Anda di halaman 1dari 23

LEMBAGA PEMBIAYAAN

SYARIAH

NAMA KELOMPOK
1. YOVI PUJI SURYANTI – 003
2. VIMALA DAMAYANTI – 014
3. NURUL FITRIYAH – 015
4. CHANTIKA KILANG BERLIAN – 027
5. AYUDYA HAPSARI – 031
6. AMANDA NURUNNISA ARIEF – 035
1. Definisi
Pengertian Pembiayaan Syariah

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, pembiayaan


adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. 
Pembiayaan Syariah merupakan aktifitas bank syariah atau
lembaga keuangan syariah non bank dalam menyalurkan dananya
kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (nasabah), memiliki
jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.
Rudy Badrudin dan Subagyo:124 menyebutkan, pemberian pinjaman
/pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil,jual beli,
atau sewa beli yang terbebas dari penetapan bunga, memberikan
rasa aman,karena yang diberikan kepada nasabah adalah barang
bukan uang dan tidak ada beban bunga yang ditetapkan di muka.
 Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al–Harran
(1999): 122. terbagi menjadi 3 :
1) Return bearing financing , yaitu secara bentuk pembiayaan
yang secara komersial menguntungkan ketika pemilik modal
mau menanggung resikokerugian dan nasabah juga
memberikan keuntungan.
2) Retrun free financing , yaitu bentuk pembiayaanya tidak
semata- mata mencari keuntungan yang ditujukan kepada
orang yang membutuhkan, dan tidak ada keuntungan yang
didapat.
3) Charity financing , yaitu bentuk pembiayaan yang tidak
ada klaim pokok mencari keuntungan dan ditujukan kepada
orang miskin yang membutuhkan. (Ascarya :122)
Landasan Hukum Lembaga Pembiayaan
Syariah
 Al Qur’an, yaitu :
1. Al Baqarah ayat 233
2. Az Zukhruf ayat 32.
 Hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas
 Untuk memberikan kerangka hukum yang memadai dalam
menjalankan aktifitasnya, pada tahun 2007 Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) dan Lembaga Keuangan mengeluarkan
dua peraturan, yaitu peraturan Nomor: PER-03/BL/2007 Tentang
Kegiatan Lembaga Pembiayaan yang sudah jelas menyatakan:
 “Setiap lembaga pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah wajib menyalurkan dana untuk
kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.”
 Berdasarkan Prinsip Syariah dan Peraturan Nomor: PER-04/
BL/2007 tentang Akad-Akad yang Digunakan Dalam Kegiatan
Lembaga Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah.
2.Tujuan dan Fungsi Lembaga Pembiyaan Syariah
Tujuan dari Lembaga Pembiayaan Syariah yakni untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan memberi peluang pekerjaan.
3. Fungsi Lembaga Pembiayaan Syariah,sebagai berikut:
•Bagi Masyarakat
Fungsi utama Lembaga Pembiayaan ialah membantu masyarakat ekonomi lemah agar
terbebas dari retenir yang mengambil bunga sangat tingi .Dengan adanya lembaga ini
pengusaha
dengan modal kecil bisa mendapatkan kredit dengan syarat mudah dan bunga yang ringan.
•Bagi Pembangunan Infrastruktur
fungsi Lembaga Pembiayaan Syariah tidak hanya di peruntukan untuk masyarakat
saja yang berekonomi lemah,keberadaan Lembaga pembiayaan dalam bisnis termasuk
pengembangan infrastuktur juga sangat di perlukan.Karena tidak semua pengembang
infrastuktur dan
pelaku bisnis mempunyai modal yang besar untuk tujuan mereka.Melalui Lembaga
Pembiayaan ini ,mereka mendapatkan berbagai dana pinjaman dana talangan,dana proyek
dan lain-lain.
• Bagi perekonomian perdagangan
• Pembiayaan dapat Meningkatkan Utility (Daya guna )dari Modal/uang.
Dana yang mengendap tidak akan diam begitu saja melainkan akan
disalurkan untuk usaha usaha yang bermanfaat,baik bagi pengusaha
maupun masyarakat.oleh sebab itu dana dalam lembaga keuangan terus berkembang .
• Pembiayaan Dapat Meningkatkan Daya Guna Suatu Barang.
Produsen dengan bantuan pembiayann dapat memproduksi bahan jadi
sehingga utiliy dari bahan tersebut meningkat.
• Pembiayaan Meningkatkan Peredaran Lalu Lintas
Dalam kebijakan pembiayaan berarti lembaga keuangan tidak membiarkan uang
mengendap disatu orang melainkan disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan dana.
• Pembiayaan menimbulkan Gairah Usaha Masyarakat.
Dalam lembaga ini masyarakat di permudah untuk mendapatkan pinjaman modaL dengan syarat yang mudah dan bunga
yang relatif rendah.
• Pembiayaan Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahka pada usaha-usaha untuk antara lain:
> Pengendalian Inflasi
>Peningkatan Ekspor
>Rehabilitasi sarana
>Pemenuhan kebutuhan -kebutuhan pokok rakyat
>Pembiayaan Sebagai Jembatan Peningkatan Pendapatan Naisonal
Bila keuntungan yang secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti dikembalikan
dalgi dalam struktur permodalan maka peningkatan keuntungan kan jalan terus menerus.
Macam-macam lembaga :
LEASING
Pengertian
Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri
Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang
Kegiatan Sewa Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
guna usaha dengan hak opsi finance
( lease ) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi operating
( lease ), untuk digunakan oleh lessee
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
Selanjutnya yang dimaksud denganfinance lease adalah
kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease
tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan
sewa-menyewa. Objek sewa guna usaha adalah barang modal dan
pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa.
Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing
Setiap transaksileasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat)
pihak yang berkepentingan, yaitu :
a. Lessor adalah perusahaanleasing atau pihak yang
memberikan jasa pembiayaan kepada pihaklessee dalam
bentuk barang modal.
b. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk barang modal darilessor.
c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepadalessee dengan
pembayaran secara tunai olehlessor .
d. Bank atau Kreditor. Dalam suatu perjanjian atau kontrak
leasing , pihak bank atau kreditor tidak terlibat secara langsung
dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang
peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor , terutama
dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana
pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank.
Penggolongan perusahaan leasing
1. Independent Leasing Company
Perusahaan tipe ini berdiri sendiri atauindependent dari
supplier yang mungkin dapat sekaligus sebagai pihak
produsen barang dan dalam memenuhi kebutuhan
barang modal nasabahnya lessee
( ). Perusahaan dapat
supplier
membelinya dari berbagai atau produsen
kemudianlease
di- kepada pemakai.
2. Captive Lessor
Captive lessor akan tercipta apabilasupplier atau
produsen mendirikan perusahaanleasing sendiri untuk
membiayai produk-produknya. Hal ini dapat terjadi
supplier berpendapat bahwa dengan
apabila pihak
menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat
meningkatkan kemampuan penjualan. Pihak pertama
terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan
leasing subsidiary
( lessee
) dan pihak kedua adalah atau
pemakai barang.
3. Lease Broker atauPackager
Bentuk akhir dari perusahaanleasing adalahleasebroker
ataupackager Broker
. leasing berfungsi
mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor yang
membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing.
Broker leasing biasanya tidak memiliki barang atau
leasing.
peralatan untuk menangani transaksi
Proses dan mekanisme transaksi
leasing
Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin
yang meliputi antara lain bidang perpajakan, keuangan
dan konsep akuntansi. Dari defenisi leasing dapat
disimpulkan bahwa leasing mengandung arti suatu
lessor
perjanjian antara pemilik barang ( ) dengan pemakai
lessee
barang ( lessee
). Pihak berkewajiban membayar
lessor
sewa secara periodic kepada sebagai kompensasi
atas penggunaan barang tersebut.
TEKNIK-TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING
 Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi
leasing yang secara garis besar dapat dibagi dua kategori
pembiayaan yaitu :
 1. Finance lease
 2. Operating lease

Gambar Mekanisme Transaksi Leasing


1. Finance Lease
Teknik pembiayaan menurut finance lease ini, perusahaan leasing sebagai lessor
adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (
lessee ) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama
perusahaan leasing , sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan
pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek
transaksi leasing . Selama masa leasing , lessee melakukan pembayaran nilai sisa
(residual value ). Kalau ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan barang
modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan
leasing .
Ciri-ciri finance lease antara lain :
a. Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d. Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya + spread
e. Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-cancellablea),
atau akan dikenakan denda
f. Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g. Transaksi keuangan
h. Full pay out
i. Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
j. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal
k. Angsuran leasing tidak dikenakan PPN dan PPh Pasal 23
Selanjutnya, finance lease dapat dibagi dalam
beberapa bentuk transaksi sebagai berikut :
a. Direct Financial Lease
Transaksi leasing dalam bentuk direct
financial lease merupakan suatu bentuk
transaksi leasing di mana lessor membeli
suatu barang atas permintaan pihak lessee
dan sekaligus menyewagunausahakan
barang tersebut kepada lessee yang
bersangkuatan. Spesifikasi barang yang
akan di-lease tersebut termasuk penentuan
harga dan penentuan supplier dapat Gambar Mekanisme Transaksi Direct Financial Lease
dilakukan oleh lessee. Tujuan utama lessee
pada dasarnya adalah semata-mata untuk Ciri-ciri direct financial lease antara lain :
mendapatkan pembiayaan dengan cara a. Lessee sebelumnya tidak memiliki
leasing, guna memperoleh barang modal barang modal (kebalikan dengan sale and
yang dapat digunakan dalam proses lease back)
produksi dan atau meningkatkan kapasitas b. Pembelian barang oleh lessor semata-
produksi. Sedangkan proses pembelian mata untuk kebutuhan lessee
mulai dari order pembelian dilakukan pihak c. Penentuan spesifikasi barang, harga dan
lessor dan semata-mata untuk kebutuhan supplier dapat dilakukan oleh lessee
lessee. d. Tujuan utama lessee semata-mata untuk
mendapatkan financing untuk tujuan
proses produksi atau peningkatan
kapasitas produksi.
b. Sale and Lease Back
Transaksi leasing dalam bentuk sale and lease back ini pada prisipnya
adalah pihak lessee sengaja menjual barang modalnya kepada lessor
untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang
tersebut. Lessee dalam hal ini berperan sebagai pihak yang menjual
barang untuk digunakan selama masa lease yang disetujui kedua pihak.
Metode leasing ini dimaksudkan untuk memperoleh tambahan dana
untuk modal kerja. Selanjutnya barang tersebut dijual kepada lessor
untuk selanjutnya diserahkan kembali kepada lessee untuk digunakan
sesuai dengan jangka waktu yang disetujui dalam kontrak leasing.

Gambar Mekanisme Transaksi Sale and Lease Back


c. Leveraged Lease e. Cross Border Lease
Menurut teknik ini, disamping melibatkan lessor dan Cross border lease adalah transaksi leasing yang
lessee juga melibatkan kreditor jangka panjang dalam dilakukan di luar batas suatu negara, di mana lessor
membiayai suatu objek leasing. Pihak kreditor jangka berkedudukan di negara berbeda dengan negara lessee.
panjang inilah yang memiliki porsi terbesar dalam Jenis transaksi leasing ini kadang-kadang disebut pula
sebagai leasing lintas negara atau transaksi leasing
membiayai transaksi leasing ini. Sedangkan porsi
internasional karena yang dilakukan melibatkan dua
pembiayaan pihak lessor biasanya berkisar 20%-40% negara yang berbeda. Transaksi leasing ini mengandung
dari keseluruhan pembiayaan, sisanya disediakan oleh banyak risiko bagi lessor karena bagaimanapun juga akan
kreditor. Kreditor tersebut dapat berupa bank atau melibatkan mekanisme hukum, perpajakan dan masalah-
lembaga keuangan lainnya. Status kreditor di sini masalah lainnya dari masing-masing negara yang
hanya sebagai penyedia dana kepada lessor, bersangkutan. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut
sedangkan jaminannya biasanya adalah objek leasing biasanya transaksi leasing antara negara dilakukan oleh
itu sendiri. afiliasinya atau subsidiary perusahaan leasing yang
d. Syndicated Lease bersangkutan. Transaksi leasing biasanya dilakukan
dengan cara perjanjian penjualan bersyarat yaitu pihak
Syndicated lease adalah pembiayaan leasing yang
lessee diwajibkan membeli barang yang di-lease-nya
dilakukan oleh lebih dari satu lessor atas suatu objek pada akhir kontrak.
leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor karena
f. Vendor Program
alasan-alasan risiko tidak bersedia, atau karean alasan
tidak memiliki kemampuan pendanaan untuk menutup Vendor program atau disebut juga vendor lease adalah
suatu metode penjualan yang dilakukan oleh produsen
sendiri suatu transaksi leasing yang nilainya cukup
atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan atau
besar yang dibutuhkan oleh lessee. Untuk memenuhi
menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang.
permintaan atau kebutuhan lessee tersebut, maka Dalam mekanisme transaksi vendor program ini, lessor
beberapa perusahaan leasing melakukan perjanjian membayar kepada vendor sesuai dengan harga barang
kerja sama untuk membiayai objek leasing dimaksud. yang dipilih atau ditentukan oleh pembeli ( lessee ).
Selanjutnya, dalam pelaksanaannya dari kelompok Selanjutnya pembayaran sewa atau angsuran oleh lessee
lessor, berdasarkan persetujuan ditunjuk salah satu dapat dilakukan langsung kepada lessor , atau dapat
lessor untuk bertindak sebagai koordinator dalam dibayarkan melalui vendor yang bersangkutan. Cara
melaksanakan perjanjian leasing dengan pihak lessee pembayaran tersebut dapat dilakukan sesuai perjanjian.
termasuk dengan pihak supplier.
2. Operating Lease
Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-lease
-kan. Berbeda dengan finance lease , dalam operating lease jumlah seluruh pembayaran
berkala tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal
tersebut berikut dengan bunganya. Operating lease atau kadang-kadang juga disebut
dengan sewa guna usaha biasa adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan
lessee di mana:
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee
untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada umur ekonomis
barang modal tersebut.
b. Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan
barang tersebut beserta bunganya atau disebut juga non full pay out lease
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor
e. Lessee biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu atau
disebut cancelable
Lessor dalam operating lease bertanggung jawab atas segala biaya pelaksanaan lease
antara lain misalnya, biaya asuransi, pembayaran pajak dan pemeliharaan barang modal.
LEASING SYARIAH
Dalam ekonomi islam istilah yang berkaitan dengan leasing
adalah ijarah (al ijarah) yang berarti akad pemindahan hak
guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri .

Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract dimana


suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada
salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah
ditentukan secara pasti sebelumnya.

BERIKUT MEKANISMENYA .
Transaksi ijarah ditandai dengan
adanya pemindahan manfaat. Jadi
dasarnya sama saja dengan jual beli.
Namun, perbedaanya terletak pada
obyek transaksinya, pada ijarah
obyeknya adalah jasa.
Pada akhir sewa, bank dapat saja menjual
barang yang disewakan kepada nasabah.
Karena itu dalam perbankan syariah
dikenal ijarah muntahiya bittamlik (ijarah
dengan wa’ad perpindahan kepemilikan
objek ijarah pada saat tertentu)
Harga sewa dan harga jual disepakati pada
awal perjanjian antara bank dengan
nasabah.
Leasing ijarah adalah pengadaan barang
modal oleh lessor diikuti perpindahan
kepemilikan kepada lesse dengan cara
pembelian saham kepemilikan secara
angsuran.
MANFAAT DAN KEUNGGULAN LEASING SYARIAH

Leasing/sewa guna usaha dapat dijadikan sebagai


salah satu sumber dana bagi pengusaha yang
membutuhkan modal.

Usaha leasing/sewa guna usaha dapat


memberikan pembiayaan dalam waktu yang
cepat.

Dengan perjanjian usaha, suatu perusahaan akan terasa lebih


menghemat dalam hal pengeluaran dana tunai dibanding dengan
membeli secara tunai.

Mempunyai keunggulan sebagai alternative baru bagi


pembiayaan di luar system perbankan.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai