DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR
ABSTRAK
Kata kunci : uji model fisik, pelimpah tipe busur, panjang jari-jari (R), Koefisien Debit
(Cd).
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk Pelimpah lurus antara tembok pangkal dan pilar
Berdasarkan bentuknya, pelimpah pembilas bendung. Mengarah tegak lurus
dapat dikategorikan antara lain sebagai terhadap aliran utama sungai. Aliran
berikut(Mawardi,Erman;Memed,2002) : sungai yang keluar dari bendung ke hilir
1. Pelimpah tipe lurus akan merata dan tidak terkonsentrasi
Pelimpah tipe lurus umumnya pada satu bagian, sehingga penggerusan
banyak digunakan dan dikembangkan setempat di hilir bendung tidak terpusat
untuk bendung tetap. Dibangun pada suatu tempat.
melintang di palung sungai dan tegak
4. Pelimpah tipe gergaji (pelimpah jauh lebih besar dan dapat dikembangkan
bergerigi) di daerah pedataran untuk mengurangi
Pelimpah tipe gergaji ini akan daerah genangan banjir di bagian udik
memberikan kapasitas pelimpahan yang bendung.
Untuk selanjutnya pada penelitian ini, Ogee, yang dikembangkan ole Civil
hanya akan dibahas model pelimpah tipe Engineering Departmeny U.S.Army.
lengkung (busur). Metode yang dipakai untuk menentukan
bentuk penampang sebelah hilir dari titik
Perencanaan bentuk ambang pelimpah tertinggi mercu pelimpah adalah lengkung
Bentuk ambang pelimpah direncanakan Harold (Sosrodarsono,1989: 189)
menggunakan bentuk ambang standart tipe
PEMBAHASAN
Analisis Tinggi Tekan Total (H)
Tabel 3. Nilai Tinggi Tekan Total (H)
Tinggi Tekan Total (H) (cm)
Debit (Q)
(m3/dtk) Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
(R=15 cm) (R=15.5 cm) (R=18 cm) (R=~ cm)
Analisis Koefisien Debit (Cd) Hasil koefisien debit (Cd) tersebut. Variabel –
Penelitian variabel yang mempengaruhi antara lain
Dari hasil pengamatan uji model adalah variasi jari – jari pelimpah
pelimpah didapatkan data nilai koefisien (menghasilkan variasi lebar efektif(B)),
debit (Cd) pada berbagai kondisi perlakuan. variasi besarnya debit (Q) dan tinggi tekan
Pada setiap kondisi perlakuan terdapat total (H) di hulu pelimpah.
beberapa variabel yang mempengaruhi nilai
Analisis Hubungan Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)
Tabel 5. Data (H) Pada Berbagai Variasi Debit (Q)
Lebar efektif Debit Tinggi Tekan
Model Pelimpah
Pelimpah (m) (m3/dtk) Total H (m)
Q1 0.002314 0.0240
Q2 0.004072 0.0337
1 R = 15 cm 0.44886
Q3 0.006084 0.0415
Q4 0.008304 0.0499
Q1 0.002314 0.0258
Q2 0.004072 0.0353
2 R = 15.5 cm 0.38924
Q3 0.006084 0.0441
Q4 0.008304 0.0529
Q1 0.002314 0.0275
Q2 0.004072 0.0370
3 R = 18 cm 0.34058
Q3 0.006084 0.0473
Q4 0.008304 0.0559
Q1 0.002314 0.0291
Q2 0.004072 0.0431
4 R = ~ cm 0.3
Q3 0.006084 0.0576
Q4 0.008304 0.0727
Sumber : Hasil Penelitian
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 27
Dari beberapa data di atas, maka dapat
dibuat grafik hubungan antara nilai debit
(Q) dengan tinggi tekan total (H)
0.08
0.07
0.06 0.5688
y = 0.7615x
H (m)
2
0.05 R = 0.9992 Model 1
0.04
0.03
0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
0.08
0.07
0.06 0.5606
y = 0.7732x
H (m)
2
0.05 R = 0.9999 Model 2
0.04
0.03
0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk )
0.08
0.07
0.5595
0.06 y = 0.8153x
2
H (m)
R = 0.999
0.05 Model 3
0.04
0.03
0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
0.08
0.07
0.7156
y = 2.2282x
0.06 2
R = 0.9997
H (m)
0.05 Model 4
0.04
0.03
0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
0.08
0.07
0.06 Model 1
Model 2
H (m)
0.05
Model 3
0.04 Model 4
0.03
0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa : tinggi juga untuk setiap variasi model
Hubungan antara debit (Q) yang pelimpah.
dialirkan berbanding lurus dengan Apabila semakin panjang jari – jari (R),
tinggi tekan total (H) yang terjadi. Atau semakin pendek lebar efektif pelimpah
dapat dikatakan bahwa apabila (B), maka akan semakin besar tinggi
dialirkan debit (Q) yang semakin besar tekan total (H) dengan pemberian debit
akan menghasilkan (H) yang lebih (Q) yang sama.
Analisis Hubungan Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd) Hasil Penelitian
Tabel 7. Data Nilai Koefisien Debit (Cd) Pada Berbagai Variasi Debit (Q)
Model Lebar efektif Debit Tinggi Tekan Koefisien
Pelimpah Pelimpah (m) (m3/dtk) Total H (m) Debit (Cd)
2.000
1.900
1.800 0.1468
y = 3.3526x
1.700 2
R = 0.9732
Cd
Model 1
1.600
1.500
1.400
1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
2.000
1.900
1.800 0.1591
y = 3.7785x
2
1.700 R = 0.9967 Model 2
Cd
1.600
1.500
1.400
1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
2.000
1.900
1.800 0.1608
y = 3.9886x
2
1.700 R = 0.9741
Cd
Model 3
1.600
1.500
1.400
1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
2.000
1.900
1.800 -0.0735
y = 1.0022x
1.700 2
R = 0.9455 Model 4
Cd
1.600
1.500
1.400
1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
1.900
1.800
1.700 Model 1
H (m)
Model 2
1.600
Model 3
1.500 Model 4
1.400
1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)
Dari tabel di atas,menunjukkan bahwa : Pada model 1,2 dan 3, dimana semakin
Pada model 1,2 dan 3, hubungan antara panjang jari – jari (R), semakin pendek
debit (Q) yang dialirkan berbanding lebar efektif pelimpah (B), maka harga
lurus dengan nilai koefisien debit (Cd). koefisien debit (Cd) yang dihasilkan
Atau dapat dikatakan bahwa apabila akan semakin besar untuk setiap
dialirkan debit (Q) yang semakin besar masing-masing debit yang diberikan
akan menghasilkan koefisien debit (Cd) Pada model 4 hubungan antara debit
yang lebih besar juga. (Q) yang dialirkan berbanding terbalik
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 31
dengan nilai koefisien debit (Cd). Atau 4.12 diatas. Dari rumus tersebut maka
dapat dikatakan bahwa apabila dialirkan dapat dibuat suatu hubungan antara tinggi
debit (Q) yang semakin besar akan pelimpah (P) dan tinggi tekan total (H) /
menghasilkan koefisien debit (Cd) yang (P/H) dengan nilai koefisien debit (Cd).
lebih kecil. Untuk mengetahui perbandingan nilai
koefisien debit (Cd) pada masing-masing
Analisis Hubungan P/H dan Koefisien model berdasarkan hasil penelitian dan
Debit (Cd) teoritis, dapat dilihat pada tabel dibawah
Cara perhitungan dan hasil analisa ini :
nilai koefisien debit teoritis yang
menggunakan rumus pendekatan Iwasaki
dapat dilihat pada sub bab 4.5.4 dan tabel
Dari tabel di atas, hasil perbandingan nilai teoritis dapat digambarkan dalam bentuk
koefisien debit (Cd) hasil penelitian dan grafik dibawah ini :
2.500
2.000
1.500 Penelitian
Cd
Iwasaki
1.000
y = -0.389Ln(x) + 1.9267
2
R = 0.9586
0.500
0.000
1.000 10.000
P/H
2.500
2.000
1.500
Penelitian
Cd
Iwasaki
1.000 y = -0.4502Ln(x) + 2.0468
2
R = 0.9976
0.500
0.000
1.000 10.000
P/H
2.500
2.000
1.500
Penelitian
Cd
0.000
1.000 10.000
P/H
2.500
2.000
1.500
Penelitian
Cd
Iwasaki
1.000 y = 0.153Ln(x) + 1.3747
2
R = 0.9581
0.500
0.000
1.000 10.000
P/H
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat media yang dilaluinya). Selain itu
diambil beberapa pembahasan sebagai dapat mempermudah dalam proses
acuan dalam pengambilan kesimpulan : pengukuran.
1. Untuk memperoleh besarnya debit 4. Pengukuran jarak tinggi tekan total
(Q) yang akan digunakan pada model (H) hasil penelitian pada setiap model
penelitian dilakukan dengan melihat semakin jauh untuk setiap
grafik hubungan h (m) dan Q Rechbok penambahan debit(Q).
3
Kalibrasi (m /dtk). 5. Secara teoritis belum ada pendekatan
h = 2 cm = 0.02 m diperoleh Q1 = yang baku dalam menentukan tinggi
0.002314 m3/dtk tekan (Hd) pada bagian hulu
h = 3 cm = 0.03 m diperoleh Q2 = pelimpah. Untuk mengukur tinggi
0.004072 m3/dtk tekan (Hd) yang akan digunakan
h = 4 cm = 0.04 m diperoleh Q3 = sebagai variabel untuk menganalisa
0.006084 m3/dtk koefisien debit (Cd) pada setiap
h = 5 cm = 0.05 m diperoleh Q4 = variasi model pada penelitian ini,
0.008304 m3/dtk tidak diukur tepat diatas pelimpah
2. Dalam penelitian ini dilakukan tetapi di hulu pelimpah, tetapi terletak
pengukuran tinggi muka air dihulu di hulu pelimpah pada kondisi aliran
pelimpah pada tiga tempat yaitu kiri, yang terjadi berubah menjadi tidak
tengah (as) dan kanan. Pengukuran sejajar lagi dengan aliran air yang
dilakukan dalam beberapa section konstan. Pada kondisi ini kecepatan
yang telah ditentukan sampai mendekati nol tetapi pada kenyataan
mencapai kedalaman muka air kecepatan nol tersebut sulit dicapai.
normal. 6. Berdasarkan hasil pengeplotan profil
3. Data tinggi muka air yang digunakan aliran setiap model terdapat
dalam analisa perhitungan nilai perbedaan tinggi muka air untuk
koefisien debit (Cd) hanya pada setiap debit (Q) yang diberikan hal ini
bagian tengah (As) pelimpah, karena disebabkan adanya perubahan
pada bagian tersebut kondisi aliran panjang jari – jari (R) pelimpah yang
diteruskan, dan tidak dipengaruhi memberikan lebar efektif yang
kelengkungan model ( berdasarkan bervariasi..
sifat aliran akan mengikuti pola
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 34
7. Semakain besar debit (Q) yang tinggi tekan total (H) akan semakin
dialirkan, akan menghasilkan (H) besar dengan pemberian debit (Q)
yang lebih tinggi pada setiap variasi yang sama.
model pelimpah. Atau dapat 8. Hubungan antara debit (Q) dengan
dikatakan juga bahwa semakin nilai (H) yang dihasilkan pada
panjang jari – jari (R) model berbagai variasi model pelimpah dari
pelimpah, semakin pendek lebar hasil penelitian, hasil regresinya
efektif pelimpah (B), maka besar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Hasil Regresi Hub. Nilai Q dan H
Model Lebar efektif Q H
Persamaan Regresi
Pelimpah (m) 3
(m /dtk) (m)
1 0.44886 x y y = 0.7615.x0.5688
2 0.38924 x y y = 0.7732.x0.5606
3 0.34058 x y y = 0.8153.x0.5595
4 0.3 x y y = 2.2282.x0.7156
Sumber : Hasil Perhitungan
1 0.44886 x y y = 3.3526.x0.1468
2 0.38924 x y y = 3.7785x0.1591
3 0.34058 x y y = 3.9886.x0.1608
4 0.3 x y y = 1.0022.x-0.0735
Sumber : Hasil Perhitungan
15. Nilai koefisien debit (Cd) dari hasil juga peralatan yang digunakan
penelitian tidak sesuai dengan kurang memadai.
rumusan teori Iwasaki, hal ini 16. Dari hasil analisa statistik pengujian
dikarenakan model pelimpah dalam nilai koefisien debit, maka dari hasil
rumusan Iwasaki berdasarkan jenis hipotesis awal yang menyatakan
pelimpah tipe lurus dengan berbagai bahwa nilai koefisien debit (Cd)
variasi muka mercu (ambang). tersebut berbeda nyata terhadap setiap
Perbedaan lain mungkin karena variasi model pelimpah dan variasi
temperature, kelembaban udara, dan besarnya debit yang diberikan adalah
air yang digunakan, serta mungkin benar.
KESIMPULAN
Dalam upaya untuk mengetahui pengaruh nilai koefisien debit (Cd) yang diperoleh
jari-jari pada model pelimpah terhadap terbukti dipengaruhi oleh variasi debit
nilai koefisien debit (Cd), maka dalam (Q) dan panjang jari-jari (R) pada model
penelitian ini digunakan 4 variasi debit pelimpah.
(2.314 l/dtk), (4.072 lt/dtk), (6.084 Secara lebih rinci temuan hasil penelitian
lt/dtk), (8.304 lt/dtk) dan 4 variasi dapat diuraikan sebagai berikut :
panjang jari-jari (R) pelimpah ( R = 15 1. Nilai tinggi tekan total (H) di hulu
cm, R = 15.5 cm, R = 18 cm dan R = ~ pelimpah memiliki besaran yang
cm). Dari hasil penelitian terlihat bahwa tidak tetap bila digunakan berbagai
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 36
variasi model pelimpah dengan semakin bertambah besar untuk
pemberian besar debit (Q) yang sama. setiap penambahan panjang jari-
• Pada penelitian ini menunjukkan jari (R) pada besar debit (Q) yang
bahwa semakin panjang jari – jari sama.
(R), semakin pendek lebar efektif • Sedangkan pada model pelimpah
pelimpah (B), maka akan semakin 4 (lurus), untuk variasi besar debit
besar tinggi tekan total (H) (Q), nilai koefisien debit (Cd)
dengan pemberian debit (Q) yang yang dihasilkan akan semakin
sama. Dan disini, model 4 (lurus) kecil.
memiliki nilai (H) yang lebih 4. Dari hasil pengamatan didapatkan
tinggi untuk setiap pemberian (Q) bahwa pada semua variasi model
yang sama.. pelimpah, nilai froude number (Fr)
2. Untuk setiap model pelimpah yang yang diperoleh pada setiap section
bervariasi pada penelitian ini yang ditentukan (daerah hulu, puncak
diperoleh besar koefisien debit (Cd) dan hilir pelimpah) telah sesuai
untuk : dengan teori yang ada.
• debit Q1 pada model 1 – 4 sebesar Daerah hulu nilai Fr < 1
1,387 ; 1,435 ; 1,490 ; 1,554. (merupakan daerah subkritis)
• debit Q2 pada model 1 – 4 sebesar Daerah puncak nilai Fr = 1
1,467 ; 1,578 ; 1,680 ; 1,517. (merupakan daerah kritis)
• debit Q3 pada model 1 – 4 sebesar Daerah hilir nilai Fr > 1
1,603 ; 1,687 ; 1,736 ; 1,467. (merupakan daerah super kritis)
• debit Q4 pada model 1 – 4 sebesar Khusus untuk daerah puncak
1,659 ; 1,753 ; 1,845 ; 1,412. pelimpah, pada penelitian ini tidak
3. Nilai koefesien debit (Cd) untuk bisa diperoleh nilai Fr = 1, hal ini
berbagai variasi model pelimpah mungkin dikarenakan kurangnya
dengan debit aliran ( Q ) yang sama ketelitian dalam waktu melakukan
memberikan harga yang berbeda. pengukuran.
• Untuk debit (Q1=0.002314 5. Terdapat perbedaan nilai koefisien
3
m /dtk) nilai koefisien debit (Cd) debit (Cd) antara hasil penelitian dan
yang dihasilkan akan semakin hasil teoritis. Nilai koefisien debit
bertambah besar untuk setiap (Cd) teoritis Iwasaki berkisar antara
penambahan panjang jari-jari (R). 2.0 – 2.1, sedangkan pada penelitian
• Untuk variasi besar debit (Q) ini nilai Cd yang dihasilkan lebih
pada model pelimpah 1,2 dan 3 kecil, hal ini mungkin dikarenakan
(busur) nilai koefisien debit (Cd) adanya bentuk model pelimpah yang
yang dihasilkan tetap akan tidak sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. 1996, Hidrolika Saluran Chow, V.T. 1992, Hidrolika Saluran
Terbuka, Penerbit Citra Media, Terbuka, Terjemahan E.V Nensi
Surabaya Rosalina, Penerbit Erlangga, Jakarta
Bos, M.G. 1978, Discharge Measurement Hifni, Moch. 1992, Analisa Regresi,
Structures, Internal Institute For Land Universitas Brawijaya Fakultas Teknik
Reclamation And Improvement/ILRI, Malang
Netherlands Mawardi, Erman, Drs, Dipl.AIT, Memed,
H.Moch, Ir,Dipl.HE,APU. 2002,