Anda di halaman 1dari 51

SEMESTER GANJIL

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


41
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi
mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang berupa zat cair. Energi
mekanik pompa yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat
fluida untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan
oleh besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi
tekan. Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan, energi kinetik dan
energi karena elevasi.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu (debit atau kapasitas pompa) dan head (tinggi energi angkat). Pada
umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, untuk
menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk mengalirkan fluida dalam proses
industri, untuk pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam praktikum ini digunakan pompa sentrifugal, karena banyak digunakan
dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu
tempat ke tempat yang lain. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang
digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur
produksi sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara tunggal,
seri, dan paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penggunaan instalasi pompa. Karakteristik pompa harus terlebih dahulu
diketahui agar didapatkan sistem yang optimal.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk
mendapatkan kurva karakteristik dari :
a. Kapasitas terhadap head dan efisiensi
b. Kapasitas terhadap daya

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


42
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Pompa


2.1.1 Pengertian Fluida, Debit dan Head
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami deformasi
secara berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya tangensial) sekecil
apapun. Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi menjadi 2 yaitu
compressible fluid dan incompressible fluid. Berdasarkan sifat alirannya fluida
dibagi menjadi 3 yaitu aliran laminer, transisi dan turbulen. Berdasarkan hubungan
antara laju deformasi dan tegangan gesernya fluida dibagi menjadi 2 yaitu
newtonian fluid dan non-newtonian fluid. Berdasarkan gaya yang bekerja pada
fluida dan gerakannya, fluida dibagi 2 yaitu fluida statis dan dinamis.
Debit / kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu. Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter,
orifice, pitot tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau
ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H)
adalah meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan cara
menghitung beda tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran
dilakukan pada ketinggian yang sama. Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga
macam head dari sistem instalasi aliran, yaitu head kecepatan, head potensial dan
head tekanan.
a. Head tekanan
Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head
tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan
rumus sebagai berikut:
P Pd Ps
= - .............................................................................................(2-1)
γ γ γ

Keterangan :
P
: Head tekanan (m)
γ
Pd
: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)
γ

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


43
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Ps
: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)
γ

b. Head kecepatan
Adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan dengan
head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
V2d V2s
hk = - 2g ..............................................................................................(2-2)
2g

Keterangan :
hk : Head kecepatan (m)
Vd2
: Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)
2g

Vs2
: Head kecepatan zat cair pada sisi isap (m)
2g

c. Head potensial / elevasi


Adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan dengan
ketinggian fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:
Z=Zd -Zs ................................................................................................(2-3)
Keterangan :
Z : Head statis total (m)
Zd : Head statis pada sisi tekan (m)
Zs : Head statis pada sisi isap (m)

2.1.2 Pengertian Pompa


Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya
tersebut, pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu
pompa mejadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per
satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


44
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini
adalah m3/s.
b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler)
pompa, dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan
tachometer.
c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakan dinamometer,
kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari
torsi adalah Nm.
d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya
dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah
Watt.
e. Efisiensi (  )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,
dengan daya poros dari motor listrik.

2.1.3 Pengertian Kavitasi


Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida
dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut.
Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat
cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada
pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


45
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa
dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat
bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a) Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan.
b) Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c) Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada
poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl) terhadap
aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila
kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit
dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan
pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan
penyebabnya yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan
umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR
(NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan
yang besar antara NPSHA dengan NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan
pada pompa terutama pada air yang relatif panas.
2. Recirculation Cavitation
Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang
rendah pada pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


46
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

dan discharge side dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun
terpisah. Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu aliran balik pada
jarak yang berdekatan satu sama lain.
Dalam perencanaan instalasi pompa, hal- hal berikut ini harus diperhitungkan
untuk menghindari kavitasi :
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus dibuat
serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa memakai pipa panjang
gunakan pipa yang berdiameter besar untuk mengurangi kerugian gesek.
3. Sama sekali tidak dibenarkan memperkecil laju aliran dengan menghambat aliran
sisi isap.
4. Head total pompa harus diatur seperti yang dibutuhkan karena head yang
berlebihan akan membuat kapasitas yang berlebihan pula sehingga akan
membuat kemungkinan terjadinya kavitasi akan semakin besar.

2.1.4 Pengertian NPSH


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang
terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan
terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan
uap jenuhnya/tekanan penguapannya. Untuk menghindari kavitasi harus
diusahakan agar tidak ada satu bagian dari aliran di dalam pompa yang mempunyai
tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh zat cair pada temperatur yang
bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang
memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan
dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di
dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan
dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH
dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


47
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.1 NPSH Bila Tekanan Atmosfer Bekerja Pada Permukan Air Yang Dihisap.
Sumber: Sularso (2000,p.44)

a. NPSH yang Tersedia


Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat
cair dari tempat terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair
seperti diperlihatkan pada gambar 2.1, maka besarnya NPSH yang tersedia
adalah:
Pa Pv
hsv = - - hs - hl ……………………………………………………..(2-4)
γ γ

Keterangan:
hsv = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfer (N/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m2)
γ = Berat jenis cairan (N/m3)
hs = Head isap statis (m)
hl = Head losses (m)
dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair
yang dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair
yang dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia
merupakan head tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


48
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

setelah dikurangi head tekanan uap, head isap statis dan head loss. Besarnya
tergantung pada kondisi luar pompa dimana pompa tersebut dipasang.

Gambar 2.2 NPSH Bila Tekanan Uap Bekerja Di Dalam Tangki Air Hisap Yang
Tertutup.
Sumber: Sularso (2000,p.44)

Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2, maka P a
menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam
tangki tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan
tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga :
hsv = − hs − hl ................................................................................(2-5)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih
tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan
untuk mendapatkan harga ℎ𝑠𝑣 atau NPSH yang positif (+).
b. NPSH yang Diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik didekat
(setelah) sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah
daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di
nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit,
dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang
masuk pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi
daripada tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan
penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan. Agar pompa dapat

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


49
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai


berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.

2.1.5 Hukum Kesebangunan Pompa


Jika ada dua buah pompa yang geometris sebangun satu dengan yang lain,
maka untuk kondisi aliran yang sebangun pula, berlaku hubungan sebagai berikut :
3
Q1 n1 D1
= 3
………............................................................................................(2-6)
Q2 n2 D2

2 2
H1 n1 D1
= ………............................................................................................(2-7)
H2 n22 D22

3 5
P1 n1 D1
= 3 5
………............................................................................................(2-8)
P2 n2 D2

Keterangan:
D: Diameter impeler (m)
Q: Kapasitas aliran (m3/s)
H: Head total pompa (m)
P: Daya poros pompa (kW)
N: Putaran pompa (rpm)

Dan indeks 1 dan 2 menyatakan berturut- turut pompa nomor satu dan pompa
nomor 2. Hubungan yang dinyatakan di atas disebut Hukum Kesebangunan Pompa.
Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila
putaran pompa diubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi
pompa yang direncanakan apabila pompa tersebut geometris sebangun dengan
pompa yang sudah diketahui performansinya.

2.1.6 Kecepatan Spesifik Pompa


Kecepatan spesifik pompa adalah suatu nilai yang digunakan untuk
menggambarkan bentuk geometri suatu pompa, atau dengan kata lain besar dari
nilai kecepatan spesifik suatu pompa adalah sama tiap- tiap pompa yang sebangun.
Kecepatan spesifik suatu pompa dapat dicari dengan rumus :

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


50
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Q1/2
ns=n ………........................................................................................(2-9)
H3/4

Keterangan:
Q : Kapasitas aliran (m3/s)
H : Head total pompa (m)
n : Putaran pompa (rpm)
Harga ns dapat digunakan sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa.
Jadi jika ns suatu pompa sudah ditentukan maka bentuk impeller pompa tersebut
sudah tertentu pula.

2.1.7 Performansi
Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada kecepatan spesifik. Jadi dapat
dimengerti bila karakterisiknya juga akan tergantung pada kecepatan spesifik.
Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam kurva- kurva
karakteristik yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros, dan efisiensi
pompa, terhadap kapasitas. Kurva performansi tersebut, pada umumnya
digambarkan pada putaran yang tetap.
Gambar 2.3 sampai dengan Gambar 2.5 memperlihatkan contoh kurva
performansi untuk tiga jenis pompa dengan harga kecepatan spesifik yang jauh
berbeda beda. Di sini semua besaran kurva karakteristik dinyatakan dalam persen.
Titik 100% untuk harga kapasitas, head total pompa, dan daya pompa, diambila
dalam keadaan efisiensi maksimum.
Dari gambar terlihat bahwa kurva head- kapasitas menjadi semakin curam pada
pompa dengan harga kecepatan spesifik yang semakin besar.
Disini head pada kapasitas nol (shut-off head) semakin tinggi pada kecepatan
spesifik yang semakin besar. Dalam hal pompa aliran aksial, kurva karakteristiknya
memperlihatkan kondisi tak stabil pada head total di sekitar 140 – 160%.
Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas
aliran sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan kecepatan spesifik kecil.
Sebaliknya, pada pompa aliran campur dan pompa aliran aksial dengan kecepatan
spesifik besar, harga daya mencapai maksimum pada kapasitas aliran sama dengan
nol.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


51
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.3 Kurva Karakteristik Pompa Volute


Sumber : Sularso (2000,p.10)

Gambar 2.4 Kurva Karakteristik Pompa Aliran Campuran


Sumber : Sularso (2000,p.10)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


52
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.5 Kurva Karakteristik Pompa Aliran Aksial


Sumber : Sularso (2000,p.10)

2.1.8 Klasifikasi Pompa


Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu:
A. Positive Displacement Pump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena
fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika
fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran
(aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang
lebih berbanding lurus dengan jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-balik
pada tiap satuan waktu dari poros atau engkol yang menggerakkan. Pompa jenis
ini menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas rendah. Pompa ini dibagi
lagi menjadi:
1. Reciprocating Pump (pompa torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari
elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-
lainnya. Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang
yang mengatur aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini
bekerja secara otomatis dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


53
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

yang dihasilkan. Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10
atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu,
dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini banyak dipakai pada pabrik
minyak dan industri kimia untuk memompa cairan kental, dan untuk pompa
air ketel pada PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Skema Pompa Torak.


Sumber: Karrasik (2008)

2. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa
jenis ini adalah :
▪ rumah pompa yang stasioner
▪ rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam
rumah pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen
yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan.
Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik,
sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


54
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut,
pompa ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power
transmission. Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan
menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi
ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka
pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem
pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit
yang rendah. Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Pompa Roda Gigi.


Sumber: Edward (1996,p.26)

B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran
fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi tekanan. Pompa ini memiliki elemen
utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan
tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa
sentrifugal.
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan
menghisap fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


55
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

arah aksial. Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head
rendah dan kapasitas tinggi, seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa
aksial terdapat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Pompa Aksial


Sumber: Kurtz (2005,p.101)

2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu
yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar
fluida keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran
medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian
dari pompa sentrifugal adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve,
vane, casing, eye of impeller, impeller, casing wear ring dan discharge
nozzle.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


56
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.9 Penampang Memanjang Pompa Sentrifugal


Sumber: Dietzel (1980,p.244)

2.2 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat
cair yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
Konstruksi dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.10 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal


Sumber: Sularso (2000,p.75)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


57
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah
bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus
poros, untuk mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada
air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan
tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah
menjadi tekanan statis. Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.11.
Jenis-jenis impeler yaitu:
• Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler
tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada
pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
• Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan
adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya
pemeriksaan impeler dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat
diatur secara manual untuk mendapatkan setelan terbaik.
• Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat
ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan
yang baik. Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan
konvensionalnya.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


58
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.11 Jenis Impeler


Sumber: Sularso (2000,p.76)

b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.12. Rumah pompa
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat gaya
sentrifugal yang menuju sisi tekan, sebagian energi kinetik fluida diubah
menjadi tekanan.
2. Menutup impeler pada sisi penghisapan dan pengiriman pada ujung pompa
sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan
impeler.

Gambar 2.12 Desain Rumah Pompa


Sumber: Edward (1996,p.20)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


59
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros
pompa dibedakan menjadi dua, yaitu :
▪ Poros pompa datar atau horizontal
▪ Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan yang
bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring ring)
yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti
gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat
berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa
berukuran besar. Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.13.

(a) (c)

(b) (d)
Gambar 2.13 Bantalan Praktis Untuk Pompa (a) Rol, (b) Horizontal, (c) Vertikal Dan (d)
Kingsbury
Sumber: Edward (1996,p.22)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


60
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila beroperasi
dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan perapat
secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan
permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat
atau cincin lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar
2.14.

Gambar 2.14 Selongsong Poros Pompa


Sumber: Edward (1996,p.22)

Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau
sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai
medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai (pompa air kotor).
g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila
tekanan di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros
ini juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara
maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya
terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan
menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan
yang dipompa berpasir dan tidak diinginka adanya kebocoran pada peti gasket.
Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah menguap. Skema perapat
mekanis dapat dilihat pada gambar 2.15.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


61
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.15 Perapat Mekanis


Sumber: Edward (1996,p.24)

2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari
poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan
tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja
pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler
menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida terhisap masuk
ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian
rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler
dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang
dan berubah menjadi energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan
yang timbul tergantung pada besarnya kecepatan fluida.

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Bernoulli
Syarat – syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:
- Aliran steady (steady flow)
- Aliran tanpa gesekan (frictionless flow)
- Tidak ada kerja poros (no shaft work)
- Aliran incompressible (incompressible flow)
- Tidak ada perpindahan panas (no heat transfer)
- Aliran menurut garis arus (flow along a streamline)
Suatu aliran fluida incompressible yang memiliki tekanan (P), kecepatan (v),
dan beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


62
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

• Persamaan energi :
mv2
m.g.z+P.∀+ = c .................................................................................(2-10)
2
m mv2
m.g.z+P. ρ + = c .................................................................................(2-11)
2

• Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:


P v2 Nm
g.z+ ρ + =c ( ) .................................................................................(2-12)
2 kg

• Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):


P v2
z+ ρg + =c (m) ...................................................................................... (2-13)
2g

• Persamaan bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :


2 2
P v P v
z1 + 1 + 1 = z 2 + 2 + 2 ............................................................. (2-14)
  g 2g   g 2g
dengan : z adalah head elevasi
P
adalah head tekanan
g
v2
adalah head kecepatan
2g
Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air mempunyai
tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk energi akan
terjadi bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian, kecepatan
air akan naik menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jelas
apabila letak pipa dalam keadaan horizontal (z1=z2).
Jadi, persamaan bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:“pada tiap saat dan
tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang tidak
bergerak akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan, dan kecepatan
yang sama besarnya”.

2.3.2 Persamaan Kontinuitas


Disebut juga hukum kekekalan massa, menyatakan bahwa laju perubahan
massa fluida yang terdapat dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu t harus
sama dengan perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang
keluar ke dan dari elemen fluida yang ditinjau.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


63
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.16 Aliran Fluida Dalam Tabung


Sumber : Zakapedia ( 2013 )

Terdapat aliran fluida pada satu saluran dengan perubahan luas penampang
seperti terlihat pada gambar 2.16. Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida
selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa
dengan luas penampang A1 selama selang waktu tertentu:
m
ρ= ............................................................................................................(2-15)
V

m= ρV .........................................................................................................(2-16)
m1 = ρV1 .......................................................................................................(2-17)
V1 = A1 L1 = A1 v1 ∆t .....................................................................................(2-18)
ṁ 1 = ρ A1 v1 ..................................................................................................(2-19)
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan
massa fluida yang keluar, maka:
ṁ 1 =ṁ 2 .........................................................................................................(2-20)
ρ A1 v1 = ρ A2 v2 ............................................................................................(2-21)
A1 v1 = A2 v2 ................................................................................................. (2-22)
Keterangan:
𝐴1 =Luas penampang 1
𝐴2 =Luas penampang 2
v1 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
v2 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
Av = Laju aliran volume V/t atau debit

2.3.3 Segitiga Kecepatan


Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang
berputar. Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi,
dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


64
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

masuk dan keluar untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu mengarah ke
belakang ditunjukkan pada gambar 2.17. u adalah kecepatan keliling suatu titik
pada impeler, w adalah kecepatan partikel fluida relatif terhadap impeler, dan c
adalah kecepatan absolut fluida (kecepatan relatif suatu titik pada impeler relatif
terhadap frame yang diam / tanah). c merupakan hasil penjumlahan secara vektor
dari u dan w. Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar impeler dapat dilihat
pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Diagram Segitiga Kecepatan Masuk Dan Keluar


Sumber: Church (1986,p.77)

Sudut antara c dan u disebut α, sudut antara w dan perpanjangan u disebut β.


Sudut β juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap sudu
impeler dan suatu garis dalam arah gerakan sudu. Umumnya diagram kecepatan
fluida pada impeler seperti pada gambar diatas disederhanakan menjadi bentuk
segitiga kecepatan seperti pada Gambar 2.18. Kecepatan relatif w dan kecepatan
absolut c dapat diuraikan menjadi komponen kecepatan tangensial diberi subscript
u (searah u) dan komponen kecepatan meridional dengan subscript m yang dapat
dilihat pada gambar 2.18.

Gambar 2.18 Diagram Segitiga Kecepatan Masuk Dan Keluar


Sumber: Church (1986,p.77)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


65
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

2.3.4 Karakteristik Instalasi Pompa Seri dan Pompa Paralel


a. Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan nilai head tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang
rendah. Grafik pada gambar 2.19 menunjukkan bahwa head total yang tinggi
pada pompa yang tersusun seri diperoleh dengan menjumlahkan head pompa 1
dengan head pompa 2:
Htotal = H1 + H2 ....................................................................................(2-23)

Gambar 2.19 Operasi Seri Dari Pompa Dengan Karakteristik Berbeda


Sumber: Sularso (2000,p.95)

b. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada
gambar 2.20 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara
menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas aliran pompa 2
(Q2).
Qtotal = Q 1 + Q2 ....................................................................................(2-24)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


66
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Gambar 2.20 Operasi Paralel Dari Pompa Dengan Karakteristik Berbeda


Sumber: Sularso (2000,p.94)

2.4 Rumus Perhitungan


2.4.1 Pompa Tunggal
1. Head (H)
Pd - Ps
H= (m) ........................................................................................ (2-25)
γ

Keterangan:
Pd : Tekanan buang (N/m2)
Ps : Tekanan buang (N/m2)
 : berat jenis air = water . g (N)
2. Kapasitas (Q)
0,189
Q= 1000 √h (m3/s)…………………………………………………….(2-26)

Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan : rpm
4. Torsi (T)
T = F . L…............................................................................................(2-27)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


67
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

5. Daya (W)
• Daya Poros (W1) :
n
W=F. k …………………………………………………………...(2-28)

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
• Daya Air (W2) :
W2 =(Pd - Ps ).Q (Watt) .......................................................... (2-29)
6. Efisiensi (  )
W1
η= W2 x100%..................................................................................(2-30)

2.4.2 Pompa Seri


1. Head
Berdasarkan persamaan (2-25):
Pd1 - Ps1
H1 =
γ
Pd2 - Ps2
H2 =
γ
H total = H1 + H2 (m)
2. Kapasitas (Q)
Berdasarkan persamaan (2-26):
0,189
Q= √h (m3/s)
1000

3. Torsi (T)
Berdasarkan persamaan (2-27):
T1 = F1 . L (N/m)

T2 = F2 . L (N/m)
Ttotal = T1+T2

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


68
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4. Daya (W)
• Daya Poros (W1) :
Berdasarkan persamaan (2-28):
n1
W1,1 = F1. (Watt)
k
n2
W1,2 = F2. (Watt)
k

W1 total = W1,1 + W1,2


• Daya Air (W2) :
Berdasarkan persamaan (2-29):
W2,1 = (Pd1 – Ps1) . Q (Watt)
W2,2 = (Pd2 – Ps2) . Q (Watt)
W2 total = W2,1 + W2,2 (Watt)
5. Efisiensi (  ) :
Berdasarkan persamaan (2-30):
W1
η= x100%
W2

2.4.3 Pompa Paralel


1. Head
Berdasarkan persamaan (2-25):
Pd1 - Ps1
H1 =
γ
Pd2 - Ps2
H2 =
γ
H1 +H2
Htotal = (m)
2

2. Kapasitas (Q)
Berdasarkan persamaan (2-26):
0,189
Q= 1000 √h (m3/s)

3. Torsi (T)
Berdasarkan persamaan (2-27):
T1 = F1 . L (N/m)
T2 = F2 . L (N/m)
Ttotal = T1+T2

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


69
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4. Daya (W)
• Daya Poros (W1) :
Berdasarkan persamaan (2-28):
n1
W1,1 = F1. (Watt)
k
n2
W1,2 = F2. (Watt)
k

W1 total = W1,1 + W1,2


• Daya Air (W2) :
Berdasarkan persamaan (2-29):
o Jika n sama
Q
W2,1 = (Pd1 – Ps1). 2 (Watt)
Q
W2,2 = (Pd2 – Ps2). (Watt)
2

W2,total = W2,1 + W2,1 (Watt)


o Jika n berbeda
W2,1 = (Pd1 – Ps1) . Q (Watt)

W2,2 = (Pd2 – Ps2) . Q (Watt)

W2 total = W2,1 + W2,2 (Watt)

5. Efisiensi (  )
Berdasarkan persamaan (2-30):
W1
η= x100%
W2

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


70
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Variabel yang Diamati


3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan sendiri dan tidak
dipengaruhi variabel lain. Dalam percobaan pompa sentrifugal ini, variabel bebas
yang diamati adalah besarnya kecepatan putaran poros dan putaran katup.

3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam percobaan pompa sentrifugal ini antara lain:
a. Besarnya head pompa yang ditentukan dari perbedaan tekanan isap dan tekanan
buang.
b. Besarnya daya air dan daya poros dari pompa.
c. Besarnya kapasitas pompa yang ditentukan oleh beda ketinggian fluida pada
manometer.
d. Besarnya torsi dari pompa.

3.1.3 Variabel Terkontrol


Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
diteliti. Variabel kontrol dalam percobaan pompa sentrifugal ini adalah besarnya
kecepatan putaran motor yang dijaga konstan.

3.2 Spesifikasi Peralatan yang Digunakan


Dalam pengujian pompa sentrifugal ini, digunakan perangkat pompa
sentrifugal dengan spesifikasi sebagai berikut :
Equipment : Two Stage Centrifugal Pump
Serial No. : TE 83/5806
Date : 8 March 1982
Suplied to : Karl Klub KG (for Indonesia)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


71
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Electrical Supply : 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz

Tabel 3.1
Spesifikasi Pompa Sentrifugal
1st Stage 2nd Stage
Driving motor type Neco Shunt Neco Shunt
Serial no. C 166415.C C 166415.B
Speed Variable 0 to 3000 Variable 0 to 3000
rev/min rev/min
Power 0,75 KW (1 HP) 0,75 KW (1 HP)
Electrical control Neco electrical 2AF Neco electrical 2AF
type ISO ISO
Pump type Stuart no 25/2 Stuart no 25/2
Max head 13 m 13 m
Max flow 130 L/minute 130 L/minute

Newton  rev / min


Power Constant : Watts =
53,35
Tachometer : Compand Type M 48, No. 62637
Venturi

Calibration : v = 0,2 h
Diameters D = 37,5 mm dan d = 22,2 mm
Note : Electrical Warning Labels Fitted
Literature : Winning Diagram 41109

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


72
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

3.3 Instalasi Alat Percobaan dan Bagian-bagian

Gambar 3.1 Skema Instalasi Pompa Sentrifugal


Sumber: Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2019)

Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I (P1) dan
pompa II (P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik (M) yang
dihubungkan dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat ukur
(manometer raksa dan manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi dengan dua
katup isap yaitu katup pompa I (A) dan katup pompa II (B). Instalasi percobaan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


73
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

juga dilengkapi dengan sebuah katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C),
sebuah katup pengatur keluaran (D) dan sebuah venturi (V).

3.4 Langkah Percobaan


1. Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang.
2. Pastikan tangki terisi air.
3. Pastikan dinamometer dalam keadan setimbang.
4. Katup A dibuka, katup B ditutup (pengujian pompa tunggal).
5. Pompa I dihidupkan .
6. Besar putaran dilihat pada tachometer digital, jaga putaran tetap konstan.
7. Dalam keadan katup buang tertutup, catat data pada alat ukur.
8. Ulangi langkah 7 dengan memutar katup buang 180o, tiap pengambilan data.
Lakukan hingga terbuka penuh.
9. Untuk mengakhiri pengujian, putar perlahan pengatur kecepatan agar kecepatan
melambat. Katup buang ditutup kembali, matikan mesin.
10. Pada pengujian pompa seri, katup C diputar 180o sehingga keluaran dari pompa
I masuk ke sisi isap pompa II. Pompa I dan pompa II dihidupkan. Lakukan
langkah 7 - 9 untuk proses pengambilan data.
11. Pada pengujian pompa paralel, katup C diubah kedudukannya 180o (seperti
kedudukan awal). Katup B dibuka, pompa I dan pompa II dinyalakan, Langkah
7 - 9 diulangi lagi untuk proses pengambilan data pengujian pompa paralel.
12. Percobaan selesai.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


74
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


(Terlampir)

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Contoh Perhitungan
a. Pompa Tunggal
1. Head (H)
Pd - Ps 48000-(-1800) 48000+1800
H= = = = 5,076
γ 9810 9810

2. Kapasitas (Q)
0,189 0,189
Q= √h = √0 =0
1000 1000

3. Torsi (T)
T= F . L = 1,2 . 0,179 = 0,215
4. Daya Poros (W1)
n 1900
W1=F. k =1,2. = 49,485
53,35

5. Daya air (W2)


W2 =(Pd - Ps ).Q = (48000+1800). (0)= 0
6. Efisiensi (  )
W1 0
η= W2 x100% = 49,485 . 100%= 0%

b. Pompa Seri
1. Head (H)
Pd - Ps 47000-2000
H1 = γ
= = 4,994903
9810
Pd - Ps 120000- 49000
H2 = = 9810
= 7,237513
γ

Htotal= H1 + H2 = 4,994903 + 7,237513= 12,232416


2. Kapasitas (Q)
0,189 0,189
Q= 1000 √h = 1000 √0 = 0.00255

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


75
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

3. Torsi (T)
T1 = F1 . L = 1,2 . 0.179 = 0,2148 Nm
T2 = F2 . L = 1.5 . 0.179 = 0.2685 Nm
Ttotal = T1 + T2 = 0,21485+0,2685= 0,483300 Nm
4. Daya Poros (W1)
n1 1900
W1,1 = F1. = 1,2 53,335= 49,484536 Watt
k
n2 2000
W1,2 = F2. = 1,5 53,335= 61,85567 Watt
k

Wtotal = W1,1 + W1,2 =49,484536 + 61,85567 = 111,340206 Wattt


5. Daya air (W2)
W2,1 = (Pd1 – Ps1) . Q = (47000+2000) . (0)= 0 Watt

W2,2 = (Pd2 – Ps2) . Q = (120000-49000) .(0)= 0 Watt

W2 total = W2,1 + W2,2 = 0 + 0 = 0 Watt


6. Efisiensi (  )
W1 0
η= W2 x100% = 111,340206 . 100%= 0%

c. Pompa Parallel
1. Head (H)
Pd - Ps 61000-0
H1 = = = 6.2 m
γ 9810
Pd - Ps 61000-(-1000)
H2 = γ
= 9810
= 6.3 m

Htotal= H1 + H2 = 6.2 + 6.3 = 12.5 m


2. Kapasitas (Q)
0,189 0,189
Q= 1000 √h =
1000
√0= 0 m3/s
3. Torsi (T)
T1 = F1 . L = 1,3 . 0.179 = 0,2327 Nm
T2 = F2 . L = 1,4 . 0.179 = 0,2506 Nm
Ttotal = T1 + T2 = 0,2327 + 0.2506 = 0,4833 Nm
4. Daya Poros (W1)
n 1900
W1,1 = F1. 1 = 1,3 = 53,608247 Watt
k 53,335
n 2000
W1,2 = F2. k2 = 1,4. 53,335= 57,731959 Watt

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


76
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Wtotal = W1,1 + W1,2 = 53,608247 + 57,731959= 111,340206 Watt


5. Daya air (W2)
W2,1 = (Pd1 – Ps1) . Q = (50000+1000). (0)= 0 Watt
W2,2 = (Pd2 – Ps2) . Q = (60000+5000).(0)= 0 Watt
W2, Total = W2,1 + W2, 2 = 0 + 0 = 0 Watt

6. Efisiensi (  )
W1 0
η= W2 x100%=111,340206 . 100% = 0%

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


77
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4.2.2 Grafik dan Pembahasan


4.2.2.1 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kapasitas Terhadap Head Pada Pompa Tunggal

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


78
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan dapat dilihat
persamaan:
0,189
Q= 1000
√h
Pd-Ps
H= γ

Dari rumus diatas dapat kita simpulkan bahwa menurunnya nilai head
dikarenakan menurunnya beda tekanan ( Pd – Ps). Menurunnya nilai Pd dipengaruhi
oleh semakin besar bukaan katup buang sedangkan menurnnya nilai Ps karena
semakin cepatnya aliran fluida. Menurunnya nilai head secara drastis dikarenakan
turunnya nilai Pd tidak sebanding dengan turunnya nilai Ps dan semakin besar
bukaan katup buang menyebabkan bertambahnya kapsitas fluida yang mengalir
masuk ke venturi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya
kapasitas fluida maka nilai head yang dimiliki fluida semakin menurun.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


79
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4.2.2.2 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kapasitas Terhadap Head Pada Pompa Seri

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


80
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya kapasitas, maka
head akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hubungan antara head
dan kapasitas pompa adalah berbanding terbalik. Head dapat dilihat persamaan:
0,189
Q= 1000
√h
Pd-Ps
H= γ

Penurunan head (H) disebabkan oleh berkurangnya beda tekanan ( Pd – Ps ).


Penurunan Pd terjadi karena semakin besar bukaan katup buang. Penurunan Ps
terjadi karena aliran fluida semakin cepat. Beda tekanan ( Pd – Ps) semakin kecil
karena penurunan Ps tidak sebanding dengan penurunan Pd. Penurunan beda
tekanan ( Pd – Ps) juga disebabkan oleh volum yang bertambah.
Pada pompa seri,jumlah Head total adalah penjumlahan head dari pompa I dan
head dari pompa II. Sehingga, head yang dihasilkan adalah 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan instalasi pompa tunggal, seperti pada persamaan:
H total = H1 + H2 (m)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


81
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4.2.2.3 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Kapasitas Terhadap Head Pada Paralel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


82
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Dari gambar 4.3 hubungan antara kapasitas terhadap head pada pengujian
pompa paralel dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami penurunan dari
putaran awal sampai pada putaran akhir, dimana semakin bertambahnya kapasitas
maka head akan mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa hubungan antara head
dan kapasitas pada pompa paralel adalah berbanding terbalik sesuai dengan
persamaan:
0,189
Q=
1000
√h
Pd-Ps
H= γ

Penurunan head (H) disebabkan oleh berkurangnya beda tekanan ( Pd – Ps).


Penurunan Pd terjadi karena semakin besar bukaan katup buang. Penurunan Ps
terjadi karena aliran fluida semakin cepat. Beda tekanan ( Pd – Ps) semakin kecil
karena penurunan Ps tidak sebanding dengan penurunan Pd. Penurunan beda
tekanan (Pd – Ps) juga disebabkan oleh volum yang bertambah besar pada
persamaan.
Pada pompa paralel, jumlah kapasitas total adalah penjumlahan kapasitas dari
pompa I dan kapasitas dari pompa II. Sehingga, kapasitas yang dihasilkan adalah 2
kali lebih besar dibandingkan dengan instalasi pompa tunggal, seperti pada
persamaan:
Qtotal=Q1+Q2

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


83
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4.2.2.4 Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan
Paralel)

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kapasitas Terhadap Daya Poros Pada Pompa Tunggal, Seri Dan paralel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


84
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan
pada setiap jenis pompa hingga mencapai titik optimum tertentu kemudian grafik
akan mengalami penurunan, dapat dilihat pada persamaan:
0,189
Q= 1000
√h

𝑊 = F.n/K(Watt)
Semakin besar kapasitas (Q) maka gaya yang dibebankan pada pompa juga
akan semakin meningkat, sehingga daya poros ( W1) juga akan mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya nilai kapasitas ( Q ). Penurunan kurva
disebabkan oleh sifat kelembaman yang dimiliki poros. Kelembaman ini terjadi
karena kecepatan yang dicapai sudah sangat tinggi sehingga gaya yang diperlukan
untuk menggerakan poros tidaklah perlu penambahan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


85
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4.2.2.5 Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan
Paralel)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kapasitas Terhadap Daya Air Pada Pompa Tunggal, Seri Dan Pararel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


86
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa pada masing-masing pompa mengalami
kenaikan sampai pada titik tertentu, kemudian mengalami penurunan.
W=(Pd-Ps) .Q (Watt)
Pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (
Pd-Ps) dan kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya air. Sehingga seiring
bertambahnya kapasitas maka daya air akan mengalami peningkatan pula.
Penurunan daya air setelah mencapai titik optimum tertentu karena beda tekanan
mengalami penurunan yang signifikan dari pada kenaikan debit (Q), sehingga nilai
dari daya air mengalamai penurunan. dapat dilihat dalam persamaan:
0,189
Q= 1000
√h (m3/s)

Pada grafik diatas ditunjukkan bahwa daya air pada pompa paralel memiliki
kecenderungan geser yang paling tinggi, hal ini disebabkan oleh kapasitas fluida
pada pompa paralel memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan pompa
seri maupun tunggal sehingga daya airnya paling tinggi.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


87
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

4.2.2.6 Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kapasitas Terhadap Efisiensi Pada Pompa Tunggal, Seri Dan Paralel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


88
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

Dari gambar 4.6 dapat kita lihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan
hingga titik tertentu lalu kemudian mengalami penurunan. Nilai efisiensi pompa
seri tertinggi terdapat di kapasitas dengan nilai 0,000627 dengan nilai efisiensi
sebesar 34,202071%, pada pompa tunggal pada kapasitas 0,000655 dengan nilai
efisiensi sebesar 29,108%, pada pompa paralel pada kapasitas 0,0001494 dengan
nilai efisiensi 35,310929%. Hal ini berarti bahwa seiring dengan bertambahnya
kapasitas (Q) maka efisiensi (%) juga akan meningkat pula sampai pada titik
tertentu lalu mengalami penurunan pada persamaan:
W2,total
η= X 100% (%)
W1,total
Dari persamaan diatas dapat kita lihat bahwa nilai efisiensi adalah
perbandingan antara daya air (W2) dengan daya poros (W1). Penambahan kapasitas
akan meningkatkan daya air karena kapasitas dan daya air berbanding lurus.
Sehingga penambahan kapasitas akan meningkatkan nilai efisiensi. Efisiensi
cenderung naik, lalu turun setelah nilai tertinggi, hal ini dikarenakan nilai W1 dan
W2 yang cenderung naik lalu turun setelah mencapai nilai tertinggi.
Namun grafik kurva pompa seri lebih tinggi dari pompa tunggal, karena
kenaikan daya poros maupun daya air yang dihasilkan lebih besar dari pompa
tunggal. Pada pompa paralel,grafik kurvanya cenderung terus naik, hal ini karena
nilai W1 dan W2 pompa paralel terus naik.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


89
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian pompa sentrifugal dengan instalasi tunggal, seri dan
pararel didapatkan kesimpulan :
1. Semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah
berbanding terbalik
2. Pompa seri dan pompa pararel dimana semakin tinggi kapasitas (Q) maka
semakin tinggi pula nilai daya porosnya (W1). Hal ini disebabkan karena nilai
kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya poros (W1)
3. Semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka torsi (Nm) akan ikut
meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) yang berbanding lurus
dengan nilai torsi (Nm).
4. Seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi (η) juga akan
meningkat pula sampai pada titik tertentu lalu kemudian grafik untuk efisiensi
(η) pompa mengalami penurunan.
5. Seiring bertambahya kapasitas maka daya air (W2) akan mengalami peningkatan
pula. Penurunan daya air setelah mencapai titik optimum tertentu karena beda
tekanan mengalami penurunan signifikan dari kenaikan debit (Q) sehingga nilai
daya air (W2) mengalami penurunan.
6. Efisiensi adalah perbandingan antara daya air (W2) dengan daya poros (W1).
Penambahan kapasitas akan meningkatkan daya air karena berbanding lurus,
sehingga akan meningkatkan nilai efisiensi. Efisiensi cenderung naik, lalu turun
setelah nilai tertinggi, hal ini dikarenakan nilai W1 dan W2 yang cenderung naik
lalu turun setelah mencapai nilai tertinggi.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


90
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2019/2020

5.2 Saran
1. Agar praktikan mempelajari materi sebelum melaksanakan praktikum.
2. Untuk asisten suara saat memberi penjelasan agar sedikit di keraskan supaya
praktikan mendengar dengan jelas.
3. Untuk laboratorium agar lebih dijaga kebersihan alat – alat pada mesin fluida.
4. Untuk sistem praktikum sudah sesuai dan mempermudah praktikan dalam
memahami materi yang diberikan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


91
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai