Tugas Laporan Pendahuluan Mince Buabngga Nim 1490119037
Tugas Laporan Pendahuluan Mince Buabngga Nim 1490119037
GASTRITIS
OLEH:
MINCE BUABANGGA
1490-1190-37
BANDUNG
2020
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Nama : MINCE
LAPORAN PENDAHULUAN BUABANGGA
NIM : 1490119037
Evaluator :
GASTRITIS
Tanggal :
A. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastra
yaitu berarti perut/lambung berarti inflamasi/peradangan, Gastritis bukan merupakan
penyakit tunggal tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemua itu
mengakibatkan peradangan pada lambung (Herdman, 2011).
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung yang dapat bersifat akut dan kronis (Bararah, T dan Jauhar, 2013)
Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai mukosa lambung
peredangan dapat mengakibatkan pembenkakan mukosa lambung smapai terlepasnya
epitel mukosa supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaa (Andi, 2014)
Gastritis merupakan suatu keadaan peredangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang sering
terjadi adala gastritis akut dan gastritis atrofik kronis. (Price & Wilson, 2006)
B. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Hellcobacter pylori dan pada awal infeksi
mukosa lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan
menjadi kronis (Nurarif dan kusuma ,2015)
1. Gastritis akut
- Gastritis Akut tanpa perdarahan
- Gasstritis Akut perdarahan(gastritis hemoragik atau gastritis erosiva)
Gastritis Akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan-
makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol, aspirin, NSAID, lisol, serta
bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas.
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau meligna
dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory(H.pylory).
3. Gastritis bacterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks
dari duodenum.
C. Faktor Resiko
Gastritis terjadi karena berbagai sebab paling umum akibat peningkatakan
produksi asam lambung atau menurunya daya tahan dinding lambung terhadap
pengaruh luar. Gastritis akut yang tidak diobati akan berkembang menjadi kronis.
Gastritis yang disertai borok atau luka pada dinding lambung disebut tukak lambung.
Faktor-faktor yang memicu timbulnya penyakit gastritis antara lain yaitu umur, jenis
kelamin, sosial ekonomi, makanan, dan faktor psikologis.
D. Klasifikasi
Menurut Hermawan dan Tutik (2011), Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi
2, yaitu:
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa
menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu
:
a. Gastritis Eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,
seperti bahan kimiamisal: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid,
mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
b. Gastritis Endogen akut
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna
dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan
atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada
proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi
helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
E. Patofisiologi
Menyebabkan difusi
Me barrier lambung
kembali asam lambung &
terhadap asam dan pepsin pepsin
Kekurangan Volume
Cairan
Penurun suplai O2 ke
jaringan
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
F. Tanda dan Gejala
1. Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung
maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem,
mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif.
2. Gastritis kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan
dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi,
anemia pernisiosa, dan kasinoma lambung. (Nurarif dan kusuma ,2015)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah . Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antobodi H.
Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah
kontak dan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan
bahwa pasien tersebut tidak terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibatpendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukkan apakah pasien terinfeksi oleh
bakteri H.pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam feces atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari
sinar-X
5. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pecernaan lainnya. Biasa akan diminta menelan cairan
barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen (Nurarif dan kusuma,
2015)
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Ringkasan Diagnosa Keperawatan
Setiap Diagnosa Keperawatan harus dilengkapi dengan format ringkasan
Dx Keperawatan Nyeri akut
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Alternatif Dx (Saran Kenyamanan, gangguan nyeri, kronis
Penggunaan)
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Batasan Karateristik Subjek :
Nyeri abdomen, kram abdomen, melaporkan perubahan
sensasi rasa, melaporkan kurangnya makanan, merasa
cepat kenyang.
Objektif:
Bising usus hiperaktif
Kurang informasi, informasi yang salah
Kurang minat terhadap makanan
Membrane mukosa pucat
Pengkajian DS
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
dapat teratasi
Kencing sedikit
Mukosa bibir kering
Klien tidak mau minum
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Klien lemas
Faktor Yang Berhubungan Kelihalangan volume cairan aktif
Kegagalan mekanisme pengaturan
Asupan cairan yang tidak adekuat
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Ringkasan Diagnosa Keperawatan
Setiap Diagnosa Keperawatan harus dilengkapi dengan format ringkasan
Dx Keperawatan Intoleransi aktivitas
Kelemahan
Adanya masalah sirkulasi dan / atau pernapasan
Pengkajian Tingkat I : berjalan dalam kecepatan yang tertur
pada bidang datar
Tingkat II: Berjalan dalam kecepatan dan
memamfaatkan satu anak tangga
Tingkat III
Berjalan mendatar tidak lebih dari 15 cm (tanpa
berenti)
Tingkat IV: Dispnea atau keletihan ketika
beristirahat
Faktor Yang Berhubungan Tira baring, kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, gaya hidup kurang baik
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Nusing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang :
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan intoleransi aktivitas teratasi.
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (sebgai
contoh, histeris, bermusuhan,agiatsi,atau apatis)
Pengkajian DS:
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Kriteria Hasil Minimal 4 Kriteria):
Memperlihatkan pengetahuan
Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi
Memperlihatkan kemampuan
Itervensi (NIC) * Wilkinson, J, M., 2016 hal 247-251
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Analisa Data
- Klien mengatakan
Nyeri epigastrium
nyeri pada di ulu hati
Menurun sensori
Data objektif untuk makan
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
3. Data Subjektif Erosi mukosa Kekurangan volume cairan
lambung
- Klien mengatakan mual
dan munta
Menuru tonus dan
peristaltic lambung
Data objektif
Refluk isi duodenum
- Kencing sedikit
- Mukosa bibir kering
Dorong ekspulsi
- Klien tidak mau minum
lambung kemelut
- Klien lemas
Muntah
Kekurangan volume
cairan
- klien mengatakan
Hiperemesis
seringme merasa lelah
dan lemas saat
Atrofi gaster /
beraktivitas
mukosa menipis
Anemia pernisiosa
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Penurunan volume
darah merah
Penurunan volume
darah merah
Penurunan suplai O2
ke jaringan
Kelemihan fisik
Intoleransi aktivitas
5. Data subjektif Inflamasi Defisiensi pengetahuan
Data Objektif
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang
tidak adekuat
3. Kekurangan volume cairan b,d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan
berlebihan karna munta
4. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
5. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut b.d mukosa Tupan: 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Membantu mengatasi
lambung teriritasi yang komporatif meliputi derajat ketidaknyamanan
setelah di lakukan tindakan
lokasi komperhensif meliputi dan terjadinya komplikasi.
keperawatan selama 3x24 jam
lokasi, Karateristik, kualitas,
diharapkan nyeri akut dapat
durasi frekuensi, waktu
berkurang /teratasi
2. Observasi syarat non verbal 2. Respon nonverbal
Tupen: ketidaknyamanan khusunya membantu mengatasi
pada mereka yang tidak derajat nyeri dan
Setelah dilakukan tindakan
mampu berkomunikasi perubahanya
keperawatan 1x24 jam
efektif
diharapkan nyeri berkurang /
3. Ajarkan penggunaan tehnik 3. Menurunkan rasa nyeri
teratasi
nonparmakologis (misalnya yang dapat meningkatkan
Kriteria Hasil Kriteria):
releksasi napas dalam). rileks
Mengenali nyeri
Menggunakan tindakan 4. Dukungan dan perhatian
4. Libatkan keluarga dalam
pencegahan keluarga dalam membantu
moderator peredaan nyeri jika
Melaporkan nyeri dapat menurunkan nyeri.
memungkinkan.
dikendalikan Ketegangan
otot berkurang 5. Menurunkan nyeri dan
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
5. Kolaborasi dalam pemberian Meningkatka kenyamanan.
analgetik
2. Ketidakseimbangan nutrisi Tupan : 1. Tentukkan kemampuan 1. Mengetahui sejauh mana
kurang dari kebutuhan pasien untuk memahami kekuragan gizi yang di
setelah di lakukan tindakan
tubuh b.d masukan nutrient kebutuhan nutrisi alami.
keperawatan selama 3x24 jam
yang tidak adekuat 2. Indentifikasi faktor yang 2. Membantu dan
diharapkan ketidakseimbangan
mempengaruhi kehilangan mempermudan
nutrisi kurang dan kebutuhan
selera makan mempengaruhi kehilangan
tubuh teratasi.
perawat menghindari
Tupen : faktor yang mempengaruhi
Setelah dilakukan tindakan kurangnya asupan nutrisi
keperawatan 1x24 jam 3. Ajarkan metode untuk 3. Meningkatkan nafsu
ketidakseimbangan nutrisi perencanaan makan makan pasien
kurang dari kebutuhan tubuh 4. Ajarkan pasien tentang 4. Membantu pasien
dapat teratasi makana yang bergizi memahami kebutuhan
Kriteria Hasil Kriteria: nutrisi dan meningkatkan
Memperlihatkan status pengetahuan tentang
nutrisi yang baik makanan bergizi
Mempertahankan berat 5. Rujuk ke program gizi 5. Membantu memenuhi
badan dalam batas dikomutas yang tepat kebutuhan gizi pasien
normal
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
- Mentoleransi diet yang di
anjurkan
- Melaporkan tingkat
energi yang adekuat
3. Kekurangan volume cairan Tupan : 1. Kaji keadaan umum klien 1. Mengetahui keadaan
b,d masukan cairan tidak setelah di lakukan tindakan dan TTV umum klien
cukup dan kehilangan cairan keperawatan selama 3x24 jam 2. Kaji intake dan output 2. Mengetahui balance
berlebihan karna munta diharapkan defisiensi cairan cairan cairan dan elektrolit
teratasi. dalam tubuh
Tupen : 3. Observasi adanya tanda- 3. Membantu mempercepat
Setelah dilakukan tindakan tanda syok penatalaksanaan tanda-
keperawatan 1x24 jam defisiensi tanda syok
cairan teratasi
Kriteria Hasil: 4. Anjurkan klien untuk 4. Memenuhi kebutuhan
Asupan makanan dan banyak minum cairan dalam tubuh klien
cairan seimbang 5. Kolaborasi dengan dokter 5. Membantu memenuhi
dalam pemberian cairan
TTV dalam batas normal kebutuhan cairan tubuh
IV
Memiliki konsentrasi klien
urine yang normal
Tidak mengalami haus
yang tidak normal
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
4. Intoleransi aktifitas b.d Tupan : 1. Kaji tingkat kemampuan 1. Tingkat kemampuan klien
kelemahan klien untuk berpindah dari menentukkan interaksi
setelah di lakukan tindakan
tempat tidur, berdiri, selama selanjutnya
keperawatan selama 3x24 jam
dan setelah aktivitas
diharapkan intoleransi aktivitas
2. Pantau tanda-tanda vital 2. Tanda-tanda vital yang
teratasi
sebelum, selama dan tidak stabil mempengaruhi
Tupen : setelah aktivitas tingkat akivitas
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam 3. Intruksikan kepada pasien 3. Untuk meminimalkan
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
alat okupasi fisik (misalnya aktivitas yang dirasakan
untuk latihan ketahanan). pasien.
5. Defisiensi pengetahuan b.d Tupan : 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Membantu mengetahui
penatalaksanaan diet dan setelah di lakukan tindakan klien tingkat pengetahuan
proses penyakit keperawatan selama 3x24 jam klien
diharapkan defiensi pengetahuan 2. Jelaskan tentang proses 2. Memberikan informasi
teratasi. penyakit, diet, perawatan yang dapat diterima
dan obat-obatan pada klien dengan mudah dan tepat
Tupen Setelah dilakukan dengan bahasa dan kata- sehingga tidak terjadi
tindakan keperawatan 1x24 jam kata yang mudah kesalahpahaman
diharapakan defiensi dimengerti
pengetahuan teratasi. 3. Jelaskan semua prosedur 3. Mengetahui prosedur
Kriteria Hasil : yang akan dilakukan dan atau tindakan yang akan
- Memperlihatkan manfaatnya pada klien dilakukan dan
pengetahuan manfaatnya
Mengidentifikasi 4. Berikan kesempatan pada 4. Mengurangi kecemasan
kebutuhan terhadap klien atau keluarga untuk dan motivasi klien untuk
informasi menanyakan hal-hal yang kooperatif
Memperlihatkan ingin diketahui
kemampuan sehubungan dengan
penyakit yang diderita
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
klien
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)
Daftar Pustaka
Andi Megawati. (2014). Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Pada
Pasien Yang Di Rawat Di RSUD Labuang Baji Makasar. jurnal ilmiah kesehatan diagnosis
volume 4 nomor 6 tahun 2014 .
Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorranie Mc, Carty, 2006. Patofisiologi Konsep klinis
Proses-Proses penyakit , Ed.6, volume 1&2, ECG, Jakarta
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung (PPN XXII)