PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen berikut
Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV, MCV, Dan MCHC), apusan darah tepi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap darah (LED), dan hitung retikulosit.
a. Monitor adaya daerah tertentu yang hanya peka terhadap c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai keadaan sytem hematopoesis.
panas/dingin tajam/tumpul d. Pemeriksaan atas indikasi : pemeriksaan ini untuk menginformasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen :
Anemia defisiensi besi
b. Monitor adanya paretese Anemia megaloblastik
c. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada Anemia hemolitik
Anemia pada leukemia akut
lesi atau laserasi 2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman.
d. Gunakan sarung tangan untuk proteksi 3. Radiologi : torak, bone, survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
e. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung 5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH = fluorescene in situ hybridization).
f. Monitor kemampuan BAB
g. Kolaborasi pemberian analgetik
h. Monitor adanya tromboplebitis
7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhn oksigen
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dengan TD, HR, RR ANEMIA 1. Aktivitas/ istirahat: keletihan, kelemahan, malaise umum
kehilangan produktifitas penurunan semangat untuk bekerja
yang sesuai
b. Menyatakan gejala memburuknya efek dari OR &
tapi leransi terhadap latihan rendah kebutuhan untuk istirahat
c. Warna kulit normal, hangat, & kering 2. Sirkulasi: riwayat kehilangan darah kronis , riwayat
d. Memverbalisasikan pentingnya aktivitas secara bertahap endokarditis infektif kronis.
e. Mengekspresikan pengertian pentingnyakeseimbangan 3. Nyeri/kenyamanan: lokasi nyeri terutama didaerah abdomen
latihan & istirahat dan kepala.
f. Peningkatan toleransi aktivitas 4. Pernafasan: nafas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas.
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyabab dan mengganti darah yang hilang.
1. 1. DEFINISI
Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya : Anemia adalah penurunan kadar Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Pada
hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung dasarnya anemia disebabkan oleh : 1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh
1. Anemia Aplastik sumsum tulang belakang, 2. Kehilangan darah keluar tubuh, 3. Proses
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan antithimocyte eritrosit (red cell count) berakibat pada penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis). Klasifikasi
globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. anemia menurut Etiopatogenesis :
2. Anemia pada penyakit ginjal
penurunan kapasitas pengangkutan
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat. Kalau oksigen oleh darah.
tersedia, diberikan eritropoetin rekombinan.
a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
anemianya. 2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat 3. Kerusakan sumsum tulang
Dengan pemberian makanan adekuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3x10 b. Anemia akibat hemorogi
mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5gr% 1. Anemia pasca perdarahan akut
5. Anemia megaloblastik 2. Anemia akibat perdarahan kronik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12 c. Anemia hemolitik
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus diteruskan selama 1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa. 2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
d. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan pathogenesis
d. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbs, penanganannya
yang komplek
6.
dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara IM.
Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan transfuse darah dan plasma.
ANEMIA
7. Anemia hemolitik Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi:
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.