Oleh :
Rizky Amalia
201910461011016
2020
1
Atrial Septal Defect (ASD)
1. Pengertian
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat
yang memisahkan atrium kaan dan atrium kiri.Pengertian lain ASD adalah suatu
defek jantung kongenital asianotik,dimana terdapat lubang abnormal pada
septum abnormal. Atrial septal defect (ASD) atau defek septum atrium
merupakan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dimana terdapat kebocoran pada
sekat serambi jantung sehingga darah dari serambi kiri yang seharusnya dialirkan
ke bilik kiri kembali berputar ke serambi kanan dan paru-paru. Kebocoran ini
terjadi akibat perkembangan abnormal proses penyekatan yang tidak sempurna
pada saat pembentukan jantung di dalam kandungan pada trimester awal
kehamilan. ASD dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri atau bagian dari
PJB yang lain.
Defek septum atrial atau Atrial Septum Defect adalah gangguan septum atau
sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menuup secara
sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur. Angka
kejadian ASD berkisar 1 dari 1500 kelahiran hidup. Lubang septum tersebut
dapat terjadi di bagian mana saja dari septum namun bagian tersering adalah
pada bagian foramen ovale yang disebut dengan ostium sekundum ASD.
Kelainan ini terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan berlebihan atau tidak
adekuatnya pertumbuhan dari septum.Patent Foramen Ovale (PFO) yang terjadi
pada 20% yang populasi bukanlah ASD yang sebenarnya.Foramen ovale
merupakan lubang pada janin yang terdapat diantara rongga atrium.Pada saat
lahir,lubang ini akan menutup secara alami dan secara anatomis akan menutup
sempurna pada bayi usia 6 bulan dengan cara bergabung dengan septum atrial.
PFO terjadi apabila didapatkan kegagalan penutupan atau penggabungan dengan
septum atrial.
2
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
a. Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan
b. Pada stres : cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran
pernafasan.
c. Pada palpasi : terdapat elainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal
kiri.
3
d. Pada auskultasi, photo thorak, EKG : jelas terlihat ada kelainan.
e. Ekhokardiografi : pasti ada kelainan jantung
4. Patofisiologi
4
5. Pemeriksan Penunjang
a) Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas
normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat
pembesaran jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada
foto lateral.
b) Elektrokardiografi Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan
patognomis, yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD
II jarang sekali dengan sumbu Frontal kekiri.
c) Katerisasi Jantung Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf
tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi
jantung terdapat peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan
ringan tekanan ventrikel kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru
tekanan arteri pulmonalis, sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes
dengan pemberian O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada
Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri menurun.
d) Eko kardiogram Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan
dan septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua
dimensi dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial
pandangan subsifoid yang paling terpercaya prolaps katup netral dan
regurgitasi sering tampak pada defect septum atrium yang besar.
e) Radiologi Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah:
f) Laboratorium
6. Penatalaksanaan
5
Terapi medis
Pemberian oksigen
Pemberian cairan dan nutrisi
Pemberian prostaglandin E1
Koreksi terhadap gagal jantung dan disritmia
Koreksi terhadap kelainan metabolik
7. Pengobatan
1. Antibiotik, untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi
mekanik.
2. Pemberian terapi surfaktan
3. Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang terdapat
didalam ventilator yang ebrtujuan untuk melebarkan pembuluh darah
sehingga lebih banyak darah dan oksigen yang sampai ke paru-paru bayi.
6
8. Komplikasi
Gagal jantung
Penyakit pembuluh darah paru
Endokarditis
Obstruksi pembuluh darah pulmonal(hipertensi pulmonal)
Aritmia
Henti jantung
ASD dan VSD
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
7
pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit
DM pada ibu.
Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
Riwayat Neonatus
Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Anak rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang
yang mengalami kelainan defek jantung
Penyakit keturunan atau diwariskan
Penyakit congenital atau bawaan
c) Sistem yang dikaji :
Pola Aktivitas dan latihan
Keletihan/kelelahan
Dispnea
Perubahan tanda vital
Perubahan status mental
Takipnea
Kehilangan tonus otot
Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
Riwayat hipertensi
Endokarditis
Penyakit katup jantung.
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Ansietas, khawatir, takut
Stress yang b/d penyakit
8
Pola nutrisi dan metabolic
Anoreksia
Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
Pola persepsi dan konsep diri
Kelemahan
Pening
Pola peran dan hubungan dengan sesame
Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan
keluarga
B. Pemeriksaan Fisik
a) Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan dan
pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split, dengan
aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup pulmonal
dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. Splitting bunyi
jantung 2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur middiastolik
rumbling, terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea sternalis kiri,
menunjukan peningkatan alisan yang melewati katup tricuspid. Pada pasien
dengan kelainan ostium primum, thrill pada apex dan murmur holosistolic
menunjukan regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.
b) Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal
meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran
balik pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang,
komponen bunyi jantung ke 2 dan ejeksi sistolik akan meningkat, murmur
diastolic akibat regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing
finger berhubungan dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.
c) Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat
dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena
murmur diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar.
9
A. Diagnosa Keperawatan
10
kontraksi jantung
dan menurunkan
kebutuhan oksigen
dan penurunan
venous return.
- Membantu dalam
proses kimia dalam
tubuh.
2 Intoleransi T : klien - Taksiran tingkat, kelelahan, - Untuk memberikan
aktivitas menunjukkan kemampuan untuk melakukan ADL informasi tentang
b.d hipoksia perbaikan curah - Berikan periode dan istirahat dan energi cadangan
jantung yang tidur yang cukup dan
terlihat dari - Hindari suhu lingkungan yang respon untuk
aktivitas klien ekstrim beraktivitas
- Untuk
meningkatkan
istirahat dan
menghemat energy
- Karena
hipertemia/hipoter
ma dapat
meningkatkan
kebutuhan oksigen
11
4 Kerusakan T: dalam waktu 3 - Berikan bronkodilator sesuai yang - Bronkodilator
pertukaran gas x 24 jam setelah diharuskan mendilatasi jalan
b.d diberikan Dpt diberikan peroral, IV, napas dan
edema paru intervensi terjadi inhalasi membantu
perbaikan Observasi efek melawan edema
dalam pertukaran samping:takikardi,disritmia, mukosa bronkial
gas eksit asi sistem saraf dan spasme
KH: pusat,mual,muntah muscular
- Melaporkan - Evaluasi tindakan nebuliser,inhaler - Mengkombinasika
penurunan dosis terukur n medikasi dengan
dispnea kaji penurunan sesak aerosolized
- Menunjukan napas,penurunan bronkodilator
perbaikan mengi,kelonggaran nebulisasi biasanya
dalam laju sekresi,penurunan ansietas digunakan untuk
aliran pastikan bahwa tindakan mengendalikan
ekspirasi dilakukan sebelum makan bronkokonstriksi
- Menggunakan untuk menghindari mual dan - Teknik ini
peralatan muntah memperbaiki
oksigen - Intruksikan dan berikan dorongan ventilasi dengan
dengan tepat pada pasien untuk pernapasan membuka jalan
ketika diafragmatik dan batuk yang efektif napas dan
dibutuhkan - Berikan oksigen dg metoda yang membersihkan
- Menunjukan diharuskan jalan napas dari
gas-gas darah jelaskan pentingnya sputum
arteri yang tindakan ini pada pasien - Oksigen akan
normal evaluasi efektifitas;amati memperbaiki
tanda-tanda hipoksia hipoksemia.
analisa gas darah arteri Diperlukan
bandingkan dengan nilai- observasi yang
nilai dasar. cermat terhadap
lakukan oksimetri nadi aliran atau
untuk memantau saturasi presentase yang
oksigen diberikan dan
jelaskan bahwa tidak efeknya pada
merokok dianjurkan pada pasien. jika pasien
pasien atau pengunjung mengalami retensi
CO2 kronis, maka
12
ada perangsangan
bernapas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, 2019. Hubungan Antara Hipertensi Pulmonal pada Defek Septum Atrium
Sekundum dan Munatasi Gen. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 2.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
14