Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP HOSPITALISASI PADA ANAK”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Ns. Asnah, S.Kep, M.Pd

Disusun oleh :

1. ANNISA APRIL LIANA P07220118068


2. IQRAMULLAH N P07220118086
3. SRI KANDININGSIH P07220118104

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarukatuh


Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
hanya dengan rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Hospitalisasi Pada Anak” ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak yang diampu oleh Ibu Ns. Asnah, S.Kep, M.Pd.
Terimakasih juga kami haturkan kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, yang mana tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, makalah ini tentu masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dalam upaya untuk menuju perbaikan. Terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarukatuh

Balikpapan, 13 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman depan
Kata Pengantar………………………………………………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………….. ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………….. 1
D. Manfaat Penulisan…………………………………………… 1

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian…………………………………………………… 2
B. Stressor dan Reaksi Anak Sesuai Tingkat Usia……………. 2
C. Asuhan Keperawatan dalam Mencegah atau Meminimalkan
Dampak Hospitalisasi……………………………………….. 4
D. Prinsip Dalam Melakukan Perawatan pada Anak………….. 6
E. Peran Perawat Anak…………………………………………. 7

Bab III. Penutup

A. Kesimpulan………………………………………………….. 9

Daftar Pustaka…………………………………………………………. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan
dapatmenimbulkan trauma dan stress pada anak yang baru mengalami rawat inap
dirumah sakit.Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang
memaksa seseorang harusmenjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani
pengobatan maupun terapi yangdikarenakan anak tersebut mengalami sakit.
Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila
seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi denganlingkungan barunya di rumah
sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami anak selamarawat inap tersebut tidak
hanya mengganggu psikologi anak, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada
psikososial anak dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakittermasuk
pada perawat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hospitalisasi pada anak?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan dalam mencegah dampak hospitalisasi?
3. Apa peran perawat anak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hospitalisasi pada anak.
2. Untuk memahami Asuhan Keperawatan dalam mencegah dampak
hospitalisasi
3. Untuk mengidentifikasi prinsip dalam melakukan perawatan anak.

D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari hospitalisasi pada anak.
2. Memahami Asuhan Keperawatan dalam mencegah dampak hospitalisasi.
3. Mengetahui saja prinsip dalam melakukan perawatan anak.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan
dapat menimbulkan trauma dan stress pada anak yang baru mengalami rawat inap
dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang
memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani
pengobatan maupun terapi yang dikarenakan anak tersebut mengalami sakit.
Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila
seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah
sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami anak selama rawat inap tersebut
tidak hanya mengganggu psikologi anak, tetapi juga akan sangat berpengaruh
pada psikososial anak dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit
termasuk pada perawat.

B. Stressor dan reaksi anak sesuai tingkat usia


Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai :
1. Pengalaman yang mengancam
2. Stressor
Keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak
hal ini mungkin terjadi karena :
1. Anak tidak memahami mengapa dirawat/terluka.
2. Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan
kebiasaan sehari-hari.
3. Keterbatasan mekanisme koping.
Stressor Hospitalisasi Pada Anak Reaksi anak terhadap sakit dan
hospitalisasi dipengaruhi :
1. Tingkat perkembangan usia.
2. Pengalaman sebelumnya.
3. Support sistem dalam keluarga.
4. Keterampilan koping.

2
5. Berat ringannya penyakit.
Stress Hospitalisasi Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan
hospitalisasi :
1. Takut
2. Unfamiliarity
3. Lingkungan rumah sakit yang menakutkan
4. Rutinitas rumah sakit
5. Prosedur yang menyakitkan
6. Takut akan kematian

Reaksi anak pada hospitalisasi dapat dibagi pada beberapa tahap yaitu :

1.) Masa bayi(0-1 th)


Dampak perpisahan Pembentukan rasa percaya diri dan kasih saying Usia
anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas, Menangis keras, Pergerakan
tubuh yang banyak dan Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2.) Masa todler (2-3 th)\
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak
dengan tahapnya, Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang
lain, Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis > Pengingkaran/ denial, Mulai menerima perpisaha,
Membina hubungan secara dangkal dan Anak mulai menyukai
lingkungannya.
3.) Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
Menolak makan,sering bertanya, menangis perlahan dan tidak kooperatif
terhadap petugas kesehatan. Perawatan di rumah sakit :Kehilangan control
dan Pembatasan aktivitas Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai
hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga
menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau
bekerja sama dengan perawat.
4.) Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan
meninggalkan lingkungan yang dicintai , klg, klp sosial sehingga

3
menimbulkan kecemasan Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan
peran dlm klg, kehilangan klp sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik
Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal
5.) Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya
Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut Pembatasan aktifitas kehilangan
control Reaksi yang muncul :Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
dan Tidak kooperatif dengan petugas Perasaan sakit akibat perlukaan
menimbulkan respon : bertanya-tanya, menarik diri dan menolak kehadiran
orang lain

C. Asuhan keperawatan dalam mencegah atau meminimalkan dampak


hospitalisasi
1. Pengkajian
a. Cara berpikir dan persepsi: Apakah anak membuat catatan perilaku agresif?
Apakah anak menderita delusi atau halusinasi yang dapat berpotensi
membahayakan diri sendiri atau orang lain?
b. Aktivitas motorik dan bahasa tubuh: Apakah anak menunjukkan
peningkatan agitasi psikomotor (gelisah, mondar-mandir) bersama dengan
postur tegang, tinju terkepal, atau rahang menegang?
c. Perasaan: Apakah mempengaruhi anak atau verbalisasi meningkat dalam
intensitas, atau memiliki cara yang anak mengekspresikan keinginan dan
kebutuhan berubah terasa? (Misalnya, anak berbicara menggunakan nada
marah saat ia menyatakan bahwa ia ingin petugas RS untuk membiarkan dia
keluar dari rumah sakit).
d. Keadaan fisik: Apakah anak memiliki kondisi seperti kejang, delirium,
atau lesi otak yang dapat mempengaruhi perilaku kekerasan tiba-tiba tanpa
peringatan?
e. Riwayat terdahulu: Apakah anak memiliki riwayat perilaku kekerasan?
Beberapa studi menunjukkan bahwa prediksi terbaik dari kekerasan adalah
riwayat kekerasan.

4
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan interaksi sosial
c. Isolasi sosial
d. Cemas
3. Rencana Tindakan
1.) Menyiapkan anak untuk hospitalisasi
a. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak
b. Mengorientasikann situasi rumah sakit
c. Pada hari pertama melakukan tindakan seperti memberikan identitas pada
anak berupa gelang nama, kenalkan kepada pasien anak perawat dan
dokter yang merawat, mengenalkan kepada pasien yang lain
2.) Mencegah atau meminimalkan dampak dari perpisahan
a. Rooming in, orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk
mempertahankan kontak/komunikasi antara orangtua – ana
b. Partisipasi orang tua, orang tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam
merawat anak yang sakit terutama dalam perawatan yang bias dilakukan.
Perawat berperan sebagai pemberi pendidikan kesehatan terhadap
keluarga.
c. Membuat ruang perawatan dengan mendekorasi dinding memakai
poster/kartu bergambar sehingga anak merasa aman jika berada diruang
tersebut.
3.) Meminimalkan perasaan kehilangan control
a. Mengusahakan kebebasan bergerak
b. Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur yang meliputi semua kegiatan
yang penting bagi anak
c. Member kesempatan kepada anak untuk independen
4.) Mencegah dan meminimalkan perlukaan dan rasa sakit
a. Perawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang dapat
ditemui anak jika merassa takut
b. Melakukan manipulasi prosedur untuk mengurangi ketakutan
5.) Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi

5
a. Dapat membantu memfasilitasi perubahan kea rah positif antara anak dan
anggota keluarga
b. Membantu perkembangan hubungan orang tua – anak
c. Memberi kesempatan kepada anak dan anggota keluarga belajar tentang
kesehatan
d. Meningkatkan penguasaan atau control diri
e. Member kesempatan untuk bersosialisasi baik dengan pasien maupun
dengan tim kesehatan.
6.) Memberi dukungan pada anggota keluarga
a. Memberi informasi
b. Melibatkan saudara
4. Prinsip dalam melakukan perawatan pada anak
Untuk mencegah terjadinya trauma pada anak dalam hospitalisasi perlu
diperhatikan dampak dari tindakan yang di berikan perawat dengan melihat
prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan akan menimbulkan trauma.
Untuk mencapai perawatan tersebut ada beberapa prinsip yang perlu dilakukan
oleh perawat yaitu:
1. Mencegah dampak perpisahan dari keluarga, karena dapat mengakibatkan
gangguan psikologis seperti kecemasan ,ketakutan, kurangnya kasih sayang.
Gannguan ini akan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak. Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak
mampu mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati - hati dalam
melakukan aktivitas sehari - hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal.
Serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam
mengawasi perawatan anak.
3. Mencegah atau mengurangi injuri dan nyeri. Proses pengurangan rasa nyeri
sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat di kurangi melalui
berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan
pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama

6
pada anka sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak.
4. Tidak melakukan kekerasan pada anak. Kekerasan pada anak akan
menimbulkan gangguan psikologis yang sangat merasa aman dan nyaman
bagi lingkungan anak sehinggak anak dapat berkembang dengan baik.berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses
tumbuh kembang makan kemungkinan pencapaian kematangan akan
terhambat, dengan demikian indak kekerasan pada anak sangat tidak
dianjurkan karena akan memperberat kondiis anak.
5. Peran Perawat Anak
1. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks.
2. Sebagai Advocat keluarga
Perawat bertanggung jawab untuk membantu anak dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
informasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent)
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai
advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang
prosedur operasi yang akan dilakukan sebelum pasien melakukan operasi.
3. Pendidik
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan
kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran
perawat sebagai pendidik ( health educator ).
4. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi anak
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini

7
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling
diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman masa lalu
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama anak, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan anak, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi
palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome.
6. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh
diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakikatnya adalah melakukan
evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh
mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian,
perawat dapat mengerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan


dapatmenimbulkan trauma dan stress pada anak yang baru mengalami rawat inap
dirumah sakit.Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang
memaksa seseorang harusmenjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani
pengobatan maupun terapi yangdikarenakan anak tersebut mengalami sakit.
Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila
seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi denganlingkungan barunya di rumah
sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami anak selamarawat inap tersebut
tidak hanya mengganggu psikologi anak, tetapi juga akan sangat berpengaruh
pada psikososial anak dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah
sakittermasuk pada perawat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ipul Wara. Hospitalisasi Pada Anak.


https://www.academia.edu/5859020/202275161-Hospitalisasi-Pada-Anak diakses
pada tanggal 13 Januari 2020.

Facenort. 2014. Askep Anak dengan Reaksi Hospitalisasi.


https://asuhankesehatan.wordpress.com/2014/04/09/askep-anak-dengan-reaksi-
hospitalisasi/ diupload pada tanggal 9 April 2014. Diakses pada tanggal 13
Januari 2020

Luzni Novita. 2010. Prinsip Perawatan Atraumatik Care. http://e-learning-


keperawatan.blogspot.com/2010/08/prinsip-perawatan-atraumatik-care.html
Diupload pada tanggal 4 Agustus 2010. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020

10

Anda mungkin juga menyukai