Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever
(DHF) ialah penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua
jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali
ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Ginanjar, 2008).
Menurut Rampengan seseorang di dalam darahnya mengandung
virus Dengue merupakan sumber penular penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7
hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit
nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke
dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar
liurnya. Kira-kira satu minggu setelah menghisap darah penderita,
nyamuk bersiap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan
tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan ini
terjadi setiap kali nyamuk menggigit, sebelum menghisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui saluran alat menggigitnya (proboscis), agar
darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah
virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

2. Etiologi
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk
ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk
ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.

3
Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit
oleh nyamuk perantara. Virus dari orang yang terinfeksi akan dibawa
oleh nyamuk, dan menginfeksi orang lain yang digigit nyamuk tersebut.
Virus Dengue hanya menular melalui nyamuk, dan tidak dari orang ke
orang.
Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2,
DEN 3, dan DEN 4. Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe
virus Dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya akan membentuk
kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut. Akan tetapi,
kekebalan terhadap salah satu virus tidak menutup kemungkinan
terjadinya infeksi oleh tipe virus Dengue yang lain. Bahkan, seseorang
yang pernah terinfeksi virus Dengue lebih berisiko terinfeksi untuk
kedua kalinya.
Selain pernah mengalami infeksi virus Dengue, faktor lain yang
dapat meningkatkan risiko seseorang terkena demam berdarah adalah
tinggal atau bepergian ke daerah tropis. Demam berdarah juga lebih
berisiko dialami oleh bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan
kekebalan tubuh lemah.

3. Anatomi Fisiologi
Hematologi adalah ilmu yang dipelajari segala sesuatu tentang darah
dan aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal
volume darah manusia + 7 – 8 % dari berat badan.
Bila darah lengkap dibiarkan membeku dan bekuan dibuang cairan
yang tertinggal dinamakan serum. Anatomi fisisologi antara lain :
a. Sel sel darah ada 3 macam yaitu :
1) Eritrosit ( sel darah merah )
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan
mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen. Sel darah
merah : kekurangan eritrosit, HB, dan Fe akan mengakibatkan
anemia.

4
2) Leukosit ( sel darah putih )
Sel darah putih : berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit dengan cara memakan ( fagositosis ) penyakit tersebut.
Itulah sebabnya leukosit disebut juga fagosit. Sel darah putih
yang mengandung inti, normalnya 5.000 – 9.000 sel/mm3.
3) Trombosit ( sel pembeku darah )
Keping darah berwujud cakram protopplasmanya kecil yang
dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat
bervariasi antara 200.000 – 300.000/mm3darah.
4. Patofisiologi
Virus Dengue masuk kedalam tubuh manusia melalu gigitan
nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa
penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual,
muntah, nyeri otot, pegel diseluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan
sakit perut, bintik bintik merah pada kulit. Kelainan juga terjadi pada
sistem retikuloendotel atau seperti pembesaran kelenjar kelenjar getah
bening, hati dan limfa pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan
serotonin serta aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding kapiler/ vaskuler sehingga cairan dari
intravaskuler keluar ke ekstra vaskuler atau terjadinya pembesaran
plasma akibat pembesaran plasma terjadi pengurangan volume plasma
yang menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem
reikuloendotel bisa terganggu sehingga penyebab reaksi antigen anti bodi
yang akhirnya bisa menyebabkan anaphylaxia.
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai
puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume
plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan
hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan
segara di atasi maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan
kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke 3 dan ke 7.

5
Akibat lain dari virus Dengue dalam peredaran darah akan
menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi
trombositopenia, yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena
gangguan trambosit dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada
pendarahan. Reaksi pendarahan pada pasien DHF diakibatkan adanya
gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler,
trombositopenia (trombosit <100.000 atau/mm3), menurunnya fungsi
trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X
dan fibronogen ). Perdarahan yang terjadi seperti peteke, ekimosis,
purpura, epistaksis, pendarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada
traktus gastrointestinal pembekuan yang meluas pada intravaskuler (
DIC) juga bisa menyebabkan terjadi saat renjatan.
5. Manifestasi Klinis
Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah:
a. Demam tinggi 5-7hari
b. Perdarahan, terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma
c. Epistaksi, hemamelena, hematurya
d. Mual, muntah diare, konstivasi, tidak ada nafsu makan
e. Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limfa dan kelenjar getah bening
i. Tanda tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi cepat
dan lemah).

Pada bayi dan anak anak kecil biasanya berupa:

a. Demam disertai ruam ruam


b. Pada anak anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan
demam ringan/ demam tinggi (<39℃) yang tiba tiba dan berlangsung

6
selama 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri dibelakang mata,
nyeri sendi dan otot, mual dan muntah dan ruam ruam.
c. Bintik bintik perdarahan dikulit
d. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati,
nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut
e. Kadang kadang demam mencapai 40-41℃ dan terjadi kejang demam
pada bayi.
6. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Kegagalan sirkulasi
c. Hepatomegali
d. Efusi pleura
7. Klasifikasi
Klasifikasi derajat DBD menurut WHO:
Derajat 1: demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi
perdarahan adalah uji turniquet positif.
Derajat 2: derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit dan atau
perdarahan lain.
Derajat 3: ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lambat, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab
dan pasien menjadi lembab dan pasien menjadi gelisah.
Derajat 4: syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Trombosit menurun
2) Hematokrit meningkat
3) Leukosit menurun
4) Kadar albumin menurun
5) Hipoproteinemia ( protein darah rendah)
6) Hiponatremia (NA rendah )

7
b. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto toraxs ( pada DHF grade III /IV dan sebagian besar grade
II) didapatkan efusi pleura.
9. Penatalaksanaan Medis
a. Pengawasan tanda tanda vital secara kontinue tiap jam
b. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 jam
c. Observasi intake output
d. Diet makan lunak
e. Resiko perdarahan
f. Peningkatan suhu tubuh

Anda mungkin juga menyukai