Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR LANSIA

1. Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas , pada lanjut usia

akan terjadi proses menghilangknya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mengganti dan mempertahankan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan- lahan sehingga tidak

dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi , oleh karena itu ,

dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distori metabolic dan structural yang

disebabkan penyakit degenerative yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan

episode terminal (Sumedi. Taat ,2016).

2. Batasan Umur Lanjut Usia

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2010) batasan batasan umur yang

mencakup batasan umur lansia yaitu :

1. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang

berbunyi “ lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas “.

2. Menurut WHO , usia lanjut di bagi menjadi empat kriteria sebagai berikut : usia

pertengahan ( middle age ) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)lanjut usia tua

(old) ialah 75-90 tahun , usia sangat tua ( very old ) ialah di atas 90 tahun .
3. Menurut Dra. Jos Masdani (pisikolog UI) terdapat empat fase , yaitu : pertama

( fase inventus) ialah 25-40 tahun , kedua ( fase virilities ) ialah 40- 55 tahun ,

ketiga ( fase presenium ) 55-65 tahun , ke empat ( fase senium ) ialah 65 tahun

hingga tutup usia .

4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia ( geriatric age )> 65

tahun atau 70 tahun , masa lanjut usia ( getriatric age) itu sendiri di bagi menjadi

tiga batsan umur yaitu , young old ( 70-75 tahun), old (75-80 tahun ) , very old (>

80 tahun )

Usia lanjut dikatan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia ,

sedangakan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU no. 13 tahun 1998 tentang kesehatan

dikatan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

(Sumedi.Taat ,2016).

3. Proses Penuan

Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur seseorang,

manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur semakin berkurang nya

fungsi – fungsi organ tubuh. Hal ini dapat kita lihat dari perbandingan stuktur dan fungsi

organ antara manusia yang berumur 70 tahun dengan mereka yang berumur 30 tahun ,

yaitu berat otak pada lansia 56% , aliran darah ke otak 80 % , cardiac output 70% , jumlah

glomerulus 56% , glomerular filtration rate 69% , vital capacity 56%, asupan O2 selama
olahraga 40% , jumlah dari axon pada saraf spinal 63% , kecepatan pengantar inpuls saraf

90% , dan berat badan 88%. (Sumedi. Taat ,2016).

4. Factor Yang Mempengaruhi Proses Penuaan

Adapun yang mempengaruhi prses penuan tersebut dapat di bagi atas dua bagian ,

pertama yaitu factor genetic , yang melibatkan perbaikan DNA , respons terhadap stress ,

dan pertahanan terhadap antioksidan. Kedua , factor lingkungan , yang meliputi pemasukan

kalori , berbagai macam penyakit , stress dari luar , misalnya radiasi atau bahan-bahan

kimia. Kedua factor tersebut akan mempengaruhi aktivitas metabolisme sel yang akan

menyebabkan terjadinya stres oksidasi sehingga terjadi kerusakan pada sel yang

menyebabkan terjadinya proses penuan. (Sumedi. Taat ,2016).

B. Konsep dasar hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang akan memberi gejala

lanjut ke suatu organ target seperti stroke ( untuk otak ) , penyakit jantung koroner ( untuk

pembuluh darah janutung ) dan hipertropi ventrikel kanan ( untuk otot jantung ). Dengan

target organ otak yang berupa stroke , hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang

membawa kematian yang tinggi( Bustan.Nadjib , 2015)

2. Penyebab

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu


a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi , sedangkan 10%

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder , meskipun hipertensi primer belum diketahui

dengan pasti penyebabnya , data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang

sering menyebabkan terjadinya hipertensi . factor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Factor keturunan

Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur

bertambah maka TD meningkat ) , jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

Dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah kosumsi garam

yang tinggi ( melebihi dari 30 gr) , kegemukan atau makan berlebihan , stress dan pengaruh
lain misalnya merokok , minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednisone,

epineprin). ( Bustan.Nadjib , 2015).

3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat

vasomotor, pada medulla di otak . dari pusat vasomotor ini bermula jarang saraf simpatis ,

yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinallis

ganglia simpatis di toraks dab abdomen , rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis

pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetilkonlin, yang akan merangsang serabut

saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah, proses degenerative system sirkulasi yang

dimulai dengan atherosclerosis, yaitu gangguan struktur anatomi pembuluh darah perifer

yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan

kemungkinan pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran darah perifer.

( Bustan.Nadjib , 2015).

4. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipetensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat

komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan

tekanan darah dibawah 140/90 mmHg . prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi,

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan

suportif pada hipertensi sedang dan berat yaitu seperti diet , latihan fisik , edukasi

psikologis , pendidikan kesehatan. Dan terapi dengan obat , tujuan pengobatan hipertensi

tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah

komplikasi akibat hipertensi agar penderita hipertensi dapat bertambah kuat , pengobatan

hipertensi umumnya seumur hidup pada penderita hipertensi. Pengobatan standar yang

dianjurkan oleh ahli hipertensi adalah obat diuretika, penyekat beta , antagonis kalsium ,

atau penghambatan ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lainnya yang ada pada si penderita,

melakukan follow up untuk mempertahankan terapi jangka panjang memelukan interaksi

dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian

pendidikan kesehatan. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka

sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan

pelaksanaan pengobatan hipertensi . ( Bustan.Nadjib , 2015).

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


a. Identitas diri klien

b. Riwayat kesehatan

 Keluhan utama

 Kronologi keluhan

 Timbulnya keluhan

 Alasan masuk panti

 Tanggal masuk panti

c. Riwayat kesehatan masa lalu

 Riwayat alergi

 Riwayat kecelakaan

 Riwayat di rawat di rs

 Riwayat pemakaian obat

d. Riwayat kesehatan keluarga

e. Riwayat psikososial dan spiritual

f. Masalah yang mempengaruhi klien

g. Mekanisme terhadap stress


h. Persepsi klien terhadap penyakit

i. Harapan setelah menjalani pembinaan di panti

j. Perubahan yang dirasakan setelah masuk panti

k. System nilai kepercayaan

Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi :

 Frekuensi makan

 Jenis makanan

 Kebiasaan sebelum makan

 Nafsu makan

 Makanan yang tidak di sukai/ alergi

 Bb/tb

b. Eliminasi

c.

Anda mungkin juga menyukai