Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL
TAHUN 2019/2020

Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Ciruas


Tahun Pelajaran 2019/2020
Sasaran Layanan Kelas X / Semester Ganjil
Pelaksanaan dan Pihak Terkait Guru BK
Tanggal 31 Juli 2019
Waktu 1 x 45 Menit
Tempat Pelaksaan Pelayanan Ruang Kelas
Komponen Layanan Perencanaan Individual
Bidang Layanan Karir

Topik Layanan Penyesuaian Diri

Fungsi Layanan Fungsi Pemahaman


Tujuan Umum 1. Mengetahui apa itu penyesuaian
diri, apa faktor yang
mempengaruhinya, serta masalah
yang terdapat dalam proses
penyesuaian diri.
2. Mengetahui cara atau tips untuk
menyesuaikan diri di lingkungan
yang baru.

Tujuan Khusus Pada masa perkembangan peserta didik


dalam penyesuaian dirinya diberikan
pengetahuan dan keterampilan agar
peserta didik dapat menyesuaikan dirinya
dengan baik,dapat beradaptasi dengan
baik,dan memposisikan dirinya dengan
baik di lingkungan sekolah. Sehingga
diharapkan peserta didik dapat menyusun
dan mencapai karirnya secara optimal.
Materi Layanan 1. Pengertian Penyesuaian Diri
2. Karakteristik Penyesuaian Diri
3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Proses
Penyesuaian Diri
4. Tips Menyesuaikan Diri di
Sekolah Baru
Sumber Jurnal

Metode / Teknik Bimbingan Klasikal, ceramah,


Games,diskusi,
Media / Alat Audio Visual, VideoPower Point, Laptop,
Proyektor, Spidol, Papan Tulis, Bola kecil
Pelaksanaan

1. Tahap Awal
a. Pembimbing membuka kegiatan
dikelas dengan doa dan Salam
b. Membina Hubungan baik dengan
peserta didik
c. Pembimbing menjelaskan permainan
yang akan dilakukan dikelas beserta
teknis permainannya
d. Peserta didik melakukan permainan
e. Menyampaikan tujuan layanan
f. Menyampaikan pokok materi layanan
g. Mengajak peserta didik terlibat aktif
dalam kegiatan layanan
2. Tahap inti
a. Kegiatan inti a. Siswa mendengarkan dan mengamati
secara aktif materi yang disampaikan
b. Menayangkan video singkat tentang
penyesuaian diri
c. Peserta didik diminta mengamati
fenomena penyesuaian diri dapat melalui
pengalaman pribadi atau fenomena yang
sering terlihat
d. Pembimbing meminta peserta didik
merumuskan pertanyaan terkait dengan
fenomena penyesuaian diri yang telah
diamati, yang sekiranya hal-hal belum
diketahui
e. Peserta didik diminta menyampaikan
kesimpulan terkait dengan hasil analisis
informasi mengenai penyesuaian diri
secara lisan/tertulis.
3. Tahap penutup
a. Pembimbing dan siswa bersama-sama
menyimpulkan manfaat dari kegiatan
yang telah berangsung.
b. Siswa mengisi lembar kerja siswa
c. Pembimbing mengakhiri layanan
dengan doa dan salam
Evaluasi
1. Evaluasi proses 1. Mengadakan refleksi
2. Menanyakan antusiasme peserta didik
terhadap layanan yang diberikan
3. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya : sesuai dengan
topik/ kurang sesuai dengan
topik/ tidak sesuai dengan topik
4. Cara peserta didik memberikan
penjelasan terhadap
pertanyaan Guru Bimbingan dan
Konseling atau konselor: mudah
dipahami/ tidak mudah/ sulit
dipahami
2. Evaluasi hasil (Understanding) Pemahaman peserta
didik terhadap arti penyesuaian diri dan
pengaruhnya terhadap belajar
(Compartable) Perasaan yang telah
dialami peserta didik setelah menerima
layanan
(Action) Rencana tindakan yang akan
diambil peserta didik setelah menerima
layanan ini
Catatan Khusus

Lampiran: 1. Materi yang akan disajikan secara lengkap


2. Lembar kerja peserta didik

Serang, 25 Juli 2019

Mengetahui, Mahasiswa,

Rima Puspita, M.Pd Teja Laksana


NIP: 198408182009022006 NIM: 2285180001
NAMA :
KELAS :

LEMBAR KERJA SISWA

A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar.


1. apa itu penyesuaian diri?
2. tuliskan masalah penyesuaian diri yang kalian alami saat pertama masuk SMA!
JAWABAN :
B. Berilah tanda ceklis (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan
kondisi Anda dan berilah tanda ceklis (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika
pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda

Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju
1. Setelah menerima layanan informasi
BK, saya mengerti tentang arti
Penyesuaian Diri
2. Setelah menerima layanan informasi
BK, saya mengerti tentang hambatan
Penyesuaian Diri
3. Setelah menerima layanan informasi
BK, saya mengerti tentang cara-cara
Penyesuaian Diri
PEER ASESMENT LAYANAN KLASIKAL

1. Materi/Topik Layanan :
2. Bidang Bimbingan : Bimbingan dan Konseling Karier
3. Fungsi Layanan :
4. Sasaran Layanan/Semester : Kelas ……../
5. Tempat Penyelenggaraan :
6. Waktu Penyelenggaraan :
7. Pihak-pihak yang Dilibatkan :
8. Metode :
PENYAJIAN
No Aspek yang dinilai JUMLAH
1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Mengucapkan salam.
b. Berdoa
c. Melakukan pengkondisian
d. Menyampaikan tujuan layanan
2 Kegiatan
a. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
b. Peserta didik aktif bertanya
c. Peserta didik aktif menjawab
d. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor
e. Peserta didik hadir semua
3 Penutup/Pengakhiran
a. Mengajak peserta didik membuat kesimpulan dari hasil
layanan
b. Guru BK menanyakan kesan terhadap peserta didik terkait
pemberian layanan yang barusan diterimanya.
c. Peserta diklat diminta bagaimana mensikapi hasil layanan.

Jumlah Nilai JUMLAH TOTAL : __________


Nilai = X 100 = ………
Nilai maksimal
Skor : __________
Penyaji : ________________________

Penilai : ________________________
MATERI LAYANAN
Penyesuaian Diri dan Pengaruhnya Terhadap Belajar

A. Penyesuaian Diri
Manusia sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk
menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh manusia diawali dengan penyesuaian secara
fisiologis, yang dikenal dengan adaptasi. Tetapi manusia seiring dengan perkembangannya, tidak
hanya membutuhkan adaptasi, juga dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara psikologis yang
sering disebut dengan ‘adjustment’ (penyesuaian diri). Menurut Sunarto (2002: 222-223)
“Penyesuaian diri sebagai suatu proses kearah hubunganyang harmonis antara tuntutan internal dan
tuntutan eksternal”.
Menurut Sunarto & Agung (2002: 182) adalah ”proses bagaimanaindividu mencapai
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan”. Istilah penyesuaian
mengacu pada seberapa jauhnya kepribadian seorang individu berfungsi secara efisien dalam
masyarakat (Hurlock, 1999: 257). Makna akhir dari hasil pendidikan seorang individu terletak pada
sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tentutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang didapat di sekolah dan di luar sekolah individu memeiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan,
minat-minat dan sikapsikap.
Menurut Gerungan (2004: 55) ”penyesuaian diri dalam arti yang luas yaitu mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga: mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan) diri”. Jadi, dalam hal ini penyesuaian diri ada artinya yang ”pasif”, di mana kegiatan kita
ditentukan oleh lingkungan, dan ada artinya yang ”aktif”, di mana kita pengaruhi lingkungan.
Sedangkan menurut Soeparwoto (2005: 151) ”penyesuaian diri merupakan proses menyelaraskan
antara kondisi diri individu sendiri dengan sesuatu objek atau perangsang, melalui kegiatan belajar”.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah
usaha mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan, guna memperoleh kenyamanan
hidup, baik secara jasmani maupun rohani. Menurut Utami Munandar, prestasi merupakan
perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam suatu bidang
mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.(Utami Munandar, 1983) Menurut Mulyati,
belajar adalah suatu usaha sadar dari individu, untuk mencapai tujuan peningkatan diri, melalui
latihan-latihan, pengulangan-pengulangan, dan perubahan terjadi bukan karena proses kebetulan.
(Mulyati, 2007) Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil suatu proses aktivitas belajar yang membawa perubahan tingkah laku pada diri
siswa (individu). Perubahan tersebut meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, kemudian
aspek-aspek tersebut dievaluasikan dan diaktualisasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat
dalam buku rapor dengan berdasarkan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berbeda
pada masing-masing sekolah. Keberhasilan siswa dalam proses belajarnya dapat dilihat dari prestasi
yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dalam hal ini dapat dilihat dari nilai yang dibukukan dalam
bentuk buku laporan pendidikan atau raport. Nilai-nilai yang tertera dalam buku tersebut merupakan
penjumlahan nilai dari seluruh mata pelajaran yang diperoleh siswa dalam satu semester. Besar
kecilnya nilai yang diperoleh menunjukkan besar kecilnya prestasi yang dicapai.
Salah satu penyesuaian diri yang dialami siswa di Sekolah Menengah Pertama yang
bertransisi ke jenjang Sekolah Menengah Atas adalah ketika menghadapi lingkungan baru di sekolah
barunya. Prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi kesehatan fisik, intelegensi, motivasi, minat, kepribadian, dan fisiologis.
Faktor eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penyesuaian diri dan
penyesuaian social, dengan anak mampu melakukan penyesuaian diri dan penyesuaian sosial, maka
anak akan merasa nyaman berada di sekolah. Anak yang mampu melakukan penyesuaian diri dan
penyesuaian sosial nantinya diharapkan akan berhasil dalam belajar dan memiliki prestasi akademik
yang memuaskan. Anak yang berhasil dalam belajar dan berada di lingkungan akademik yang
mendukung akan membuat anak mampu menghadapi kehidupan yang terjadi mendatang. Prestasi
akademik ditunjukkan dari hasil belajar siswa di sekolah mulai dari proses belajar, penyelesaikan
tugas-tugas dan hasil yang diperoleh. Karena sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dimana
bidang akademik menjadi tujuan utama dari proses pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.
B. Karakteristik Penyesuaian Diri
Tidak semua individu berhasil dalam menyesuaiakn diri, dan banyak rintangan untuk
individu dapat menyesuaikan diri, baik dari dalam maupun luar. Karakteristik penyesuaian diri
menurut Sunarto (2002: 184-186) ada dua yaitu:
2.2.2.1 Penyesuaian diri secara positif.
Penyesuaian diri yang positif dilakukan individu dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Tidak menunjukkan ketegangan emosional
2) Tidak menunjukkan mekanisme-mekanisme psikologis
3) Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi
4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
5) Mampu dalam belajar
6) Menghargai pengalaman
7) Bersikap realistik dan objektif
Tanda-tanda penyesuaian diri secara positif dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional. Mampu menghilangkan adanya ketegangan
emosional yang adapada diri individu dalam proses penyesuaian diri.
2) Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis 13. Mampu menghilangkan
mekanisme psikologis, yaitu mampu menghadapi setiap masalah yang telah dia timbulkan.
3) Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi. Mampu menyembunyikan dan menekan sikap frustasi
dalam menghadapi proses penyesuaian diri.
4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri. Dalam situasi ini tindakan yang dilakukan
merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan diambil
setelah mempertimbangkan dari berbagai segi, antara lain segi untung dan rugi.
5) Mampu dalam belajar. Dengan belajar individu akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang dapat membantu menyesuaikan diri.
6) Menghargai pengalaman. Melalui pengalaman kita mampu belajar untuk menjadi lebih baik dalam
melakukan penyesuaian diri.
7) Bersikap realistik dan objektif. Mampu berfikir tentang apa keuntungan dan kerugian yang akan
8) diperoleh kita dan lingkungan terhadap apa yang telah dilakukan dan tidak bersifat subjektif dalam
melakukan proses penyesuaian diri.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa individu dikatakan memiliki kemampuan
penyesuaian diri yang baik apabila memiliki kemampuan dalam berfikir realistik dan logis sehingga
dapat memberikan respos yang tepat dan tidak merugikan sekitarnya.
2.2.2.2 Penyesuaian diri secara negatif
Penyesuaian diri secara negatif terjadi akibat kegagalan individu dalam melakukan
penyesuaian diri secara positif. Menurut Sunarto (1994: 186) terdapat tiga bentuk penyesuaian diri
yang salah, antara lain:
1) Reaksi bertahan (defence reaction)
2) Reaksi menyerang (aggresive reaction)
3) Reaksi melarikan diri (ascape reaction)

1) Reaksi bertahan (defence reaction)


Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan.
Individu selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan.
2) Reaksi menyerang (aggresive reaction)
Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang slaah menunjukkan tingkah laku yang bersifat
menyerang untuk menutupi kegagalannya. Individu tidak mau menyadari kegagalannya.
3) Reaksi melarikan diri (ascape reaction)
Dalam reaksi ini individu yang mempunyai penyesuaian diri salah akan melarikan diri dari situasi
yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya nampak dalam tingkah laku yaitu berfantasi seolah-olah
telah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, dan regresi yaitu kembali kepada tingkah laku
pada tingkat perkembangan yang lebihawal. Remaja yang mampu menyesuaikan dengan orang lain
dan lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain: ”suka bekerjasama dengan orang lain, simpati,
mudah akrab, disiplin dan lain-lain”. sebaliknya bagi remaja yang tidak mampumenyesuaikan dirinya
dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri: ”suka menonjolkan diri, menipu, suka
bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan sebaginya” (2009, dalam http://e-
psikolog/penyesuaiandiri. htm diunduh pada tanggal 1 September 2009).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri yang sehat yang ditandai dengan,
tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman,
bersikap realistic dan objektif, suka bekerja sama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin.
Sedangkan penyesuaian diri yang tidak sehat bisa diartikan usaha untuk mencapai keharmonisan pada
diri sendiri dan pada lingkungan namun dengan cara yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai
dengan, reaksi bertahan, reaksi menyerang, reaksi melarikan diri.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan
terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Kondisi Jasmaniah
Struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku, maka dari itu dapat diperkirakan
bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan dalam sistem saraf, kelenjar dan otot
dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian,
kondisi sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri
yang baik begitu pula sebaliknya.
b) Perkembangan, Kematangan, dan Penyesuaian Diri
Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon yang bersifat instinktif menjadi
respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan pertambahnya usia, kematangan
untuk melakukan respon yang menjadi lebih baik dalam proses penyesuaian diri. Dengan kata lain,
pola penyesuaian diri akan bervariasi tiap individu sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan yang dicapainya.
c) Penentu Psikologis terhadap Penyesuaian Diri
Faktor yang mempengaruhinya adalah:
1) Pengalaman
Tentu dalam hidup, individu akan dihadapkan pada pengalaman menyenangkan yang akan
membawanya pada penyesuaian diri yang baik dan dilain pihak ada individu yang mendapatkan
pengalaman buruk yang akan membawanya pada penyesuaian diri yang traumatik.
2) Belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri karena
melalui belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk kepribadian.
3) Determinasi Diri
Determinasi diri merupakan faktor-faktor kekuatan yang mendorong seseorang untuk
mencapai sesuatu yang baik atau buruk dalam mencapai taraf penyesuaian yang tinggi atau bahkan
merusak dirinya. Determinasi mempunyai peranan penting karena keberhasilan dan kegagalan
penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan
mengendalikan dirinya.
4) Konflik dan penyesuaian
Sebenarnya tidak semua konflik itu bersifat menganggu atau merugikan, konflik juga
memiliki manfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan. Dengan adanya konflik,
membuat individu lebih bijaksana dan ahli dalam memecahkan suatu masalah atau mungkin
sebaliknya membuat individu itu melarikan diri pada penyesuian diri yang salah.
5) Lingkungan sebagai Penentu Penyesuaian Diri
• Pengaruh rumah dan keluarga merupakan faktor terpenting karena keluarga merupakan interaksi
sosial yang pertama diperoleh individu yang akan dikembangkan oleh masyarakat.
• Hubungan orang tua dan anak : pola hubungan ini dapat dipengaruhi penyesuian diri yaitu
dengan orang tua menerima anaknya dengan baik, memberi kelonggaran dalam bertindak pada
anak tanpa adanya disiplin yang berlebihan namun masih tetap dalam pemantauan, tidak
memanjakan anak secara berlebihan, dan menerima kehadiran anak sebagai suatu berkah.
• Kondisi studi menunjukkan bahwa banyak gejala tingkah laku salah satu bersumber dari keadaan
lingkungan masyarakat. Pergaulan yang salah di kalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola
penyesuaian dirinya.
• Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial,
dan moral para siswa. Disamping itu, hasil pendidikan yang diterima anak di sekolah akan
merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.

d) Kultural dan Agama sebagai Penentu Penyesuaian Diri


Proses penyesuaian diri anak mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara
bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur agama. Agama memberikan suasana psikologis tertentu
dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya serta memberikan tuntunan bagi arti,
tujuan dan kestabilan hidup umat manusia. Lalu, bagaimana cara agar cepat bisa menyesuaikan diri di
sekolah baru? Berikut ini belajar kreatif ada 8 cara cepat beradaptasi bagi siswa di sekolah baru
sehingga siswa mampu cepat menyatu dengan teman sebaya, para guru, staf, dan lingkungan sekolah.
a. Pelajari Situasi Penting dan perlu kalian perhatikan pertama yaitu; Sebelum masuk sekolah,
ajarkan untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolahnya. Bawalah ia mengunjungi ‘calon
sekolahnya’ dahulu. Dan biasakan anak mengenal situasi baru dan beradaptasi di dalamnya.
Tekankan bahwa ia tak perlu takut pada situasi yang baru karena ia berada di lingkungan aman.
b. Berbaik sangka Hilangkan segera pikiran kalian bahwa lingkungan sekolah baru nanti kurang
menyenangkan termasuk kekhawatiran tentang teman-teman yang tidak bersahabat atau guru
guru kurang ramah. Ganti kalimat tersebut, penuhi otak dengan kalimat-kalimat positif seperti
lingkungan sekolah baru akan sangat menyenangkan, teman-teman mengasyikkan dan guru-
gurunya pun ramah.
c. Sesuaikan keadaan Sekolah Sebaiknya dari jauh-jauh hari, siapkan informasi tentang sekolah
barunya. Entah peraturan sekolah atau kebiasaan guru-guru mengajar. Nah, tetapkan keteraturan
kegiatan sekolah dengan di rumah. Misalnya, sesuaikan jadwal bangun dengan jadwal masuk
sekolah.
d. Taat aturan. Segera kalian sadari bahwa memasuki sekolah baru berarti memasuki tempat yang
telah mempunyai peraturan. Peraturan sekolah tersebut bisa saja berbeda dengan sekolah
sebelumnya. Mengikuti dan mematuhi peraturan yang ada merupakan salah satu jalan membuat
diri nyaman di sekolah baru.
e. Mengikuti MOS Mengikuti kegiatan MOS sangat penting bagi kalian. Masa orientasi sekolah
adalah salah satu masa yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah. Pada
kegiatan tersebut akan diperkenalkan siapa saja elemen lingkungannya seperti kepala sekolah,
guru guru, staf tata usaha, peraturan yang berlaku, kegiatan formal sekolah yang wajib diikuti
dan kegiatan ektrakurikuler yang bisa dipilih setiap siswa, dan sekaligus momen yang bisa
digunakan untuk mengenal teman baru.
f. Kenali dan hormati guru Kalian harus kenali dan hormat kepada guru yang ada. Lalu bagaimana
cara beradaptasi dengan guru. Guru adalah orang tua saat di sekolah sehingga perlakukan
layaknya sedang berhadapan dengan orang tua di rumah. Selain itu, guru-guru adalah individu-
individu yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. bertanya pada kakak kelas apa yang tidak
disukai oleh guru-guru di sekolah sehingga bisa diantisipasi lebih dulu. Pada dasarnya setiap
orang senang diperlakukan dengan baik serta dihargai sesuai porsi dan perannya. Sebagai siswa,
membiasakan diri untuk bertutur kata sopan dan bersikap santun terhadap guru-guru. Hal ini
akan membuat guru-guru merasa dihargai. Jangan ragu untuk menyapa dan memberi salam setiap
guru yang berpapasan.
g. Menghargai sesama Siapa yang menanam kebaikan maka akan mendapatkan kebaikan pula,
begitu juga siapa yangmenghargai orang lain, maka akan dihargai pula oleh orang lain. kalimat
itu harus kalian ingat dan terapkan. Selama bisa saling menghargai dan menghormati teman baru
maka tidak perlu takut. Tidak semua orang dapat dengan cepat menerima orang lain. Dengan
memmulai percakapan sederhana yang ringan sehingga dapat mencairkan suasana, tetapi hindari
memaksakan pendapat dan kehendak pada teman baru. Semakin bisa menghargai teman baru,
semakin cepat keakraban terjalin.
h. Menjadi diri sendiri Berada di lingkungan baru seperti sekolah baru, kalian memang sebaiknya
ramah terhadap teman-teman yang baru dikenal, namun yang terpenting tetaplah menjadi diri
sendiri. Jangan melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak mencerminkan siapa diri
sesungguhnya. Hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian hanya akan membuat diri
kurang nyaman yang bisa saja terbaca oleh teman baru. Menjadi diri sendiri akan memudahkan
berinteraksi lebih natural yang mungkin saja mempermudah teman baru untuk mengenal lebih
dalam.
Instrumen Penilaian Penyusunan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling Karier

Indikator Yang Telah Dipenuhi dan % Pemenuhan


No. Komponen Target Ket

1. Identitas RPL Menuliskan 1. Menuliskan satuan pendidikan


identitas dengan 2. Menuliskan kelas dan semester
lengkap 3. Menuliskan jumlah pertemuan dan jumlah
jam layanan
2. Tugas Merumuskan 1. Merumuskan tugas perkembangan yang ingin
perkembangan tugas dicapai
perkembangan 2. Merumuskan kompetensi yamg ingin di capai
dan rumusan
kompetensi
3. Tujuan Menyusun tujuan 1. Merumuskan tujuan yang mencakup
Layanan layanan kompetensi pengetahuan, keterampilan,
Bimbingan dan Bimbingan dan dansikap
konseling konseling 2. Merumuskan tujuan

4. Materi Memilih materi 1. Memilih materi Layanan Bimbingan dan


Layanan Layanan konseling sesuai dengan kompetensi yang
Bimbingan dan Bimbingan dan akan dikembangkan
konseling konseling yang 2. Memilih materi Layanan Bimbingan dan
sesuai konseling sesuai dengan tujuan layanan
Bimbingan dan konseling
3. Memilih/merumuskan kedalaman materi
Layanan Bimbingan dan konseling sesuai
kemampuan peserta didik.
4. Memilih materi Layanan Bimbingan dan
konseling sesuai dengan waktu dan sarana
penunjang
5. Sumber Memilih dan 1. Memanfaatkan lingkungan alam dan/atau
Belajar menggunakan sosial
sumber belajar 2. Menggunakan buku teks layanan dari
secara optimal pemerintah (Buku Siswa dan Buku Guru)
3. Merujuk materi-materi yang diperoleh
melalui perpustakaan
4. Menggunakan TIK/merujuk alamat web
tertentu sebagai sumber belajar
6. Media Memilih dan 1. Memanfaatkan media sesuai dengan tujuan
Layanan memanfaatkan layanan Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan media layanan 2. Memanfaatkan variasi media sesuai dengan
konseling Bimbingan dan arahan pada buku siswa dan/atau buku guru
konseling secara 3. Memanfaatkan media untuk mewujudkan
optimal layanan Bimbingan dan konseling dengan
pendekatan saintifik secara optimal
4. Memilih media, alat, dan bahan sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan kondisi
sekolah
7. Kegiatan Merancang 1. Merumuskan kegiatan layanan Bimbingan dan
Layanan kegiatan konseling yang mencakup kegiatan pendahuluan,
Bimbingan dan layanan inti, dan penutup
konseling Bimbingan dan 2. Merumuskan kegiatan layanan Bimbingan dan
konseling konseling yang mencakup komponen-komponen
dengan pendekatan saintifik (5M yang dapat diperkaya
pendekatan dengan MENCIPTA).
saintifik 3. Merumuskan kegiatan layanan Bimbingan dan
konseling sesuai dengan kompetensi
(mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan)
4. Merumuskan kegiatan layanan Bimbingan dan
konseling sesuai dengan karakteristik peserta
didik, alokasi waktu, sarana, dan media layanan
Bimbingan dan konseling.
8. Penilaian Merancang 1. Mencantumkan teknik, bentuk, dan contoh
kegiatan instrument penilaian SIKAP.(Dalam lampiran)
penilaian 2. Mencantumkanteknik, bentuk, dan contoh
sikap, instrument penilaian PENGETAHUAN. .(Dalam
pengetahuan, lampiran)
dan 3. Mencantumkan teknik, bentuk, dan contoh
keterampilan instrument penilaian KETERAMPILAN. .(Dalam
lampiran)
4. Mengembangkan pedoman penskoran (termasuk
rubrik) sesuai dengan instrumen.(Dalam
lampiran)
Rata-rata Persentase Pemenuhan Aspek RPL

Tulis persentase pemenuhan indikator pada kolom yang tersedia dengan ketentuan:
a. 100% bila semua indikator terpenuhi
b. 75% bila tiga indikator terpenuhi
c. 50% bila dua indikator tepenuhi
d. 25% bila satu indikator terpenuhi
e. 0% bila tidak ada indikator yang terpenuhi

……………………………..,………………………………...2019

Penilai,

.........................................................................

Anda mungkin juga menyukai