Anda di halaman 1dari 2

PROGRAM BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI 30 AMPENAN

1. Tujuan Pembangunan Nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, dimana salah
satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan adalah upaya
pembinaan anak usia sekolah yang berada di sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Sesuai pedoman Pelayanan Kesehatan untuk Sekolah Dasar Edisi IV, Departemen Kesehatan 1996, di
dalam kebijakan operasionalnya disebutkan bahwa pembinaan kesehatan anak usia sekolah
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang sudah ada yaitu Puskesmas. Salah satu komponen
kegiatan pembinaan kesehatan anak usia sekolah adalah pelayanan kesehatan profesional melalui
puskesmas.

Hasil Rakerkesnas IV tim pembina UKS tahun 1995 menegaskan bahwa untuk kepentingan koordinasi /
keterpaduan, maka semua arus komunikasi dan informasi yang menyangkut UKS di dalam lingkungan
departemen Kesehatan dilaksanakan melalui satu pintu, yaitu Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Penanggung jawab teknis tetap pada unit masing-masing. Pelayanan
imunisasi bagi anak sekolah diatur oleh Subdit Sepimkesma, Dirjen P2M & PLP.

Sejak tahun 1990, Indonesia telah berhasil mencapai target Universal Child Immunization (UCI) dimana
lebih dari 80 % anak Indonesia sebelum mencapai usia 1 tahun telah menerima imunisasi DPT sebanyak
3 dosis. Efektivitas program imunisasi tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian serologis, dimana
daya lindungnya sangat tinggi. Dengan perkataan lain, sebagian besar anak masuk sekolah mulai tahun
1997 telah memperoleh kekebalan dasar terhadap penyakit Diptheri dan Tetanus.

Imunisasi di sekolah dulu bertujuan memberikan imunisasi dasar, sedangkan sekarang tujuannya adalah
meninggikan tingkat imunitas yang sudah ada (booster). Sejak tahun 1996, program imunisasi mulai
memperkenalkan jadual TT5 dosis mulai dari kelompok wanita usia 14 - 39 tahun di daerah resiko tinggi
Tetanus Neonatorum. Jadual ini secara bertahap diperluas ke anak sekolah dan imunisasi TT rutin ibu
hamil.

Penjadwalan ulang imunisasi anak sekolah telah dicanangkan pada tanggal 14 November 1997 oleh 4
Menteri, yaitu Menkes, Mendikbud, Menag dan Mendagri. Untuk selanjutnya Bulan November disebut
sebagai Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Vaksin Difteri Tetanus (DT, D besar T, kecil) dan Vaksin Tetanus difteri (Td, T besar, d kecil) adalah dua
jenis vaksin yang berbeda. Kandungan dalam Vaksin Difteri Tetanus (DT) memiliki toksoid Difteri yang
lebih tinggi yaitu 20 Lf dan kandungan toxoid tetanus murni 7,5 Lf. Sedangkan Vaksin Td memiliki
kandungan toksoid difteri dengan dosis lebih rendah sepersepuluh dari vaksin DT yaitu difteri 2 Lf,
sedangkan kandungan toksoid tetanus berjumlah sama 7,5 lf, dengan ukuran tiap dosisnya sama 0,5 ml.
2. Masih terdapat beberapa siswa yang menolak untuk diberikan imunisasi dengan berlari keluar
kelas dan memberontak saat dipegang, sehingga tidak semua siswa kelas 1 SD, kelas 2 SD dan
kelas 3 SD mendapatkan imunisasi Dt dan Td.

3. Kegiatan BIAS yang dilakukan pada bulan november ini, mencakup anak kelas 1 SD, kelas 2 SD
dan kelas 3 SD. Imunisasi yang diberikan adalah Dt (Difteri tetanus) pada anak kelas 1 SD dan Td
(Tetanus difteri) pada anak kelas 2 SD dan kelas 3 SD.

4. Pelaksanaan Imunisasi dilakukan pada :


Hari/ tgl : Selasa, 12 November 2019
Pukul : 09.00 – 11.00
Tempat : SDN 30 Ampenan, Kota Mataram
Peserta : Siswa SD
Metode : Pemberian Imunisasi

5. Sosisalisasi mengenai indikasi, cara pemberian, dan efek samping dilakukan sebelum
pelaksanaan imunisasi. Pada pelaksanaanya di beberapa SD, dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan umum terlebih dahulu. Observasi selama 30 menit dilakukan pasca pemberian
imunisasi. Setelah observasi, tidak terdapat efek samping yang mengkhawatirkan pada siswa-
siswi SDN tersebut.

Anda mungkin juga menyukai