Anda di halaman 1dari 5

Tokoh :

1. Taksu
2. Papa
3. Mama
4. Pasien 1
5. Pasien 2
6. Perawat 1
7. Pemusik
8. Pemusik
9. Pemusik
10. Pemusik

BABAK 1 : Di kosan Taksu


KEKHAWATIRAN PAPA DAN MAMA KARENA MENDENGAR BAHWA ANAKNYA
TAKSU BERCITA-CITA UNTUK MENJADI PERAWAT. BAGI MEREKA HAL ITU
MENJADI MALA PETAKA, MASA DEPANNYA SURAM, DAN TIDAK MENJANJIKAN
KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK DI MASA DEPAN. KARENA KEKHAWATIRAN ITU
MAMA DAN PAPA MENDATANGI DIA DI KOSANYA.
Papa : Kami dengar selentingan, kamu katanya mau jadi perawat, Taksu?
Taksu : Betul, Pa.( Mengangguk mantab sambil membuka lembaran bukunya )
Papa : Gila, masa kamu mau jadi perawat?
Taksu : Iya ma, pa. ( Tampak tenang )
Mama : ( Menarik nafas dalm lalu keluar dari kosan Taksu.)
Taksu : Ma, mama mau kemana?
Papa : Taksu, dengar baik-baik. Papa hanya bicara satu kali saja. Setelah itu terserah kamu!
Menjadi perawat itu bukan cita-cita. Itu spanduk di puskesmas kumuh di desa-desa.
Kita ini hidup di kota. Di era milinium ketiga yang diwarnai oleh globalisasi, alias
persaingan bebas. Di jaman sekarang gak ada orang yang mau jadi perawat. Semua
orang yang jadi perawat itu dilnya karena terpaksa, karena mereka gagal meraih cita-
cita. Mereka jadi perawat asal gak nganggur. Ngerti? Perawat itu pekerjaan yang
gagal. Kamu kan bukan orang gagal!
Taksu : Tapi saya pingin jadi perawat!
Mama : Kamu tahu, hidup jadi perawat itu seperti apa? Perawat itu hanya tempat tidur orang
sakit. Ditawar-tawarkan sebagai besi rongsokan pun tidak ada yang mau beli.
Hidupnya kejepit. Askep seabrek, tetapi duit NOL besar. Lihat mana ada perawat naik
Pajero. Rumahnya saja rata-rata kontrakan dalam gang. Cita-cita itu harus tinggi
Taksu!
Taksu : Iya mama. Tapi Taksu tetap ingin menjadi perawat!
Papa : Astagaaaa, itu cita-cita namanya menghina orang tua! Masa kamu tidak tau, mana
ada perawat punya deposito dolar. Perawat itu tidak punya masa depan. Suram. Kita
tidur, dia masih utek-utek askep menyiapkan obat-obat buat orang sakit. Coba pikir
lagi dengan otak tenang!
Taksu : Sudah saya pikirkan masak-masak. (Menutup buku)
Papa : Coba pikirkan sekali lagi, papa kasih waktu satu bulan!
Taksu : Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya tetap sama, Pa. Saya ingin jadi perawat!
Papa : Tidak! Pikirkan saja dulu. Papa mama akan kembali kesini, semoga pikiranmu akan
berubah!

BABAK 2 (SATU BULAN BERLALU, PAPA MAMA KEMBALI MENGUNJUNGI


TAKSU DENGAN MEMBAWAKAN KERUPUK KULIT KESUKAAN DIA)
Mama : Taksu.... Taksu... TAKSUUU!!!
Papa : Hih, mulutmu itu lo!
Taksu : Eh mama, papa ( Cium tangan )
Mama : Eh Taksu, ini mama bawakan kerupuk kulit kesukaan kamu.
Papa : Oya Taksu, ini papa belikan kamu laptop baru, canggih. Untukmu, anak papa semata
wayang. Anak yang akan menolong kami nanti kalau sudah jompo. (Menyodorkan
laptop) Tapi, jangan digunakan kamu gunakan untuk mengejar cita-citamu sebagai
perawat!
Taksu : Terimakasih pa, tapi tetap. Taksu ingin menjadi perawat.
Mama : Sebentar-sebentar.. Bisa kau katakan lagi cita-citamu menjadi apa?
Taksu : Perawat ma.
Mama : Taksuuuuu!! Kamu mau jadi perawat pasti karena terpengaruh oleh pujian-pujian
orang pada perawat. (Membentak) Yang katanya perawat itu kerja ikhlas, berbakti
pada nusantara Indonesia Merdeka!
Taksu : Kan memang benar.
Mama : Itu bohooooong! Itu bahasa pemerintah! Apa kamu pikir perawat itu yang bikin
orang sembuh, yang bikin orang gak sakit!
Taksu : ( diam tidak menjawab, menatab kosong langit-langit)
Mama : Negara sedang memuji-muji perawat setinggi langit, tapi lihat negara tidak pernah
memberi gaji yang setimpal, karena mereka yakin, banyak orang seperti kamu, sudah
puas karena dipuji.
Taksu : Mamaaa....
Mama : (melotot)
Laptopnya bawa pulang saja dulu, Pa. Biar Taksu mikir lagi! Ingat, ini masalah hidup
dan matimu!
Papa : Iya, dan...
Mama : (Menarik tangan Papa)

BABAK 3 (PAPA TAKSU DATANG SENDIRIAN KE KOS TAKSU SAMBIL MEMBAWA


SESUATU)
Papa : Tiga bulan papa rasa sudah cukup lama untuk memutuskan. Jadi singkat saja,mau
jadi apa kamu sebenarnya?
Taksu : Jadi perawat, kan sudah saya bilang berkali-kali.
Papa : Uuh sayang sekali, padahal papa sudah membelikanmu mobil mewah untuk
kuliahmu sebagai dokter, sebagai presiden. Tidak pantas mobil BMW dinaiki oleh
seorang perawat!
Taksu : Loh kenapa, Pa?
Papa : Taksu, perawat itu paling banter setelah menikah kamu akan menempel di rumah
orang tuamu, menysuu sampai warisan habis. Kerdil pikiran! Aku tidak mau anakku
seperti itu. Ini, ambil.
Taksu : (Mengambil kunci mobil)
Papa : (Tersenyum)
Taksu : Terimakasih Pa, papa dan mama sangat meperhatikan saya. Tapi maaf, Taksu ingin
menjadi perawat.
Papa : ( Mengepalkan tangan seperti ingin meniju) Baiklah. (Mengambil kunci mobil)
Baik, kalau memang begitu, uang sekolah, uang londri, uang cuci, uang muka, uang
makan mulai bulan ini papa stop. Kamu hidup sendirian saja.
Taksu : Saya mau jadi perawat. Dimana letak kesalahan saya?
Papa : Kalau tetap kamu mau jadi perawat, ku bunuh kamu!!
Taksu : Papa tidak akan pernah bisa membunuh saya!
Papa : Tidak? Kenapa tidak?
Taksu : Sebab perawat tidak bisa dibunuh. Jasadnya mungkin saja bisa busuk lalu lenyap.
Tapi apa yang dilakukan tetap tertinggal abadi. Bahkan menjadi penyembuh
kehidupan orang.
Papa : Bangsat!! Siapa yang sudah mengotori pikiranmu semboyan itu?
Taksu : (Menunjuk) Papa sendiri!
Papa : Apa maksudmu?
Taksu : Lima tahun yang lalu, waktu itu papa terkena strooke. Papa lemas, di rumah sakit.
Apa yang papa katakan. Papa ingin punya anak yang bisa selalu merawat papa mama,
Taksu tau, Taksu ini anak satu-satunya. Anak mahal, hasil bayi tabung. Taksu tau,
papa mama mengharapkan banyak hal untuk Taksu. Maka dari itu, Taksu
mengabdikan hidup Taksu untuk kalian berdua! Pengorbanan Taksu memang buta.
Papa : (diam sejenak) Tapi itu salah kapraaaah!! Pikiranmu terlalu cupet, ganti kepalamu.
Ini!!
Taksu : (tercengang)
Papa : Ini satu milyard tauuuu!!!
Taksu : (geleng- geleng)
Papa : Baik. Fix, semua papa stop!

BABAK 4 ( 4 TAHUN BERLALU, TAKSU KINI SUDAH MENJADI PERAWAT HEBAT)


Perawat 1: Selamat pagi.
Taksu : Selamat pagi
Pasien 1: Pak Taksuuu.. ini. ( Menyuapi Taksu )
Pasien2 : Ini juga ini juga ( Menyuapi Taksu )
Pasien 1: Apa sih, punyaku aja.
Pasien 2 : Punyaku! (PYAAAARR, TUMPAH)
Taksu : Sudah-sudah. Hayo dibersihkan.
Pasien 1 : (Nangis gulung-gulung)
Pasien 2 : Gara-gara kamuu!!!
Perawat 1: Hayo sudah ayo dibersihkan, setelah itu kita istirahat.

BABAK 5 ( SEPULUH TAHUN BEGITU CEPAT. PAPA SEDANG MEMBACA KORAN


DAN MAMA SEDANG MEMAKAN KERUPUK KULIT)
Papa : Ma, lihat. Anak mahal kita, yang dulu mau ku bunuh, anak yang menyebalkan.
Mama : Iya, pa. Anak kita sudah menjadi kebanggan dunia. ( Sambil membaca koran )
Papa : Sekarang kita sudah tua, Taksu sudah berhasil menyembuhkan orang-orang sakit
jiwa. Rumah sakit jiwanya sekarang jadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Mama : Heheheh, iya pa. Mama bahagia sekali waktu Taksu mendapatkan gelar honoris
causa, Pa. Seorang promotor mengatakan bahwa Tasku sekarang sudah menjadi
Perawat bagi sekitar 10.000 orang gendeng.
Papa : Memang benar ya ma kata Taksu, tidak ada profesi yan membuat kita miskin. Papa
bangga ma sama Taksu. (Memeluk Mama)

PROPERTI
1. Kostum mama : perlente + gelang emas + higheels + blezer + rok gamis
2. Kostum papa : Kemeja rapi + dasi
3. Kostum taksu : Casual
4. Tas laptop
5. Koran
6. Laptop
7. Suntikan
8. Kursi roda
9. Tikar
10. Kunci mobil
11. Krupuk kulit
12. Stetoskop
13. Piring + sendok
14. Buku

Anda mungkin juga menyukai