Anda di halaman 1dari 7

.

PENGERTIAN
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.

Kesehata
n jiwa meliputi
• Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
• Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
• Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.

Beberapa pengertian manusia:


• Individu yang holistik: terdiri dari jasmani dan ‘rohani’.
• Terdiri dari komponen jasmani, akal, jiwa dan qalbu (ruh)
• Struktur jiwa manusia terdiri dari id (insting-prinsip kepuasan), ego (kesadaran realitas-
prinsip realitas), super ego/ moralitas-prinsip moralitas (Teori Freud)

1.2 KRITERIA SEHAT MENTAL MENURUT YAHODA


• Sikap positif terhadap diri sendiri
• Tumbuh, berkembang dan aktualisasi
• Integrasi : Masa lalu dan sekarang
• Otonomi dalam pengambilan kupusan
• Persepsi sesuai kenyataan
• Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi
___________________________________________________________

1.3 RENTANG SEHAT JIWA

1. Dinamis bukan titik statis


2. Rentang dimulai dari sehat optimal – mati
3. Ada tahap-tahap
4. Adanya variasi tiap individu
5. Menggambarkan kemampuan adaptasi
6. Berfungsi secara efektif : sehat

_____________________________________________________

1.4 PENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

a. Menurut American Nurses Associations (ANA)


Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan
ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik
dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
b. Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan
kepribadian yg bersangkutan.

c. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966


Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari
seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu


perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi
modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas ).
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan
mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan
dan keperawatan.

• Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan
lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan
penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk
tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan
untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai
kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut
meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
• Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan
lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat
beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri
individu.
• Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi
kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh
kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
• Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri
sendiri secara terapeutik.

Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan
interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya
dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar
akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta
memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif
sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar
dalam menghadapi berbagai masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh
Keliat,1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses
keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik
keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien
secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan
merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses
keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap
tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak
mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan
sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat
lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran
klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian
klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau
masalah teratasi.
Manfaat Proses Keperawatan Bagi Perawat.
a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung
jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.

Bagi Klien
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen care).
c. Terhindar dari malpraktik.

Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang


menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya. Praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan
lingkungan. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik,
teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik
yang menjadi landasan praktik keperawatan.
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan
orang lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
masyarakat dan lingkungan, keharmonisan fungsi jiwa, yaitu sanggup menghadapi problem
yang biasa terjadi dan merasa bahagia. Sehat secara utuh mencakup aspek fisik, mental,
sosial, dan pribadi yang dapat dijelaskan sebagi berikut.Kesehatan fisik, yaitu proses fungsi
fisik dan fungsi fisiologis, kepadanan, dan efisiensinya.
Indikator sehat fisik yang paling minimal adalah tidak ada disfungsi, dengan indikator lain
(mis. tekanan darah, kadar kolesterol, denyut nadi dan jantung, dan kadar karbon monoksida)
biasa digunakan untuk menilai berbagai derajat kesehatan.Kesehatan mental/psikologis/jiwa,
yaitu secara primer tentang perasaan sejahtera secara subjektif, suatu penilaian diri tentang
perasaan seseorang, mencakup area seperti konsep diri tentang kemampuan seseorang,
kebugaran dan energi, perasaan sejahtera, dan kemampuan pengendalian diri internal,
indikator mengenai keadaan sehat mental/psikologis/jiwa yang minimal adalah tidak merasa
tertekan/ depresi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan
merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, dan sosial individu secara
optimal, dan selaras dengan perkembangan dengan orang lain.

Kesehatan sosial, yaitu aktivitas sosial seseorang. Kemampuan seseorang untuk


menyelesaikan tugas, berperan, dan belajar berbagai keterampilan untuk berfungsi secara
adaptif di dalam masyarakat. Indikator mengenai status sehat sosial yang minimal adalah
kemampuan untuk melaksanakan tugas dan keterampilan dasar yang sesuai dengan peran
seseorang.
Kesehatan pribadi adalah suatu keadaan yang melampaui berfungsinya secara efektif dan
adekuat dari ketiga aspek tersebut di atas, menekankan pada kemungkinan kemampuan,
sumber daya, bakat dan talenta internal seseorang, yang mungkin tidak dapat/ akan
ditampilkan dalam suasana kehidupan sehari-hari yang biasa.
Menurut pedoman asuhan keperawatan jiwa rumah sakit umum atau pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas) sehat pribadi berarti bahwa di dalam diri seseorang terdapat potensi
dan kemampuan untuk memenuhi dan menyelesaikan dimensi lain dari dirinya, hal yang
tidak bersifat instrumental, dan yang memungkinkan perkembangan optimal seseorang.
Indikator minimal dari kesehatan pribadi adalah ada minat yang nyata terhadap aktivitas dan
pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus keadaan “status quo”.
Psikiatri dan kesehatan jiwa Indonesia menggunakan pendekatan elektik-holistik yang
melihat manusia dan perilakunya baik dalam keadaan sehat maupun sakit, sebagai kesatuan
yang utuh dari unsur-unsur organo-biologis (bio-sistem), psiko edukatif/ psikodinamik
(psiko-sistem), dan sosio-kultural (sosio-sistem).
Pendekatan ini berarti bahwa kita harus dapat melihat kondisi manusia dan perilakunya, baik
dalam kondisi sehat maupun sakit, secara terinci “detail” dalam ketiga aspek tersebut di atas
(ekletik), tetapi menyadari bahwa ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan merupakan satu
kesatuan yang utuh sebagai satu sistem (holistik).

Jadi jelas dengan pendekatan ini kita memperhatikan faktor psikologis dan sosial atau
psikososial di samping faktor biologis di dalam melaksanakan upaya kesehatan.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang
unik karena masalah kesehaan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, saperti pada
masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal.
Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah
juga bervariasi.
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan
asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam
asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan
serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya terhadap klien yang tidak
menimbulkan keributan dan tidak membahayakan.
Hal itu harus dihindari karena :
• Belajar menyelesaikan masalah akan lebih efektif jika klien ikut berperan serta.
• Dengan menyertakan klien maka pemulihan kemampuan klien dalam mengendalikan
kehidupannya lebih mungkin tercapai.
• Dengan berperan serta maka klien belajar bertanggung jawab terhadap pelakunya.
Peran dan Fungsi Perawat Jiwa Defenisi dan Uraian Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien
atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA
mendefiniskan keperawatan kesehatan jiwa sebagai Suatu bidang spesialisasi praktik
keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan pengunaan diri
yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam
konteks sosial dan lingkungan.
Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis
aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien-keluarga,
tanggung jawab fiskal, kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik.
Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa
sebagai salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan
pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk
mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan.

Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah
diidentifikasi.
1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN)
adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan keterampilan klinis dalam keperawatan
kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses
formal untuk mengakui bidang keahlian klinis perawat.

2. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-PMH)


adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan tingkat master, memiliki
pengetahuan mendalam tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan
memiliki kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada
praktik lanjutan dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang
keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.

3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional


Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikitari
di rumah sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya
reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang rentang asuhan bagi
perawat jiwa.

Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi yang
memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawatan residetial,
perawatan di rumah, dan asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group home,
hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, shelter,
nursing home, klinik perawatan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan
organisasi pemeliharaan kesehatan.

Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi :


(1) Aktivitas asuhan langsung
(2) Aktivitas komunikasi
(3) Aktivitas penatalaksanaan

Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan kolaborasi pada peran perawat ditunjukkan
dalam domain praktik yang tumpang tindih ini.Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-
tiap domain dijelaskan lebih lanjut. Aktivitas tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup
terbaru dari asuhan yang kompeten oleh perawat jiwa walaupun tidak semua perawat
berperan serta pada semua aktivitas.

Selain itu, perawat jiwa mampu melakukan hal-hal berikut ini:


1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga yang
mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.
3. Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti mengorganisasi, mengakses,
menegosiasi, mengordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan perbaikan bagi individu dan
keluarga.
4. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu, keluarga,dan kelompok
untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa yang tersedia di komunitas termasuk pemberian
perawatan, lembaga,teknologi,dan sistem sosial yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pengaruh gangguan jiwa
melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami masalah psiokologis
dan pasien gangguan jiwa yang mengalami masalah fisik.
7. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien,
keluarga,staf, dan pembuat kebijakan.
___________________________________________________________________________
_

1. 5 PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

• Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan
jiwa : yang kompeten).
• Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan
klien).
• Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
• Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
• Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam
keperawatan jiwa).
• Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam
keperawatan jiwa).
• Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam
keperawatan jiwa).
• Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam
keperawatan jiwa).
• Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam
keperawatan jiwa).
• Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses
keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
• Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).
___________________________________________________________________________
_______

1.6 PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Anda mungkin juga menyukai