ITS Undergraduate 7197 2702100009 Bab2 PDF
ITS Undergraduate 7197 2702100009 Bab2 PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Kemampuan sinter
Sinter adalah proses pengikatan partikel melalui proses
penekanan dengan cara dipanaskan 0.7-0.9 dari titik lelehnya.
2.1.4 Sintering
Pemanasan kompak mentah sampai temperatur tinggi
disebut sinter. Pada proses sinter, benda padat terjadi karena
terbentuk ikatan-ikatan. Panas menyebabkan bersatunya partikel
dan efektivitas reaksi tegangan permukaan meningkat. Dengan
perkataan lain, proses sinter menyebabkan bersatunya partikel
sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah. Selama proses
ini terbentuklah batas-batas butir, yang merupakan tahap
rekristalisasi. Disamping itu gas yang ada menguap. Temperatur
sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair serbuk
utama. Waktu pemanasan berbeda untuk jenis logam berlainan
dan tidak diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya
waktu pemanasan. Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan
mentah terdiri dari partikel kecil yang mempunyai daerah
permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus terdiri
dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya
lapisan oksida pada permukaan selama proses sinter.
2.1.5 Finishing
Pada saat finishing porositas pada fully sintered masih
signifikan (4-15%). Untuk meningkatkan properties pada serbuk
diperlukan resintering, dan heat treatment. (Hirschhorn, 1969)
2.3.3 Domain
Tiap atom besi mempunyai empat magneton bohr, 2,2β.
Ini berarti, bahwa ada ketidakserasian sebanyak 2,2 spin tiap
atomnya (Tabel 2.2). Pada temperatur tinggi, agitasi termal
mencegah terbentuknya kopel magnet di antara atom. Karena tiap
magnet “atom” bekerja sendiri-sendiri, jumlah momen magnet per
satuan volume (=Σρ m /V, disebut magnetisasi, M) adalah nol.
Bahkan disebut paramagnetic, yaitu tidak ada pengaruh magnetik
yang saling memperkuat di antara atom-atom. Bahkan tidak ada
daya tarik magnetik.
Pada temperatur ruang, momen magnet dari atom besi
yang berdekatan bergabung. Orientasi yang terkoordinir yang
terjadi menghasilkan magnetisasi. Daerah kristal yang memiliki
orientasi magnetik yang sama disebut domain. Suatu butir kristal
mengandung sejumlah domain dan setiap bagian dari kristal
mempunyai orientasi yang berbeda. Domain, dengan orientasi
yang berbeda saling meniadakan magnetisasinya. Jadi, bila
volume domain dalam jumlah sama bersearah dengan berbagai
arah kristal tidak akan terjadi magnetisasi. Hal ini terjadi bila
bahan magnetik didinginkan dari temperatur paramagnetik (diatas
Temperature Curie, T c ) hingga rentang temperatur magnetik (di
bawah T c ) tanpa pengaruh medan magnet luar. (Djaprie, 1985)