Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MENINGIOMA
Oleh :
Preseptor :
2020
1
Meningioma
Pendahuluan
2
Laporan Kasus
Pasien perempuan usia 43 tahun masuk ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang
pada tanggal 2 Februari 2020.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 43 tahun
No. RM : 01.07.27.54
Agama : Islam
Keluhan Utama
Nyeri kepala semakin meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
• Nyeri kepala semakin meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri kepala sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, dimana nyeri dirasakan
diseluruh kepala terutama pada bagian depan dan tidak menjalar. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, semakin berat saat aktifitas tidak hilang dengan
3
• Lemah anggota geak kiri sejak 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit, dimana
• Penglihatan ganda pada mata kanan dirasakan sejak 1,5 bulan sebelum masuk
rumah sakit.
• Kelopak mata kanan pasien jatuh dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
• Mulut mencong ada dirasakan sejak 3 hari yang lalu, bicara pelo tidak ada.
marah. Keluhan ini mulai diketahui keluarga sejak 1 minggu yang lalu, dan
4
Riwayat kebiasaan dan pekerjaan:
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
Kesadaran : komposmentis
Nafas : 17 x/menit
Suhu : 36,5 °C
VAS : 3-4
Pemeriksaaan Khusus
Kepala : Normochepal.
5
Status Internus
Thoraks
Perkusi : Sonor
gallop (-)
Abdomen
Perkusi : timpani
6
Korpus Vertebrae
Status Neurologis
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
N.I (Olfaktorius)
7
N.II (Optikus)
N. III (Okulomotorik)
Kanan Kiri
Pupil
8
Refleks akomodasi (+) (+)
N.IV (Troklearis)
Kanan Kiri
kebawah
N.VI (Abdusen)
Kanan Kiri
kelateral
N.V (Trigeminus)
Kanan Kiri
9
Motorik
rahang
Menggigit
(+) (+)
Mengunyah
(+) (+)
Sensorik
Divisi opthalmika
Divisi maksila
Divisi mandibula
10
N.VII (Fasialis)
Kanan Kiri
11
Gambar 1 Pasien
N.VIII (Vestibulokoklearis)
Kanan Kiri
kepala
12
N.IX (Glossofaringeus)
Kanan Kiri
belakang
N.X (Vagus)
Kanan Kiri
Uvula Ditengah
Menelan (+)
Artikulasi Jelas
Suara (+)
N.XI (Asesorius)
Kanan Kiri
13
Menoleh ke kiri (+) (+)
kanan
kiri
N.XII (Hipoglosus)
Kanan Kiri
Pemeriksaan Koordinasi
Keseimbangan Koordinasi
phenomen
14
Romberg test Tidak diperiksa Supinasi pronasi Tidak diperiksa
dipertajam
berjalan
15
Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus
Stereognosis Baik
Sistem Refleks
16
• Atas Creamaster
• Tengah Sfingter
• Bawah
Lengan Tungkai
Klonus paha
Klonus kaki
Fungsi Otonom
• Defikasi : baik
• Keringat : baik
Fungsi Luhur
17
Reaksi bicara (+) Refleks glabella (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin
Hb : 14,2 g/dl
Leukosit : 11.800/mm3
Hematokrit : 40%
Trombosit : 143.000/mm3
Kimia Klinik
Urine
Tidak diperiksa
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
CT Scan kepala
18
Kesan: Tumor regio frontal dekstra susgestif meningioma dd/ astrocytoma
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : parese nervus III deksta komplit + parese nervus IV dekstra +
+ hemiparese sinistra
PENATALAKSANAAN
Umum
Khusus
- Dexamethasone 4 x 10 mg (IV)
19
- Paracetamol 3x750 mg (p.o)
Rencana Pemeriksaan
PROGNOSIS
20
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)
Nila Nilai
Te i
Ite s mak
m s.
ORIENTASI
TOTAL 30 19
21
Diskusi
Gejala yang dikeluhkan pasien pertama kali adalah nyeri kepala yang semakin
meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri kepala dirasakan
diseluruh kepala terutama bagian depan dengan nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
kepala yang dirasakan diakibatkan oleh peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan
tekanan intrakranial dapat terjadi karena adanya efek desak ruang dari massa yang
tumbuh secara progresif di rongga kompartemen yang tertutup. Dengan bertambahnya
tekanan intrakranial akibat massa baik itu dimanapun letaknya akan menyebabkan
peregangan meningen yang merangsang reseptor nyeri di sekitarnya, sehingga
menyebabkan gejala berupa nyeri kepala.4 Nyeri kepala dirasakan semakin lama
semakin memberat. Pasien sudah merasakan nyeri kepala sejak 2 bulan yang lalu dan
semakin meningkat 1 minggu ini. Nyeri kepala ini harus dibedakan dengan nyeri kepala
primer. Nyeri kepala akan sesuai dengan pertumbuhan massa sehingga makin lama
nyeri kepala akan semakin berat, terutama jika ada penambahan volume ke intrakranial
seperti aktivitas fisik, malam atau pagi hari, dan saat batuk dan mengedan. Saat nyeri
menetap dan memberat berarti daya kompensasi otak telah berkurang. Biasanya akan
muncul defisit neurologis.4
Pasien mengeluhkan lemah anggota gerak kiri sejak 1,5 bulan yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan bahwa kekuatan ekstremitas superior dan inferior kiri
adalah 4/4/4. Suatu lesi yang melibatkan korteks serebri seperti adanya tumor, infark
atau cedera traumatik akan menyebabkan kelemahan pada sebagian tubuh
kontralateral. Apabila massa mengenai bagian sentral dari system motorik untuk
volunter seperti korteks motorik primer (area 4/ girus presentralis) dan area korteks
sekitarnya terutama korteks premotorik (area 6) serta traktus kortikobulbaris dan
korteks kortikospinalis, akan menyebabkan gangguan pada gerak volunternya. 5
22
Gambar 1. Lokasi-lokasi potensial pada traktus piramidalis
23
Gambar 2. Ukuran relatif representasi kortikal pada berbagai bagian tubuh pada area
kortikal somatosentorik (a) dan motorik (b) primer manusia
Selain itu pasien juga mengeluhkan mencong pada muka sejak 1,5 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan dahi yang sulit diangkat pada sisi kiri,
plikanasolabialis kiri yang datar. Kelemahan pada otot wajah terbagi menjadi 2, lesi
nervus fasialis tipe sentral kelemahan otot wajah hanya pada 2/3 sisi bawah. Hal ini
dikarenakan wajah 1/3 atas mendapatkan persarafan supranuclear bilateral. Sedangkan
lesi nervus fasialis tipe perifer, kelemahan otot wajah terjadi pada sesisi wajah baik
bagian atas maupun bagian bawah.6
24
Gambar 3. Lesi Nervus fasialis
Pasien juga mengeluhkan pandangan ganda pada mata kanan sejak 1,5 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan didapatkan gerak mata kanan ke bawah
terbatas, sikap bulbus kanan deviasi 150 ke lateral dan diplopia pada mata kanan. Pada
peningkatan volume intrakranial baik itu dimana pun lokasi massanya, tekanan akan
diteruskan ke segala arah sehingga meregangkan meningen termasuk saraf kranial yang
melintasinya. Nervus abdusen (N.IV) merupakan saraf terpanjang yang melewati area
sub arachnoid dibandingkan nervus kranial lainnya. Sehingga pada pasien-pasien
dengan keluahan nyeri kepala berulang akan disertai dengan pandangan ganda atau
diplopia karena nervus abdusen juga ikut teregang.4
Pada pemeriksaan didapatkan bola mata kanan deviasi ke luar, ptosis pada mata
kanan, Gerakan bola mata kanan terbatas, strabismus tipe eksotropia, dengan reflex
cahaya pupil refleks akomodasi dan konvergensi negatif pada mata kanan. Terjadinya
25
paresis pada satu atau beberapa otot ekstraokular akan menyebabkan gangguan
pergerakan mata yang terkena. Terjadinya ptosis disebabkan oleh paralisis m. levator
palpebra dan kontraksi m. orbicularis okuli yang dipersarafi oleh nerfus fasialis. Posisi
mata yang terfiksasi, melihat ke bawah dan keluar disebabkan oleh kontraksi m. rektus
lateralis dan m. oblikus superior yang masing-masing dipersarafi oleh nervus abdusen
dan nerfus troklearis. Adanya dilatasi pupil terjadi akibat hilangnya kontraksi m.
sfingter pupil yang di persarafi oleh bagian parasimpatis nervus okulomotorius,
sedangkan refleks cahaya pupil dan akomodasi yang menghilang disebabkan karena
hilang nya kontrkasi simultan dari m.siliaris. hal tersebut diatas dapat terjadi pada
kelumpuhan nervus okulomotorius total. Pada pasien ditemukan paralisis pada
m.sfingter pupi; dan m. siliaris disebut oftalmoplegia interna. Dimana bola mata tetap
dapat bergerak secara leluasa, tetapi terdapat paralisis absolut pada pupil.
Oftalmoplegia ini dapat terjadi pada kerusakan selktif pada saraf simpatis nervus
okulomotorius.5
3x750 mg per oral, Haloperidol 3x1 mg per oral, Trihexyphenidyl 2x2 mg per oral.
Pemebrian anti edem ini bersifat semetara sambil mempersiapkan pasien untuk
tindakan operatif. Terapi definitif nya adalah tindakan operatif untuk reseksi luas
26
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. 2018.
27