Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
KELOMPOK IV
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu sampel. Baik analisis untuk mengetahui zat yang terkandung ataupun
kadar yang terkandung dalam suatu sampel. Baik itu analisis kimia
Salah satu analisis kimia kuantitatif yang paling sering digunakan dan
suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel zat yang ditetapkan
Menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis
jika suatu zat yang dianalisa (analisa) tersebut (Day. R.A dan
Underwood.2002).
adalah analisis dengan berdasarkan pada berat tetap analit dalam suatu
prinsip penimbangan berat endapan yang telah kering dan diubah dalam
rupa sehingga nantinya zat tersebut diketahui rumus molekul dengan pasti
dan berada dalam keadaan stabil untuk mencapai analisis harus dapat
dengan mudah dari larutannya dan zat yang ditimbang harus mempunyai
memakan waktu yang lama. Adanya pengatur pada konstituen dapat diuji
(khopkar, 2002).
B. Tujuan Percobaan
C. Manfaat Percobaan
suatu sampel.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan
teliti.Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-
dan kation anorganik serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon
penentuan kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein
dalam obat pencahar, nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan
merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan
aA+pP→AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien
reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat
kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan
reaktan pengendap ion oksalat C2O42- dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi
berikut:
2. Reaksi yang menyertai pengeringan= CaC2O (s) → CaO (s) + CO2 (g) + CO(g)
Agar pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1) proses
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor
(Ibnu, 2004).
Dalam gravimetri, endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan
cairan induknya melalui kertas saring atau alat penyaring kaca masir.Kertas saring
yang digunakan dalam gravimetri terbuat dari selulosa yang sangat murni sehingga
jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat sedikit. Selain dengan
Dengan cara ini, endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa
saat, kemudian cairan bagian atasnya dituangkan kedalam wadah lain. Pekerjaan
ini dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari endapan (Rivai,
1995: 305).
mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dipisahkan secara filtrasi. Kedua, sifat
fisik endapan sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan
besar, serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia
berikut:
a. Pengendapan
dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau sukar larut sehingga tidak ada
endapan tergantung antara lain dari bahan-bahan yang ada dalam larutan
sebelum atau setelah penambahan pereaksi (Presipitant) dan juga dari kondisi
pengendapan.
b. Penyaringan
menyring:
Saringan yang digunakan tergantung dari sifat endapan dan juga dari
gelatinus atau endapan lain yang akan dipijarkan pada suhu tinggi, misalnaya
sampai suhu 1200 °C. Krus penyaring serta gelas sinter hanya digunakan jika
endapan nantinya hanya dipanasi pada suhu yang paling rendah dari 200 °C.
c. Pencucian endapan
cairan induknya yang selalu terbawa. Adanya cairan ini pada pemanasan akan
bersihnya suatu endapan, dapat dilakukan dengan menguji lapisan dari bahan
beberapa hal sering pula dipakai suatu larutan yang dapat mengurangi daya
larut dari endapan dan juga mencegah peptisas.Ada juga endapan yang mudah
dibiarkan sampai kering dan harus menggunakan larutan pencuci yang dapat
rendah dari 25 °C, sedangkan pemijaran dilakukan pada suhu antara 250-
1000 °C.
e. Cara penguapan/pengeringan
cara:
1. Pemijaran secara sederhana dalam udara atau dalam aliran gas yang tidak
endapan.
c. Hasil analisisnya spesifik dan akurat. Data hasil analisis benar dan tepat
d. Presisi.Kesesuaian beberapa data pengukuran sama yang dilakukan secara
berulang.
2. hanya dapat digunakan untuk kadar komponen yang cukup besar. Analisis
B. Uraian Bahan
RM / BM : CuSO4.5H20 / 249,6
warna biru.
hilang.
Kelarutan : Larut etanol, asam asetat, tidak larut dalam air.
menimbulkan panas.
METODE KERJA
Corong , Erlenmeyer, Gelas arloji, Gelas kimia, Gelas ukur , Kaki tiga,
Kertas perkamen, Kertas saring, Lap halus, Lap kasar, Pipet tetes,
B. Cara Kerja
Timbang lagi gelas kimia secara teliti, dan catat massanya. Diambil kira-kira
kurang lebih 1,5 g dan dimasukkan kedalam gelas kimia 250 mL. Dicatat
Masukkan 1,2 gram logam Zn kedalam larutan, dan tutup dengan gelas arloji.
saat untuk mengaduk larutan. Reaksi berlangsung sempurna jika larutan sudah
tidak berwarna lagi dan tidak ada lagi gas yang dilepaskan. Apabila pada
larutan tidak berwarna masih melepaskan gas, tambahan 2 mL HCl encer
Pindahkan endapan dengan hati-hati ke gelas kimia yang lain. Cucilah endapan
dengan pemanasan didalam gelas kimia yang berisi air panas air panas serta
ditambahkan 1 mL HCl encer. Panaskan sampai kering dan bau aseton hilang.
Dinginkan dan timbang bersama beaker gelas. Pindahkan sampel dalam kertas
saring dan tentukan berat sampel dengan menimbang ulang massa gelas kimia
tanpa sampel.
BAB IV
endapan
B. Pembahasan
suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel zat yang ditetapkan
dianalisis.
analisis dengan berdasarkan pada berat tetap analit dalam suatu matriks
penimbangan berat endapan yang telah kering dan diubah dalam bentuk
nantinya zat tersebut diketahui rumus molekul dengan pasti dan berada
pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor pengorek dapat digunakan
(Khopkar, 2002).
senyawa lain yang stabil. Sehingga dapat diketahui berat tetapnya berat
gelas arloji dan sesekali diaduk. Tujuan penggunaan Zn pada larutan yakni
ion tembaga dalam larutan dapat diubah menjadi logam. sementara Zn yang
Ditambahkan HCL jika masih ada gas/uap. Fungsi HCL dalam larutan
Setelah itu dipanaskan hingga kering dan bau aseton hilang. Terakhir
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
B. Saran
3. Untuk praktikan : kiranya lebih berhati-hati dan lebih teliti pada saat
melakukan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
= 2 g – 0,83
= 1,17 g
2 x ArCu
Bobot Cu+ dalam endapan = x bobot endapan
Mr CuSO4
2 x 64g/mol
= x 0,64g
160g/mol
128
= x 0,64g
160
= 0,512g
0,512g
= x 100%
1,17g
= 43,78 %
LAMPIRAN 2. Gambar hasil penelitian