Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN

DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

Prastumi, Pudyono dan Fatimatuzahro


Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. Mayjen Haryono 147 Malang

ABSTRAK

Untuk memungkinkan beroperasinya bendungan dengan baik, maka diperlukan


adanya bangunan pelengkap, salah satunya yaitu bangunan pelimpah. Pada suatu daerah
yang memiliki kapasitas debit banjir relatif besar, maka dibutuhkan panjang pelimpah
yang besar pula. Dan salah satu alternatif pemecahan dari permasalahan kebutuhan
panjang pelimpah adalah dengan menggunakan pelimpah tipe busur. Atas dasar pemikiran
tersebut, peneliti mencoba untuk mengkaji pengaruh variasi panjang jari-jari (R) terhadap
koefisien debit (Cd) didaerah hulu pada pelimpah tipe busur, dimana ketinggian muka air
diatas mercu pelimpah tipe busur ini akan lebih kecil bila dibandingkan dengan pelimpah
tipe lurus (dengan debit yang sama), sehingga bahaya banjir yang diakibatkan peninggian
elevasi muka air di hulu pelimpah yang berlebihan dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji secara model fisik pengaruh bangunan pelimpah tipe busur terhadap
besarnya nilai koefisien debit (Cd) yang terjadi dengan memberikan perlakuan variasi
debit (Q), dan variasi panjang jari-jari (R) pelimpah.

Kata kunci : uji model fisik, pelimpah tipe busur, panjang jari-jari (R), Koefisien Debit
(Cd).

PENDAHULUAN air yang melimpah diatas mercu


Untuk mengatasi banjir pada bendungan.
suatu sungai dapat dilakukan dengan Dari penelitian yang ada
berbagai cara, dimana masing-masing penggunaan pelimpah tipe busur atau
cara tersebut tergantung pada kondisi lengkung merupakan bentuk alternatif
daerah studi yang dianggap paling lain dari bentuk lurus sampai tahap
memungkinkan, baik dari segi kekuatan model kelengkungan yang optimal 1/10 –
struktur itu sendiri maupun dari segi 1/20 dari lebar efektif berbentuk
ekonomis. Bangunan yang biasanya cembung mengarah ke hulu berfungsi
didirikan untuk pengendalian banjir mengatasi limpahan debit air yang besar
tersebut adalah bendungan. (Moch.Memed, 2003).
Untuk memungkinkan Atas dasar pemikiran tersebut,
beroperasinya bendungan dengan baik, maka perlu adanya variasi modifikasi
maka diperlukan adanya bangunan kelengkungan atau panjang jari – jari
pelengkap. Salah satu bangunan pelimpah (R) yang akan memberikan
pelengkap bendungan yang harus lebar efektif yang berbeda – beda dengan
dimiliki yaitu pelimpah. Dimana fungsi memberikan perlakuan variasi debit (Q)
utama dari pelimpah yaitu untuk untuk mengetahui seberapa besar
melewatkan kelebihan air yang masuk pengaruh perubahan kelengkungan
kedalam saluran yang dibendung dan pelimpah terhadap besarnya koefisien
mengalirkannya dari hulu ke hilir, limpahan / debit (Cd) pada pelimpah tipe
sehingga dapat menghindarkan busur. Penelitian ini menggunakan model
bendungan dari kerusakan akibat terjadi uji fisik hidrolik. Model fisik ini

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 23


bertujuan untuk mengamati kejadian- diperkirakan bahwa struktur
kejadian atau perilaku model terhadap sebenarnyapun nantinya akan mengalami
perlakuan yang diberikan kepadanya. hal yang serupa.
Berdasarkan hal tersebut, dapat

TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk Pelimpah lurus antara tembok pangkal dan pilar
Berdasarkan bentuknya, pelimpah pembilas bendung. Mengarah tegak lurus
dapat dikategorikan antara lain sebagai terhadap aliran utama sungai. Aliran
berikut(Mawardi,Erman;Memed,2002) : sungai yang keluar dari bendung ke hilir
1. Pelimpah tipe lurus akan merata dan tidak terkonsentrasi
Pelimpah tipe lurus umumnya pada satu bagian, sehingga penggerusan
banyak digunakan dan dikembangkan setempat di hilir bendung tidak terpusat
untuk bendung tetap. Dibangun pada suatu tempat.
melintang di palung sungai dan tegak

Gambar 1. Pelimpah Tipe Lurus

2. Pelimpah tipe lengkung (busur) bentuk lurus karena bentangnya lebih


Pelimpah tipe busur ini merupakan panjang. Umumnya dibangun didaerah
alternatif lain dari bentuk lurus. dasar sungai dari jenis batuan keras
Lengkungan pelimpah berbentuk cembung sehingga penggerusan setempat hilir
mengarah ke udik. bendung tidak perlu dikhawatirkan.
Bentuk ini akan melimpahkan aliran
sungai lebih besar dibandingkan dengan

Gambar 2. Pelimpah Tipe Lengkung (Busur)

3. Pelimpah tipe U sisi lain, karena di udik bendung terdapat


Pelimpah tipe U ini dimaksudkan percabangan sungai.
agar dapat melimpahkan aliran sungai dari

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 24


Gambar 3. Pelimpah Tipe U

4. Pelimpah tipe gergaji (pelimpah jauh lebih besar dan dapat dikembangkan
bergerigi) di daerah pedataran untuk mengurangi
Pelimpah tipe gergaji ini akan daerah genangan banjir di bagian udik
memberikan kapasitas pelimpahan yang bendung.

Gambar 4. Pelimpah Tipe Gergaji

Untuk selanjutnya pada penelitian ini, Ogee, yang dikembangkan ole Civil
hanya akan dibahas model pelimpah tipe Engineering Departmeny U.S.Army.
lengkung (busur). Metode yang dipakai untuk menentukan
bentuk penampang sebelah hilir dari titik
Perencanaan bentuk ambang pelimpah tertinggi mercu pelimpah adalah lengkung
Bentuk ambang pelimpah direncanakan Harold (Sosrodarsono,1989: 189)
menggunakan bentuk ambang standart tipe

Gambar 5 Bentuk Ambang Pelimpah Tipe Ogee

Suatu pelimpah harus dapat berfungsi


Hipotesa Penelitian
untuk tinggi tekan yang berbeda, baik
Diduga variasi jari-jari lengkung
yang lebih kecil maupun yang lebih besar
pada pelimpah tipe busur dan variasi
dari tinggi tekan rencana. Dan dari hasil
debit (Q) memberikan pengaruh yang
percobaan terhadap model membuktikan
berbeda nyata terhadap besar nilai
bahwa tinggi tekan rencana masih tetap
koefisien debit (Cd)
aman bila dilampaui setidak-tidaknya
sampai 50 % (Chow, 1985 : 364).
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 25
METODE PENELITIAN
Langkah-Langkah Penelitian pengaliran sempurna. Tahapan
Dalam penelitian ini penempatan penelitiannya disajikan pada tabel
pelimpah pada posisi ditengah-tengah dibawah ini :
saluran peraga, dengan kondisi
Tabel 1. Langkah-Langkah Penelitian
No. Kegiatan
1. Mempersiapkan peralatan dilaboratorium termasuk membuat model fisik
pelimpah.
2. Kalibrasi alat ukur debit.
3. Melakukan percobaan awal dengan menetapkan tinggi muka air pada alat ukur
debit Rechbock untuk menentukan besarnya debit (Q) yang akan digunakan
pada pelimpah model 1 (R15 cm).
4. Melakukan pengukuran H (tinggi muka air dari dasar saluran) dan V (kecepatan
aliran).
5. Selanjutnya mengulangi langkah (2) dengan Q2, Q3 dan Q4.
Melakukan pengamatan terhadap masing-masing model pelimpah dengan
mengulangi langkah ke (2), (3) dan (4).
Tabel 2. Rancangan Penelitian
Model Pelimpah
Variabel Bebas Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
(R15 cm) (R15.5 cm) (R18 cm) (R~ cm)
Q1
Variasi
Q2
debit
Q3
(Q)
Q4

PEMBAHASAN
Analisis Tinggi Tekan Total (H)
Tabel 3. Nilai Tinggi Tekan Total (H)
Tinggi Tekan Total (H) (cm)
Debit (Q)
(m3/dtk) Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
(R=15 cm) (R=15.5 cm) (R=18 cm) (R=~ cm)

2.314.10-3 2.40 2.58 2.75 2.91


-3
4.072.10 3.37 3.53 3.70 4.31
6.084.10-3 4.15 4.41 4.73 5.76
8.304.10-3 4.99 5.29 5.59 7.27
Sumber : Hasil Perhitungan dan Penelitian

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 26


Analisis Koefisien Debit (Cd) Teoritis
Tabel 4. Nilai Koefisien Debit (Cd) Teoritis
Model Pelimpah

Debit Model 1 Model 2 Model 3 Model 4


(m3/dtk) (R=15 cm) (R=15.5 cm) (R=18 cm) (R=~ cm)
Hd Cd Hd Cd Hd Cd Hd Cd
(cm) teori (cm) teori (cm) teori (cm) teori
Q1 2.400 2.190 2.580 2.189 2.750 2.188 2.910 2.188
Q2 3.370 2.186 3.530 2.185 3.700 2.184 4.310 2.182
Q3 4.150 2.183 4.410 2.182 4.730 2.180 5.760 2.176
Q4 4.990 2.179 5.290 2.178 5.590 2.177 7.270 2.170
Sumber : Hasil Penelitian dan Perhitungan

Analisis Koefisien Debit (Cd) Hasil koefisien debit (Cd) tersebut. Variabel –
Penelitian variabel yang mempengaruhi antara lain
Dari hasil pengamatan uji model adalah variasi jari – jari pelimpah
pelimpah didapatkan data nilai koefisien (menghasilkan variasi lebar efektif(B)),
debit (Cd) pada berbagai kondisi perlakuan. variasi besarnya debit (Q) dan tinggi tekan
Pada setiap kondisi perlakuan terdapat total (H) di hulu pelimpah.
beberapa variabel yang mempengaruhi nilai
Analisis Hubungan Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)
Tabel 5. Data (H) Pada Berbagai Variasi Debit (Q)
Lebar efektif Debit Tinggi Tekan
Model Pelimpah
Pelimpah (m) (m3/dtk) Total H (m)
Q1 0.002314 0.0240
Q2 0.004072 0.0337
1 R = 15 cm 0.44886
Q3 0.006084 0.0415
Q4 0.008304 0.0499
Q1 0.002314 0.0258
Q2 0.004072 0.0353
2 R = 15.5 cm 0.38924
Q3 0.006084 0.0441
Q4 0.008304 0.0529
Q1 0.002314 0.0275
Q2 0.004072 0.0370
3 R = 18 cm 0.34058
Q3 0.006084 0.0473
Q4 0.008304 0.0559
Q1 0.002314 0.0291
Q2 0.004072 0.0431
4 R = ~ cm 0.3
Q3 0.006084 0.0576
Q4 0.008304 0.0727
Sumber : Hasil Penelitian
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 27
Dari beberapa data di atas, maka dapat
dibuat grafik hubungan antara nilai debit
(Q) dengan tinggi tekan total (H)

Grafik Hub. Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)

0.08

0.07

0.06 0.5688
y = 0.7615x
H (m)

2
0.05 R = 0.9992 Model 1

0.04

0.03

0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 6. Grafik Hub. Q dan H Model 1

Grafik Hub.Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)

0.08

0.07

0.06 0.5606
y = 0.7732x
H (m)

2
0.05 R = 0.9999 Model 2

0.04

0.03

0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk )

Gambar 7. Grafik Hub. Q dan H Model 2

Grafik Hub. Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)

0.08

0.07

0.5595
0.06 y = 0.8153x
2
H (m)

R = 0.999
0.05 Model 3

0.04

0.03

0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 8. Grafik Hub. Q dan H Model 3

Grafik Hub. Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (m)

0.08

0.07
0.7156
y = 2.2282x
0.06 2
R = 0.9997
H (m)

0.05 Model 4

0.04

0.03

0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 9. Grafik Hub. Q dan H Model 4

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 28


Untuk mengetahui perbandingan nilai tersebut dapat dikelompokkan lagi. Hasil
tinggi tekan total (H) pada masing-masing perbandingannya disajikan dalam tabel
model, maka dari beberapa gambar matriks hubungan dan grafik berikut :
Tabel 6. Matriks Hub.Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)
Model Pelimpah
Debit Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
(m3/dtk) (R=15 cm) (R=15.5 cm) (R=18 cm) (R=~ cm)
H (m) H (m) H (m) H (m)
Q1 0.002314 0.0240 0.0258 0.0275 0.0291
Q2 0.004072 0.0337 0.0353 0.037 0.0431
Q3 0.006084 0.0415 0.0441 0.0473 0.0576
Q4 0.008304 0.0499 0.0529 0.0559 0.0727
Sumber : Hasil Penelitian
Grafik Hub. Debit (Q) dan Tinggi Tekan Total (H)

0.08

0.07

0.06 Model 1
Model 2
H (m)

0.05
Model 3
0.04 Model 4

0.03

0.02
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 10. Grafik Hub. Q dan H

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa : tinggi juga untuk setiap variasi model
 Hubungan antara debit (Q) yang pelimpah.
dialirkan berbanding lurus dengan  Apabila semakin panjang jari – jari (R),
tinggi tekan total (H) yang terjadi. Atau semakin pendek lebar efektif pelimpah
dapat dikatakan bahwa apabila (B), maka akan semakin besar tinggi
dialirkan debit (Q) yang semakin besar tekan total (H) dengan pemberian debit
akan menghasilkan (H) yang lebih (Q) yang sama.
Analisis Hubungan Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd) Hasil Penelitian
Tabel 7. Data Nilai Koefisien Debit (Cd) Pada Berbagai Variasi Debit (Q)
Model Lebar efektif Debit Tinggi Tekan Koefisien
Pelimpah Pelimpah (m) (m3/dtk) Total H (m) Debit (Cd)

Q1 0.002314 0.0240 1.387


Q2 0.004072 0.0337 1.467
1 R = 15 cm 0.44886
Q3 0.006084 0.0415 1.603
Q4 0.008304 0.0499 1.659
Q1 0.002314 0.0258 1.435
Q2 0.004072 0.0353 1.578
2 R = 15.5 cm 0.38924
Q3 0.006084 0.0441 1.687
Q4 0.008304 0.0529 1.753

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 29


Q1 0.002314 0.0275 1.490
Q2 0.004072 0.0370 1.680
3 R = 18 cm 0.34058
Q3 0.006084 0.0473 1.736
Q4 0.008304 0.0559 1.845
Q1 0.002314 0.0291 1.554
Q2 0.004072 0.0431 1.517
4 R = ~ cm 0.3
Q3 0.006084 0.0576 1.457
Q4 0.008304 0.0727 1.412
Sumber : Hasil Penelitian

Dari beberapa data di atas, maka dapat


dibuat grafik hubungan antara nilai debit
(Q) dengan koefisien debit (Cd).
Grafik Hub. Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

2.000

1.900

1.800 0.1468
y = 3.3526x
1.700 2
R = 0.9732
Cd

Model 1
1.600

1.500

1.400

1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 11. Grafik Hub. Q dan Cd Model 1


Grafik Hub. Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

2.000

1.900

1.800 0.1591
y = 3.7785x
2
1.700 R = 0.9967 Model 2
Cd

1.600

1.500

1.400

1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 12. Grafik Hub. Q dan Cd Model 2

Grafik Hub. Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

2.000

1.900

1.800 0.1608
y = 3.9886x
2
1.700 R = 0.9741
Cd

Model 3
1.600

1.500

1.400

1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 13. Grafik Hub. Q dan Cd Model 3


JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 30
Grafik Hub. Debit dan Koefisien Debit (Cd)

2.000
1.900
1.800 -0.0735
y = 1.0022x
1.700 2
R = 0.9455 Model 4

Cd
1.600
1.500
1.400
1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 14. Grafik Hub. Q dan Cd Model 4

Untuk mengetahui perbandingan tersebut dapat dikelompokkan lagi. Hasil


nilai koefisien debit (Cd) pada masing- perbandingannya disajikan dalam tabel
masing model, maka dari beberapa gambar matriks hubungan dan grafik berikut :
Tabel 8. Matriks Hub.Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)
Model Pelimpah
Debit Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
(m3/dtk) (R=15 cm) (R=15.5 cm) (R=18 cm) (R=~ cm)
Cd Cd Cd Cd
Q1 0.002314 1.3870 1.435 1.49 1.554
Q2 0.004072 1.4670 1.578 1.68 1.517
Q3 0.006084 1.6030 1.687 1.736 1.467
Q4 0.008304 1.6590 1.753 1.845 1.412
Sumber : Hasil Perhitungan

Grafik Hub. Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

1.900

1.800

1.700 Model 1
H (m)

Model 2
1.600
Model 3
1.500 Model 4
1.400

1.300
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
Q (m3/dtk)

Gambar 15. Grafik Hub. Q dan Cd

Dari tabel di atas,menunjukkan bahwa :  Pada model 1,2 dan 3, dimana semakin
 Pada model 1,2 dan 3, hubungan antara panjang jari – jari (R), semakin pendek
debit (Q) yang dialirkan berbanding lebar efektif pelimpah (B), maka harga
lurus dengan nilai koefisien debit (Cd). koefisien debit (Cd) yang dihasilkan
Atau dapat dikatakan bahwa apabila akan semakin besar untuk setiap
dialirkan debit (Q) yang semakin besar masing-masing debit yang diberikan
akan menghasilkan koefisien debit (Cd)  Pada model 4 hubungan antara debit
yang lebih besar juga. (Q) yang dialirkan berbanding terbalik
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 31
dengan nilai koefisien debit (Cd). Atau 4.12 diatas. Dari rumus tersebut maka
dapat dikatakan bahwa apabila dialirkan dapat dibuat suatu hubungan antara tinggi
debit (Q) yang semakin besar akan pelimpah (P) dan tinggi tekan total (H) /
menghasilkan koefisien debit (Cd) yang (P/H) dengan nilai koefisien debit (Cd).
lebih kecil. Untuk mengetahui perbandingan nilai
koefisien debit (Cd) pada masing-masing
Analisis Hubungan P/H dan Koefisien model berdasarkan hasil penelitian dan
Debit (Cd) teoritis, dapat dilihat pada tabel dibawah
Cara perhitungan dan hasil analisa ini :
nilai koefisien debit teoritis yang
menggunakan rumus pendekatan Iwasaki
dapat dilihat pada sub bab 4.5.4 dan tabel

Tabel 9. Nilai Koefisien Debit (Cd) Hasil Penelitian dan Teoritis


Lebar Tinggi Koefisien
Koefisien
Model efektif Debit Tekan Debit
Debit P/H
Pelimpah Pelimpah (m3/dtk) Total H (Cd)
(Cd)
(m) (m) teoritis
Q1 0.002314 0.0240 1.387 4.167 2.190
Q2 0.004072 0.0337 1.466 2.967 2.186
1 R = 15 cm 0.44886
Q3 0.006084 0.0415 1.603 2.410 2.183
Q4 0.008304 0.0499 1.660 2.004 2.179
Q1 0.002314 0.0258 1.435 3.876 2.189
Q2 0.004072 0.0353 1.577 2.833 2.185
2 R = 15.5 cm 0.38924
Q3 0.006084 0.0441 1.688 2.268 2.182
Q4 0.008304 0.0529 1.753 1.890 2.178
Q1 0.002314 0.0275 1.490 3.636 2.188
Q2 0.004072 0.0370 1.680 2.703 2.184
3 R = 18 cm 0.34058
Q3 0.006084 0.0473 1.737 2.114 2.180
Q4 0.008304 0.0559 1.845 1.789 2.177
Q1 0.002314 0.0291 1.554 3.436 2.188
Q2 0.004072 0.0431 1.517 2.320 2.182
4 R = ~ cm 0.3
Q3 0.006084 0.0576 1.467 1.736 2.176
Q4 0.008304 0.0727 1.412 1.376 2.170
Sumber : Hasil Perhitungan dan Penelitian

Dari tabel di atas, hasil perbandingan nilai teoritis dapat digambarkan dalam bentuk
koefisien debit (Cd) hasil penelitian dan grafik dibawah ini :

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 32


Grafik Hub. P/H dan Koefisien Debit (Cd) Model 1

2.500

2.000

1.500 Penelitian

Cd
Iwasaki
1.000
y = -0.389Ln(x) + 1.9267
2
R = 0.9586
0.500

0.000
1.000 10.000
P/H

Gambar 16. Grafik Hub. P/H dan Cd Model 1

Grafik Hub. P/H dan Koefisien Debit (Cd) Model 2

2.500

2.000

1.500
Penelitian
Cd

Iwasaki
1.000 y = -0.4502Ln(x) + 2.0468
2
R = 0.9976
0.500

0.000
1.000 10.000
P/H

Gambar 17. Grafik Hub. P/H dan Cd Model 2

Grafik Hub. P/H dan Koefisien Debit (Cd) Model 3

2.500

2.000

1.500
Penelitian
Cd

y = -0.4733Ln(x) + 2.1155 Iwasaki


1.000
2
R = 0.9681
0.500

0.000
1.000 10.000
P/H

Gambar 18. Grafik Hub. P/H dan Cd Model 3

Grafik Hub. P/H dan Koefisien Debit (Cd) Model 4

2.500

2.000

1.500
Penelitian
Cd

Iwasaki
1.000 y = 0.153Ln(x) + 1.3747
2
R = 0.9581
0.500

0.000
1.000 10.000
P/H

Gambar 19. Grafik Hub. P/H dan Cd Model 4

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 33


Dari tabel dan grafik di atas, tinggi pelimpah dan tinggi air di hulu
menunjukkan bahwa : (P/H), maka nilai koefisien debit
 Berdasarkan teori yang digunakan, (Cd) yang dihasilkan akan semakin
menyatakan bahwa semakin kecil kecil pada setiap penambahan debit.
nilai perbandingan tinggi pelimpah  Sedangkan pada model 4, model
dan tinggi tekan total di hulu (P/H), grafik yang dihasilkan hampir sama
maka nilai koefisien debit (Cd) yang dengan teori yang ada (walaupun
dihasilkan akan semakin besar pada nilai Cd yang dihasilkan tidak
setiap penambahan debit. mendekati nilai Cd teori), yaitu
 Pada grafik untuk model 1,2 dan 3 di dimana semakin besar nilai
atas terlihat bahwa nilai koefisien perbandingan tinggi pelimpah dan
debit (Cd) yang dihasilkan pada tinggi tekan total di hulu (P/H), maka
penelitian berbanding terbalik nilai koefisien debit (Cd) yang
dengan nilai Cd teori. Dimana dihasilkan akan semakin kecil pada
semakin besar nilai perbandingan setiap penambahan debit.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat media yang dilaluinya). Selain itu
diambil beberapa pembahasan sebagai dapat mempermudah dalam proses
acuan dalam pengambilan kesimpulan : pengukuran.
1. Untuk memperoleh besarnya debit 4. Pengukuran jarak tinggi tekan total
(Q) yang akan digunakan pada model (H) hasil penelitian pada setiap model
penelitian dilakukan dengan melihat semakin jauh untuk setiap
grafik hubungan h (m) dan Q Rechbok penambahan debit(Q).
3
Kalibrasi (m /dtk). 5. Secara teoritis belum ada pendekatan
h = 2 cm = 0.02 m diperoleh Q1 = yang baku dalam menentukan tinggi
0.002314 m3/dtk tekan (Hd) pada bagian hulu
h = 3 cm = 0.03 m diperoleh Q2 = pelimpah. Untuk mengukur tinggi
0.004072 m3/dtk tekan (Hd) yang akan digunakan
h = 4 cm = 0.04 m diperoleh Q3 = sebagai variabel untuk menganalisa
0.006084 m3/dtk koefisien debit (Cd) pada setiap
h = 5 cm = 0.05 m diperoleh Q4 = variasi model pada penelitian ini,
0.008304 m3/dtk tidak diukur tepat diatas pelimpah
2. Dalam penelitian ini dilakukan tetapi di hulu pelimpah, tetapi terletak
pengukuran tinggi muka air dihulu di hulu pelimpah pada kondisi aliran
pelimpah pada tiga tempat yaitu kiri, yang terjadi berubah menjadi tidak
tengah (as) dan kanan. Pengukuran sejajar lagi dengan aliran air yang
dilakukan dalam beberapa section konstan. Pada kondisi ini kecepatan
yang telah ditentukan sampai mendekati nol tetapi pada kenyataan
mencapai kedalaman muka air kecepatan nol tersebut sulit dicapai.
normal. 6. Berdasarkan hasil pengeplotan profil
3. Data tinggi muka air yang digunakan aliran setiap model terdapat
dalam analisa perhitungan nilai perbedaan tinggi muka air untuk
koefisien debit (Cd) hanya pada setiap debit (Q) yang diberikan hal ini
bagian tengah (As) pelimpah, karena disebabkan adanya perubahan
pada bagian tersebut kondisi aliran panjang jari – jari (R) pelimpah yang
diteruskan, dan tidak dipengaruhi memberikan lebar efektif yang
kelengkungan model ( berdasarkan bervariasi..
sifat aliran akan mengikuti pola
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 34
7. Semakain besar debit (Q) yang tinggi tekan total (H) akan semakin
dialirkan, akan menghasilkan (H) besar dengan pemberian debit (Q)
yang lebih tinggi pada setiap variasi yang sama.
model pelimpah. Atau dapat 8. Hubungan antara debit (Q) dengan
dikatakan juga bahwa semakin nilai (H) yang dihasilkan pada
panjang jari – jari (R) model berbagai variasi model pelimpah dari
pelimpah, semakin pendek lebar hasil penelitian, hasil regresinya
efektif pelimpah (B), maka besar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Hasil Regresi Hub. Nilai Q dan H
Model Lebar efektif Q H
Persamaan Regresi
Pelimpah (m) 3
(m /dtk) (m)
1 0.44886 x y y = 0.7615.x0.5688
2 0.38924 x y y = 0.7732.x0.5606
3 0.34058 x y y = 0.8153.x0.5595
4 0.3 x y y = 2.2282.x0.7156
Sumber : Hasil Perhitungan

9. Dari tabel diatas, menunjukkan adanya ♦ Sedangkan pada model 4


perbedaan trend grafik nilai koefisien menunjukkan apabila dialirkan
debit (Cd) antara model pelimpah debit (Q) yang semakin besar akan
lengkung (model 1,2,3) dengan model menghasilkan koefisien debit (Cd)
pelimpah lurus. yang lebih kecil.
♦ Pada model 1,2 dan 3, semakin Perbedaan tersebut dimungkinkan
panjang jari – jari (R), semakin karena adanya perbedaan bentuk
pendek lebar efektif pelimpah (B), pelimpah. Selain itu nilai Cd yang
maka harga koefisien debit (Cd) terjadi dapat dipengaruhi pula oleh nilai
yang dihasilkan akan semakin besar koefisien kontraksi (Cc) dan koefisien
untuk setiap nilai debit yang sama, kecepatan (Cv).
dan adanya perubahan nilai debit 10. Hubungan antara debit (Q) dengan nilai
(Q) yang semakin besar akan koefisien debit (Cd) yang dihasilkan
menghasilkan koefisien debit (Cd) pada berbagai variasi model pelimpah
semakin besar. dari hasil penelitian, hasil regresinya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Hasil Regresi Hub. Nilai Q dan Cd
Model Lebar efektif Q
Cd Persamaan Regresi
Pelimpah (m) 3
(m /dtk)

1 0.44886 x y y = 3.3526.x0.1468
2 0.38924 x y y = 3.7785x0.1591
3 0.34058 x y y = 3.9886.x0.1608
4 0.3 x y y = 1.0022.x-0.0735
Sumber : Hasil Perhitungan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 35


11. Berdasarkan teori yang digunakan, dihasilkan akan semakin kecil pada
menyatakan bahwa semakin besar nilai setiap penambahan debit (Q).
perbandingan tinggi pelimpah dan 13. Sedangkan pada model 4, model grafik
tinggi air dihulu (P/H), maka nilai 4.28 yang dihasilkan hampir sama
koefisien debit (Cd) yang dihasilkan dengan teori yang ada (walaupun nilai
akan semakin besar pada setiap Cd yang dihasilkan tidak mendekati
penambahan debit. Dan nilai koefisien nilai Cd teori), yaitu dimana semakin
debit (Cd) besarnya antara 2,0 – 2,1. besar nilai perbandingan tinggi
12. Untuk model 1,2 dan 3 di atas terlihat pelimpah dan tinggi air di hulu (P/H),
bahwa nilai koefisien debit (Cd) yang maka nilai koefisien debit (Cd) yang
dihasilkan pada penelitian berbanding dihasilkan akan semakin kecil pada
terbalik dengan nilai Cd teori Iwasaki. setiap penambahan debit (Q).
Dimana pada penelitian ini semakin 14. Hubungan antara P/H dengan nilai
besar nilai perbandingan tinggi koefisien debit (Cd) yang dihasilkan
pelimpah dan tinggi air di hulu (P/H), pada berbagai variasi model pelimpah
maka nilai koefisien debit (Cd) yang dari hasil penelitian, hasil regresinya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12. Hasil Regresi Hub. Nilai Cd dan P/H
Model Lebar efektif
P/H Cd Persamaan Regresi
Pelimpah (m)
1 0.44886 x y y = -0.389Ln(x) + 1.9267
2 0.38924 x y y = -0.4502 Ln(x) + 2.0468
3 0.34058 x y y = -0.4733Ln(x) + 2.1155
4 0.3 x y y = 0.153Ln(x) + 1.3747
Sumber : Hasil Perhitungan

15. Nilai koefisien debit (Cd) dari hasil juga peralatan yang digunakan
penelitian tidak sesuai dengan kurang memadai.
rumusan teori Iwasaki, hal ini 16. Dari hasil analisa statistik pengujian
dikarenakan model pelimpah dalam nilai koefisien debit, maka dari hasil
rumusan Iwasaki berdasarkan jenis hipotesis awal yang menyatakan
pelimpah tipe lurus dengan berbagai bahwa nilai koefisien debit (Cd)
variasi muka mercu (ambang). tersebut berbeda nyata terhadap setiap
Perbedaan lain mungkin karena variasi model pelimpah dan variasi
temperature, kelembaban udara, dan besarnya debit yang diberikan adalah
air yang digunakan, serta mungkin benar.

KESIMPULAN
Dalam upaya untuk mengetahui pengaruh nilai koefisien debit (Cd) yang diperoleh
jari-jari pada model pelimpah terhadap terbukti dipengaruhi oleh variasi debit
nilai koefisien debit (Cd), maka dalam (Q) dan panjang jari-jari (R) pada model
penelitian ini digunakan 4 variasi debit pelimpah.
(2.314 l/dtk), (4.072 lt/dtk), (6.084 Secara lebih rinci temuan hasil penelitian
lt/dtk), (8.304 lt/dtk) dan 4 variasi dapat diuraikan sebagai berikut :
panjang jari-jari (R) pelimpah ( R = 15 1. Nilai tinggi tekan total (H) di hulu
cm, R = 15.5 cm, R = 18 cm dan R = ~ pelimpah memiliki besaran yang
cm). Dari hasil penelitian terlihat bahwa tidak tetap bila digunakan berbagai
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 36
variasi model pelimpah dengan semakin bertambah besar untuk
pemberian besar debit (Q) yang sama. setiap penambahan panjang jari-
• Pada penelitian ini menunjukkan jari (R) pada besar debit (Q) yang
bahwa semakin panjang jari – jari sama.
(R), semakin pendek lebar efektif • Sedangkan pada model pelimpah
pelimpah (B), maka akan semakin 4 (lurus), untuk variasi besar debit
besar tinggi tekan total (H) (Q), nilai koefisien debit (Cd)
dengan pemberian debit (Q) yang yang dihasilkan akan semakin
sama. Dan disini, model 4 (lurus) kecil.
memiliki nilai (H) yang lebih 4. Dari hasil pengamatan didapatkan
tinggi untuk setiap pemberian (Q) bahwa pada semua variasi model
yang sama.. pelimpah, nilai froude number (Fr)
2. Untuk setiap model pelimpah yang yang diperoleh pada setiap section
bervariasi pada penelitian ini yang ditentukan (daerah hulu, puncak
diperoleh besar koefisien debit (Cd) dan hilir pelimpah) telah sesuai
untuk : dengan teori yang ada.
• debit Q1 pada model 1 – 4 sebesar Daerah hulu nilai Fr < 1
1,387 ; 1,435 ; 1,490 ; 1,554. (merupakan daerah subkritis)
• debit Q2 pada model 1 – 4 sebesar Daerah puncak nilai Fr = 1
1,467 ; 1,578 ; 1,680 ; 1,517. (merupakan daerah kritis)
• debit Q3 pada model 1 – 4 sebesar Daerah hilir nilai Fr > 1
1,603 ; 1,687 ; 1,736 ; 1,467. (merupakan daerah super kritis)
• debit Q4 pada model 1 – 4 sebesar Khusus untuk daerah puncak
1,659 ; 1,753 ; 1,845 ; 1,412. pelimpah, pada penelitian ini tidak
3. Nilai koefesien debit (Cd) untuk bisa diperoleh nilai Fr = 1, hal ini
berbagai variasi model pelimpah mungkin dikarenakan kurangnya
dengan debit aliran ( Q ) yang sama ketelitian dalam waktu melakukan
memberikan harga yang berbeda. pengukuran.
• Untuk debit (Q1=0.002314 5. Terdapat perbedaan nilai koefisien
3
m /dtk) nilai koefisien debit (Cd) debit (Cd) antara hasil penelitian dan
yang dihasilkan akan semakin hasil teoritis. Nilai koefisien debit
bertambah besar untuk setiap (Cd) teoritis Iwasaki berkisar antara
penambahan panjang jari-jari (R). 2.0 – 2.1, sedangkan pada penelitian
• Untuk variasi besar debit (Q) ini nilai Cd yang dihasilkan lebih
pada model pelimpah 1,2 dan 3 kecil, hal ini mungkin dikarenakan
(busur) nilai koefisien debit (Cd) adanya bentuk model pelimpah yang
yang dihasilkan tetap akan tidak sama.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. 1996, Hidrolika Saluran Chow, V.T. 1992, Hidrolika Saluran
Terbuka, Penerbit Citra Media, Terbuka, Terjemahan E.V Nensi
Surabaya Rosalina, Penerbit Erlangga, Jakarta
Bos, M.G. 1978, Discharge Measurement Hifni, Moch. 1992, Analisa Regresi,
Structures, Internal Institute For Land Universitas Brawijaya Fakultas Teknik
Reclamation And Improvement/ILRI, Malang
Netherlands Mawardi, Erman, Drs, Dipl.AIT, Memed,
H.Moch, Ir,Dipl.HE,APU. 2002,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 37


Desain Hidraulik Bendung Tetap, Soewarno.1995, Hidrologi Aplikasi Metode
Alfabeta. Statistik Untuk Analisa Data Jilid 2,
Memed, H.Moch, Ir,Dipl.HE,APU. 2002, Penerbit Nova, Bandung
Petunjuk Desain Hidraulis Tubuh Sosrodarsono, Suyono. 1977, Bendungan
Bendung dan Pelimpah Tipe Gergaji – Type Urugan, PT. Pradya Paramita,
MDG, Universitas Jenderal Achmad Jakarta
Yani, Bandung Triatmodjo, Bambang. 1996, Hidraulika I,
Raju, Ranga, K.G. 1981, Aliran Melalui Penerbit Beta Offset, Yogyakarta
Saluran Terbuka, Penerbit Erlangga, Triatmodjo, Bambang. 1996, Hidraulika II,
Jakarta Penerbit Beta Offset, Yogyakarta
Soedibyo, Ir. 1993 , Teknik Bendungan , Yuwono, N. 1995, Hidrolika I ,
PT. Pradya Paramita, Jakarta PT.Hanindita, Yogyakarta

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 38

Anda mungkin juga menyukai