat Arab
Quraisy yang berasal dari keturunan dari Umayyah bin Abi Syams bin
Abdi Manaf. Pada Daulah Bani Umayyah dipimpin oleh raja-raja yang
berasal dari Bani Umayyah itu

Setelah masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang terakhir yaitu


masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib wafat, pemerintahan dilanjutkan
oleh putra dari Ali bin Abi Thalib yaitu Hasan bin Ali. Tetapi selama
masa pemeritahan yang dipegang oleh Hasan bin Ali tidak bertahan
lama hanya bertahan beberapa bulan saja. Muawiyah pun berusaha
untuk mengambil tahkta dari Hasan bin Ali, dan Muawiyah melakukan
beberapa upaya strategi yang cukup efektif demi bisa mewujudkan
keinginannya dalam mendirikan daulah Bani Umayyah agar posisi dan
dukungan terhadap Muawiyah semakin kuat, diantara strategi Bani
Umayyah antara lain yaitu:

1. Mengadu domba kabilah-kabilah yang menjadi lawan politiknya.

2. Menumbuhkan fanatisme Arab.

3. Politasi pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan dengan meminta


pertanggungjawaban khalifah untuk segera menghukum orang-orang
yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Jika Tidak, maka khalifah
dianggap berada di pihak pembunuhan tersebut.

5
4. Membangun kekuatan militer di Damaskus yang hanya tunduk pada
perintahnya, serta dibentuk juga tentara bayaran dari penduduk asli
Damaskus dan para imigran Arab.

5. Mengadakan perjanjian dan ajakan perdamaian yang dibuat


Muawiyah untuk mencari jalan yang terbaik guna menyusun langkah-
langkah berikutnya.

Dari beberapa upaya tersebut yang dilakukan oleh Muawiyah


ternyata mampu mengalahkan kekuatan dari Hasan bin Ali serta mampu
memposisikan dirinya sebagai khalifah. Hasan bin Ali pun
menyerahkan semua kepemimpinannya kepada Muawiyah. Peristiwa
penyerahan kepemimpinan takhta dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah
itu dikenal dengan istilah 'Amul Jama'ah. atau tahun bersatunya
umat islam. Tetapi Hasan bin Ali mengajukan beberapa syarat kepada
Muawiyah yang harus dipenuhi sebelum penyerahan takhta tersebut:

1. Muawiyah dimohon menjaga nama baik Ali bin Abi Thalib dan
keluarganya.

2. Muawiyah diminta menjaga keselamatan Hasan dan keluarganya.

3. Bila Muawiyah wafat, kekhalifahan harus diserahkan kepada kaum


Muslimin.

4. Pajak tanah di negara Ahwaz diserahkan kepada Hasan setiap tahun


dan Muawiyah diwajibkan menyerahkan uang sebesar 2 juta dirham
kepada Husein, adik Hasan.

Pada tahun 41 H/ 661 M tepatnya pada bulan Rabiul Akhir


Muawiyah menerima persyaratan yang diajukan oleh Hasan bin Ali dan
sejak itu Muawiyah telah resmi untuk mengendalikan pemerintahan
tersebut kemudian Muawiyah memindahkan pusat pemrintahan dari
Madinah ke Damaskus (Suriah). Selama masa kepemimpinan

6
Muawiyah telah terjadi perubahan di dalam sistem pemerintahan, yaitu
dari sistem musyawarah islami menjadi sistem monarki (kerajaan).

Pada organisasi negara di masa Daulah Bani Umayyah terdir atas


lima bidang yang dimana organisasi negara di masa Umayyah masih
sama seperti masa permulaan Islam, diantanya yaitu:

1. An-Nizamus Siyasi (Organisasi Politik)


Pada organisasi politik ini sudah mengalami beberapa
perubahan dibandingkan pada masa permualan Islam yaitu:
a. Penguasa
Terdapat perubahan sistem pemerintahannya, yang dulu
menggunakan sistem demokrasi berubah menjadi sistem monarki.
b. Al-Hijabah
Al-Hijabah adalah dewan urusan pengawalan keselamatan
khalifah. Fungsi Al-Hijabah itu sendiri dibentuk dikarenakan takut
akan terulangnya kembali peristiwa pembunuhan bermotif politik
yang telah terjadi di khalifah yang sebelumnya.

c. Al-Kitabah

Al-Kitabah yaitu Dewan Sekretariat yang bertugas


mengurusi urusan pemerintahan. Terdapat 5 orang sekretaris yang
telah ditetapkan antara lain yaitu:

1) Katib ar-Rasail (Sekretaris Urusan Persuratan)

2) Katib al-Kharraj (Sekretaris Urusan Pajak atau Keuangan)

3) Katib asy-Syurtah (Sekretaris Urusan Kepolisian)

4) Katib al-Qadi (Sekretaris Urusan Kehakiman

5) Katib al-Jund (Sekretaris Tentara)

2. An- Nizamul Idari (Organisasi Tata Usaha Negara)

7
Daerah-daerah Islam merupakan peninggalan dari daerah Persia
dan Romawi, Pada masa Daulah Bani Umayyah ini administrasi
pemerintahannya masih sama seperti dari peninggalan daerah Persia
dan Romawi dahulu, hanya terdapat beberapa perubahan kecil
dinataranya yaitu:

a. Ad-Dawawin (dewan-dewan)

Terdapat empat dewan dalam mengurus tata usaha pemerintahan


yaitu:

1) Diwan al-Kharraj (sekretaris urusan pajak atau keuangan)

2) Diwan al-Mustagilat al-Mutanawwi'ah (administrasi umum)

3) Diwan al-Rasa'il (surat menyurat)

4) Diwan al-Khatim (menyiarkan, menstempel dan mengurus surat-


surat lamaran raja)

b. Barid (organisasi pos)

c. Syurtah (kepolisian)

d. Al-Imarah 'alal Buldan

3. An-Nizamul Harbi (Organisasi Pertahanan)

Organisasi pertahanan pada masa Daulah Bani Umayyah hampir


sama dengan masa Khulafaur Rasyidin bedanya kalau pada
organisasi pertahanan di masa Khulafaur Rasyidin itu tentara islam
adalah tentara sukarela sedangkan pada masa Daulah Bani Umayyah
saat itu orang yang masuk tentara tersebut karena terpaksa.

4. An-Nizamul Mail (Organisasi Keuangan)

8
Tugas Organisasi Keuangan disini yaitu mengurusi sumber uang
yang masuk pada masa Daulah Umayyah.

5. An-Nizamul Qadar (Organisasi Kehakiman)

Kekuasaan kehakiman di masa Daulah Umayyah ini terbagi


menjadi 3 badan, antara lain yaitu:

a. Al-Qada

b. Al-Hisbah

c. An-Nazar fil Mazalim

6. An-Nazar fil Mazalim

An-Nazal fil Mazalim adalah pengadilan tertinggi, yang diamana


bertugas untuk menerima banding dari pengadilan yang ada di
bawahnya serta mengadili para hakim dan para pembesar tinggi
yang bersalah.

B. Bani Abbasiyah

1. Perkembangan Intelektual

Secara garis besar Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi


mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid.
Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan penerjemahan buku dari
berbagai bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan penerjemahan
buku tersebut, lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan keahliannya.

a. Ilmu Umum

1) Ilmu Filsafat

 Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M),


seorang filsuf bangsa Arab.

9
 Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun. Ibnu
Maskawai (wafat tahun 523 H).
 Ibnu Shina ( 980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal
antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
 Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam,
karangannya: Al-Munqizh Minadl-Dlalal ,Tahafutul Falasifah,
Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan lain-lain.
 Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir
Urjuza, Kasful Afillah, dan lain-lain.

b. Bidang Kedokteran
 Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al
Mutawakkil yang menulis buku Firdaus.
 Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al kitab Al
Maliki.
 Ibnu Sina, ia disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran
dokter.
 Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal
mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa
latin.

c. Bidang Matematika
 Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota
Baghdad.
 Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu
angka nol (0).

d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli
yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :

10
 Al Farazi : pencipta Astro lobe
 Al Gattani/Al Betagnius
 Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
 Al Farghoni atau Al Fragenius.

2. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik


Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah
sangat maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah
di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang
berupa:
a) Kuttab
b) Majlis Muhadharah, yaitu tempat pertemuan para ulama,
sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah
ilmiah.
c) Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun
Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya
juga disediakan tempat ruangan belajar.
d) Masjid
e) Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik
seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan
berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.

3. Perkembangan Peradaban di Bidang Politik dan Pemerintahan


Dalam menjalankan roda pemerintahan Khalifah Dinasti
Abbasiyah mengangkat menteri (wasir) dan membentuk kementrian
(wizarat). Menteri adalah pembantu utama khalifah, ia berhak
mengangkat dan memecat pegawai. Khalifah juga mengangkat hakim
yang bertugas menyelesaikan masalah muamalah. Untuk membantu
lancarnya kepemerintahan dibentuklah Diwanul Kitabah (Sekertariat
Negara) dengan dibantu oleh : katibur Rasail, katibul Kharraj, katibul
Jund, katibul Syurthan, katibul Qada’.

11
Selain itu, juga dibentuk departemen-departemen yang
dikepalai oleh menteri, departemen-departemen itu antara lain : diwan
al kharraj, diwan az-Ziman, diwan al jund, diwan barid, diwan ar
Rasail. Dalam pemerintahan dinasti Umayyah ada juga yang disebut
hajib, yang bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan
terhadap program kerja menteri. Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi
menjadi beberapa provinsi yang dinamakan imarat, gubernurnya
bergelar Amir.

4. Bidang Militer
Militer Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga bagian, yaitu
pasukan pemanah, pasukan infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri.
Pasukan pemanah bersenjatakan anak panah dan busurnya, tugas
pasukan ini adalah mengacaukan musuh dari jarak jauh. Pasukan
invanteri bersenjatakan pedang, tombak, helm, dan tamengnya.
Mereka bertugas memukul mundur pasukan musuh pada pertempuran
jarak dekat. Pasukan berkuda bersenjatakan pedang dan lembing,
mereka bertugas mengobrak-abrik pertahanan lawan melalui depan,
samping, dan belakang. Selain pasukan-pasukan di atas ada lagi
pasukan pengawal khalifah, mereka ini pasukan elite yang bergaji
tinggi.
Angkatan bersenjata Dinasti Abbasiyah didominasi oleh
orang Arab dan Persia pada awalnya, namun pada tahun-tahun
selanjutnya didominasi oleh Arab, Turki, dan persia. Dan masa
sebelum berakhir daulat ini pasukan bersenjatanya didominasi oleh
Persia dan Turki

5. Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Kejayaan


Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan
berkembang pesatnya kebudayaan Islam yang ditandai dengan
berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan

12
madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat
kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam
membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan
dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin.
Adapun sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan meliputi:

a. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau dipelajari oleh siswa. Lebih luas lagi, kurikulum
bukan hanya sekedar rencana pelajaran, tetapi semua yang secara
nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam pada mulanya
berkisar pada bidang studi tertentu. Namun seiring perkembangan
sosial dan kultural, materi kurikulum semakin luas. Pada masa
kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat
rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan
berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,
kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya
ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-
cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair,
dan fiqih. Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas
memilih bidang studi yang ingin ia dalami di tingkat tinggi.
Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-
lembaga pendidikan formal, seperti masjid, dengan al-Quran sebagai
intinya. Ilmu-ilmu agama harus dikuasai agar dapat memahami dan
menjelaskan secara terperinci makna al-Quran yang berfungsi
sebagai fokus pengajaran.

b. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran
merupakan salah satu aspek pengajaran yang penting untuk

13
mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada
para pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat dikelompokkan
ke dalam tiga macam, yaitu lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan
bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi. Metode menghafal
merupakan ciri umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini.
Untuk dapat menghafal suatu pelajaran, murid-murid harus
membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di benak
mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-karya
ulama.

c. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam
di masa itu adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau
perjalanan jauh untuk mencari ilmu.

14
2. Kontribusi Bani Umayyah dan Abbasiyah Terhadap
Perkembangan Peradaban Islam

A. Bani Umayyah

1. Seni

Seni bangunan pada masa Bani Umayyah lebih bertumpu


pada bangunan agama berupa masjid. Pembangunan berbagai
gedung dengan percampuran Persia, Romawi, dan Arab.

2. Organisasi Militer

Pembentukan organisasi militer angkatan darat (al jund),


angkatan laut (al bahriyyah), dan kepolisian (as syurthah).

3. Perdagangan

Lalu lintas darat melalui jalan Sutera untuk


memperdagangkan sutera, keramik, obat-obatan, dan wewangian.
Lalu lintas lautan untuk mencari rempah-rempah, bumbu, anbar,
kesturi, permata, logam mulia, gading dan bulu-buluan.

4. Kerajinan

Pembuatan Thiraz (bordiran), mendirikan pabrik kain, dibuat


tempat lukisan di dalam istana.

5. Reformasi Fiksal

Dalam perpajakan negara, semua dikenai pajak tanah, baik


muslim maupun non muslim, tetapi untuk pajak lain semisal pajak
kepala, hanya dibebankan pada pihak non muslim saja serta
beberapa pajak yang lain yang amat menekan non muslim, sehingga
muncul suatu pertentangan dari golongan non muslim di suatu hari
untuk menumbangkan kekuasaan Umayyah.

15
B. Bani Abbasiyah

1. Kedokteran

Dalam pengembangan ilmu fisiologi, ilmuan muslim yang


mempunyai pengaruh besar salah satunya adalah Ibnu Nafis (687-
1288), dikenal sebagai bapak fisiologi sirkulasi karena dia adalah
orang pertama yang menjelaskan sirkulasi paru-paru, sirkulasi
coroner, dan sirkulasi kapiler. Bahkan dia orang yang paling awal
menjelaskan tentang konsep metabolisme.

Al Zahrawi, seorang dokter Muslim terkenal mencatan


bahwa anatomi adalah sebuah ilmu yang sangat dibutuhkan untuk
proses pembedahan, autopsi mayat dilarang untuk kebutuhan latihan
maupun praktek, walaupun tidak ada larangan dalam ajaran agama.

Selain mempunyai peran penting dalam berkembangnya


ilmu kedokteran, ilmuan muslim pun mempunyai banyak kontribusi
dalam menemukan dan mengembangkan alat-alat kedokteran guna
mempermudah dokter dalam proses penyembuhan, seperti yang
tertulis pada Kitab Al-Tasrif karya Abu al-Qasim Khalaf ibn al-
Abbas al-Zahrawi (936-1013) serta banyak menulis buku dan teks
kedokteran.

2. Hukum

Khalifah kedua dinasti Abbasiyah, al-Mansur mereformasi


baghdad menjadi ibukota dinasti pada tahun 762 M sehingga
membawa perubahan besar pada dunia islam dengan munculnya
titel The Golden Age of Islam dan perubahan hukum-hukum
kenegaraan dengan berdasar pada hukum-hukum berbasis pada Al-
Qur’an dan sunnah sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

16
3. Filsafat

Pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-


809 M) dan Khalifah Al-Ma’mun (813-833 M) kitab-kitab filsafat
Yunani diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, kemudian dipelajari,
didalami, dan diadakan perubahan-perubahan sesuai dengan ajaran
Islam.

4. Hadits

Pada zaman dinasti Abbasiyah, ilmu hadits merupakan salah


satu ilmu yang berkembang pesat, bahkan para ulama hadits dizaman
tersebut masih terkenal sampai hari ini, seperti Imam Bukhori (194-
252 H / 810-866 M), Imam Muslim (204-261 H / 820-875 M), Ibnu
Majah (207-273 H / 822-887 M), Abu Dawud (202-275 H / 818-889
M), dan Tirmidzi (200-279 H / 816-82 M), mereka merupakan para
perawi hadits yang terjamin keshahihannya. Kumpulan hadits yang
mereka riwayatkan telah dikumpulkan dalam bentuk buku yang
diberi judul atas nama mereka sendiri, seperti Shahih Bukhori,
Shahih Muslim, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abu Dawud, dan Sunan
at-Tirmidzi.

17
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah khalifah 'Ali bin Abi Thalib wafat, Muawiyah bin Abi Sufyan, dengan
mudah memperoleh pengakuan dari umat Islam sebagai khalifah, selanjutnya Ia
membentuk Dinasti Bani Umayyah. Dengan keberhasilan ekspansi kekuasaan
Islam pada masa Bani Umayyah, wilayah kekuasaan Islam semakin luas. Selain
ekspansi, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai
bidang. Penyebab utama jatuhnya Bani Umayyah, ialah munculnya kekuatan baru
yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdil Muththalib, sebagai saingan
bagi Bani Umayyah dalam soal khalifah, selain itu faktor lainnya adalah kurang
cakapnya pemimpin setelah Khalifah Hisyam, mereka rata-rata suka hidup
bermewah-mewahan.

Terdapat lima Khalifah besar pada masa Bani Umayyah, yaitu:

a. Muawiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M)

b. Abd Al-Malik ibn Marwan (685-705 M)

c. Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M)

d. Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M)

e. Hasyim ibn Abd Al-Malik (724-743 M)

Setelah daulah Umayyah runtuh, maka digantikan oleh dinasti Abbasiyah yang
membawa Islam kepada kemajuan ilmu pengetahuan, adapun Khalifah yang pernah
memimpin pada masa daulah Abbasiyah adalah:

a. Abul Abbas As-saffah

b. Abu Ja‟far Al Mansyur

c. Muhammad Al Mahdi

18
d. Musa Al Hadi

e. Harun Ar Rasyid

f. Muhammad Al Amien

g. Abdullah Al Makmun

h. Abu Ishaq Al Mu‟tashim

i. Harun Al Watsiq

j. Ja‟far Al Mutawakkil

Pada masa daulah Abbasiyah banyak muncul tokoh-tokoh besar dalam bidang ilmu
pengetahuan diantaranya:

a. al-Razi (865-925 M)

b. Al-Farabi (870-950 M)

c. Al-Biruni (973-1048 M)

d. Ibnu Sina (980-1037 M.)

e. Umar Khayam (1038-1148 M)

19
2. Lampiran

Peta Kekuasaan Dinasti Umayyah dan Abbasiyah

20
3. Daftar Pustaka

http://trendmakalah.blogspot.com/2015/09/peradaban-islam-pada-masa-bani-
umayyah.html?m=1

https://yaserfarah.wordpress.com/2012/10/27/peran-dinasti-abbasiyah-dalam-
perkembangan-ilmu-pengetahuan/

https://profesorakil.blogspot.com/2014/02/kontribusi-akademis-masa-abbasiyah.html

https://www.slideshare.net/mastarrom/peran-dan-kontribusi-bani-umayyah-bagi-
peradaban-islam

21

Anda mungkin juga menyukai