Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika hubungan agama dan negara telah menjadi faktor kunci dalam sejarah
peradaban umat manusia. Di samping dapat melahirkan kemajuan besar, hubungan antara
keduanya juga telah menimbulkan malapetaka besar. Tidak ada bedanya, baik ketika negara
bertahta di atas agama (pra abad pertengahan), ketika negara di bawah agama (di abad
pertengahan) atau ketika negara terpisah dari agama (pasca abad pertengahan, atau di abad
modern sekarang ini). Diskusi mengenai agama dan negara masih terus berlanjut di kalangan
para ahli. Pada dasarnya yang diperdebatkan adalah perlu tidaknya campur tangan agama
dalam urusan kenegaraan. Oleh karenanya, kajian terhadap urgensi beragama dan bernegara
menjadi sangat penting. Dari sana kita akan dapat menyimpulkan sebarapa besar peranan
agama terhadap negara. Juga perlu dimengerti pandangan berbagai ideologi menyangkut
masalah ini.
Pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh sembarang orang karena akan dapat
mengaturkan maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar negara, seperti yang pernah
terjadi di masa lalu. Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban
bersama untuk senantiasa menjaga kelestarian nilai – nilai pancasila sehingga apa yang
pernah terjadi di masa lalu tidak akan teredam di masa yang akan datang.
Pancasila telah teruji melalui berbagai seminar hukum dan dipandang dari berbagai
segi baik filsafat dan agama serta perjalanan sejarah bangsa, bahwa Pancasila sangat cocok
sebagai ideologi bangsa Indonesia. Dari bebagai ideologi politik dan paham agama, Pancasila
dapat menimbulkan kepribadian secara selaras, serasi dan seimbang dan tidak bertentangan
dengan hukum Tuhan dari berbagai keyakinan adat dan agama apapun di dunia dan
khususnya di Indonesia. Karena itu Pancasila dari sudut pandangan Islam, tidak ada lagi yang
dapat menunjukkan adanya jurang pembeda. Bahkan tidak ada sedikitpun Pancasila dengan 5
(lima) silanya dan ditambah secara rinci butir-butir dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Tahun 1978, bertentangan dengan ajaran Islam. Orientasi ke depan adalah kita dapat
menjelaskan relasi agama dan negara dalam berbagai ideologi, mampu menganalisa konsep
hubungan agama dan negara dalam Islam serta dapat mengkritisi hubungan agama dan negara
di Indonesia.
Sesuai dengan permasalahan diatas maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui dan memahami apa itu pancasila dan
islam , memahami hakikat pancasila sebagai dasar negara, mengetahui bagaimana
pancasila dalam pandangan islam, relasi islam dengan pancasila, serta mengetahui apa saja
upaya menjaga nilai-nilai luhur pancasila.
D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini kita dapat mengambil beberapa manfaat yaitu:
Kita bisa memahami apa itu pancasila dan islam, hakikat pancasila sebagai dasar
negara .
Kita bisa lebih memahami dan mengetahui bagaimana pancasila dalam
pandangan islam, relasi islam dengan pancasila
Kita bisa mengetahui apa saja upaya menjaga nilai-nilai pancasila .
a) Ketuhanan Yang Maha Esa, al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan (misalkan QS. al-Baqarah:
163). Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata. Namun, dalam pandangan
agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia, yang disembah.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mencerminkan nilai kemanusiaan
dan bersikap adil (Qs. al-Maa’idah: 8). Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam.
c) Persatuan Indonesia. Semua agama termasuk Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu bersatu dan menjaga kesatuan dan persatuan (Qs. Ali Imron: 103).
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan. Pancasila dalam sila keempat ini selaras dengan apa yang telah digariskan al-
Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Islam selalu
mengajarkan untuk selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan
(Shaad: 20) dan selalu menekankan untuk menyelesaikannya dalam suasana demokratis
(Ali Imron: 159).
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila yang menggambarkan terwujudnya
rakyat adil, makmur, aman dan damai. Hal ini disebutkan dalam surat al-Nahl ayat 90.
Pada akhirnya umat lslam memberikan legitimasi terhadap Pancasila sebagai dasar
Negara dan Negara memberikan legitimasi terhadap umat lslam melaksanakan syari'at
agamanya dalam kehidupan ber-Masyarakat, ber-Bangsa dan ber-Negara, Dan secara
sosiologis, hubungan ulama-ulama Islam dapat berdampingan saling mengisi dalam
membangun bangsa dan negara, sebaliknya kehidupan mayoritas umat lslam dalam Negara
Pancasila semakin memiliki peran penting dalam pembangunan disegala bidang
kehidupan, Sehingga keberhasilan pembangunan bangsa dan Negara ini juga merupakan
keberhasilan umat lslam.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai
generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal
tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
Upaya – upaya tersebut antara lain : Ideologi secara praktis diartikan sebagai
system dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok
untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideology diartikan sebagai kesatuan
gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang
a. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami
Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan,
yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk
mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang
etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu
keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada
Tuhan, dan masyarakat yang beragama.
b. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk
mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum
universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat
dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat
diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
e. keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu
semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana
setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang
serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan
tercapai secara merata. (Dari berbagai sumber).
Kesimpulan
Pancasila telah menopang dan mengakomodir berbagai suku, ras, dan agama yang ada
di Indonesia. Pancasila dirasa sangat sesuai dan tepat untuk mengakomodir seluruh ras,
suku bangsa, dan agama yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa sila-sila
Pancasila selaras dengan apa yang telah tergaris dalam al-Qur’an. Lima Sila (Panca Sila)
telah disebutkan dengan jelas dalam Naskah alinea ke-4 Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945., dimana ia adalah amanat cita-cita mulia dari para
pendiri bangsa dalam membangun dasar sebuah nation (negara) besar Ber-Bhinneka
Tunggal Ika, “Berbeda-beda tetapi tetap satu” yang sekarang kita kenal bernama Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Nila-nilai luhur dari agama (termasuk dan terutama Islam) dan budaya
yang terintegrasi dalam ideologi negara telah menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang
relatif kokoh. Kokohnya ideologi Pancasila telah terbukti dengan daya tahannya yang
tinggi terhadap segala gangguan dan ancaman dari waktu ke waktu, sehingga sampai saat
ini tetap eksis sebagai falsafah dan landasan serta sumber dari segala sumber hukum bagi
negara-bangsa Indonesia
Bagi kita sebagai orang Islam, jiwa yang terkandung didalam Pancasila bukanlah
sesuatu yang asing lagi, bukan pula sesuatu yang merugikan apalagi hendak
menghapuskan, karena apa yang telah disuarakan Pancasila merupakan bagian dari nilai-
nilai Universal Islam. Nilai-nilai Pancasila itu terkandung di dalam ajaran indah Al-
Qur’an.
Saran
Sebagai seorang mahasiswa, kita harus berpastisipasi dan mendukung dalam
mengembangkan nilai-nilai pancasila. Dengan didasari dengan nilai-nilai agama yang kita
anut, terutama agama islam.
http://so45.blogspot.co.id/2011/09/pandangan-islam-terhadap-pancasila.html
https://sinarislam.wordpress.com/2009/06/03/ayat-ayat-al-quran-mengenai-pancasila/