Anda di halaman 1dari 5

(b) Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-

orang yang terdekat dengannya.


(c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
(d) Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa
paksaan dan tidak ada hukuman.
(e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke-4 aspek
kemampuan dasar anak.
(f) Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar kita.
(g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
(h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes RI, 2005).
5) Pengetahuan Ibu Pengetahuan ibu memegang peranan penting di dalam memberikan
stimulasi kepada anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak sangat membutuhkan
perhatian yang cukup untuk membantu perkembangan yang optimal. Pengetahuan dan kognitif
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt Behavior). Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
• Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contohnya dapat menyebutkan
tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anaknya.
• Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari. Contohnya dapat menjelaskan mengapa harus
memantau perkembangan motorik anak.
• Aplikasi (application)
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prisip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
• Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih disalam satu struktur organisassi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan.
• Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi
yang ada. Contohnya dapat menyusun, dapat merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
• Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Contohnya, dapat membandingkan antara anak ayng cukup gizi
dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB.
6) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua dengan cara segera membawa
anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Anak yang sehat pada
umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya akan
mempengaruhi tumbuh kembangnya.
7) Perumahan Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya.
Misalnya, rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak penuh sesak dan
cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas populasi akan menjamin perkembangan
anak (Soetjiningsih, 2013).
8) Sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan pada anak.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah biasanya selalu berkaitan dengan kekurangan makanan
serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan. Anak dengan keluarga yang
memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak yang sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak
berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan
mereka sering tidak mau atau tidak menyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau
pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu perkembangan anak.
9) Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu dapat menyebabkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.
10) Kelompok sebaya Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak
tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, harus diperhatikan teman sebayanya, Karena teman
sebaya dapat mempengaruhi untuk hal-hal yang tidak baik, seperti penyalahgunaan obat-obat
terlarang, alcohol, merokok, dan sebagainya.
11) Keluarga Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh
kembang anak. Interaksi orangtua - anak merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi
banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain,
tingkah laku setiap anggota keluarga dan pengaruh luar.
7. Fase Perkembangan pada Anak Usia Dini
a. Perkembangan dan Pertumbuhan Kemampuan Fisik Sebagai seorang orang yang dewasa,
orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan
merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses
pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya
terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun,
juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi.
Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia,
sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.
Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini:
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak
menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana
keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua.
Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, maka terdapat 3 jenis
keterampilan motorik:
a. Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk
lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan,
berlari, keseimbangan dan koordinasi. Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar,
faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.
b. Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan
daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus
cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai
dan penangkapan.
Tahapan Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini
Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:
a. Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan tangan
berkembang sebelum mereka di jari. Anak-anak belajar bagaimana melakukan bruto (atau
besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk melakukan denda
(atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.
b. Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih kuat
dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.
c. Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa
bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.
b. Pekembangan Kognitif
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya. Kemampuan
kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun kemampuannya
memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan
dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk menunjang
perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi yang sehat antara anak dan
lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya.
c. Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk
menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita untuk bisa
terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara. Perkembangan intelektual
anak bisa kita kembangkan dengan musik. Memperdengarkan musik kalsik pada anak sejak
usia dini bahkan dari masa kandungan akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya.
Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari penelitian, musik
klasik memang bisa merangsang intelektual anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan
intelektual anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena
itu, berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita. Selain
itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian dan bahasa.
Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap dari pada saat usia
dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga lebih mudah diserap
saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak sangat kuat pada usianya yang
masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan memfasilitasi mereka untuk
terus belajar.
d. Perkembangan Bahasa
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi
sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya. Namun hal
tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu
baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang
mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat
komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain
yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Secara garis besar ada dua ketrampilan berbahasa,
yaitu ketrampilan bahasa lisan dan ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan
bahasa dibagi menjadi empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-
anak perlu untuk mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan. Secara umum tahap-
tahap dalam berbahasa anak yaitu:
1) Aquisition (akuisisi), merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa disebut
dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa lisan. Dimulai dari
usia 0-6 tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan merupakan kata benda, kata
kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain.
2) Learning (belajar), anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak lulus dari TK.
Di TK anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai pembiasaan untuk melatih
motorik anak.
e. Perkembangan Sosial dan Emosi
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman
sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan orang lain,
terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat
membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia yang
sempurna. Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang
berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam
perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan
sosial di mana mereka berada. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak
adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan
dalam lingkungan kehidupan anak. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam
lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang
anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai