Khutbah Jum at
Khutbah Jum at
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hubungan antara Allah, Rasul-Nya dan
pemimpin sangat erat. Allah adalah Sang Pencipta yang menetapkan aturan-aturan yang
tertuang dalam Al-Qur’an. Muhammad SAW adalah utusan Allah yang menjabarkan al-
Qur’an dengan sunnahnya. Sementara itu, seorang pemimpin seharusnya melaksanakan
apa yang telah digariskan dalam A-Qur’an dan sunnah sehingga ajaran Allah dan rasul-
Nya dapat terwujud di muka bumi ini. Karena itu, keberadaan seorang pemimpin sangatlah
penting dalam rangka mewujudkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat.
Kaharusan adanya seorang pemimpin juga ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam
salah satu hadits yang artinya :
“Jika ada dua orang diantara kamu bepergian ke suatu tempat, maka hendaklah salah
seorangnya menjadi pemimpin”.
Hadits ini mengandung arti bahwa seorang pemimpin itu mutlak diperlukan
bahkan untuk jumlah komunitas yang paling sedikit sekalipun dan untuk waktu yang
paling singkat sekalipun. Artinya pula, jangan sampai ada suatu masa dimana suatu
masyarakat tidak memiliki seorang pemimpin.
Dalam sejarah dunia, umat manusia hampir tidak pernah hidup tanpa kehadiran
seorang pemimpin. Dalam sejarah Islam, setelah Nabi Muhammad SAW wafat maka
masalah pertama yang dibahas para sahabat saat itu adalah siapa pemimpin pengganti
nabi. Setelah musyawarah yang diadakan Tsaqifah Bani Sa’idah, maka dipilihlah sahabat
senior Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama pengganti nabi SAW dan begitulah
seterusnya dengan sahabat-sahabat yang lain.
َع ِن اْل ُم ْن َك ِر َوتُؤْ ِمنُ ْون ِ اس تَأ ْ ُم ُر ْونَ ِباْل َم ْع ُر ْو
َ َف َوتَ ْن َه ْون ْ ُك ْنت ُ ْم َخي ُْرا ُ َّمةٌ ا ُ ْخ ِر َج
ِ َّت ِللن
... ِِباهلل
“Kamu adalah ummat terbaik bagi manusia. Karena kamu mengajak orang lain untuk
berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar dan beriman kepada Allah SWT”.
Sikap tawadhu’ sangat erat kaitannya dengan sifat ikhlas. Rangkuman keikhlasan
seorang hamba ada pada ketawadhuannya, orang yang mampu bersikap tawadhu’ berarti
keikhlasan telah bersarang dihatinya. Bedanya, ketawadhuan banyak berhubungan
dengan manusia secara sosial sedangkan ikhlas lebih bersifat langsung kepada Allah SWT.
Tawadhu’ bukan berarti menghinakan diri. Seorang direktur sebuah perusahaan
besar yang turut menyapu lantai bersama anak buahnya, belum tentu bisa
disebut tawadhu’, bisa jadi ia sedang mencari muka di depan anak buahnya. Tapi ketika
Umar bin Khattab menyantap makanan bersama rakyatnya,
disanalah tawadhu’ menemukan definisinya. Ketika Umar bin Khattab lari sambil berjalan
kaki sedangkan utusan Sa’ad bin Abi Waqqash yang datang dari Qasidiah menunggang
kuda, disinilah makna rendah hati yang sebenarnya. Saat Umar bin Khattab datang
menuntun hewan tunggangannya secara bergantian dengan pembantunya ke Biatul
Maqdis, demikian arti tawadhu’ yang sesungguhnya. Makna tawadhu’ tak cukup
dijelaskan dengan kata-kata tetapi harus diwujudkan dengan sikap nyata.
Dan yang terakhir, calon pemimpin haruslah memiliki sikap terbuka dan
bertanggungjawab. Terbuka berarti siap untuk menerima kritik maupun saran tentang
kepemimpinannya. Inilah yang dilakukan oleh sahabat nabi yang bernama Umar bin
Khattab ketika terpilih sebagai kholifah, beliau berpidato di depan sahabat-sahabatnya
meminta agar para sahabat meluruskannya kalau ia melakukan kesalahan.
ص ْح ِب ِه ا َ ْه ِل لى ٰا ِل ِه َو َ ع ٰ ط ٰفى َو َ ص َ لى النَّ ِبي ِ اْل ُم ْ ع ٰسالَ ُم َ صالَة ُ َوال َّ ا َ ْل َح ْمدُ ِِهللِ َو َك ٰفى َوال َّ
ع ْبدُهُ فى .أ َ ْش َهدُا َ ْن الَا ِٰلهَ اِالَّهللا ُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَهَُ ,وا َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َ ق َواْ َلو ٰ الص ْد ِ ِ
سلَّ َمص ْح ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْنَ َ .و َ لى ٰا ِل ِه َو َ ع ٰ س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ لى َ ع ٰ س ِل ْم َ
ص ِل َو َ س ْولُهُ .اَللّٰ ُه َّم فَ َ َو َر ُ
ت َ ْس ِل ْي ًما َكثِي ًْرا( .أ َ َّما بَ ْعدُ) فَيَا ِعبَادَهللاِِ .إتَّقُ ْوهللا َ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم
الى ا َِّن هللا ََو َمالَئِ َكتَهُ لى نَ ِب ِي ِه قَ ِد ْي ًما .فَقَا َل تَعَ ٰ ع ٰ ى َ صل َّ الى َ ُم ْس ِل ُم ْونَ َ .وا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللاَ ت َ َع ٰ
ص ِل س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما .اَللّٰ ُه َّم َ علَ ْي ِه َو َصلُّ ْوا َ لى النَّبِى يَااَيُّ َهاالَّ ِذيْنَ ٰا ِٰ َمنُ ْوا َ ع ٰ صلُّ ْونَ َ يُ َ
على ٰا ِل يم َو ٰ سيِ ِدنَا إِب َْرا ِه َ لى َ ع ْٰت َ صلَّي َ
سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ لى ٰا ِل َ سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع ٰ لى َ ع ٰ َ
س ِي ِدنَا لى َ ع ٰ ت َ ار ْك َ س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َب َلى ٰا ِل َ ع ٰ س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َلى َ ع ٰ ار ْك َ س ِي ِدنَا ِإب َْرا ِهي َْم َو َب ِ َ
سيِ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َْم فىِ ْال َعالَ ِميْنَ ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ .اَللّٰ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ لى ٰا ِل َ ع ٰ ِإب َْرا ِهي َْم َو َ
ْب ْب ُم ِجي ُ س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ ت ِإنَّ َك َ اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ
ت َاْأل َ ْحيَ ِ ت َواْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ َواْل ُم ْس ِل َما ِ
ان َوالَت َ ْج َع ْل لحا َ َجاتَِ .ربَّنَاا ْغ ِف ْرلَنَا َو ِِ ِإل ْخ َوانِنَاالَّ ِذيْنَ َ
س َبقُ ْونَا ِبا ْ ِإل ْي َم ِ ي اْ ْاض َ ت َياقَ ِ ع َوا ِ الدَّ َ
سنَةً َوفىِاْأل َ ِخ َرةِ فى الدُّ ْنيَا َح َ ُف َر ِح ْي ٌمَ .ربَّنَا ٰاتِنَا ِ فى قُلُ ْوبِنَا ِغالًّ ِللَّ ِذيْنَ أ َ َمنُ ْوا َربَّنَا إِنَّ َك َرؤ ٌ ِ
اء ذ ِْلقُ ْر ٰبى َويَ ْن ٰهى ان َوإِ ْيت َ ِس ِ ْ
ارِ .عبَادَهللاِ ,إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر بِ ْالعَ ْد ِل َواْ ِإل ْح َ اب النَّ ِعذَ َ سنَةً َوقِنَا َ َح َ
صالَ ِة. ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ َولَ ِذ ْك ُرهللاِ ا َ ْك َب ُر .ا َ ِق ِم ال ََّاء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي ِ َي ِع ُع ِن اْلفَ ْخش ِ َ