Abstrak
1
Penulis adalah Dosen Bimbingan Konseling Islam (BKI) Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci, yang sekarang sudah menjadi Institut Agama Islam Negeri
Kerinci.
1
A. Kedudukan Bimbingan dan pribadi dan kemanfaatan
Konseling sosial.2
kemampuannya agar 2
Hallen, Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta : Quantum Teaching, 2005), h. 3
memperoleh kebahagiaan 3
Ibid. ,h. 20
2
menitik beratkan pada serta mendapat kemajuan
3
Menurut Frank dengan tepat dan menyusun
rencana dengan realistis,
Parson dalam Prayitno, sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dengan
bimbingan sebagai bantuan memuaskan diri dalam
lingkungan di mana mereka
yang diberikan kepada hidup
d. Suatu proses pemberian
individu untuk dapat memilih, bantuan atau pertolongan
kepada individu dalam hal:
mempersiapkan diri dan memahami diri sendiri;
menghubungkan pemahaman
memangku suatu jabatan serta tentang dirinya sendiri
dengan lingkungan; memilih,
mendapat kemajuan dalam menentukan dan menyusun
rencana sesuai dengan konsep
jabatan yang dipilihnya itu.9 dirinya sendiri dan tuntutan
dari lingkungan.10
Menurut Moegandi
Menurut Rochman
sebagaimana yang dikutip Natawidjaja dalam WS.
Winkel, bimbingan adalah
oleh WS. Winkel dan MM. Sri proses pemberian bantuan
kepada individu yang
hastuti, bimbingan adalah : dilakukan secara
berkesinambungan, supaya
a. Suatu usaha untuk individu tersebut dapat
melengkapi individu dengan memahami dirinya, sehingga
pengetahuan, pengalaman dan ia sanggup mengarahkan diri
informasi tentang dirinya dan dapat bertindak wajar,
sendiri sesuai dengan tuntutan dan
b. Suatu cara pemberian keadaan keluarga serta
pertolongan atau bantuan masyarakat. Dengan
kepada individu untuk demikian dia dapat mengecap
memahami dan kebahagiaan hidupnya serta
mempergunakan secara dapat memberikan
efisien dan efektif segala sumbangan yang berarti. 11
kesempatan yang dimiliki
untuk perkembangan Stoop dan Walquist
pribadinya
c. Sejenis pelayanan untuk sebagaimana yang dikutip
individu-individu, agar
mereka dapat menentukan oleh Hallen mendefenisiskan
pilihan, menetapkan tujuan
10
(Bandung : PT Refika Aditama, 2009), cet. W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti,
Ke-3, h. 2. Bimbingan dan Konseling di Institusi
9
Prayitno dan Erman Amti, Dasar- Pendidikan, (Yogyakarta : Penerbit Media
Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Abadi, 2007), cet. Ke-6, h. 29,
11
PT Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, h. 93. Ibid. ,
4
bimbingan sebagai proses orang yang ahli kepada
5
alat yang paling penting dalam psikologis atas dasar
pengetahuan sistematik
bimbingan. tentang kepribadian manusia
dalam upaya meningkatkan
Konseling termasuk di kesehatan tentang kepribadian
manusia dalam upaya
dalam hubungan membantu, meningkatkan kesehatan
mental klien.16
merupakan teknik untuk
Menurut Smith dalam
intervensi, untuk mengubah
Prayitno, konseling adalah
tingkah laku.14
proses pemberian bantuan
Konseling adalah
yang dilakukan dengan
proses interaksi dimana
menginterpretasikan fakta-
konselor berupaya
fakta atau data, baik mengenai
meningkatkan pengertian
diri individu yang dibimbing
klien dan lingkungan klien
sendiri maupun
dalam rangka
lingkungannya, khususnya
mengembangkan atau
menyangkut pilihan-pilihan
memperjelas tujuan, nilai dan
dan rencana-rencana yang
perilaku klien di masa yang
dibuatnya.17
15
akan datang.
Menurut Rochman
Menurut C. Petterson Natawidjaja konseling adalah
sebagaimana dikutip oleh Soli suatu jenis pelayanan yang
Abimanyu konseling adalah merupakan bagian terpadu
proses yang melibatkan dari bimbingan. Konseling
hubungan antar pribadi antara dapat diartikan sebagai
seorang terapis dengan satu hubungan timbal balik antara
atau lebih klien dimana terapis dua orang individu, dimana
menggunakan metode-metode yang seorang (yaitu konselor)
berusaha membantu yang lain
14
Jeanatte Murad Lesmana, Dasar-
16
Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Soli Abimanyu dan Thayeb
UI-Press, 2008), h. 1. Manrihu, Teknik dan Laboratorium
15
Yeni Karneti dan Taufik, Teknik Konseling, ( Jakarta : Departemen
dan Laboratorium Konseling, (Padang : Pendidikan dan Kebudayaan, 2001), h. 9.
17
Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. Prayitno dan Erman Amti,Op.
2 Cit. ,h. 102.
6
(yaitu konseli) untuk Menurut Wrenn dalam
mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam M. Solihin proses konseling
hubungan dengan masalah-
masalah yang dihadapinya terlihat adanya satu masalah
diwaktu yang akan datang.18
yang menjadi masalah klien
ACSA (American
yang perlu mendapatkan
School Counselor Association)
pemecahan.
mengemukakan bahwa :
Cara pemecahannya
Konseling adalah
hubungan tatap muka yang adalah sesuai dengan keadaan
bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan klien itu sendiri. Jadi proses
pemberian kesempatan dari
konselor kepada klien, konseling itu memiliki tujuan
konselor mempergunakan
pengetahuan dan tertentu, yaitu pemecahan
keterampilannya untuk
membantu kliennya mengatasi masalah yang dihadapi oleh
masalah-masalahnya.19
Menurut Winkel klien itu sendiri.21
Konseling merupakan
serangkaian kegiatan paling Beberapa pendapat di
pokok dari bimbingan dalam
usaha membantu konseli / klien atas dapat dipahami bahwa
secara tatap muka langsung
dengan tujuan agar klien dapat pengertian konseling
mengambil tanggung jawab
sendiri terhadap bebagai merupakan serangkaian
persoalan atau masalah khusus
maka masalah yang dihadapi kegiatan yang dilakukan oleh
oleh klien dapat teratasi
semuanya.20 konselor yang dilakukan secara
7
Sedangkan pengertian individu mengenal dan
8
Secara khusus layanan umum bimbingan dan
9
secara tepat dan objektif, khusus bimbingan dan
10
berkembang secara optimal c. Pemahaman tentang
b. Pemahaman tentang
11
tertentu dalam proses jenisnya, maupun
perkembangannya. bentuknya.
secara optimal.
12
5. Fungsi Advokasi agar hasil-hasil yang hendak
masing-masing fungsi
26
Ibid., h. 203 dibicarakan klien kepada
13
konselor tidak boleh mendapat kepercayaan dari
27
Ibid.,
14
3. Asas Keterbukaan kelemahan si terbimbing
15
4. Asas Kekinian dapat mandiri dengan ciri-
Pelayanan kemampuan-kemampuan
28
Ibid., h. 116
16
dan konseling.29 Hasil usaha selalu menuju ke suatu
29 30
Ibid.,h 116 Ibid., h. 117
17
Untuk terselenggaranya Demikian pula prosedur,
18
11. Asas Alih Tangan 12. Asas Tut Wuri Handayani
masalah-masalah individu
untuk itu. 31
Yahya Jaya, Bimbingan Konseling
Agama Islam, (Jakarta : Angkasa Raya,
2004), h. 62
19
mengumpulkan data, keterangan seperti masalah
individu;
32
Yahya Jaya. Op. Cit. ,h. 122 meliputi berbagai prosedur,
20
seperti pengamatan, kelompok. Dengan sosiometri
yang tidak biasa atau khusus dan konseling secara lebih luas,
33
Ibid., h. 231 Jerman-Amerika dan
21
psikoanalis terkenal karena Erikson memegang posisi di
22
sebagai profesor Endowment untuk dipilih
23
dapat mengatur id, superego lingkungan sebagai salah satu
memiliki ego yang sehat dan h) Masa dewasa akhir (55 tahun
Proses Perkembangan
34
Ibid. ,h. 42
35
Ibid. ,h 42 Kepribadian, Erikson membagi
24
atas empat tahapan sebagai dirinya dengan dunia luar atau
25
mempergunakan kemampuan Ego adalah
26
efektif maka, Hansen dkk e. Konseling harus dilakukan
konseling.
40 41
Ibid. ,h. 44 Ibid. ,h. 45
27
Seringkali orang yang lemah.42 Masalah yang
a. orang yang rendah diri dan rendah diri dan tidak dapat
42
Ibid. ,h. 47
28
dan setelah itu dapat b. Memiliki rasa curiga yang
oleh pertimbangan-
29
e. Konseling harus pemahaman tentang BK
saja.
kurangnya pemahaman
peserta didiktentang
30
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Jaya, Yahya, 2004, Bimbingan Konseling Agama Islam, Jakarta : Angkasa raya
Karneli, Yeni dan Taufik, 2001, Teknik dan Laboratorium Konseling, Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional
Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati, 2008, Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008
W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti, 2007, Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan, Yogyakarta : Penerbit Media Abadi
31