KLP 2
KLP 2
Wawasan Ipteks
( Pertumbuhan Pengetahuan )
Kelompok 2
Fadhil Khusnul Hakim
D121191049
Anugrah Theosyaf Willy Adji
D121191055
Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah tentang “Pertumbuhan
Pengetahuan” Dalam mata kuliah Wawasan Ipteks (Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni). Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
Kelompok 2
DAFTAR ISI
ii
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan pengetahuan yang dialami manusia sebenarnya dilandasi
dengan adanya pola pikir manusia yang terus berkembang dan aktivitas-
aktivitas yang dilakukannya. Pertumbuhan pengetahuan ini ada karena manusia
sangat membutuhkannya untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya, baik
secara jasmani dan rohani. Kemajuan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak dapat bisa di pisahkan dari lembaga pendidikan. Dimana pada
abad 20 peran ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berarti bagi lembaga
pendidikan. Sehingga pada abad 20 mampu mendorong lebih cepat dalam
industri. Dalam rangka membantu pertumbuhan pengetahuan manusia
dibutuhkan beberapa faktor khususnya dalam bidang pendidikan merupakan
sarana dan wadah yang sangat sentral dalam pembangunan Sumber Daya
Manusia. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan
yang serius dari pemerintah, keluarga dan para pengelola pendidikan. Banyak
cara yang bisa dilakukan manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
seperti, melalui audio atau pendengaran, melalui visual atau penglihatan dan
melalui rabaan atau sentuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Cara belajar berkolaborasi menyusun pengetahuan ?
2. Cara melahirkan kreativitas dan inovasi ?
3. Cara mengemas amal pengetahuan ?
4. Apa saja metodologi untuk mengembangkan pengetahuan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui belajar berkolaborasi menyusun pengetahuan.
2. Untuk mengetahui cara melahirkan kreativitas dan inovasi.
3. Untuk mengetahui cara mengemas amal pengetahuan.
4. Untuk mengetahui metodologi untuk mengembangkan pengetahuan.
1
Kelompok 2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kelompok 2
Menjadi orang sukses tidaklah mudah. Sukses merupakan sebuah kata yang
indah setelah ditempa oleh sandungan. Gagal dalam berinovasi boleh jadi
karena tidak tepat dalam menyusun tahapan yang harus ditempuh, oleh karena
itu sejumlah scenario alternantif perlu ditetapkan. Dalam kaitan ini. Konfusius
berpesan “Ketika jelas bahwa target tidak bisa dicapai, jangan mengubah
target tetapi ubahlah tahapannya.”
5
Kelompok 2
lalu kapan dia mampu beramal? Padanan yang paling dekat dengan hal ini
adalah bahwa amalan itu merupakan zakat dari kepemilikan ilmu. Tidak boleh
ilmu ditumpuk tanpa dikeluarkan zakat amalannya. Apabila jilmu ditumpuk
tanpa amalan, maka dengan sendirinya ilmu itu akan sirna, pemiliknya akan
berada dalam penyesalan, dan selanjutnya tidak akan pernah menghampiri
kebenaran. Para ulama mengingatkan bahwa diperlukan keseimbangan secara
menerus antara ikhtiar mempelajari ilmu dan melaksanakan
amalannya.”Karena tanpa keseimbangan di antara keduanya, bagaikan sayap
burung yang satu gemuk sementara yang satunya kurus, ketika hendak terbang
tnggi hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh remuk. ”
6
Kelompok 2
7
Kelompok 2
paradigma interaktif yang terlah dipaparkan tadi. Ada sisi pesimis jika kita
mengingat hadis diriwayatkan oleh Bukhari: “Sebaik-baiknya zaman adalah
zamanku, setelah itu zaman berikutnya dan kemudian zaman sesudahnya.”
Tapi sisi pesimis ini diimbangi oleh optimism periodic dalam suatu hadis
Rasullullah SAW bersabda: “Allah mengurus pada umat ini di setiap awal
serratus tahun orang yang akan memperbaharui urusan agamanya
(mujaddid).” Sebaiknya dengan kedua hadis ini tidak menjadikan kita pasif
menunggu-nunggu, tetapi hendaknya menjadi motivator untuk
mempersiapkannya melalui pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kita sebagai makhluk yang berpikir harus memanfaatkan
pemikiran-pemikiran yang ada untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain
8
jagan sampai tingkah laku kita yang berasal dari pemikiran mansusia
menjadi tingkah laku seperti makhluk yang tidak berpikir.
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
10