IDENTIFIKASI MASALAH
Setiap manusia tentu tidak ingin terkena suatu penyakit, tetapi di dunia yang semakin
berkembang ini, semakin berkembang pula kemampuan suatu agent untuk menginfeksi
suatu penyakit pada diri manusia yaitu bagi tubuh yang memiliki imun yang lemah
terutama pada bayi dan balita. Menurut hasil survey beberapa dekade tahun ini para wanita
yang telah menikah rata-rata banyak yang memilih menjadi wanita karir dibandingkan
hanya menjadi Ibu Rumah tangga (RT). hal ini dapat kita lihat dari banyaknya seorang ibu
yang memilih untuk menyewa baby sitter atau pengasuh anak untuk menjaga buah hati
mereka. Dengan demikian bayi mereka pun hanya diberi susu formula, padahal bayi dan
balita sangat memerlukan ASI untuk membantunya dalam pembuatan imun, agar tidak
mudah terserang penyakit terutama Diare. Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya
angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Pada dasarnya orang menyepelekan penyakit
diare, tapi tahukah anda bahwa diare dapat menyebabkan kematian pada anak-anak? Di
dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian
tersebut terjadi di negara berkembang. Penyakit diare ini adalah penyakit yang
multifaktoral, dimana dapat muncul akibat tingkat pendidikan dan social ekonomi yang
kurang serta akibat kebiasaan atau budaya masyarakat yang salah. Salah satu penyebab
masih tingginya angka kesakitan dan kematian tersebut karena:
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di
Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya.
Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab
kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua
1
umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun.
Oleh karena itu keberhasilan menurunkan diare sangat bergantung dari sikap setiap anggota
masyarakat, terutama membudayakan penggunaan larutan oralit dan cairan rumah tangga
pada anak yang menderita diare. Saat ini sedang digalakan dan dikembangkan pada
masyarakat luas untuk menanggulangi diare dengan upaya rehidrasi oral (oralit) dan
ternyata dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat diare.
Menurut data Profil Kesehatan Puskesmas Singandaru tahun 2012 kasus diare menduduki
kasus terbanyak kedua setelah ISPA yang terjadi di wilayah Singandaru. Berikut penyakit
yang terjadi di wilayah singandaru tahun 2012:
3210
ISPA umur 1-5 tahun sebesar 1333
umur >5 tahun sebesar 1877
1185
Diare
paling banyak diderita oleh bayi dan balita umur 1-5 tahun
Pneumonia 280
TB Paru 29
Kusta 5
DBD 2
Campak 1
IMS 1
AKB 17
AKI 0
Berdasarkan uraian diatas maka kami mengambil kasus diare yang merupakan salah satu
penyakit endemic di Indonesia sebagai tugas kami untuk membuat perencanaan kegiatan
dalam hal meminimalisir angka kesakitan dan kematian pada anak-anak akibat diare. Dari
tabel diatas sebanyak 1185 balita yang terkena diare terdapat di tiga kelurahan, yakni
Kelurahan Kagungan 436 balita, Kelurahan Lontar Baru 377 balita, dan Kelurahan Kota
Baru 372 balita.
2
1.2 Prioritas masalah
Masalah yang diambil adalah tentang meningkatkan pengetahuan mengenai diare pada
masyarakat Kelurahan Kagungan. Karena di Kelurahan Kagungan kejadian terkena
diare merupakan angka tertinggi yaitu 433 balita.
1.3 Manfaat Rencana Program
1) Manfaat Ilmiah
Rencana program ini dapat memperkaya pengetahuan bagi kami khususnya sebagai
penulis, dan pembaca pada umumnya.
2) Manfaat Institusi
Rencana program ini diharapkan dapat menjadi salah satu motivasi dan bahan
masukan bagi Dinas Kesehatan, khususnya puskesmas Singandaru serta pihak lain
dalam menentukan kebijakan untuk menekan dan menangani kasus diare pada bayi
dan balita.
3) Manfaat Praktis
Untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam melaksanakan
program penanggulangan diare khususnya mengenai beberapa faktor yang
berhubungan dengan penyebab diare.
1.4 Perencanaan Kegiatan
Mengacu pada latar belakang tersebut maka kegiatan yang akan direncanakan adalah
Penyuluhan kepada perorangan dan kelompok masyarakat diarahkan pada penyuluhan
untuk mencegah dan menanggulangi diare secara benar. Kami memilih menggunakan
penyuluhan karena dirasa lebih efektif, dibandingkan hanya memberi leaflet.
1.5 Acara Kegiatan
Pihak yang
No Waktu Tempat Kegiatan Sasaran
terlibat
Senin, 13 Januari Staf
Pustu Ketua RW
2014 puskesmas
1 Kelurahan Advokasi Ketua RT
Pukul 09.00 WIB Mahasiswa
Kagungan Kader
s/d selesai
Selasa, 14 Januari Staf Ibu-ibu yang
Pustu Penyuluhan
2014 Puskesmas memiliki
2 Kelurahan tentang
Pukul 09.00 – Mahasiswa bayi dan
Kagungan diare
10.00 WIB Kader balita
3
1.6 Tujuan Kegiatan
1) Advokasi
Mendapatkan izin dari pihak setempat untuk melakukan kegiatan yang direncanakan.
2) Penyuluhan
Memberikan pendidikan dan informasi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan
balita tentang pencegahan dan penanggulangan diare serta bahaya diare pada bayi
dan balita
BAB II
BAB III
Seluruh sasaran diharapkan dapat memahami dan melaksanakan upaya pencegahan diare
serta timbulnya kesadaran untuk merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat
4
BAB IV
5
BAB V
RENCANA OPERASIONAL PENDIDIKAN
Rencana yang akan kami lakukan adalah penyuluhan dan penanganan mengenai diare yang
bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat.
Jumlah : 40 orang
Laptop
Laptop berfungsi sebagai alat yang membantu dalam penyajian materi
Infocus
Infocus berfungsi sebagai menampilkan slide power point
Leaflet
Leaflet ditujukan untuk membantu menjelaskan materi yang akan disampaikan. Leaflet
akan berisi penjelasan mengenai pengertian diare, gejala diare, penyebab diare, bahaya
diare dan pencegahan diare.
Poster
Poster ditujukan agar mengundang perhatian masyarakat untuk membaca mengenai diare.
Kamera digital
Kamera digital berfungsi untuk mendokumentasikan kegiatan
6
Metode yang digunakan:
1) Ceramah
2) Tanya – Jawab
09.05 – 09.15 Pre test Para peserta penyuluhan mengisi test awal tentang
Diare
09.50 – 09.55 Post test Peserta penyuluhan mengisi test akhir setelah
pemberian materi
09.55 – 10.00 Penutupan
7
BAB VI
8
g. Penyuluh melakukan fungsinya dengan baik.
h. Lokasi penyuluhan dapat dengan mudah dijangkau dan tersedia fasilitas
yang memadai untuk penyuluhan.
2) Proses:
Kegiatan penyuluhan berlangsung secara kondusif
Sasaran memperhatikan saat diberikan pendidikan kesehatan
Sasaran aktif bertanya
Sasaran mampu mengulangi materi yang disampaikan penyaji
Sasaran mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
3) Hasil:
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan mampu:
a. Menjelaskan pengertian diare.
b. Menyebutkan macam-macam diare.
c. Menjelaskan penyebab diare.
d. Menyebutkan tanda atau gejala diare
e. Menjelaskan cara penularan diare
f. Menyebutkan akibat dari diare.
g. Menjelaskan tentang pencegahan diare.
4) Isi materi:
Padat dan jelas
Materi pembahasan sesuai dari awal hingga akhir
9
6.4 Penilaian
Untuk memantau sejauh mana keberhasilan penyuluhan kami, maka kami mengadakan
penilaian rutin tiap 3 bulan sekali dan Penilaian meliputi semua aspek program,
termasuk reaksi masyarakat terhadap program tersebut. Dikatakan kegiatan kami
berhasil jika adanya penurunan diare dan perubahan perilaku hidup sehat dikawasan
tersebut dan dikatakan gagal apabila tidak ada perubahan mengenai kasus diare dan
perubahan perilaku dari masyarakat. Jika gagal maka kami akan menggunakan metode
lain seperti bimbingan konseling, pemberian stiker mengenai pentingnya PHBS untuk
masing-masing keluarga dan menganjurkan untuk menempelkan stiker tersebut
ditempat yang sering terlihat.
10
DAFTAR PUSTAKA
11