Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 5 Distribusi Umur Siswa di SMPN 1 Boyan Tanjung


No Jumlah Sampel
Umur Persentase (%)
1 13 tahun 21 21,87
2 14 tahun 36 37,5
3 15 tahun 39 40,63
Total 96 100
Interpretasi tabel 5

Tabel di atas menunjukkan jumlah siswa SMPN 1 Boyan

Tanjung berdasarkan jumlah umur. menunjukkan bahwa dari 96

responden terdapat sebagian kecil dari responden atau 21

responden (21,87%) yang beruia 13 tahun, sebagian kecil dari

responden atau 36 responden (37,5%) berusia 14 tahun dan

sebagian dari responden atau 39 responden (40,63%) usia 15

tahun.

45
46

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kebiasaan Merokok Remaja

Putra di SMPN 1 Boyan Tanjung tahun 2014

a. Faktor Pengaruh Orang Tua

Tabel 6 Faktor orang tua yang berpengaruh terhadap Kebiasaan


Merokok Remaja Putra di SMPN 1
Boyan Tanjung
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Mempengaruhi 23 23,96
2 Cukup Mempengaruhi 34 35,41
3 Tidak mempengaruhi 39 40,63
Jumlah 96 100
D

Interpretasi tabel 6

dari tabel di atas dapat dilihat sebagian kecil dari

responden yaitu 23 responden (23,96%) menyatakan orang tua

Mempengaruhi kebiasaan merokok, sebagian kecil dari responden

atau 34 responden (35,41%) menyatakan faktor orangtua cukup

mempengaruhi kebiasaan merokok, dan sebagian dari responden

atau 39 responden (40,63%) diantara mereka menyatakan bahwa

faktor pengaruh orang tua tidak mempengaruhi kebiasaan

merokok.
47

b. Faktor Pengaruh Teman

Tabel 7 Faktor teman Yang Berpengaruh terhadap Kebiasaan


Merokok Remaja Putra di SMPN 1 Boyan Tanjung
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Mempengaruhi 29 30,21
2 Cukup Mempengaruhi 47 48,95
3 Tidak mempengaruhi 20 20,84
Jumlah 96 100
Interpretasi tabel 7

Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian kecil dari

responden yaitu 29 responden (30,21%) menyatakan faktor

teman mempengaruhi kebiasaan merokok, sebagian dari

responden yaitu 47 responden (48,95%) menyatakan faktor

teman cukup mempengaruhi kebisaan merokok, dan sebagian

kecil dari responden yaitu 20 responden (20,84%) diantara

mereka menyatakan bahwa faktor pengaruh teman tidak

mempengaruhi kebiasaan merokok.

c. Faktor Kepribadian

Tabel 8 Faktor Tujuan Tertentu Yang berpengaruh terhadap


Kebiasaan Merokok Remaja Putra di SMPN 1
Boyan Tanjung
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Mempengaruhi 22 22,92
2 Cukup Mempengaruhi 44 45,83
3 Tidak mempengaruhi 30 31,25
Jumlah 96 100
interpretasi tabel 8

Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian kecil dari

responden yaitu 22 responden (22,92%) menyatakan faktor

kepribadian mempengaruhi kebiasaan merokok, sebagian dari

responden yaitu 44 responden (45,83%) menyatakan faktor

kepribadian cukup mempengaruhi kebisaan merokok, dan


48

sebagian kecil dari responden atau 30 responden (31,25%)

diantara mereka menyatakan bahwa faktor kepribadian tidak

mempengaruhi kebiasaan merokok.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini sampel merupakan remaja putra kelas X di

SMPN 1 Boyan Tanjung. Usia mereka pun bervariasi antara 15 tahun

hingga 17 tahun. Mereka terbagi dalam 6 kelas.

Perokok laki-laki jauh lebih tinggi dari pada perokok perempuan.

Dimana jika diuraikan melalui umur, prevalensi perokok laki-laki paling

tinggi pada umur 13-19 tahun. Selain itu, Yayasan Kanker Indonesia (YKI)

mengemukakan bahwa pelajar laki-laki sudah mulai atau bahkan terbiasa

merokok umumnya sejak duduk di kelas VIII dan makin meningkat hingga

kelas XII (Sirait, 2001)

Sebagaimana diungkapkan oleh Tandra (2003) mengatakan

bahwa terdapat peningkatan angka perokok dikalangan remaja, meskipun

mereka telah mengetahui dampak merokok bagi kesehatan dan

menyebutkan bahwa 20% dari total perokok di Indonesia adalah remaja

dengan rentang usia antara 15 hingga 21 tahun. Meningkatnya pervalensi

merokok di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia terutama

dikalangan remaja menyebabkan masalah merokok menjadi semakin

serius (Tulakom, 2003).

Psikolog dari Fakultas Psikologi UI, Dharmayati Utoyo Lubis

mengatakan bahwa alasan remaja merokok adalah ingin tahu, gampang

mendapat rokok, kebiasaan teman sebaya, tekanan lingkungan agar


49

sama, menunjukkan perlawanan, melepas stres karena masalah di rumah

dan sekolah, yakin berhenti merokok itu gampang, meremehkan risiko

kesehatan. Perilaku merokok pada remaja akan meningkat jika orangtua

atau keluarga merokok, anak mengira orang tua tidak peduli atau malah

mendukung, teman-teman merokok, tak percaya bahwa merokok

berbahaya bagi kesehatan .

Maka dari itu, Dharmayati menyatakan edukasi perlu diberikan

pada anak-anak usia sekolah. "Edukasi jangan hanya fokus ke dampak

jangka panjang atau berbagai penyakit, tapi terutama ke dampak jangka

pendek seperti merokok sama dengan membakar uang, calon pacar tak

suka karena bau dan kenapa mau dibodohi iklan.

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kebiasaan Merokok Remaja

Putra kelas X di SMPN 1 Singkawang tahun 2013

a. Faktor Pengaruh Orang Tua

Dari 96 responden terdapat sebagian kecil dari responden

yaitu 23 responden (23,96%) menyatakan orang tua Mempengaruhi

kebiasaan merokok, sebagian kecil dari responden atau 34

responden (35,41%) menyatakan faktor orangtua cukup

mempengaruhi kebiasaan merokok, dan sebagian dari responden

atau 39 responden (40,63%) diantara mereka menyatakan bahwa

faktor pengaruh orang tua tidak mempengaruhi kebiasaan merokok.

Dilihat dari jawaban responden tentang pertanyaan soal

pertama yaitu diantara 96 responden, 53,8% diantaranya

menyatakan bahwa orang tua mereka merokok. Sedangkan pada


50

soal kedua yaitu 50% responden mengatakan bahwa orang tuanya

(ayah) pernah merokok didepan mereka. Hal ini jelas

menggambarkan bahwa orang tua (ayah) secara tidak langsung

cukup mempengaruhi kebiasaan merokok mereka. Meski orang tua

tersebut melarang anaknya merokok, bahkan memarahi anaknya

jika ketahuan merokok.

Studi Mirnet Tuakl, 1990 dalam Rochadi (2008)

mengatakan bahwa dari survey terhadap para perokok, dilaporkan

bahwa orang tua dan saudara yang merokok merupakan faktor

yang menyebabkan keterlanjutan prilaku merokok pada remaja.

b. Faktor Pengaruh Teman

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 96 responden

menunjukkan terdapat sebagian kecil dari responden yaitu 29

responden (30,21%) menyatakan faktor teman mempengaruhi

kebiasaan merokok, sebagian dari responden yaitu 47 responden

(48,95%) menyatakan faktor teman cukup mempengaruhi kebisaan

merokok, dan sebagian kecil dari responden yaitu 20 responden

(20,84%) diantara mereka menyatakan bahwa faktor pengaruh

teman tidak mempengaruhi kebiasaan merokok.

Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang

merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs),

untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan

menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma

(permissive beliefs/ fasilitative) (Santoso, 2005). Hal ini sejalan


51

dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang

biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan

kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok

sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Perilaku merokok pada seseorang karena memiliki saudara

atau teman-teman yang merokok, lebih sering bergaul dengan

teman dan mendapat tekanan dari teman yang merokok. Berbagai

fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok

maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah

perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua

kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh

teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut

dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua

menjadi perokok. Di antara remaja perokok terdapat 87%

mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang

perokok (Santoso, 2005).

c. Pengaruh Tujuan Tertentu

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 96 responden

menunjukkan terdapat sebagian kecil dari responden yaitu 22

responden (22,92%) menyatakan faktor tujuan tertentu

mempengaruhi kebiasaan merokok, sebagian dari responden yaitu

44 responden (45,83%) menyatakan faktor tujuan tertentu cukup

mempengaruhi kebisaan merokok, dan sebagian kecil dari

responden atau 30 responden (31,25%) diantara mereka


52

menyatakan bahwa faktor tujuan tertentu tidak mempengaruhi

kebiasaan merokok.

Dalam setiap adanya suatu transisi perubahan, status

individu menjadi tidak jelas karena terdapat keraguan akan peran

yang harus dilakukan. Pada masa remaja, individu bukan lagi

seorang anak-anak dan juga bukan orang dewasa. Di sisi lain,

status remaja yang tidak jelas ini memberikan keuntungan karena

status tersebut memberikan ruang dan waktu kepada seorang

remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan

pola prilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya (Rochadi

K, 2008)

Remaja adalah suatu kurun usia yang serba labil. Dan untuk

kematangan berpikir serta mempertimbangkan sesuatu masih

campur aduk antara emosi (perasaan) dan rasio (logika). Oleh

karena itu, sesuatu yang sifatnya coba- coba atau eksperimen

sering muncul dan sebagian remaja memiliki rasa ingin tahu

terhadap hal- hal baru tanpa melihat apakah itu bersifat positif atau

negatif. Jiwa remaja adalah jiwa yang penuh gejolak (strum and

drug). Lingkungan sosial remaja yang ditandai dengan dengan

perubahan sosial yang cepat (khususnya di kota- kota besar dan

daerah- daerah yang sudah terjangkau sarana- prasarana

komunikasi dan perhubungan) yang mengakibatkan kesimpang-

siuran norma. Kondisi internal dan eksternal yang sama- sama

bergejolak inilah yang menyebabkan masa remaja memang lebih


53

rawan dari pada tahap- tahap lain dalam perkembangan jiwa

manusia (Sarwono, 2006).

Psikolog dari Fakultas Psikologi UI, Dharmayati Utoyo Lubis

mengatakan bahwa mayoritas remaja perokok menganggap

merokok adalah lambang kedewasaan, kejantanan, percaya diri dan

gengsi. Pada remaja kalangan sosial ekonomi bawah, merokok bisa

menghilangkan kebosanan, menghindari stres di rumah, dan 80%

mengatakan merokok sebagai kompensasi terhadap rasa rendah

diri. Merokok pertama kali tidak enak, tetapi saat mengisap batang

keempat, mereka kemudian dapat jadi perokok aktif dalam jangka

panjang.

Anda mungkin juga menyukai