Anda di halaman 1dari 12

Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di


Desa Mensere

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT


KESEPIAN PADA LANSIA YANG DITINGGAL PASANGAN DI
DESA MENSERE

Imam Munandar1), Sugianto Hadi2), Vita Maryah3)

11)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email : jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Kesepian adalah sebuah perasaan dimana orang mengalami kehampaan dan kesendirian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kesepian pada lansia ditinggal pasangan di Desa Mensere. Penelitian ini
menggunakan desain deskiptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Analisa data
yang digunakan adalah uji korelasi spearman rank. Populasi terdiri dari semua lansia yang
ditinggal mati pasangan baik laki-laki maupun perempuan, berumur 60 tahun keatas, dan
tinggal bersama keluarganya di Desa Mensere dan mengambil sampel sebanyak 35
orang.Hasil penelitian didapatkan sebanyak 32 lansia (91,40%) mengalami kesepian,
sedangkan lansia yang mendapat dukungan baik sebanyak 30 orang (85,70%). Hasil uji
spearman rank diperoleh koefisien korelasi 0,691 dan nilai sig 2 tailed = 0,000 pada taraf
signifikan (α = 0,05), dimana nilai sig < α (0,000 < 0,05) dengan demikian H0 ditolak artinya
ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kesepian pada lansia ditinggal pasangan
di Desa Mensere.Dari hasil yang didapat diharapkan lansia yang ditinggal pasangan bisa

447
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

beradaptasi sehingga tidak mengalami kesepian. Direkomendasikan untuk penelitian


selanjutnya cara pengumpulan data pada dukungan keluarga pada lansia diobservasi.

Kata kunci : Dukungan keluarga, kesepian, lansia.

THERELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH THE LEVEL OF


LONELINESS IN ELDERLY WHO LEFT BEHIND BY COUPLE
IN MENSERE VILLAGE

ABSTRACT

Loneliness is a feeling when people experience the emptiness and loneliness. The purpose
of this study was to determine the relationship of family support with the level of loneliness
in left behind by couple in Mensere Village. This study used a correlational design with
cross sectional approach. Data analysis by the spearman rank correlation test. The
population consisted of all elderly widowed both men and women, aged 60 years or older,
and lived with his family in the village of Mensere. This study is take 35 sample.This study
found 32 elderly (91.40%) experienced loneliness, while the elderly who receive good
support as many as 30 people (85.70%). The test results obtained spearman rank
correlation coefficient 0.691 and the value of sig 2 tailed = 0.000 at significant level (α =
0.05), where the sig <α (0.000 <0.05) so H0 is rejected.The result means there is a
relationshipof family support with the level of loneliness in left behind by couple in Mensere
Village. From the results obtained expect the elderlywho left behind by couple could adapt
so did not experience loneliness. Recommended for further study how the collection of data
on family support of the elderly observed.

Keywords: Compliance, exclusive breastfeeding, knowledge.


Jumlah lanjut usia sekarang ini
semakin meningkat. Hal ini tidak hanya
PENDAHULUAN terjadi di negara-negara maju, tetapi di
Indonesia pun terjadi hal yang serupa.

448
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 10 tergantung pada: potensi stresor,


juta orang yang berusia di atas 65 tahun maturitas, pendidikan, kondisi fisik, tipe
4,6 % dari seluruh jumlah penduduk kepribadian, sosio-budaya lingkungan,
(Menkokesra, 2010). dan situasi.
Peningkatan jumlah penduduk Menurut Nugroho (2000), lanjut
lansia ini sebagai konsekuensi dari usia yang mengalami depresi dengan
peningkatan usia harapan hidup. gejala umum yaitu kurang atau hilangnya
Peningkatan usia harapan hidup perhatian diri, keluarga atau lingkungan.
penduduk Indonesia ini merupakan Oleh karenanya, dalam menghadapi
indikasi berhasilnya pembangunan permasalahan di atas beruntunglah lansia
jangka panjang salah satu di antaranya yang masih memiliki keluarga.
yaitu bertambah baiknya keadaan Keberadaan anggota keluarga seperti
ekonomi dan taraf hidup masyarakat. anak, cucu, cicit maupun sanak saudara
Akan tetapi dengan bertambahnya umur yang lain yang masih memperhatikan,
rata-rata ataupun harapan hidup (life membantu (care) dan peduli dengan
expectancy) pada waktu lahir, karena permasalahan yang dihadapi lansia.
berkurangnya angka kematian kasar Namun bagi lansia yang hidup sendiri,
(crude date rate) maka presentasi telah kehilangan pasangan, memiliki
golongan tua akan bertambah dengan pasangan tapi tidak punya anak, berada
segala masalah yang menyertainya jauh dari anak-anak (rantauan) akan
(Maramis, 2004). membuat lansia merasa kesepian, sendiri,
Peningkatan usia harapan hidup tidak ada perhatian dari lingkungan.
tentunya mempunyai dampak lebih Menurut Gunarsa (2004), tidak
banyak terjadinya gangguan penyakit semua orang lanjut usia bisa menikmati
pada lansia. Empat gangguan mental yang masa senjanya dalam kehangatan
sering ditemukan pada usia lanjut adalah keluarga dan terdapat masalah pokok
depresi, insomnia, anxietas, dan delirium. psikologis yang dialami oleh para lansia.
Tingginya angka lansia membutuhkan Pertama adalah masalah yang disebabkan
perhatian khusus, salah satunya adalah oleh perubahan hidup dan kemunduran
dukungan keluarga yang sering muncul fisik yang dialami oleh lansia. Kedua,
pada lansia (Depkes, 2000). lansia yang sering mengalami kesepian
Hawari (1997) dan Soewadi (1999) yang disebabkan oleh putusnya hubungan
dalam Marchira, dkk (2007) dengan orangorang yang paling dekat dan
menambahkan, depresi dapat sebagai disayangi. Ketiga, post power syndrome,
simtom, sindrom, dan diagnosis dan hal ini banyak dialami lansia yang baru
sejauh mana stresor-stresor psikososial saja mengalami pensiun, kehilangan
dapat mencetuskan gangguan jiwa kekuatan, penghasilan dan kebahagiaan.

449
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

Berdasarkan masalah psikologis yang merasa kesepian bila dibandingkan


dialami lansia, lansia memerlukan dengan orang yang menikah (Brehm,
dukungan keluarga yang diharapkan 2002).
dapat mensejahterakan kehidupan lansia. Ketika orang-orang yang tidak
Masalah keterpisahan tersebut menikah dikelompokkan kedalam
memicu perasaan kesepian pada lansia, beberapa sub grup (tidak menikah,
dimana kesepian akan semangkin bercerai, janda), hasilnya menunjukkan
meningkat ketika pasangan dari lansia bahwa sesuatu yang berlawanan dimana
meninggal dunia. Van Baarsen (2002) orang yang tidak menikahlah yang lebih
menyatakan bahwa kesepian pada lansia rendah mengalami kesepian, tetapi
lebih mengacu pada kesepian dalam kesepian yang terjadi pada orang yang
konteks “sindrom sarang kosong”, telah menikah lebih dikarenakan sebagai
dimana kesepian yang muncul reaksi terhadap hilangnya hubungan
diakibatkan dari kepergian pasangan perkawinan (marital relationship) dari
hidup untuk kembali pada Sang pada ketidak hadiran dari pasangan suami
Pencipta. Secara bertahap keadaan ini atau istri pada seseorang dan diantara
dapat menimbulkan perasaan hampa pada orang-orang yang tidak menikah (yang
diri lansia dan semangkin menambah belum menikah, ditinggal pasangan
perasaan kesepian yang mereka alami karena bercerai dan juga karena
(Gunarsa, 2004). kematian), maka yang paling kesepian
Tingkat kesepian merupakan adalah seseorang yang ditinggal mati oleh
masalah mental yang paling banyak pasangannya
ditemui pada lansia. Prevalensi depresi (Dayakisni, 2003).
pada lansia di dunia sekitar 8 – 15 %. Menurut Sarason cit. Kuntjoro
Hasil survey dari berbagai negara di dunia (2002), bahwa dukungan keluarga adalah
diperoleh prevalensi rata-rata tingkat keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
kesepian pada lansia adalah 13,5 % orang-orang yang dapat diandalkan,
dengan perbandingan pria dan wanita menghargai dan menyayangi kita.
14,1 : 8,5. Perawatan sebesar 30 – 45 %. Dukungan sosial berasal dari lingkungan
Karenanya pengenalan masalah mental diperoleh dari keluarga, maupun
sejak dini merupakan hal yang penting, masyarakat yang mana mereka bersedia
sehingga beberapa gangguan masalah dan peduli dengan masalahmasalah yang
mental pada lansia dapat dicegah, dihadapi lansia. Menurut Darmojo dan
dihilangkan atau dipulihkan. Salah satu Martono (2000), pada umumnya lansia
faktor penyebab kesepian lansia yaitu menikmati hari tuanya di lingkungan
status perkawinan Secara umum, orang keluarga namun dalam keadaan tertentu
yang tidak menikah cenderung lebih dan sebab tertentu mereka tidak tinggal

450
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

bersama keluarganya. Sama halnya ke 3 di seluruh dunia dalam populasi


menurut Hawari, (2001), depresi terjadi lansia, dengan seiring meningkatnya
lebih banyak pada umur yang lebih tua jumlah lansia maka angka kesepian pun
dan dukungan keluarga yang rendah. semakin semakin besar diperkirakan 50%
Oleh karena itu, lansia yang berada di lansia kini menderita kesepian.
lingkungan keluarga atau tinggal bersama Berdasarkan latar belakang yang di
keluarga serta mendapat dukungan dari kemukakan di atas peneliti tertarik untuk
keluarga akan membuat lansia merasa meneliti tentang Hubungan Dukungan
lebih sejahtera. Keluarga Dengan Tingkat Kesepian Pada
Lillian (1994, 2000) dalam Lansia di Tinggal Pasangan.
Santrock (2003), mengemukakan bahwa
lansia yang berhubungan dekat dengan
keluarganya mempunyai kecenderungan METODE PENELITIAN
lebih sedikit untuk merasa kesepian
dibanding lansia yang hubungannya jauh. Desain penelitian merupakan
Berdasarkan uraian di atas kebanyakan rancangan yang dipergunakan penelitian
lansia yang mengalami tingkat kesepian sebagai petunjuk dalam perencanaan dan
disebabkan karena kondisi fisik yang pelaksanaan penelitian untuk mencapai
menurun, kemunduran psikososial seperti suatu tujuan atau menjawab suatu
perasan tidak berguna, tidak produktif, pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003).
kehilangan pasangan hidup, berada jauh Penelitian ini menggunakan desain
dari anak, sehingga kurangnya perhatian analitik korelasional dengan
diri baik dari orang lain maupun menggunakan pendekatan cross sectional
lingkungan, dan banyak yang ketika untuk menghubungkan antara variabel
memasuki masa lansia merasa kesepian independent dan dependent. Jenis
karena berada jauh dari anak dan penelitian ini menekankan pada waktu
ditinggal pasangan hidup, sedangkan pengukuran atau observasi data variabel
dengan bertambahnya usia menyebabkan independen dan dependen hanya satu kali
kemunduran fungsi fisik yang akan pada suatu saat. Pada jenis ini variabel
mengakibatkan tingginya tingkat independen dan dependen dinilai secara
kesepian pada lansia. Sehingga dukungan simultan pada suatu saat, jika tidak ada
keluarga sangat membantu untuk follow up. Tentunya tidak semua subyek
mengurangi tingkat kesepian pada lansia. penelitian harus diobservasi pada suatu
Berdasarkan studi pendahuluan hari atau pada waktu yang sama, akan
jumlah lansia di Indonesia di perkirakan tetapi baik variabal independen maupun
mencapai 30-40 juta pada tahun 2020 variabel dependen dinilai hanya satu kali
sehingga Indonesia menduduki peringkat saja (Nursalam, 2003). kriteria inklusi

451
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

pada penelitian ini adalah: a) bersedia


menjadi responden, b) kooperatif, c)
dapat berkomunikasi verbal, d) tidak
mengalami gangguan jiwa, e) lansia
dengan status janda atau duda. Kriteria
eksklusi: a) tidak bersedia menjadi
responden, b)tidak kooperatif, c) tidak
dapat berkomunikasi verbal, d)
mengalami gangguan jiwa. Populasi
Gambar 1. Karakteristik
dalam penelitian ini adalah semua lansia
lansia berdasarkan
diatas 60 tahun di Desa Mensere
umur ditinggal
sebanyak 35 yang ditinggal mati
pasangan di desa
pasangan dan tinggal bersama keluarga.
Mensere
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah adalah semua lansia diatas 60
Berdasarkan Gambar 1
tahun di Desa Mensere sebanyak 35 yang
dapat diketahui bahwa sebanyak 16
ditinggal mati pasangan dan tinggal
orang (45,71%) responden lansia
bersama keluarga. Teknik sampling yang
berumur 7180 tahun.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Tabel 1 menunjukkan bahwa
total sampling.
sebanyak 18 orang (51,43%) berjenis
Analisa data yang digunakan adalah
kelamin laki-laki dan sisanya 17 orang
uji Spearman Rank dengan proses
(48,57%) berjenis kelamin perempuan.
perhitungan menggunakan SPSS (Static
Tabel 1. Distribusi frekuensi
Product and Service Solution) versi 15
berdasarkan jenis kelamin
dengan taraf signifikan (α = 0,05), dengan
lansia di tinggal pasangan di
interpretasi nilai α < 0,05 artinya Ho
Desa Mensere
ditolak yaitu ada hubungan antara
Jenis Kelamin f (% )
variabel dependen dan variabel
Laki-laki 18 51,43
independen. Apabila α > 0,05 artinya Ho
Perempuan 17 48,57
diterima yaitu tidak ada hubungan antara
variabel dependen dan variabel Total 35 100
independen (Aziz, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

452
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

Tabel 2. Distribusi frekuensi dukungan


keluarga pada lansia ditinggal
pasangan di Desa Mensere
Dukungan Keluarga f (%)

Baik 30 85,70
Kurang 5 14,30
Total 35 100

Gambar 2. Karakteristik lansia


Berdasarkan dukungan keluarga
berdasarkan pekerjaan lansia
(Tabel 2), lansia ditinggal pasangan di
di tinggal pasangan di Desa
Desa Mensere diketahui, dukungan
Mensere
keluarga yang baik pada lansia sebanyak
30 orang (85,70%) dan sisanya 5 orang
Berdasarkan Gambar 2 dapat
(14,30%) kurang.
diketahui bahwa pekerjaan responden
sebanyak 16 orang (45,71%) adalah
Tabel 3. Distribusi frekuensi kesepian
petani.
pada lansia di
tinggal pasangan di desa
Mensere
Malang 2012
Kesepian f

Kesepian
(%)

32 91,40 Tidak
Gambar 3. Karakteristik lansia
Kesepian 8,60
berdasarkan tingkat Total 35 100
pendidikan di
tinggal pasangan di desa
Mensere
Berdasarkan Gambar 3 dapat
diketahui lansia yang memiliki
pendidikan dibawah SMA sebanyak 17
orang (49%).

453
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

Berdasarkan kesepian (Tabel 3),


lansia ditinggal pasangan di Desa
Mensere, sebanyak 32 orang (91,40%)
mengalami kesepian dan sisanya 3 orang
(8,60%) tidak kesepian.
lansia yang tidak kesepian dan mendapat
Berdasarkan Tabel 4 dapat dukungan kurang sebanyak 3 orang
diketahui responden lansia ditinggal (8,6%).

Tabel 4. Tabel silang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kesepian pada lansia

Dukungan Keluarga
Baik Kurang Total
Tingkat Kesepian Kesepian 30 2 32
85.7% 5.7% 91.4%
Tidak kesepian 0 3 3
0% 8.6% 8.6%
Total 30 5 35
85.7% 14.3% 100%
(0,00< 0,05) maka H0 ditolak artinya ada tingkat kesepian pada lansia di tinggal hubungan
dukungan keluarga dengan pasangan di Desa Mensere.

Tabel 5.Hasil analisis uji hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kesepian pada lansia
di tinggal pasangan di Desa Mensere.
Variabel Koefisien Nilai Sig 2 Tailed Kesimpulan
korelasi (ρ
value)
Dukungan Keluarga 0,691 0, 000 Ho ditolak
Kesepian
- - H1 diterima
pasangan di Desa Mensere yang Berdasarkan Tabel 5 dapat
mengalami kesepian dan mendapat diinterpretasikan bahwa koefisien
dukungan keluarga baik sebanyak 30 korelasi (r) sebesar 0,691 yang
orang (85,75), lansia yang mengalami menunjukkan arah hubungannya adalah
kesepian serta mendapat dukungan yang negatif dan tingkat korelasi yang kuat.
kurang sebanyak 2 orang (5,7%), lansia Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
yang tidak mengalami kesepian dan sig 2 Tailed 0,000 dimana nilai sig < α
mendapat dukungan baik tidak ada (0%),

454
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

Dukungan Keluarga pada Lansia di Kesepian pada Lansia di Tinggal


Tinggal Pasangan di Desa Mensere Pasangan di Desa Mensere
Berdasarkan hasil penelitian, data Berdasarkan hasil penelitian yang
yang diperoleh dari peneliti sebanyak dilakukan menunjukkan bahwa lansia
(85,75%) lansia dengan dukungan yang mengalami kesepian sebanyak 32
keluarga baik dan (14,3%) dukungan orang (91,4%). Masalah keterpisahan
keluarganya kurang, karena salah satu tersebut memicu perasaan kesepian pada
faktor yang mempengaruhi dukungan lansia, dimana kesepian akan semangkin
keluarga yaitu umur, berkaitan dengan meningkat ketika pasangan dari lansia
peran keluarga adanya perubahan sosial meninggal dunia, secara bertahap keadaan
dan menyertai dalam proses penuaan. ini dapat menimbulkan perasaan hampa
Sebab pada saat itu terjadi penurunan pada diri lansia sindrom sarang kosong
kontak sosial dan kesempatan untuk (Van Baarsen, 2002). Perasaan kesepian
bertemu dengan orang banyak serta di tersebut semangkin bertambah ketika
dukung dengan keterbatasan fisik oleh fisik mereka menurun, karena lansia
karena proses penuaan itu sendiri tersebut tidak bisa terlalu beraktifitas
sehingga berpengaruh pada intensitas untuk mengurangi atau menghilangkan
kontak social (Gunarsa, 2004). perasaan kesepian yang dialami.
Hal ini dijelaskan (Afida, 2000) Kesepian pada lansia di pengaruhi oleh 3
bahwa ternyata lansia yang masih tinggal faktor, yaitu : faktor psikologis, faktor
dengan anak-anak atau keluarganya juga kebudayaan dan situasional, serta faktor
sering mengalami kesepian, kesepian bisa spiritual. Faktor psikologi yang
juga terjadi pada lansia dikarenakan pola menyebabkan seperti perasaan takut.
keluarga yang semakin mengarah pada Perasaan itu muncul akibat
keluarga inti, dimana anak-anak begitu perubahan-perubahan mental yang
sibuk dengan masalahnya sendiri dan berhubungan dengan perubahan fisik
mengakibatkan anak-anak secara tidak (terutama organ perasa), keadaan
langsung kurang memperdulikan kesehatan, tingkat pendidikan atau
keberadaanya serta jalinan komunikasi pengetahuan serta situasi lingkungan.
antara orang tua dengan anak juga Dari segi mental emosional muncul
semangkin berkurang. Kemudian inilah perasaan pesimis, merasa terancam akan
yang membuat lansia merasa tersisih tidak timbulnya penyakit sehingga takut di
lagi dibutuhkan peranannya sebagai telantarkan karena tidak berguna lagi.
anggota keluarga dan kemudian memicu Perasaan sedih adalah emosi yang paling
hadirnya perasaan kesepian walaupun sering dinyatakan. Termasuk rasa
masih berada dilingkungan keluarga. bersalah, kegelisahan, kemarahan,
depresi, ketidakberdayaan, kesepian dan
penyesalan tentang suatu hubungan

455
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

dengan orang yang telah meninggal Hubungan Dukungan Keluarga


(Bruno, 2000) dengan Tingkat Kesepian pada Lansia
Kesepian merupakan pengalaman di Tinggal Pasangan di Desa Mensere
subjektif dan tergantung pada interpretasi Pada hasil analisa data didapatkan
individu terhadap suatu ada hubungan yang signifikan dukungan
kejadian.Berdasarkan hasil penelitian, keluarga dengan tingkat kesepian pada
lansia yang di tinggal pasangan di Desa lansia di tinggal pasangan di Desa
Mensere yang tidak mengalami kesepian Mensere. Adanya hubungan tersebut
3 orang (8,6%), dikarenakan mendapat dikarenakan pada penjelasan dapat
dukungan keluarga yang baik, lansia diketahui bahwa sebagian besar lansia
tersebut bisa menerima kenyataan bahwa mengalami tingkat kesepian sebanyak 32
seseorang pasti akan kembali ke orang (91,40%), ada sedikit yang tidak
penciptanya dan penyesuaian diri dalam mengalami kesepian (8,60%) Beyene,
menghadapi kematian pasangan hidup Becker, & Mayen (2002), menjelaskan
dan bagaimana membentuk hubungan bahwa ketakutan akan kesepian
dengan orang-orang disekitar. Namun merupakan gejala yang amat dominan
bukan berarti kita pasrah atau menerima terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan
apa adanya maksudnya bagaimana cara tersebut memiliki kadar yang berbeda,
kita menyesuaikan diri dengan usia, meskipun begitu secara khas hal tersebut
melakukan aktivitas secara wajar sesuai dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari
dengan kemampuan fisik dan psikis usia dukungan keluarga. Ketika lansia
tua. Menurut (Nugroho, 2000), mengalami kesepian akibat keterpisahan
menyatakan bahwa penyesuaian diri yang dengan anak-anak mereka, ataupun akibat
berhasil akan menunjuk pada kondisi ditinggal mati oleh pasangan hidupnya,
mental yang stabil dalam arti mampu lansia tersebut pada dasarnya kehilangan
menyelesaikan masalah secara realistik. dukungan keluarga dari orang yang paling
Hal ini sesuai dengan penelitian dekat (Gunarsa,
Dykstra, lansia yang tidak mengalami 2004).
kesepian karena mendapat dukungan Ada berbagai pendapat yang
yang begitu banyak sumber, seperti dari mengemukakan bahwa kesepian terkait
orang- orang yang sudah dianggap langsung dengan keterbatasan dukungan
keluarga, individu yang lebih muda dan keluarga. Fressman dan Lester (2000)
tua, baik pria dan juga wanita. menjelaskan bahwa dukungan keluarga
merupakan prediktor bagi munculnya
kesepian. Maksudnya disini adalah
individu yang memperoleh dukungan
keluarga terbatas lebih berpeluang
mengalami kesepian, sementara individu

456
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

yang memperoleh dukungan keluarga kesepian pada lansia di tinggal


yang lebih baik tidak terlalu merasa pasangan di Desa Mensere dengan
kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan nilai sig 2 tailed 0,000 < α 0,05 dan
pentingnya interaksi sosial dikalangan nilai koefisien korelasi sebesar
lansia untuk mengantisipasi masalah 0,691.
kesepian tersebut (Gunarsa, 2004).
Hasil penelitian mendukung
penelitian de Jong Gierveld, ada DAFTAR PUSTAKA
hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kesepian pada lansia ditinggal Afida, Wahyuningsih, & Sukamto. 2000.
pasangan di Banda Aceh, menyatakan Hubungan antara Pemenuhan
bahwa pemilihan tempat tinggal Kebutuhan Berafiliasi dengan
merupakan faktor yang sangat penting Tingkat Kesepian pada Lanjut
terhadap kesepian dan hal itu usia.Indonesian Psychological
mampengaruhi secara langsung maupun Journal No 2, Vol 15, 180-195.
tidak langsung. Hasil yang diperoleh Fakultas Psikologi, Universitas
adalah bahwa individu yang hidup Surabaya.
bersama keluarga memiliki tingkat http://209.85.173.132/search?q=ca
kesepian yang rendah dari pada lansia c
yang tinggal sendiri. he:hYkoS1UHZcJ:journal.lib.unair
.
ac.id/index.php/ANM/article/view/
KESIMPULAN 2672/265+aspek+kebutuhan+berafi
liasi&cd=2&hl=id&ctcink&gl=idD
1) Dukungan keluarga yang di miliki iakses tanggal 23 Desember 2011.
lansia ditinggal pasangan di Desa
Mensere, sebagian besar lansia Aziz, A Alimul. 2007. Riset
memiliki dukungan keluarga baik 30 Keperawatan dan Teknik Penulisan
orang (85,7%), dan dukungan Ilmiah Ed. 2. Jakarta: Salemba
keluarga kurang 5 orang (14,3%). Medika.
2) Tingkat kesepian pada lansia di
tinggal pasangan di Desa Mensere, Brehm, S. et al
sebagian besar lansia mengalami 2002. Intimate Relationship.
kesepian 32 orang (91,4%), dan tidak New York: Mc. Graw
kesepian 3 orang (8,6%). Hill.
3) Ada hubungan yang signifikan
dukungan keluarga dengan tingkat

457
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Volume 2, Nomor 2, 2017 Kesepian Pada Lansia yang Ditinggal Pasangan di
Desa Mensere

Bruno, F. J. 2002. Conguer Loneliness, Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan


Menaklukan Kesepian. Jakarta: PT. Metodologi Penelitian Ilmu
Gramedia Pustaka Utama. Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika.
Darmojo & Martono.2000. Buku Ajar
Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Santrock, J. W. 2003. Adolescence,
Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit Perkembangan Remaja (Alih
FKUI. Bahasa: Shinto B. Adelar & Sherly
Saragih). Jakarta: Penerbit
Dayakisni. 2003. Psikologi Sosial( Edisi Erlangga.
Revisi). Yogyakarta : UMM Press.

Gunarsa, S. D. 2004. Dari anak sampai


usia lanjut : bunga
rampai psikologi anak.
BPK Gunung
Mulia. http:// books. Geogle. co. id/
book? Id = GUANGhG74Nh4C &
pg= PA417& dq= kesepian + lansia
#PPA409, M1 Diakses tanggal 10
Oktober 2011.

Kuntjoro. 2002. Dukungan Keluarga


Pada Lansia.
http://www.vision.net/ Diakses
tanggal 30 Oktober 2011.
Maramis, M. F. 2004. Catatan Ilmu
Keperawatan Jiwa. Surabaya : Air
Langga University Press.

Menkokesra. 2010. Usia Harapan Hidup


Penduduk Lansia. http:// data.
Menkokesra.go.id. Diakses tanggal
14 Desember 2011.
Nugroho, W. 2000. Perawatan Lanjut
Usia Edisi 3. Jakarta : EGC.

458

Anda mungkin juga menyukai