Disusun oleh :
1. HARTINI IPAENIN
2. CHRISTY V TUTUPARY
3. ELSYA KAKILETE
4. MAIMUNA SOLOTO
5. ASTIN NIKMA TEHUAYO
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKES KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
TAHUN AKADEMIK 2018-2019
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kita melihat banyaknya gejala sosial yang berlaku di segenap lapisan
masyarakat kita. Terlalu banyak sebab yang dapat dikaitkan sebagai punca berlakunya
gejala-gejala tersebut. Salah satu dari sebab-sebab ini ialah terkikisnya nilai-nilai urnumi
kesopanan dan rasa hormat-menghormati antar sesama yang disemaikan agama dan
budaya sejagat. Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang
memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya
manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus
diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu
bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat, dan untuk
itu perlu adanya pengembangan pembelajaran berbasis karakter guna menjadi alat untuk
mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Untuk itu penulis menulis makalah yang berkaitan dengan sikap hormat terhadap
orang lain dan cara menciptakan proses pembelajaran yang berbasis karakter.
B. Pembahasan
Hormat Terhadap Orang lain
a. Bentuk Perhormatan Terhadap Orang Lain
Menurut Thomas Lickona (2013:96) bentuk-bentuk Penghormatan:
1. Hormati diri sendiri
Jika Anda mempunyai pemikiran yang sepertinya mengatakan bahwa "Saya
akan menjadi orang yang mementingkan diri sendiri jika saya tidak
memberikan seluruh waktu saya untuk membantu orang lain" cobalah Anda
bentuk lagi pemikiran ini agar kalimatnya menjadi seperti ini "Dengan
memberikan waktu kepada diri sendiri, saya akan bisa memperhatikan orang
lain dengan lebih baik."
1. Hargai perbedaan
Ada banyak perbedaan pada setiap manusia, seperti kondisi sosial ekonomi,
pekerjaan dan peran. Misalnya, anak melihat tukang sampah di depannya, kemudian
ia merasa jijik dengan hal tersebut. Anak bisa saja mengeluarkan kata-kata yang
tidak baik.Nah, Mom bisa mengajaknya berdiskusi mengenai profesi orang
tersebut.Beri pandangan pada anak bahwa mengelola sampah merupakan tugas
mulia yang dijalankan oleh tukang sampah. Minta anak untuk membayangkan apa
yang terjadi jika tidak ada seorang pun yang mau menangani sampah. Dengan
demikian, diharapkan anak mampu berperilaku yang tepat saat melihat tukang
sampah
2. Tumbuhkan rasa empati anak
Rumus sederhananya: jika orangtua berempati pada anak, maka anak akan lebih
mudah berempati pada orang lain. Hal-hal kecil yang bisa Mom lakukan, ketika anak
sedang belajar kemudian ia mengantuk, Mom sebagai orangtua bisa memberikannya
pengertian dengan berkata pada anak untuk melanjutkan belajarnya esok hari.
Mendengar hal itu, anak akan merasa dimengerti dan dihormati sebagai pribadi
3. Jangan lupa bilang “tolong” dan “terima kasih”
Sering kali kita meminta anak untuk mengucapkan kata “tolong” saat membutuhkan
bantuan dan mengucapkan “terima kasih” saat sudah diberikan bantuan. Sayangnya,
kita kerap lupa mengucapkan kata-kata ‘sakti’ tersebut . Kata “tolong” dan “terima
kasih” adalah kata-kata singkat, namun penting untuk menunjukkan sikap hormat
pada orang lain
4. Biasakan untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan
Jika berjanji pada seseorang untuk mengajak ke arena bermain atau nonton
bioskop, ia tentunya berharap janji itu akan ditepati. Namun, suatu ketika orang tua
membatalkannya dan tidak jadi pergi karena sedang tidak enak badan misalnya.Hal
yang dapat kita lakukan adalah meminta maaf.kitaharus jujur mengakui bahwa diri
kita tidak bisa menepati janji akan menjadi ‘obat’ penghilang rasa kecewa.