Anda di halaman 1dari 1

Bangunan ramah lingkungan ( green building ) memiliki konsep dalam perencanaan,

pelaksanaan, pemeliharaan, produk dan material yang digunakan, kenyamanan, cara


mengangkut material, efisiensi energi, kenyamanan penghuni serta fungsi yang berkelanjutan
dari bangunan tersebut. Selain itu bangunan ramah lingkungan juga harus bisa mengurangi
limbah yang akan dibuang serta dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya yang membuat
bangunan ramah lingkungan juga harus bisa melakukan pengolahan limbah dan bisa
menyediakan air bersih untuk keperluan untuk dibangunan tersebut, konsep ini sesuai dengan
pedoman dari USGBC dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tahun 2007.
Bangunan ramah lingkungan ini dibangun dengan tujuan agar bisa menghemat
penggunaan sumber daya alam, jadi dalam proses perencanaan dan desain awal harus
memperhatikan penggunaan lahan, sehingga nantinya bisa optimal dalam pembukaan lahan
dan tidak merusak lingkungan sekitar yang tidak masuk dalam kawasan proyek. Penggunaan
material juga harus direncanakan sebaik mungkin, misalnya dalam pengadaan material bisa
mengambil dari daerah terdekat dari kawasan proyek, hal ini bisa mengurangi biaya serta
penggunaan bahan bakar. Material yang digunakan juga sebisa mungkin menggunakan
material yang ramah lingkungan serta bisa didaur ulang.
Pengoperasian bangunan juga tidak luput dari pengawasan, bangunan ramah
lingkungan harus bisa digunakan dalam waktu yang lama. Kenyamanan dan kesehatan ruang
juga perlu ditinjau agar pemakai bangunan atau penghuni nantinya dapat beraktivitas dengan
baik tanpa merasa tertanggu. Lebih dari itu konsumsi energi juga harus diminimalkan sebaik
mungkin, selain itu ada juga konservasi air yang perlu diperhatikan, agar penggunaan energi
dan air dalam bangunan tidak berlebihan.
Ketika sebuah bangunan telah memiliki sertifikasi bangunan ramah lingkungan maka
pemilik atau pengelola berhak mendapat insentif dari pemerintah (BAB VIII Permen PUPR no
2 tahun 2015) namun sebelum bisa disertifikasi maka sebuah bangunan harus melawati
persyaratan sesuai dengan Bab III Permen PUPR no 2 tahun 2015 yang menyebutkan jika
syarat dari bangunan ramah lingkungan adalah pemrograman, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, pemanfaatan dan pembongkaran. Setelah persyaratannya terpenuhi proses
penyelenggaraan gedung ramah lingkungan bisa dimulai untuk setelah itu dilakukan sertifikasi,
apakah bangunan tersebut bisa menjadi bangunan ramah lingkungan atau tidak.

Referensi:
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
HIJAU
Nurhenu Karuniastuti. BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN
Hidayat, Mohd. Syarif. 2016. PERENCANAANLINGKUNGAN DAN BANGUNAN
BERKELANJUTAN DI INDONESIA:TINJAUANDARI ASPEK PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

Anda mungkin juga menyukai