Anda di halaman 1dari 8

Pada hari Senin, 12 Agustus 2018, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Silma Viradilla Rikhma, S.E

No. KTP : 13200569987002

Pekerjaan : Direktur Utama PT. Car Maju Mundur Leasing

Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 132 Jakarta Selatan

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk dan atas
nama Perseroan PT. Car Maju Mundur Leasing, berkedudukan di Jakarta, yang didirikan dengan
Akta tanggal 15 Oktober 2008 Nomor 10, yang dibuat dihadapan Hari Sunarto,SH.,LL.M.,
Notaris, di Jakarta, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal 11 November 2008 Nomor AHU-93124.AH.01.02,Tahun 2008, yang
akta pendirian dan Anggaran Dasar mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal 14 Februari 2010 Nomor 9, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 325. Selajutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA selaku Lessor

Nama : Yolanda Rahmasari, A.Md.


No. KTP : 1050005014030001
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Surgawi No. 154, Bandung

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai pemilik Catering EnakGaYa, yang
berkedudukan di Jakarta, yang dibuat dihadapan Citra Mahadianti, S.H., M.Kn., Notaris, di
Jakarta. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA selaku Lessee

Para pihak terlebih dahulu menerangkan :

Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang penyertaan barang-
barang modal dan;

Bahwa PIHAK KEDUA adalah pihak yang membutuhkan mobil box bermerek Grand Max guna
mengembangkan bisnis catering yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA.

Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua menjamin, masing-masing pihak memiliki wewenang dan
kecakapan hukum untuk berbuat dan terkait sebagaimana diatur dalam perjanjian guna usaha (leasing) ini
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan perjanjian
sewa guna usaha (leasing) dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1

KETENTUAN UMUM

Dalam Perjanjian ini, yang dimaksud dengan:

1. Perjanjian ini adalah perjanjian Leasing yaitu sewa guna usaha, merupakan perjanjian
penyediaan modal berupa barang-barang modal yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA
sebagai LESSOR kepada PIHAK KEDUA sebagai LESSEE, dalam jangka waktu yang
ditetapkan dalam perjanjian ini, selama masa waktu tersebut PIHAK KEDUA membayar
uang sewa kepada PIHAK PERTAMA dengan ketentuan harga dan cara pembayaran yang
ditetapkan dalam perjanjian ini, dan setelah masa jangka waktu berakhir, PIHAK
PERTAMA memberikan hak opsi (optional) kepada PIHAK KEDUA, untuk memilih
meneruskan jangka waktu sewa atau dapat membeli barang modal tersebut sesuai dengan
sisa pembayaran yang belum dibayarkan, yaitu nilai sisa dari objek leasing, dengan syarat
dan ketentuan serta harga dan cara pembayaran yang diatur dalam perjanjian ini.
2. Lessor pihak yang memiliki suatu benda yang bersedia memberikan hak pakai atas benda
miliknya tersebut kepada pihak lain.
3. Lessee adalah pihak yang bermaksud untuk memakai benda milik pihak lain (Lessor).
4. Obyek Leasing adalah segala macam barang modal mulai dari pesawat terbang hingga
mesin dan komputer untuk keperluan kantor.

PASAL 2

OBJEK SEWA GUNA USAHA

1. Objek sewa guna usaha pada perjanjian yang dilakukan antara PARA PIHAK merupakan
barang yang sah menurut hukum dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum;
2. PIHAK KEDUA leasing mobil box bermerek Grand Max, dengan tahun 2003, berwarna
hitam

PASAL 3

HARGA SEWA GUNA USAHA

1. PARA PIHAK telah setuju dan sepakat bahwa harga objek leasing adalah Rp
120.000.000,- (seratus juta rupiah);
2. Harga Sewa Guna Usaha tersebut belum termasuk biaya penyelenggaraan asuransi dan biaya
pajak kendaraan yang harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA;
3. Pembayaran Sewa Guna Usaha dibayarkan secara angsuran Rp 5.000.000,- (lima juta
rupiah) per bulan selama 2 (dua) tahun atau 24 (duapuluh empat) bulan;

PASAL 4

CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran dilakukan secara angsuran sesuai kesepakatan PARA PIHAK;


2. Dilakukan angsuran setiap bulannya, dapat dibayarkan secara transfer melalui rekening
Bank PIHAK PERTAMA atau dapat dibayarkan secara tunai kepada PIHAK PERTAMA
3. Angusran pertama wajib dibayarkan saat setelah ditandatangani nya Perjanjian, secara
tunai;
4. Angsuran dibayarkan setiap awal bulan dan selambat-lambatnya tanggal 10 pada setiap
bulan pembayarannya;
5. Apabila terdapat keterlambatan pembayaran, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan
denda Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap harinya.
PASAL 5

JANGKA WAKTU

1. Perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) tahun setelah ditandatanganinya perjanjian ini dan
akan berakhir masa sewa guna usaha dengan sendirinya pada tanggal 12 Agustus 2020,
kecuali diperpanjang dengan ketentuan sebagaimana yang telah disepakati oleh PARA
PIHAK;
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan jangka waktu tertentu, setelah berakhirnya waktu
sewa 2 (dua) tahun periode pertama, dengan syarat-syarat yang telah dispakati oleh PARA
PIHAK;
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak memperpanjang jangka waktu sewa maka PIHAK KEDUA
dapat membuat Perjanjian Sewa Guna Usaha yang baru dengan PIHAK PERTAMA,
dengan objek yang telah disepakati PARA PIHAK.

PASAL 6

HAK OPSI

1. PIHAK PERTAMA memberikan hak opsi kepada PIHAK KEDUA untuk


memperpanjang masa jangka waktu sewa 2 tahun setiap periodenya akan berakhir;
2. Hak opsi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA harus diajukan kepada PIHAK PERTAMA
secara tertulis terhitung 3 bulan sebelum masa jangka waktu sewa berakhir.

PASAL 7

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA wajib menyerahkan objek leasing tersebut seutuhnya setelah PIHAK
KEDUA menandatangani Surat Perjanjian ini dan membayarkan uang sewa bulan
pertama, sebagaimana sudah disetujui dan disepakati sebelumnya;
2. PIHAK PERTAMA wajib bertanggung jawab atas objek leasing yang disewakan PIHAK
KEDUA, sesuai dengan kewajiban yang diatur dalam perjanjian ini;
3. PIHAK PERTAMA wajib menyerahkan objek leasing tersebut kepada PIHAK KEDUA
meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya serta dimaksudkan bagi
pengggunanya yang tetap, selama jangka waktu masa sewa;
4. PIHAK PERTAMA berhak menerima pembayaran secara lunas terhadap objek leasing,
sesuai dengan ketentuan dan cara pembayaran yang sebagaimana telah disepakati dan
disetujui sebelumnya oleh kedua belah pihak;
5. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pengecekan terhadap objek leasing tersebut
selama disewakan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada PIHAK KEDUA;
6. Apabila Pihak Kedua tidak dapat melunasi pembayaran setiap bulannya, maka PIHAK
PERTAMA dapat memberikan surat teguran pelunasan tagihan disetiap keterlambatan
waktu pembayaran;
7. Pada saat berakhirnya perjanjian ini, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kembali objek
leasing dalam keadaan yang baik dan terpelihara kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 8

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA berhak atas objek leasing yang disepakati dan disetujui sebelumnya
sesuai dengan harga, jaminan, dan cara pembayaran yang telah disepakati dan disetujui
dalam perjanjian ini.;
2. PIHAK KEDUA wajib membayar harga sewa terhadap objek leasing selama jangka waktu
sewa, pada waktu, tempat, dan cara pembayaran sebagaimana ditetapkan menurut
perjanjian ini;
3. PIHAK KEDUA Berhak atas hak opsi untuk meneruskan/memperpanjang hak guna sewa
atau membeli objek leasing kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan, syarat-syarat,
harga dan cara pembayaran sebegaimana ditetapkan menurut perjanjian ini.;
4. Segala kerusakan dari objek leasing menjadi tanggungan sepenuhnya dari PIHAK KEDUA
kecuali terhadap kerusakan yang ditimbulkan bukan oleh PIHAK KEDUA (force majuer)
akan ditanggung secara bersama oleh kedua belah pihak sebagaimana yang disepakati;
5. Selama perjanjian ini berlangsung, PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk
memindahkan hak guna sewanya sebagian ataupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA;
6. PIHAK KEDUA berhak untuk meminta perpanjangan jangka waktu masa sewa kepada
PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam
perjanjian ini.

PASAL 9

KEADAAN KAHAR

1. Keadaan kahar adalah keadaan yang terjadi di luar kehendak PARA PIHAK atau tidak
dapat diperkirakan sebelumnya dan tidak dapat ditanggulangi akibatnya sehingga
menyebabkan Perjanjian ini tidak dapat dipenuhi atau sering disebut force majure;
2. Dalam hal ini, kejadian-kejadian yang disebabkan oleh bencana alam, dan kejadian tersebut
tidak pernah terduga oleh para pihak sebelumnya akan adanya peristiwa tersebut, maka
seyogyanya hal tersebut harus sudah disepakati diantara PARA PIHAK.

PASAL 10

BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini akan berakhir apabila masa jangka waktu sewa telah berakhir sebagaimana
tercantum dalam pasal 5, maupun kedua belah pihak telah melaksanakan hak dan kewajiban yang
tercantum dalam Pasal 7 dan Pasal 8 sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

PASAL 11

PENYELESAIAN SENGKETA

1. Apabila terjadi sengketa diantara PARA PIHAK, maka penyelesaian sengketa yang
dilakukan adalah secara musyawarah untuk mencapai mufakat;
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil maka kedua belah pihak sepakat
untuk memilih domisili hukum dan tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

PASAL 12

LAIN-LAIN

Surat Perjanjian Leasing ini bermaterai Rp 6.000,- dan rangkap 2 (dua), yang masing-masing
memiliki kekuatan hukum yang sama.

Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak
dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.

Jakarta, 12 Agustus 2018

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

SILMA VIRADILLA RIKHMA, S.E. YOLANDA RAHMASARI, A.Md.

Saksi-saksi:

1. Agung Dirgantara ( )
2. Fajar Fitrahadi D ( )

Anda mungkin juga menyukai