BAB I.docx PROPOSAL SKRIPSI
BAB I.docx PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi
Disusun Oleh:
FABIANUS JEBANUR
NIM P17334119513
morbiditas dan mortalitas terutama pada anak dan ibu hamil. Penyakit ini masih
penduduk Indonesia pada tahun 2014, 186 juta penduduk (74%) telah hidup di
daerah bebas penularan malaria, 36 juta penduduk hidup di daerah risiko rendah
penularan malaria, sedangkan sisanya (30 juta) hidup di daerah risiko sedang dan
Indonesia” dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepada seluruh gubernur dan
bertahap mulai dari tahun 2010 sampai seluruh wilayah Indonesia bebas malaria
eliminasi diatas 80% yaitu DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera
Barat, Jawa Tengah, dan DI Jogyakarta. Terdapat tiga (3) Provinsi yang 100%
Vivax. Pada Tahun 2014 situasi Malaria di Provinsi NTT dengan angka API
malaria tinggi (12,81%) dengan urutan ketiga setelah Papua (29,63%) dan Papua
penurunan angka API di 2017 (5.76) dibawah Papua Barat (14,97) dan Papua
(59,0), tetapi sampai dengan 2018 Propinsi NTT belum memiliki kabupaten/ kota
Manggarai, Timor Tengah Utara, Kota Kupang, Ngada dan Manggarai Timur)
menunjukkan sudah mencapai tahap pre-eliminasi (SPR < 5%). Selain itu,
Kupang) sudah mencapai tahap eliminasi (API < 1 per 1000 penduduk). (Ivan
Elisabeth Purba., dkk 2016). Kebijakan nasional eliminasi malaria (SK Menkes
No 293 tahun 2009) akan berjalan dengan baik apabila dinas-dinas kesehatan di
mencapai tahap eliminasi Malaria (API < 1 per 1000 penduduk). (BPS
Timur 4,68 dan API 0.54 yang menunjukan kinerja pengendalian malaria
1. Bagi Peneliti
Malaria
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. MALARIA
2.1.1. EPIDEMOLOGI MALARIA
Diperkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berisiko
tertular malaria. Dari 497 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia saat ini, 54%
masih merupakan wilayah endemis malaria. Secara nasional kasus malaria tahun
(tahun 2005) menjadi 1,38‰ (tahun 2013). Namun begitu, di daerah endemis
tinggi angka API masih sangat tinggi dibandingkan angka nasional, sedangkan di
daerah endemis rendah sering terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) sebagai akibat
adanya kasus import. Pada tahun 2010 jumlah kematian malaria yang dilaporkan
musim kemarau;
terserang malaria;
Indonesia (provinsi Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan
Maluku Utara). Di kawasan lain juga dilaporkan masih cukup tinggi antara lain di
Sulawesi Tengah.
di Kalimantan Timur pada tahun 1973 untuk P.falcifarum, dan tahun 1991 untuk
P.vivax di Nias. Sejak tahun 1990, kasus resistensi tersebut dilaporkan makin
resistance) maka obat anti malaria baru yang lebih poten telah merekomendasikan
artemisinin dengan obat anti malaria lainnya yang biasa disebut dengan ACT
lambung dan membentuk kista sepanjang dinding lambung nyamuk. Bila kista
pecah akan keluar sporozoit yang akan masuk ke kelenjar liur nyamuk dan siap
menginfeksi manusia.
a. Fase Hati
mengikuti sirkulasi darah dan masuk ke dalam sel hati. Jarak waktu
Dalam waktu 7-21 hari parasit akan tumbuh dan berkembang biak,
sehingga memenuhi seluruh sel hati. Selanjutnya sel hati pecah dan
parasit masuk ke aliran darah, menginfeksi sel darah merah. Hal ini
Vivax dan P. Ovale, sejumlah parasit tetap berada dalam hati dan tidak
Ovale.
Fase ini merupakan fase aseksual. Pada saat merozoit dalam sel
nyamuk
malariae dan Plasmodium knowlesi. Parasit yang terakhir disebutkan ini belum
a. Malaria Falsiparum
intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat
c. Malaria Ovale
d. Malaria Malariae
e. Malaria Knowlesi
malaria falsiparum.
yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti demam tinggi kemudian
berkeringat banyak. Gejala klasik ini biasanya ditemukan pada penderita non
imun (berasal dari daerah non endemis). Selain gejala klasik di atas, dapat
ditemukan gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan
nyeri otot . Gejala tersebut biasanya terdapat pada orang-orang yang tinggal di
daerah endemis.
Bahaya Malaria
menyebabkan kematian
2. Malaria dapat menyebabkan anemia yang mengakibatkan penurunan
keguguran, lahir kurang bulan (prematur) dan berat badan lahir rendah
baik secara mikroskopis, maupun uji diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test /
RDT), dan dapat juga diperiksa dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Saat
ini metode pemeriksaan dengan mikroskopis merupakan standar baku emas (gold
standard).
demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau tampak
yang lain.
harus didapatkan dalam waktu kurang dari 1 hari terhitung sejak pasien
memeriksakan diri
darah (SD) tebal dan tipis, dengan pewarnaan Giemsa. Pemeriksaan dilakukan
dengan mikroskop pembesaran okuler 10 kali dan objektif 100 kali menggunakan
minyak imersi. SD tebal ditujukan untuk mengidentifikasi parasit secara cepat dan
Poskesdes.
3. Pada daerah dengan KLB malaria dan bencana alam di daerah endemis
antigen atau produk parasit yang dihasilkan oleh keempat spesies Plasmodium.
P.falciparum.
pemantauan pengobatan.
parasit malaria secara molekuler terhadap rantai DNA. PCR saat ini digunakan
dalam penelitian dan dapat digunakan untuk diagnosis malaria apabila jumlah
parasit berada di bawah ambang mikroskop (yaitu pasien diduga malaria tapi tidak
PCR.
a. Persyaratan ruang
7. Persyaratan peralatan
terakhir
Kepala instalasi
serta sensitivitas dan spesifisitas diagnosis laboratorium. Kegiatan ini tidak dapat
dipisahkan dari aspek kualitas pemeriksaan laboratorium, oleh karena itu setiap
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
terdiri dari:
Uji silang dilaksanakan sebagai salah satu cara pemantapan mutu eksteranal
terampil, peralatan yang kurang memadai, bahan dan reagen tidak sesuai
diuji.
daerah dengan beban kerja uji silang yang tinggi, metode uji silang
Kabupaten/Kota
1) Cakupan ≥ 90%
≥ 90%
akurasi ≥ 70%
%.
(1) Sediaan darah uji silang dikirimkan oleh Laboratorium Pelayanan atau
Kesehatan Kabupaten/Kota
Tingkat Provinsi.
pelaksanaan pemeriksaan.
2) Merupakan tenaga terlatih dan memiliki sertifikat lulus pelatihan.
Malaria.
2. Bimbingan Teknis
yang terjadi.
yaitu:
a) Evaluasi pasca pelatihan
kurang.
c) Jenjang laboratorium
d) Kualifikasi petugas
mikroskopik :
tahun.
sebagai berikut:
1) Menentukan petugas pelaksana sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
sebelumnya.
digunakan.
3) Mengidentifikasi masalah.
kunjungan terdahulu.
6) Menyusun rencana tindak lanjut.
a. Tujuan
b. Penyelenggara
nasional.
c. Mekanisme
Tes panel/tes profisiensi dilaksanakan melalui mekanisme sebagai
berikut:
teknis
panel
3) Umpan Balik
Kementerian Kesehatan
di bawahnya
hasilnya.
Kabupaten Manggarai Timur. Hingga saat ini fasilitas kesehatan yang ada di
Pembantu (Pustu) 40 unit, Poskedes 86 unit dan Polindes 27 unit yang tersebar di
Rumah Sakit Umum Daerah yang berlokasi di Lehong Kecamatan Borong, dan
Kerangka konsep adalah suatu uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti. (Notoadmodjo, 2012).
Ruang Laboratorium
Ukuran
SOP
Atlas Malaria
Penerangan dan
Ventilasi
Air Bersih
Jenis
Kesesuaian
Kelengkapan
Pengolahan Limbah
Jenis
kesesuaian
a. Jenis Jenis alat dan reagen Mengisi Lembar Dibuat soal dengan Ordinal
yang digunakan Kuisioner Observasi Pilihan alat dan
untuk melakukan bahan sesuai SOP
pemeriksaan
b. Kesesuaia Instrumen dan Mengisi Lembar Dibuat Soal dengan Ordinal
n reagen yang daftar observasi pilihan:
digunakan responden checklist 1. Sesuai, jika alat
untuk pemeriksaan yang digunakan
sesuai dengan SOP sesuai SOP
2. Tidak, jika alat
yang digunakan
tidak sesuai SOP
c. kelengkap Instrumen dan Mengisi kuisioner Dibuat Kategori: Ordinal
an reagen yang kuisioner 1. lengkap jika
digunakan responden semua alat dan
untuk pemeriksaan bahan tersedia.
lengkap sesuai SOP 2. Tidak Lengkap
jika salah satu
alat dan bahan
tidak tersedia.
3. SDM Karateristik Mengisi Kuisioner Dikelompokan Ordinal
Laboratorium responden yang Kuisioner berdasarkan
meliputi: pendidikan formal
Pendidikan, yang sudah di
kompetensi dan tempuh
Pelatihan
a. Pendidika Pendidikan Formal Mengisi Kuisioner Dikelompokan: Ordinal
n terakhir yang Kuisioner 1. D IV Analis
diselesaikan hingga Kesehatan
dilakukan penelitian 2. D III Analis
Keseharan
3. SMAK/ SMA/
Perawat Terlatih
b. Kompeten Kualifikasi minimal Mengisi Kuisioner Dikelompokan: Ordinal
si responden dan Kuisioner 1. Kompetensi
memiliki sertifikat dengan Advance atau
kompetensi pilihan diatasnya
mikroskopis Malaria 1= Pernah 2. Kompetensi
( hasil uji Basic
Kompeten 3. Belum Uji
si) Kompetensi
2= Belum
Pernah
c. Pelatihan Pendidikan/khursus Mengisi kuisioner Dibuat Kategori: Ordinal
3 Tahun yang perna diikuti Kuisioner 1. Baik, jika
Terakhir dalam bidang dengan mengikuti
Malaria 3 Tahun pilihan pelatihan tiap
terakhir 1= Pernah tahun.
2= Belum 2. Cukup, jika
Pernah mengikuti 1 kali
pelatihan dalam
3 tahun
3. Kurang, jika
belum pernah
mengikuti
pelatihan
Dari Kajian diatas Hipotesis dari Penelitian ini adalah : apakah Mutu
Jenis dan desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang
variabel.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Puskesmas dan
a. Waktu Penelitian
b. Tempat Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
dikumpulkan peneliti dari responden. Data Sekunder diperoleh dari bagian P2M
1. Wawancara
2. Assesment
penelitian.
1. Editing
jawaban dari responden. Lembar jawaban yang tidak lengkap tidak diolah
oleh peneliti.
2. Scoring
untuk mempermudah saat analisa data, juga mempercepat proses pada saat
entri data
4. Procesing
5. Cleaning
Data yang telah diproses lalu dilakukan pembersihan data yaitu pengecekan
kembali apakah ada kesalahan atau tidak dalam entri data komputer. Hasil
dari pengolahan data akan dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi.
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Kemudian data ini disajikan
2. Analisis dari hasil uji statistik, melihat dari hasil uji ini akan dapat
bermakna. Analisis uji statistik penelitian ini menggunakan chi square karena
pada subjek maupun institusi, diakhir penelitian subjek akan diberi informasi yang
perbaikan/pengembangan.
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Ivan Elisabeth Purba dkk. 2016. Analisis Pengendalian Malaria Di Provinsi Nusa
Tenggara Timur Dan Rencana Strategis Untuk Mencapai Eliminasi Malaria,
Program Pasca Sarjana.- Deli Serdang : Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Revolusi KIA NTT. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dinkes NTT