Anda di halaman 1dari 15

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PSIKOPATOLOGI

Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang

mempelajari sebab-sebab dan sifat gangguan jiwa.18 Psikopatologi merupakan

suatu studi tentang gangguan mental mencakup pikiran, perasaan dan perilaku

yang abnormal.19 Psikopatologi cenderung menunjukkan penyimpangan dan lebih

evaluatif dari pada kepribadian. Dalam psikologi abnormal, ditemukan pola yang

relatif stabil dalam tingkah laku, afek, motivasi, dan/ atau kognisi yang

menunjukkan perbedaan individu dan demikian sesuai dengan definisi kepribadian.

Psikopatologi mungkin dianggap memerlukan diagnosis ahli, sedangkan

kepribadian diukur dengan menggunakan penilaian diri dan informan. Namun

penilaian diri dan informan banyak digunakan secara luas dalam pengukuran

psikopatologi dan pengamatan oleh pakar juga dapat berguna dalam penilaian

kepribadian.20

Perkembangan psikopatologi telah muncul selama 30 tahun terakhir

sebagai suatu kerangka integratif yang secara terpusat berkaitan dengan

memeriksa perkembangan manusia dan adaptasinya melalui penelitian dasar dan

intervensi yang berdasar secara empirik, dibentuk untuk meningkatkan

29 

Universitas Sumatera Utara


perkembangan positif dan mencegah munculnya masalah perilaku dan emosional.

Meski terjadi debat yang penjang mengenai cara terbaik mendefinisikan disiplin ini,

mungkin akan diringkas sebagai “studi kesehatan moral dan adaptasi dalam

konteks perkembangan”.21

Beberapa pendapat mengenai perkembangan psikopatologi adalah kunci

untuk pertanyaan penelitian seperti bagaimana kompetensi satu titik

perkembangan dihubungkan dengan adaptasi dititik berikutnya. Pertama, ini terikat

pada satu ide utama dalam ilmu perkembangan bahwa munculnya perkembangan

berasal dan interaksi yang kompleks diantara orang-orang (gen, biologi dan sistem

internal) dan konteks pada tingkatan tertentu. Ide dari munculnya kembali

beberapa faktor yang mempengaruhi adaptasi membawa kita pada gagasan

bahwa individu yang mulai dengan pola perilaku serupa mungkin akan berujung

pada hasil perkembangan yang berbeda sementara mereka dengan perilaku awal

yang berbeda dapat bermanifestasi hasil yang sangat serupa.21

Kedua, pendekatan ini dibimbing oleh terori perkembangan sistem yang

mengusulkan bahwa manusia hidup dalam sistem kehidupan dan merupakan

bagian dari sistem operasi yang lebih besar akan pengaruh potensial yang

membentuk perkembangan. Ketiga, penelitian longitudinal prospektif merupakan

metode yang penting untuk perkembangan psikopatologi, karena hanya dengan

memeriksa seseorang dan konteknya pada beberapa tingkat selama beberapa

waktu makan hubungan perkembangan dapat diawasi dan dimengerti. Penelitian

30 

Universitas Sumatera Utara


cross sectional dapat memberikan informasi untuk tujuan tertentu dan merupakan

langkah penting dalam menyorot hubungan antara konsep dan menghasilkan

hipotesis mengenai proses potensial perkembangan. Tapi tidak memperhitungkan

variasi faktor, tempo dan waktu diseluruh tingkatan maka dapat mengakibatkan

adanya kesalahan kesimpulan yang tidak benar mengenai kelanjutan dan

perubahan dalam perkembangan. Sistem kehidupan mungkin mendemonstrasikan

meningkatnya perubahan dalam fungsi dan paling tidak mampu menerima adanya

intervensi langsung pada perubahan jalannya adaptasi. Akhirnya, perhatian harus

dicurahkan pada bentuk adaptif dan maladaptif perilaku dan fungsi positif serta

menyimpang sebagai informasi yang sama penting.21

Dua konsep yang sangat berhubungan terhadap perkembangan

psikopatologi adalah kompetensi dan pertahanan. Definisi kompetensi telah lama

dihubungkan dengan ide mengenai adaptasi manusia dan fungsi adaptif. Konsep

pertahanan merefleksikan gagasan perkembangan bahwa terdapat variasi fungsi

berdasarkan tingkat kesulitan atau kerugiannya, tapi mengarah pada bagaimana

individu dari kesulitan dan kerugian mengembangkan ketahanan. Mengidentifikasi

pertahanan membutuhkan dua penilaian penting, satu mengenai paparan terhadap

kesulitan dan lainnya bagaimana seseorang bertahan dalam kehidupan.

Pertahanan disimpulkan saat pengalaman seseorang secara signifikan

mengancam perkembangan atau adaptasi tapi tetap baik meski terdapat tekanan.2

31 

Universitas Sumatera Utara


2.2 PERIMENOPAUSE.

Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa; yakni

masa bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa

klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa mempunyai kekhususan;

karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena

merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.3

Sudah merupakan hukum alam bahwa setiap makhluk di dunia ini

mengalami proses penuaan. Pada manusia proses penuaan itu sebenarnya terjadi

sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus sampai mati. Berbeda dengan

kaum pria, proses penuaan pada wanita berlangsung lebih ”dramatis”, terutama

karena adanya proses reproduksi dalam kehidupannya.23

Menopause dalam kehidupan seorang wanita merupakan suatu proses

yang alami dan sudah pasti akan terjadi. Ketika wanita memasuki masa

menopause yang umumnya terjadi pada usia sekitar 50 tahun akan terjadi

perubahan-perubahan biologis pada tubuhnya, khususnya hormon yang dihasilkan

oleh ovarium. Secara alami seorang wanita yang berusia 45 – 55 tahun,

ovariumnya tidak lagi menghasilkan hormon estrogen dan hormon lainnya.

Hilangnya estrogen dan progesteron secara progresif selama menopause

meningkatkan risiko kesehatan wanita dan akan mempengaruhi kualitas hidup

dikala seorang wanita seharusnya mencapai kesuksesan.24,25

32 

Universitas Sumatera Utara


Setelah usia 40 tahun seorang wanita memasuki fase klimakterium yang

berasal dari kata climacter yang berarti tahun-tahun peralihan. Klimakterium atau

usia mapan, berlangsung dari saat pramenopause (kira-kira umur 40 tahun) yaitu

pada masa dimana ovarium berangsur-angsur menurun fungsinya dan berakhir

sekitar usia 55 tahun. Pada usia sekitar 49 tahun menjadi menopause (mati

haid).23,26 Siklus menstruasi dari sejumlah besar wanita normal yang sehat menjadi

tidak teratur pada usia 40 tahun dan lebih dari setengah perempuan melaporkan

berhentinya menstruasi pada usia 52 tahun, semua telah menjadi menopause

pada usia 57 tahun.8

Periode perimenopause mengacu pada interval ketika siklus menstruasi

wanita menjadi tidak teratur, yang umumnya terjadi antara usia 45 tahun dan 49

tahun.14

Menurut World Health Organization (WHO), menopause adalah berhentinya

menstruasi secara permanen akibat tidak bekerjanya folikel ovarium. Sehingga

untuk menentukan onset dilakukan retrospektif, yaitu dimulai dari amenoreaa

spontan sampai 12 bulan kemudian, seiring dengan peningkatan follicle stimulating

hormone (FSH). Menopause merupakan kegagalan ovarium dengan onset pada

usia dewasa, ditandai dengan tidak adanya estrogen, progesteron dan androgen

ovarium.11

Jumlah folikel yang terkandung dalam ovarium yang menurun terus-

menerus sepanjang seumur hidup, tapi penurunan ini dipercepat dimulai sekitar

33 

Universitas Sumatera Utara


usia 40 tahun.27,28 Awal perimenopause sering ditandai dengan peningkatan serum

FSH bahkan sebelum terjadi ketidakteraturan siklus menstruasi dimulai. Definisi

untuk awal perimenopause membutuhkan tingkat FSH diatas 25 IU/L

(dibandingkan dengan pramenopause 1-9 IU/L). Tingkat estradiol dibawah 40

pg/ml (sedangkan tingkat pramenopause adalah 50-350 pg/ml) selama fase awal

folikuler dari siklus mentruasi atau sekitar 2-3 hari setelah menstruasi dimulai.27,29

Gejala menopause mungkin termasuk yang disebabkan oleh perubahan

fungsi vasomotor (misalnya hot flushes, menggigil dan berkeringat di malam hari),

kekeringan vagina, atrofi vagina dan dispareunia yang mempengaruhi fungsi

seksual, menurunnya dorongan seksual, inkontinensia urin, kelelahan dan

gangguan tidur, gejala somatik, gangguan kejiwaan seperti kecemasan, depresi,

iritabilitas dan kurang konsentrasi. Semua gejala ini telah dilaporkan dapat

mengurangi kualitas hidup bagi wanita.1

Beberapa istilah yang sering digunakan membagi masa klimakterik, seperti

:11,30

Pramenopause : < 2 bulan sebelum menstruasi terakhir.

Perimenopause : 2 – 12 bulan sejak menstruasi terakhir. Merupakan

waktu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur sebelum terjadi amenorea, bisa

terjadi bisa tidak. Beberapa ahli menyebutkan bahwa istilah perimenopause

meliputi wanita pada usia 45 – 65 tahun.

Pascamenopause : > 12 bulan sejak menstruasi terakhir.

34 

Universitas Sumatera Utara


Menopause sendiri didefinisikan sebagai berhentinya menstruasi atau

amenorea selama > 12 bulan berturut-turut, dimana tidak adanya kehamilan dan

menyusui. Perimenopause merupakan masa transisi ke menopause. Secara klinis

didefinisikan sebagai interval sebelum menopause ditandai dengan periode tidak

teratur dari menstruasi atau amenorea berlangsung <12 bulan dalam suatu

waktu.27

Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa masa klimakterik berlangsung

selama 30 tahun (usia 35-65 tahun), dan dibagi menjadi 3 bagian untuk

kepentingan klinis, yaitu : klimakterik awal (35 – 45 tahun), perimenopause (46 –

55 tahun) dan klimakterik akhir (56 – 65 tahun).11,28 Perimenopause sebetulnya

adalah hal yang normal, akan dialami oleh semua wanita yang berusia antara 45 –

55 tahun, walaupun dapat juga terjadi pada usia sekitar 35 tahun.8

Perimenopause adalah masa dimana menstruasi tidak lagi terjadi setiap

bulan pada mereka yang berada pada usia-usia menjelang menopause. Pada

periode waktu tersebut mulai terjadi penurunan kadar hormon-hormon tertentu

terutama hormon-hormon yang berkaitan dengan reproduksi yaitu hormon

estrogen, progesteron sehingga kemungkinan terjadi kehamilan menghilang.

Siklus haid menjadi tidak teratur, dan periode ini bisa berlangsung sampai kira-kira

10 tahun.8

35 

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1. Gejala fisik dan mental dari perimenopause.30

- Hot flushes - Ansietas


- Berkeringat - Lekas marah
- Tidur terganggu - Mood yang labil
- Jantung berdebar-debar - Depresi
- Konsentrasi terganggu - Sakit kepala
- Dispareunia - Frustasi
- Peningkatan gatal di vagina - Kelelahan
dan kekeringan
Sumber: Perimenopausal mental disorders: epidemiology and phenomenology. Vol10; 6:472.30

2.3 SYMPTOM CHECK LIST (SCL-90).

Symptom Check List (SCL-90) adalah kuesioner self-report yang pada

awalnya berorientasi pada gejala perilaku pasien rawat jalan psikiatri. Awalnya

dikembangkan untuk percobaan obat untuk menilai ”keberhasilan relatif dari agen

psikoterapi”. Sejak saat itu diterapkan sebagai instrumen penemuan kasus

kejiwaan, sebagai ukuran keparahan gejala dan sebagai ukuran deskriptif dari

psikopatologi pada populasi pasien yang berbeda. SCL-90 ini dimaksudkan untuk

mengukur intensitas gejala pada sembilan sub skala yang berbeda. 90 butir pada

kuesioner dinilai pada skala 5-poin Likert, yang menunjukkan tingkat kejadian dari

gejala. SCL-90 ini biasanya membutuhkan waktu antara 12 hingga 20 menit untuk

menyelesaikannya.31-34

36 

Universitas Sumatera Utara


2.3.1 Gambaran Symptom Check List-90.

Symptom Check List-90 merupakan 90 butir self-report yang dirancang

terutama untuk mencerminkan pola gejala psikologis pasien psikiatri dan medis. Ini

adalah ukuran status gejala terkini, saat ini, bukan pengukuran untuk kepribadian.

Setiap butir dari kuesioner dinilai oleh pasien pada skala lima poin dari 0 (tidak

sama sekali) hingga 4 (sering sekali). SCL-90 terdiri dari sembilan dimensi gejala

utama sebagai berikut :31,32

1. Somatisasi

2. Obsesif-kompulsif

3. Sensitifitas interpersonal

4. Depresi

5. Ansietas

6. Hostilitas (permusuhan)

7. Fobia

8. Ide paranoid

9. Psikotisisme

2.3.2 Administrasi.

Kuesioner membutuhkan pengenalan singkat oleh seorang teknisi atau

pewawancara klinis untuk memastikan validitas. Pengantar bisa sangat singkat

tetapi harus memberikan waktu bagi pasien untuk mengajukan pertanyaan.31

37 

Universitas Sumatera Utara


2.3.3 Waktu.

Standar waktu yang ditetapkan untuk SCL-90 adalah ”7 hari, termasuk hari

ini”, tetapi dirancang dengan jendela waktu fleksibel sehingga evaluasi selama

periode waktu spesifik lainnya dapat dilakukan. SCL-90 membutuhkan waktu

antara 12 hingga 20 menit untuk pengisian.31

2.3.4 Sasaran.

Symptom Check List-90 dirancang untuk spektrum yang luas dari populasi,

mulai dari populasi normal ”bukan pasien” hingga pasien medis atau individu

dengan gangguan kejiwaan. Seperti self-report lainnya, SCL-90 tidak boleh

diberikan pada pasien delirium, retardasi mental atau psikotik.31

2.3.5 Gambaran dimensi gejala.

Setiap gejala dari sembilan dimensi terdiri dari 6-13 butir. Nilai dari tiap

dimensi merupakan rata-rata dari nilai seluruh butir dimensi. Angka rata-rata pada

sembilan dimensi dapat diekspresikan sebagai profil gejala. Deskripsi dari

sembilan dimensi tersebut adalah :31,33

1. Somatisasi (SOM, 12 butir)

Dimensi ini mencerminkan tekanan yang meningkat dari persepsi akan tubuh.

Keluhan berfokus pada sistem kardiovaskular, gastrointestinal, pernafasan dan

sistem lainnya dengan media otonom termasuk didalamnya. Banyak dari

38 

Universitas Sumatera Utara


gejala-gejala ini termasuk ke dalam diagnostik gangguan kecemasan dan

memiliki prevalensi tinggi dalam gangguan dengan etiologi fungsional. Semua

dari mereka mungkin secara alami menjadi refleksi dari penyakit fisik.31,33

2. Obsesif-kompulsif (O-C, 10 butir)

Dimensi ini mencerminkan gejala khas gangguan obsesif-kompulsif. Berfokus

pada pikiran-pikiran, dorongan-dorongan dan tindakan yang dialami yang tak

dapat tertahankan oleh individu namun bersifat sebagai suatu ego atau hal

yang tidak diinginkan.31,33

3. Sensitifitas interpersonal (INS, 9 butir)

Dimensi ini berfokus pada perasaan ketidakmampuan seseorang dan perasaan

rendah dibandingkan dengan orang lain. Celaan terhadap diri sendiri,

kegelisahan dan ketidaknyamanan selama interaksi interpersonal termasuk

disini.31,33

4. Depresi (DEP, 13 butir)

Sebagian besar gejala yang khas sindrom depresi menurut kriteria diagnostik

disertakan disini. Gejala mood disforik dan afek seperti tanda-tanda penarikan

minat hidup, kurangnya motivasi dan kehilangan energi vital terwakili. Perasaan

putus asa, pikiran bunuh diri dan kognitif dan somatik berkorelasi dengan

depresi disertakan.31,33

5. Ansietas (ANX, 10 butir)

39 

Universitas Sumatera Utara


Dimensi ini terdiri dari gejala yang terkait dengan kecemasan yang nyata.

Gugup, tegang dan gemetar serta perasaan teror dan panik disertakan.

Beberapa somatik yang berkorelasi dengan ansietas juga turut disertakan.31,33

6. Hostilitas (HOS, 6 butir)

Pikiran, perasaan atau tindakan yang merupakan karakteristik yang berdampak

tingkat kemarahan ditunjukkan disini. Kualitas seperti agresi, lekas marah,

kemarahan dan kebencian juga disertakan.31,33

7. Fobia (PHO, 7 butir)

Kecemasan fobia didefinisikan sebagai respons takut menetap pada orang,

tempat, objek atau situasi tertentu yang dikarakteristikkan sebagai tindakan

tidak rasional dan proporsional terhadap rangsangan. Ini menyebabkan

perilaku penghindaran atau melarikan diri. Butir-butir dari dimensi ini

sebenarnya merupakan manifestasi dari agorafobia.31,33

8. Ide paranoid (PAR, 6 butir)

Ide paranoid diwakili disini sebagai model berfikir yang tidak teratur. Berfikir

proyektif, permusuhan, kecurigaan, kebesaran, sentralitas, rasa takut

kehilangan otonomi dan delusi ditampilkan sebagai cerminan utama gangguan

ini.31,33

9. Psikotisisme (PSY, 10 butir)

Kerangka psikotisisme diwakili disini sebagai dimensi kelanjutan dari

pengalaman manusia. Skala menyediakan kelanjutan dari keterasingan

40 

Universitas Sumatera Utara


interpersonal ringan hingga ke bukti dramatik akan psikosis. Butir-butir

mencakup penarikan, isolasi dan gaya hidup skizoid seperti juga gejala

skizofrenia peringkat-pertama seperti halusinasi dan penyiaran pikiran.31,33

10. Butir tambahan (7 butir)

Butir-butir ini memberikan kontribusi pada skor global kuesioner namun tidak

dinilai secara kolektif sebagai suatu dimensi. Butir-butir ini sedikit menyentuh

bagian gangguan makan dan pola tidur.31,33

Nilai pada sembilan dimensi gejala dinyatakan sebagai profil gejala.31,33 Dalam

menilai skor untuk SCL-90 dapat digunakan berdasarkan indeks distres global

berupa Global Severity Index dimana interpretasi nilai yang digunakan adalah 61.

Karena itu, hasil dengan skor 61 dan lebih keatas maka subjek diidentifikasi

memiliki kemungkinan psikopatologi.2

2.3.6 Reabilitas dan Validitas.

Pengukuran reabilitas pada SCL-90 menggunakan dua tipe yaitu

konsistensi internal dan tes-ulang tes. Koefisien konsistensi internal telah

dilaporkan baik untuk SCL-90 sub-skala dan indeks global di populasi yang

berbeda seperti kelompok kontrol, pasien rawat inap psikiatri dan pasien rawat

inap penyalahgunaan zat serta pasien kanker. Koefisien stabilitas untuk SCL-90

umumnya telah memadai di berbagai kelompok pasien dan interval tes-tes

41 

Universitas Sumatera Utara


ulangan. Konsistensi internal untuk seluruh dimensi kuesioner lebih dari 0.07 dan

koefisien korelasi untuk kuesioner berdasarkan dari pre-test dan post-test adalah

0.97.31,34

Hasil penelitian tentang validitas dari instrumen masih kontroversi, terdapat

bukti kuat untuk validitasnya sebagai ukuran dari keparahan gejala secara umum

dan perubahan dalam keparahan gejala tapi kurang mendukung untuk dimensi

yang disarankan. Namun menurut DSM III-R sensitivitas untuk kuesioner ini adalah

0.94 dan spesifisitasnya adalah 0.98.

2.3.7 Symptom Check List-90 sebagai skrining.

Symptom Check List-90 telah menerima dukungan yang paling luas untuk

digunakan sebagai alat skrining tekanan psikologik secara global. Dalam sumber

lain, SCL-90 tidak dianggap sebagai skrining kejiwaan yang optimal sejak

kuesioner yang lebih singkat, seperti General Health Questionnaires, tersedia

untuk tujuan tersebut. Namun SCL-90 telah digunakan sebagai instrumen skrining

klinis dalam beberapa studi perawatan primer.31,34

Symptom Check List-90 telah digunakan dalam beberapa studi sebagai

indikator singkat kesehatan mental. Beberapa studi terbaru menggunakan SCL-90

sebagai ukuran status mental menyangkut masalah kesehatan mental pada

pengaturan non psikiatrik.31

42 

Universitas Sumatera Utara


2.5 Kerangka Konsep.

Perawat wanita usia

menopause

SCL-90

  Faktor Demografik:
- Usia
- Pendidikan
- Status pernikahan
- Pendapatan
- Unit kerja

   Psikopatologi   Tidak psikopatologi

43 

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai