Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

RESUME (Bab x, xi, xii)

Oleh : Tika Oktavia

Nim: D1A017031

Dosen :

Ir. JAMALUDDIN

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
Bab X
KASIH SAYANG DAN KEBENCIAN

A. Hubungan dan Ungkapan Kasih Sayang

1. Konsep Kasih Sayang

Kasih sayang merupakan konsep yang mengandung arti psikologi yang dalam, dapat
dipahami apabila konsep tersebut sudah diwujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan
perbuatan manusia terhadap manusia yang lainnya, atau terhadap Tuhan. Kasih sayang
bersumber dari “unsur rasa” dalam diri manusia, ungkapan perasaan yang diberikan oleh akal,
dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan yang bertanggung
jawab. Kasih sayang yang dilengkapi dengan tanggung jawab menciptakan keserasian,
keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dan alam lingkungan,
serta antara manusia dan Tuhan.
Menurut arti kata “Kasih Sayang” adalah perasaan sayang kepada sesuatu, yang
diungkapkan secara nyata, dengan penuh tanggung jawab serta pengabdian dan pengorbanan.
Dalam rumusan tersebut dapat uraikan 5 (lima) unsur kasih sayang, yaitu:
 Perasaan sayang meliputi cinta, senang, suka, dan kasih.
 Kepada sesuatu, yaitu objek yang disayangi meliputi Tuhan sang pencipta, manusia dan alam
lingkungan.
 Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan nyata yang
dapat diamati.
 Penuh tanggung jawab, yaitu segala akibat yang timbul atau adalah baik, berguna,
menguntungkan, menciptakan keserasian, dan kebahagiaan.
 Pengabdian dan pengorbanan, yaitu keikhlasan atau kerelaan semata-mata.

Berdasarkan konsep tersebut, kasih sayang dalam arti ‘perasaan sayang kepada suatu’
dapat diartikan:
 Cinta , digunakan untuk ungkapan kasih sayang kepada Tuhan dan manusia..
 Senang atau suka, digunakan untuk ungkapan pada alam lingkungan,
 Belas kasih, digunakan untuk ungkapan kepada makhluk Tuhan (manusia, hewan, tumbuhan)
2. Hubungan Kasih Sayang

Hubungan kasih sayang terjadi antara manusia dan manusia, antara manusia dan alam
lingkungan, serta antara manusia dan Tuhan. Hubungan kasih sayang antara manusia dan
manusia digolongkan lagi menjadi :
a. Kasih Sayang Orang Tua Dengan Anak
Antara orang tua dan anak terdapat hubungan keluarga yang sangat erat. Orang tua
selalu memperhatikan dan mengikuti perkembangan anak sampai dia menjadi dewasa,
memenuhi kebutuhan secara wajar, mengawasi dan melindunginya dari ancaman bahaya
dan penyakit, serta menjaga dan melindunginya agar selalu keadaan sehat. Kadar kasih
sayang yang rendah adalah titik awal menuju kebencian dan kehancuran.

b. Kasih Sayang Pria dan Wanita


Seseorang pria yang menaruh perhatian istimewa kepada seorang gadis mulai
menunjukkan tanda-tanda kasih sayang yang didasari rasa cinta, kasih sayang yang mulai
bersemi di hati dan si gadis maklum dengan penuh harapan, menjadi titik awal menuju hari
esok yang bahagia. Sedangkan kasih sayang pria dengan wanita tanpa diikuti tanggung
jawab, tidak lebih dari cinta palsu yang membangkitkan kebencian.

c. Kasih sayang sesama manusia


Seorang sahabat berkunjung ke rumah kost temannya yang sedang sakit membawa
makanan yang diinginkannya, serta obat yang diperlukannya. Sahabat tersebut dikatakan
menaruh kasih sayang yang didasari belas kasihan kepada temannya yang sakit itu. Seorang
Ibu yang akan melahirkan, merupakan ungkapan kasih sayang yang didasari pengabdian
kepada Ibu yang melahirkan itu.

d. Kasih Sayang Terhadap Lingkungan


Seorang menciptakan taman bunga yang indah, dipelihara dan dirawat dengan teliti
dan hati-hati. Orang pencipta tanaman bunga tersebut menaruh kasih sayang yang didasari
senang pada alam lingkungannya yang indah. “Jika melihat alam lingkungan yang porak-
poranda karena nafsu seraka manusia, masih adakah kasih sayang selain kebencian?
e. Kasih Sayang Manusia Kepada Tuhan
Seorang yang taat beribadah akan mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangan-
Nya. Orang taat beragama ini menaruh kasih sayang yang didasari pengabdian kepada
Tuhan Sang Pencipta.

3. Ungkapan Kasih Sayang

Orang yang dalam dirinya dominan kasih sayang, kehidupannya penuh gairah, banyak
inisiatif, dan selalu kreatif. Kasih sayang ikut menentukan perkembangan kepribadian dan
cara berpikir seseorang, membangkitkan gairah hidup dan daya kreatif untuk kebahagiaan
manusia. Jika demikian halnya, bagaimana cara mengungkapkan kasih sayang dan apa saja
bentuk-bentuk ungkapan kasih sayang itu? Kasih sayang dapat diungkapkan dalam bentuk
kata-kata atau pernyataan, bentuk tulisan, bentuk gerakan, atau media lainnya.
a) Bentuk kata atau pertanyaan. Ungkapan dalam bentuk kata-kata atau pernyataan.
b) Bentuk tulisan, telegram, faksimile. Ungkapan dalam bentuk tulisan, karena sulit
diucapkan dengan kata
c) Bentuk gerakan. Ungkapan dalam bentuk gerak, biasa saat bertemu secara langsung.
d) Bentuk media. Ungkapan dalam bentuk media (bunga, souvenir, kado, oleh-oleh dll)

B. Kasih Sayang dan Karya Cipta

1. Kasih Sayang Orangtua dan Anak

Kasih sayang seorang Ibu terhadap anak dimulai sejak anak diwujudkan mulai bentuk
perbuatan Ibu menyusul anaknya. Tugas curahan hatinya yang tulus berlangsung lama, wajar,
dan penuh pengorbanan Orang tua mengasuh dan mendidik anak dengan harapan supaya
kelak dia berhasil dan menjadi orang berguna. Akan tetapi, apabila akan diberi kasih sayang
berlebihan atau dimanjakan, segala kehendaknya diikuti tanpa pertimbangan wajar. Kegagalan
yang sombong, anak yang dimanjakan cenderung berjiwa kerdil, sombong, tidak menghargai
orang, tidak menghormati orang, dan tidak bersifat saleh.
2. Kasih Sayang Pria dan Wanita

Kasih sayang pria dan wanita merupakan titik awal terjadinya keluarga sebagai unit
masyarakat terkecil dan berkembang baik umat manusia. Kasih sayang yang tulus antara satu
sama lain dalam ikatan perkawinan harmonis dilandasi oleh perasaan sayang dan kemesraan
akan menjadi kunci kebahagiaan keluarga. Keluarga akan tumbuh subur dan berkembang
sempurna. Dalam kasih sayang pria dan wanita, keduanya dituntut tanggung jawab.
Pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, dan keterbukaan, sehingga
keduanya sebagai suami isteri merupakan kesatuan yang utuh.

3. Kasih Sayang Sesama Manusia

Kasih sayang sesama manusia dilandasi oleh rasa belas kasihan. Belas kasihan timbul
karena ada penderitaan yang dialami manusia. Kasih Sayang yang dilandasi belas kasihan
merupakan dasar untuk menciptakan kebersamaan, perdamaian, dan saling menghargai.
Kebersamaan yang dimaksud adalah kebersamaan kodrati, yaitu manusia diciptakan Tuhan
sama dan dibekali dengan hak asasi yang sama pula.
Perwujudan Kasih Sayang sesama manusia dapat diketahui, antara lain dari kegiatan
Lembaga Swadaya Masyarakat internasional atau nasional berikut ini:
 Palang Merah untuk menyelamatkan manusia korban perang.
 Dana kemanusiaan untuk membantu korban bencana alam.
 Kesediaan suatu negara/bangsa menampung pengungsi akibat peperangan.
 Yayasan rumah sakit untuk membantu orang sakit.
 Yayasan yatim piatu untuk menyantuni anak-anak yatim/yatim piatu.
 Gerakan orangtua asuh untuk membantu biaya sekolah anak-anak yang tidak mampu.
Perwujudan belas kasihan berupa pertolongan sesama manusia bergantung juga pada
situasi dan kondisi yang unik dalam arti pertolongan hanya diberikan kepada penderita yang
bukan dibuat-buat. Pemberian pertolongan disesuaikan dengan tingkat kemampuan, dapat
berupa sejumlah uang, pakaian, makanan, perlengkapan, dan sebagainya. Dalam kehidupan
manusia, apabila Kasih Sayang sudah memudar atau menghilang dari lubuk hati, akan timbul
takabur, kekejaman, kekuasan yang tiada tara, nafsu setan merajalela, perkosaan dan
pelecehan, serta nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak.

4. Kasih Sayang Manusia Kepada Lingkungan

Kasih Sayang manusia pada alam lingkungan didasari oleh perasaan senang, suka, dan
sayang terhadap alam lingkungan. Dengan adanya perasaan senang, suka, dan sayang, lalu
timbullah kehendak untuk menata, memelihara, dan menjaga alam lingkungan, sehingga
tercipta keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya
serta perasaan aman, damai, sehat, dan segar.

5. Kasih Sayang Manusia dan Tuhan

Kasih Sayang manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Sebagai makhluk yang paling sempurna, sudah wajar jika manusia bersyukur atas kejadiannya
dan taat kepada Tuhan, sehingga wajib mengabdi, menyembah, dan memuja Tuhannya.
Pengabdian, penyembahan, dan pemujaan adalah wujud Kasih Sayang manusia kepada Tuhan.
Dalam Kasih Sayang kepada Tuhan tersimpul kepasrahan dan keikhlasan berserah diri bahwa
pengabdian, penyembahan, dan pemujaan adalah semata-mata karena Tuhan Sang Pencipta
dan Maha Kuasa atas segalanya. Kasih Sayang kepada Tuhan menurut ajaran agama adalah
takwa dan mengabdi kepada Tuhan.
Bab XI
TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN

A. Tanggung Jawab dan Alasannya

1. Konsep Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Dalam suatu hubungan terdapat kewajiban danhak.
Konsep tanggung jawab muncul berkenaan dengan pemenuhan kewajiban.
Ada 2(dua) hal mengenai pemenuhan kewajiban, yaitu pemenuhan kewajiban secara
wajar atau seharusnya sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut “tanggung jawab positif”
yang bersifat ideal dan sempurna (ideal or complete responsibility). Ideal artinya menjadi
idaman kehidupan manusia, sedangkan sempurna artinya tidak ada cacat atau kurangnya.
Memenuhi kewajiban sesuai dengan norma kehidupan disebut bertanggung jawab
(responsible), hal ini adalah wajar. Tanggung jawab negatif lazim disebut tidak bertanggung
jawab.

a. Perjanjian Sumber Kewajiban dan Hak


Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena perjanjianantara
manusia dan manusia dalam hal memenuhi kebutuhan hidup,misalnya perjanjian jual beli
(kebutuhan ekonomi) ataupun perjanjian perkawinan(kebutuhan biologis). Tanggung jawab
adalah tolak ukur manusia berbudaya/beradab dalam mewujudkan kesejahteraan,
keseimbangan, dan keserasian dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Moralitas Sumber Kewajiban dan Hak


Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena
moralitasmanusia (human morality) kepada alam lingkungan.Moralitas manusia bersumber
dari unsure rasa dalam diri manusia yang dibenarkan atau di terima oleh akal sehat.
Moralitas manusia mengandung makna kebaikan timbal balik, yaitu disatu sisi manusia
merasa sayang.
c. Ciptaan Tuhan Sumber Kewajiban dan Hak
Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena ciptaanTuhan.
Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk mengabdi, menyembah,dan memujakepada-Nya.
Atas dasar ciptaan tuhan, timbulah kewajiban manusia kepada Tuhan yaitu takwa dalam
arti wajib memenuhi perintah dan menjauhi larangan-larangannya. Berdasartkan hasil
pembahasan diatas, maka dapat dirumuskan konsep tanggung jawab secara labih jelas dan
terarah sesuai kaitannya dengan 3 (tiga) dimensi hubungan dalam kehidupan manusia, Jadi,
tanggung jawab adalah:
a. Memenuhi segala kewajiban, memikul segala beban, menanggung segala akibat yang
timbul dari perbuatan sendiri ataupun perbuatan orang lain, sesuai dengan norma
kehidupan.
b. Rela mengabdi dan berkorban karena sayang, senang, dan belas kasihan pada alam
lingkungan, sehingga kelestariannya dapat dipelihara sesuai dengan norma kehidupan.
c. Pasrah mengabdi, menyembah, dan memuja kepada Tuhan sesuai dengan norma
kehidupan beragama.

2. Kesadaran Bertanggung Jawab

Timbulnya kesadaran bertanggung jawab karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup
dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya saja terhadap sesama manusia
dan alam lingkungannya. Manusia bertindak sesuai dengan norma kehidupan yang tercermin
dalam sistem nilai budaya mereka, sehingga tercipta keseimbangan, keserasian, keselarasan
antara sesama manusia dan alam lingkungan. Sebaliknya, apabila manusia bertindak
semaunya saja, manusia wajib menanggung, memikul beban, dan memenuhi segala akibatnya
bagi dirinya sendiri dan terhadap pihak lain yang dirugikan, atau rela dan berkorban kepada
alam lingkungannya guna memulihkan kembali keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
yang telah terganggu.
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab

1. Kebutuhan dan Kewajiban

Kebutuhan adalah suatu hal/aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam
aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Kalau suatu hal tersebut adalah
kebutuhan maka kita akan melakukannya dengan senang hati, karena akan sangat bermanfaat
bagi hidup kita. Kewajiban adalah suatu hal yang telah ditetapkan untuk harus dikerjakan
mau tak mau,keharusan untuk melakukan sesuatu (dan itu sudah baku). Sesuatu hal yang bila
kita lakukan akan mendapatkan pahala dan bila kita tinggalkan akan mendapat dosa.

2. Tipe Tanggung Jawab

Berikut ini beberapa ragam/tipe tanggung jawab tersebut akan diuraikan, yaitu :

a. Tanggung Jawab Kepada Diri Sendiri


Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai
dirinya sendiri. Untuk itu dia berusaha mewujudkan kehendaknya dengan perbuatan nyata,
yang dapat berakibat baik atau buruk.

b. Tanggung Jawab Kepada Keluarga


Tanggung jawab kepada keluarga menuntut kesadaran kepala keluarga untuk memenuhi
kewajibannya dalam kehidupan keluarga. Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil,
sebagai wadah berkembangnya manusia dimuka bumi.

Kewajiban pokok keluarga : Kewajiban pelengkap keluarga :

1) menyediakan tempat tinggal keluarga 1) menjunjung nama baik keluarga

2) memberi nafkah lahir dan bati 2) menjaga lingkungan keluarga

3) memberi pendidikan dan perawatan 3) membina hubungan baik antar tetangga

4) memberi perlindungan kepada keluarga 4) mempererat silaturahmi keluarga


c. Tanggung Jawab Kepada Sesama Manusia
Tanggung jawab kepada sesama manusia menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi
kewajibannya dalam hubungan hidup bermasyarakat. Kewajiban itu meliputi kewajiban
hubungan individu dengan individu dan individu dengan masyarakat. Selalu dituntut
keseimbangan kewajiban yang dipenuhi dengan hak yang diperoleh.

d. Tanggung Jawab Kepada Alam Lingkungan


Tanggung jawab pada alam lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi
kewajibannya atau pengabdian dan pengorbanan nya dalam menata, memelihara, dan
melestarikan alam lingkungan dengan baik, teratur, dan sehat. Misalnya, kesadaran
mengatasi masalah sampah, saluran pembuangan air, pemeliharaan taman, pencemaran
sungai dan laut, serta perusakan hutan lindung dan suaka alam.

e. Tanggung Jawab Kepada Tuhan


Tanggung jawab kepada Tuhan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban
dan pengabdiannya kepada Tuhan. Pengabdian kepada Tuhan adalah penyerahan diri
sepenuhnya kepada tuhan sebagai perwujudan kasih sayang dan rasa syukur kepada Tuhan.
Mengabdi adalah menyembah, dan memuja kepada Tuhan yang mengabdi adalah
perwujudan tanggung jawab kepadanya.

C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

1. Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih

Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian
dan pengorbanan adalah perbuatan mulia lambang kasih sayang, kesetiaan, dan kehormatan
yang dilakukan bukan mengharapkan imbalan, melainkan kerelaan dan keikhlasan semata-
mata. Pengabdian lebih ditujukan pada perbuatan baik untuk kepentingan pihak lain,
sedangkan pengorbanan lebih ditujukan pada pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain.

2. Pengabdian dan Pengorbanan Wujud Tanggung Jawab

Pengabdian sifatnya menerus, dalam waktu lama, dan tidak sepintas lalu. oleh karena itu,
dalam Pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung jawab.
Bab XII
KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN

A. ADIL DAN RASA KEADILAN

1. Konsep Adil dan Rasa Keadilan

Adil adalah sifat perbuatan manusia. Adil artinya tidak sewenang-wenang kepada diri
sendiri maupun kepada pihak lain. Adil bersifat kodrati, artinya sudah dibekali oleh sang
pencipta kepada manusia sebagai bagian dari kehidupan manusia. Adil bersumber pada unsur
rasa dalam diri manusia yang didukung oleh akal sehat dan diwujudkan pada perbuatan.
Karena bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia maka disebut rasa keadilan.

Tidak sewenang-wenang dapat berupa keadaan yang :


a. Sama (seimbang), nilai bobot yang tidak berbeda;
b. Tidak berat sebelah, perlakuan yang sama, tidak pilih kasih;
c. Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak kurang;
d. Patut/layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis, dan proporsional;
e. Perlakuan kepada diri sendiri, sama seperti perlakuan kepada pihak lain dan sebaliknya.

2. Perlakuan Adil dan Tidak Adil

a. Perlakuan Adil
Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil dari sudut pandang masing-masing, sehingga
tanggapannya mungkin sama berbeda. Karena nilai bobot kualitas perlakuannya berbeda,
maka timbul gradasi perlakuan dari perlakuan adil ke perlakuan kurang adil. Perlakuan itu
dikatakan adil apabila sekelompok manusia menyebabkan kriteria atau ukuran yang sama
untuk suatu perlakuan adil. Perlakuan adil itu ada apabila dihubungkan dengan kodrat
manusia sebagai makhluk sosial yang harus hidup bermasyarakat. makhluk budaya,
perlakuan kepada sesama manusia juga berbudaya atau beradab. Perlakuan beradab adalah
perlakuan adil, artinya perlakuan kepada pihak lain juga seperti perlakuan kepada diri
sendiri. Perlakuan adil selalu didasari oleh rasa keadilan, akibat perlakuan adil timbullah
perdamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupan masyarakat.
b. Perlakuan Tidak Adil
Apabila perlakuan manusia tidak disadari oleh rasa keadilan, yang akan terjadi adalah
perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perlakuan yang sewenang-wenang. Akibat
perlakuan tersebut adalah penderitaan dan ketidakpastian. Kehidupan manusia jadi tidak menentu,
tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin menyebabkan kematian.

B. KEADILAN MANUSIA DAN KEADILAN TUHAN

1. Pengakuan kepada Perlakuan Adil


Dalam diri manusia terdapat tiga unsur budaya, yaitu Cipta, rasa, dan Karsa. Rasa
keadilan bersifat kodrati, maka perlakuan adil diakui Walaupun ada yang secara terbatas
ataupun secara universal. Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan secara
universal dalam Declaration of Human Rights. Bermula dari Declaration of independence
Amerika 1776, kemudian ke Perancis yang diakui dalam la Declaration Des droit d l home of
citoyen 1789. di Indonesia, dibaca dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945, dan
undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang hak asasi manusia.

2. Keadilan Manusia

Keadilan manusia bersifat relatif karena dipengaruhi oleh keadaan waktu dan tempat.
Keadilan manusia hubungan antara sesama manusia dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:

a. Keadilan Koordinat
keadilan koordinatif terjadi dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat (anggota
kelompok). Dalam hubungan tersebut, kedudukan pihak-pihak setara, sejajar, dan tidak
melebihi satu sama lain. Menurut prof.Djojodigoeno (1958), hubungan koordinatif di
bedakan menjadi 2(dua) tipe, yaitu hubungan pamri (gesellschaft) dan hubungan
paguyuban(gemeinschft). Dalam hubungan payubang, salah satu pihak di bebani kewajiban
pengabdian tanpa pengembalan material. Sudah ada keadilan walaupun pihak lain itu hanya
memberikan ucapan terima kasih atas pengabdian pihak yang satunya. …………………….

b. Keadilan Subordinatif
Kewajiban terjadi dalam hubungan rakyat dengan penguasa, keadilan subordinatif
dimulai dari persediaan rakyat melaksanakan kewajiban kepada negara. Prof notonagoro
1971 menyebut keadilan subordinatif dengan istilah keadilan komutatif. Dalam keadilan
komutatif, yang menjadi dasar adalah ketaatan atau kepatuhan rakyat kepada pemimpin.
Ketaatan atau ketaatan ini menciptakan ketertiban.

c. Keadilan Superordinatif
Keadilan ini terjadi dalam hubungan penguasa dengan rakyat, dalam hubungan ini
inisiatif pelaksanaan memenuhi kebutuhan rakyat dimulai dari penguasa kepada rakyat. Hal
yang dijadikan ukuran penguasa memberikan perlakuan kepada rakyat adalah kuantitas dan
kualitas kewajiban dan pengorbanan yang diberikan rakyat kepada penguasa atau negara.
Perlakuan penguasa kepada rakyat yang didasarkan pada kuantitas dan kualitas kewajiban
dan pengorbanan ini, oleh notonagoro 1971 disebut keadilan distributif.

3. Keadilan Tuhan
Keadilan Tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhan yang bersifat mutlak.
Prof Dr Harun Nasution 1981 menyatakan bahwa Keadilan adalah ajaran yang sangat penting
dalam agama. Keadilan di sini adalah keadilan kehendak atau kekuasaan Tuhan. Manusia
bebas menggunakan akalnya untuk mewujudkan kehendaknya, tuhan bebas menggunakan
kekuasaan-Nya.

4. Usaha Menciptakan Keadilan


Manusia hidup banyak kebutuhan yang memerlukan usaha untuk mengatasinya, baik
dengan usaha menguasai alam maupun dengan hubungan sesama manusia. Hasilnya adalah
puas dan tidak puas, ini adalah sudah tabiat manusia. Tidak puas itu cenderung bersifat
materialistis. manusia materialistis yang berlebihan bersifat:

a. Tamak, serakah, tidak jujur;


b. Mencapai keuntungan sebesar-besarnya;
c. Lebih mementingkan duniawi dari pada akhirat;
d. Tidak taqwa kepada tuhan;
e. Lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain (individualisme)
f. Kalaupun ada, rasa keadilannya tipis, dan
g. Perbuatan tidak adil atau cenderung tidak adil.
Beberapa usaha dapat ditempuh menciptakan keadilan, sehingga dapat dihilangkan
atau setidak-tidaknya dapat dikurangi sifat-sifat manusia yang tidak adil :

a. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Mengenal seni dan karya seni.
d. Menganut pola hidup sederhana.
e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang memperjuangkan
keadilan.
f. Pemulihan bagi yang terkena ketidakadilan, baik berupa pembalasan maupun pembebasan.

Anda mungkin juga menyukai